Anda di halaman 1dari 2

IMAN SEBAGAI PONDASI DASAR UMMAT ISLAM Oleh: RIZKI ARIEF EFENDI Imam mesjid Raya Barus

Sudah ketetepan Allah swt, kebahagiaan, kemuliaan, kesuksesan, diberikan Allah swt hanya dalam mengamalkan agama dengan sempurna, agama yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad Saw. Ummat saat ini jauh dari pada agama, apalagi amal-amal agama, penyababnya lemahnya iman, atau bisa dikatakan pondasi iman yang keropos, bisa dibayangkan apabila suatu bangunan gedung bertingkat memiliki pondasi yang tidak kuat atau keropos. Dengan iman yang keropos menjadikan ummat ini tidak bergairah dalam amal-amal agama, ini dapat dibuktikan dengan banyaknya ummat islam tinggalkan sholat, maghrib sholat, isya sholat, shubuh tidak sholat, zuhur dan ashar yang sering lalai akibat kesibukan masing-masing. Apalagi berbicara zakat dan puasa, sudah pasti dalam melaksanakannya tidak sesuai dengan koridor, ketetapan yang dibuat oleh Allah Swt, banyak ummat islam tidak puasa dengan dalih takut kecapean dalam bekerja, begitu juga dengan zakat, banyak orang islam yang tidak betul dalam membayar zakatnya, ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya orang-orang miskin di INDONESIA, padahal ulama beritahu, jikalau ummat islam betul dalam membayar pajak, pasti tidak ada lagi orang miskin. Berbeda dengan para Sahabat, 124 ribu para Sahabat memiliki Iman yang sempurna kepada Allah Swt, bagaimana tidak, Nabi Muhammad Saw 13 tahun mengusahakan iman para sahabat di kota Mekkah, belum turun perintah sholat, puasa, zakat, dan amalan lainnya. Sehingga Iman para Sahabat benar-benar kokoh dan kuat, seperti akar pohon besar yang tertancap jauh kedalam bumi, ini bisa dibuktikan bagaimana para Sahabat mempertahankan iman mereka dari kezoliman kaum kafir Quraisy, sebagaimana Sumayyah ra ditikam kemaluannya oleh Utbah, Bilal di siksa dan diletakkan batu besar diatas dadanya oleh tuannya Ummayah, Khabbab diselar punggungnya dengan besi panas yang menyala, namun yang terucap dari lisan mereka tetap AHAD AHAD AHAD yang maksudnya Allah Esa, Allah Esa, Allah Esa. Dengan keimanan seperti inilah, para sahabat menang dalam perang tersingkat diseluruh dunia yaitu perang Badar, yang mana para sahabat hanya berjumlah 313 orang dengan peralatan perang yang sederhana, sementara di pihak kafir quraisy berjumlah 1000 orang dengan peralatan perang yang lengkap dengan pasukan kuda terlatih, namun para Sahabat dengan Iman yg sempurna yakin akan datangnya pertolongan Allah Barangsiapa bantu agama Allah, Allah akan bantu dia(QS : Muhammad: 7), sehingga Allah Swt turunkan nusroh kepada para sahabat dengan diturunkannya 10 ribu para malaikat dari langit, sehingga jangka waktu 2 jam perang Badar pun usai, dengan dimenangkan oleh kaum muslimin. Begitulah kekuatan Iman para Sahabat, diantara para Sahabat pun terdapat orang yang paling kuat Imannya, yaitu Umar bin Khattab ra. Sehingga dalam perang Tabuk, Umar menyedekahkan setengah hartanya dijalan Allah Swt, begitu zuhudnya Umar sehingga dia hanya memiliki satu pasang pakaian jubah yang membuatnya telambat datang untuk menjadi khatib pada hari jumat, karena harus mencuci dan

menunggunya kering. Namun begitu hebat Iman dan kezuhudan Umar, bila dibandingkan dengan imannya Abu Bakar ra.maka iman Abu Bakar lebih hebat lagi, bayangkan dalam perang Tabuk Abu Bakar menyedekahkan seluruh hartanya dijalan Allah Swt, tanpa meninggalkan sedikitpun dalam rumahnya, begitu juga dengan kezuhudan Abu Bakar, orang yang paling kaya di kota Makkah, tetapi memakai pakaian dari karung goni yang kasar, kancing bajunya terbuat dari duri pelepah kurma, sehingga pada suatu hari Allah Swt mengutus 10 ribu malaikat yang diamiri oleh Jibril dengan memakai pakaian sebagaimana pakaian Abu Bakar, datang menjumpai Nabi Muhammad Saw, kemudian Nabi katakan pada Abu Bakar, Allah Swt mengirim salam kepadamu Allahu Akbar. Lalu bagaimana dengan iman umat islam pada saat sekarang ini? Hanya diri kita masing-masing yang dapat menjawabnya. Wajar saja bila umat islam saat ini identik dengan Teroris, pencuri, dsb. Bahkan bukti nyata bobroknya iman manusia saat ini, yaitu terjadinya kasus korupsi penyelewengan dana pencetakan Al-quran baru-baru ini oleh kementrian Agama. Semua itu tak lepas dari budaya masyarakat itu sendiri, yang sistematisnya sudah rusak dari awalnya, maka tiada cara lain, hanya dengan mengusahakan iman mulai dari diri sendiri, kemudian keluarga, tetangga, negara, lalu umat seluruh alam. Allah Swt tidak merubah suatu kaum, sehingga kaum itu sendiri yang merubahnya. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca yang budiman di seantero bumi ini, khususnya buat diri penulis sendiri. Akhiru kalam, Assalamu alaekum.....wr wb.

Anda mungkin juga menyukai