Anda di halaman 1dari 5

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Prinsip Kerja Kontrol Kecepatan Turbin Uap Dasar pengontrolan kecepatan turbin uap di PUSRI III dan PUSRI IV menggunakan Compressor Control Corporation (CCC) Series 3+ sebagai pengontrol utamanya. Alat yang menggunakan sistem pengontrol kecepatan itu disebut Governor. Untuk mengatur kecepatan agar tetap stabil pada besaran tertentu gunakan 7500 rpm, governor dengan Compressor Control Corporation (CCC) Series 3+ mengatur uap yang akan masuk ke turbin melalui governor valve atau actuator dan juga pada sistem pembuangan uap melalui exhaustnya.

Gambar 4.1 Sistem Governor untuk Turbin Uap Keterangan Gambar: Panel lokal merupakan panel tempat user memberikan perintah, didalamnya terdapat indikator untuk semua komponen yang dimonitor, seperti: actual dan reference speed. Sistem Interlock merupakan bagian pengamanan dan safety protection untuk kondisi turbin (vibrasi, oil pressure, temperature, dll) yang akan diinformasikan ke controller yang selanjutnya akan diproses oleh

controller untuk pengoperasian turbin, apakah aman untuk running atau tidak. Kontrol lain adalah sinyal dari luar (proses lain) yang digunakan sebagai reference dalam pengoperasian turbine. DRFD (Digital Remote Final Driver) merupakan amplifier / penguat sinyal dari controller, DRFD ini digunakan untuk actuator-actuator ukuran besar yang memerlukan power driver besar (200 - 500 mA). TTV (Trip Throtle Valve) adalah valve proteksi yang akan menutup secara otomatis apabila ada perintah trip (turbine shutdown).

Dari gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa untuk memulai pengoperasian sistem pertama-tama harus dipenuhi terlebih dahulu kondisi aman dari turbin yang akan dijalankan dengan mengatur sistem interlock dari alat, setelah itu masukkan nilai speed yang dibutuhkan sistem (misal 7500 rpm) pada speed controller melalui kontrol panel lokal untuk kemudian disalurkan ke actuator melalui DRFD. Actuator akan mengatur bukaan governor valve untuk memasukkan uap yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin dengan cara mengubah sinyal dari DRFD yang sebesar 20-200mA menjadi bukaan valve sebesar 0-45 derajat putaran. Besar kecilnya bukaan valve seiring dengan naiknya nilai speed pada pengontrol yang tampil pada Compressor Control Corporation (CCC) Series 3+ dengan speed controllernya. Setelah itu uap yang telah masuk ke turbin yang berupa energi potensial akan diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin dan diteruskan untuk dikopelkan ke beban. Beban yang dikopel tergantung yang diinginkan. Jika beban tersebut berupa pompa maka berguna untuk memompa air dan jika beban tersebut berupa kompresor maka akan berguna untuk mengkompresi udara. Sebaliknya jika beban berupa generator maka berguna untuk menghasilkan listrik. Kemudian speed sensor membaca besarnya nilai kecepatan yang ada pada turbin, lalu mengirimkan data yang dihasilkan (feedback) ke speed controller sehingga pada pengontrol tersebut akan dilihat perbandingan selisih nilai kecepatan antara speed set point dengan hasil actual speed. Jika selisih yang

dihasilkan 0 (error 0) maka turbin uap bekerja normal. Jika sebaliknya, apabila speed 7500 rpm belum terpenuhi maka turbin akan terus berputar dan speed sensor akan terus membaca dan mengirimkan hasilnya ke pengontrol hingga speed mencapai 7500 rpm. Berikut ini merupakan blok diagram secara keseluruhan yang menjelaskan prinsip kerja dari sistem pengaturan kecepatan turbin uap dengan Speed Controller Compressor Control Corporation Series 3+.

Gambar 4.2 Blok Diagram Sistem Pengontrolan Kecepatan Turbin Uap

4.2 Pengoperasian Kontrol Kecepatan 4.2.1 Kontrol Panel Tombol, led-led indikator dan readout-readout yang terdapat pada bagian depan panel digunakan untuk berbagai keperluan dalam proses sistem pengontrolan yang yang dapat berupa menghidupkan dan mematikan turbin, memilih pengoperasian turbin untuk dilakukan secara manual atau otomatis, memilih pengaturan nilai kecepatan baik secara lokal, remote atau cascade, merubah-ubah variable control tampilan (PCV) dan tampilan bermacam-macam bagian internal dan pemrosesan sebagaimana dijelaskan pada penjelasan awal pengoperasian kontrol kecepatan seri 3+.

Gambar 4.3 Panel Depan Speed Controller

4.2.2 Pengukuran dan Set Point Kecepatan Kita dapat mengubah sumber masukan speed atau set point kecepatan yang telah dipilih dari kontrol panel seri 3+ dengan cara mengatur terlebih dahulu sistem pengaturan mana yang akan dipilih yang berupa pengaturan kecepatan secara lokal, remote atau masukan cascade dengan memperhatikan kondisikondisi berikut ini. Jika pengontrol beropersi secara manual agar turbin dapat bekerja, pengaturan nilai secara lokal dapat digunakan dengan cara menekan tombol navigasi atas dan bawah untuk menaikkan dan menurunkan kecepatan pada kontrol panel. Jika set point ini dipilih, led indikator pada bagian lokal menyala sedangkan led indikator remote dan cascade padam. Pengaturan nilai secara remote biasanya dikontrol oleh perlengkapannya sendiri tetapi bisa juga memanfaatkan sinyal analog atau komunikasi serial. Jika set point ini dipilih maka remote led menyala beserta Relay Remote dan Coil Remote berfungsi.

Besarnya sinyal frekuensi yang dihasilkan MPU tidak hanya tergantung pada putaran kecepatan tetapi juga banyaknya roda gigi yang dipakai turbin dan dapat dirumuskan sebagai berikut.

MPU Hertz = Banyaknya Roda Gigi x gear RPM 60 Contoh:

MPU Hertz = 220 Gigi x 1800 RPM 60

MPU Hertz = 6600 Hz Besarnya nilai frekuensi inilah yang akan dikirimkan ke pengontrol sebagai actual speed yang akan dibandingkan dengan reference speed. Jika lebih dari satu MPU yang dipakai, maka pengontrol dapat menggunakan aturan berikut ini untuk memutuskan yang mana yang akan digunakan sebagai variable pengontrol kecepatan. Jika ada tiga input sinyal yang baik, kecepatan menengah yang dipilih. Jika ada dua sinyal input yang baik, kecepatan sinyal yang paling tinggi yang dipilih. Jika hanya ada satu sinyal baik, maka kecepatannya dipilih / diatur. Jika semua MPU rusak, maka emergency shutdown yang dipilih.

Anda mungkin juga menyukai