Anda di halaman 1dari 9

I. IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Agama St.pernikahan Masuk RS : Tn. M : 64 Tahun : Laki-laki : jl.

panciro : Petani : Islam : Menikah : 08 september 2013

II. ANAMNESIS Keluhan utama Susah buang air kecil kadang disertai nyeri saat berkemih Riwayat penyakit sekarang : Sejak 10 bulan yang lalu pasien merasakan susah buang air kecil dan kadang disertai nyeri saat berkemih. Tetapi sejak 1 bulan yang lalu keluhan ini semakin memberat. Pasien juga mengeluh dirinya sering berkali-berkali ke kamar kecil dikarenakan ingin buang air kecil akan tetapi merasa kurang puas, selain itu pasien mngeluh sering terganggu tidurnya dikarenakan sering buang air kecil kira-kira 5 kali setiap malam. Dan sejak 1 minggu terakhir, pasien merasa nyeri pada perut bagian bawah. Warna kencing kuning, tidak disertai darah maupun keruh. Riwayat demam 1 minggu yang lalu , tidak merasakan pusing, mual, maupun muntah. BAB normal.

Riwayat Penyakit dahulu Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami kejadian serupa seperti sekarang. Diabetes melitus, Hipertensi , Alergi, dan batuk lama disangkal.

III. PEMERIKSAAN FISIK Status Present Sakit sedang, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup. Tanda vital TD N P S Kepala Bentuk : Normocephali : 150/80 mmHg : 80 x/ menit : 22 x/menit : 36,7 C

Rambut : warna putih beruban, distribusi merata Mata Tidak tampak kelainan Telinga Normotia, Tidak tampak kelainan Hidung Tidak tampak kelainan Leher Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening Paru Inspeksi Palpasi Perkusi : simetris kiri kanan, tidak tampak tumor. : simetris kiri kanan, Tidak teraba kelainan : sonor kiri=kanan

Auskultasi : Vesikuler, bunyi tambahan tidak ditemukan. Abdomen Inspeks : cembung, Pergerakan ikut gerak napas.

Auskultasi : Peristaltik dalam batas normal

Palpasi Perkusi Kemaluan

: Hepar dan lien tidak teraba, Tidak teraba kelainan : Tympani

Dalam batas normal Ekstremitas Tidak terdapat kelainan, pergerakan dalam batas normal Status urologis Regio Costovertebralis dextra dan Sinistra Tidak tampak kelainan Supra pubik Tidak tampak kelainan Genital eksternal Tidak tampak kelainan Pemeriksaan berdasarkan rectal toucher atau colok dubur Inspeksi Palpasi : T,idak tampak adanya kelainan : Tonus sfingter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampula recti kosong, teraba prostat menonjol ke arah rectum

ukuran 2 cm, kenyal, permukaan licin, simetris kanan dan kiri , pole atas masih dapat teraba, tidak nyeri tekan. Pada sarung tangan tidak ditemukan feses, lendir, maupun darah.

Pemeriksaan penunjang 1. Laboraturium Darah rutin WBC Hb HCT PLT : 12,1 x 103 : 13,8 g/dl : 45.2% : 373 x 103

Kimia Klinik GDS SGOT SGPT : 130 mg/dl : 21 U/L : 20 U/L

Urynalysis Leukosit Protein Erytrosit : +++ :++++ :+++++

2. USG abdomen (tanggal 3 september 2013) Prostat membesar (volume :35,93) VU : tampak batu soliter diameter 4 cm dengan acoustic shadow di posterior. Mukosa menebal. REN: echo normal Hepar, GB, Lien, Pankreas : dalam batas normal Kesan :- Hipertrophy prostat - Vesicholithiasis

IV. RESUME Pasien Tn. M, laki-laki umur 69 tahun datang ke RSUD syekh yusuf dengan keluhan sejak 10 bulan yang lalu pasien mengalami hesitansi dan

disertai disuria, Tetapi sejak 1 bulan yang lalu keluhan ini semakin memberat. Pasien juga mengeluh dirinya sering berkali-berkali ke kamar kecil dikarenakan ingin buang air kecil akan tetapi merasa kurang puas, selain itu pasien frekuen nuktoria kira-kira 5 kali setiap malam. Dan sejak 1 minggu terakhir, pasien merasa nyeri suprapubik. Warna kencing kuning, tidak disertai darah maupun keruh. Riwayat demam 1 minggu yang lalu , tidak merasakan pusing, mual, maupun muntah. BAB normal. Dari pemeriksaan dalam didapatkan Tonus sfingter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampula recti kosong, teraba prostat menonjol ke arah rectum
4

ukuran 2 cm, kenyal, permukaan licin, simetris kanan dan kiri , pole atas masih dapat teraba, tidak nyeri tekan. Pada sarung tangan tidak ditemukan feses, lendir, maupun darah. Pada pemeriksaan urinalisis ditemukan adanya leukosit dan hematuria. USG abdomen memberikan kesan BPH disertai vesicolitiasis.

DIAGNOSIS BPH grade II dan Vesicolithiasis Diagnosa banding Karsinoma prostat, tumor buli-buli, Acute prostatitis Penatalaksanaan Prostatektomy dan Vesikolitotomi terbuka Instruksi post. operasi Ceftriaxone 1 gr/iv/12 jam Ranitidine iv/12 jam Ketorolac iv/8 jam Velchrome/ iv/8 jam Asam traneksamat/iv/12 jam kontrol drain

V. DISKUSI Berdasarkan data diatas pasien ini didiagnosis benign prostat hyperplasia disertai vesicholithiasis. Hal-hal yang mendukung diagnosis tersebut yaitu berdasarkan anamnesa adalah susah buang air kecil sejak 10 bulan yang lalu dan kadang disertai nyeri saat berkemih (dysuria), miksi tidak puas, dan poliuri pada malam hari dan kadang disertai nyeri suprapubik. Sedangkan pemeriksaan dalam didapatkan Tonus sfingter ani mencekik, mukosa rectum licin, ampula recti kosong, teraba prostat menonjol ke arah rectum ukuran 2 cm, kenyal, permukaan licin, simetris kanan dan kiri , pole atas masih dapat teraba, tidak

nyeri tekan. Pada sarung tangan tidak ditemukan feses, lendir, maupun darah. Untuk penentuan derajat dari BPH digunakan metode rectal toucher dimana ukuran prostat yang menonjol ke dalam rectum 2cm, sehingga dapat dikategorikan BPH grade II. Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan. Kelainan ini cukup banyak ditemukan pada laki-laki berusia 50 tahun, dan frekuensinya meningkat secara progresif seiring usia, mencapai 90% pada dekade kedelapan . Hal ini sesuai dengan kasus, dimana usia pasien ini adalah 64 tahun..1,2 Hyperplasia prostat ditandai dengan proliferasi elemen epitel dan stroma, yang menyebabkan kelenjar membesar dan pada sebagian kasus dapat menyebabkan obstruksi aliran kemih. Meskipun penyebab BPH masih belum sepenuhnya dipahami, bukti yang ada saat ini menunjukkan bahwa androgen dan estrogen berperan sinergistik dalam pembentukannya.2 Kelenjar prostat adalah organ tubuh pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Paling sering mengalami pembesaran, baik jinak maupun ganas bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika dan menghambat aliran urin keluar dari bulibuli. Pembesaran ukuran prostat ini akibat adanya hyperplasia stroma dan sel epithelial mulai zona periurethra.3,4,5 Pembesaran prostat menyebabkan terjadinya penyempitan lumen uretra pars prostatika dan menghambat aliran urine sehingga menyebabkan tingginya tekanan intravesika. Untuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan, menyebabkan terjadinya perubahan anatomik buli-buli, yakni : hipertrophi otot destrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Perubahan struktur pada buli-buli tersebut

dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau lower urinary tract symptoms (LUTS).3 Pada pasien ini ditemukan gejala berupa miksi tidak puas, disuria dan adanya nokturia. Hal ini sesuai dengan teori dimana manifestasi klinis timbul akibat peningkatan intrauretra yang akhirnya dapat menyebabkan sumbatan aliran urine secara bertahap. Keluhan LUTS terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif. Gejala obstruksi antara lain : hesitansi, pancaran miksi lemah, miksi tidak puas, menetes setelah miksi. Sedangkan gejala iritatif terdiri dari: frekuensi nokturia, urgensi, dan disuri.3 Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang

disebabkan karena infeksi, trauma, dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu.6

Teori ini sesuai dengan kasus dimana pada pasien ini selain mengalami BPH juga ditemukan vesicolithiasis. Vesikolithiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancer secara tibatiba akan berhenti dan menetes di sertai dengan rasa nyeri. Batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan metabolism kalsium.6, Diagnosis banding pada kasus ini adalah Karsinoma prostat, Ca buli-buli, Acute prostatitis. Karsinoma prostat merupakan keganasan yang terjadi pada laki-laki berusia diatas 55 tahun. Gejala awal tidak muncul atau tidak spesifik. Gejala yang paling sering adalah dysuria, kesulitan dalam menahan kemih, sering berkemih, retensio urine, nyeri pinggang, dan hematuria. 1

Prostatitis atau peradangan pada prostat secara klinis dapat bersifat akut maupun kronis. Manifestasi klinis yaitu dysuria, polakisuria, nyeri punggung bawah, dan nyeri panggul atau suprapubik yang lokasinya kurang jelas. Patologi. Sedangkan karsinoma buli-buli,2 Karsinoma buli-buli lebih sering mengenai laki-laki, biasanya di jumpai sebagai tumor yang superfisial dan pada umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi. Keluhan yang paling utama adalah hematuria baik mikroskopik maupun makroskopiktanpa disertai rasa nyeri dan intermitten. Pada sebagian kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli-buliseperti frekuensi, urgensi, dan dysuria. Keluhan obstruksi juga dapat ditemukan bila tumor menyumbat muara uretra internal leher kandung kemih.7 Pada kasus ini penatalaksaan untuk BPH adalah suprapubik prostatectomy dan vesicolithiasis yaitu vesikolitotomi terbuka. Hal ini sesuai, dimana jenis operasi open prostatektomi dilakukan jika memiliki prostat yan besar, kandung kemih yang mengalami kerusakan atau faktor komplikasi lain, seperti batu kandung kemih. Sedangkan vesikolitotomi terbuka diindikasikan pada batu dengan stone burden yang lebih besar, batu keras, kesulitan akses melalui uretra, dan tindakan bersamaan dengan prostatektomi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Lorraine M.W, Kathleen Branson: Gangguan Sistem Reproduksi Laki-laki. Dalam Price S. A.,Wilson L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. EGC. Jakarta 2. K. Dennis: Sistem Genitalia Laki-Laki. Dalam Robbins et.al, 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7, EGC. Jakarta. 3. Purnomo. 2007. Dasar-Dasar Urologi. Edisi kedua. CV. Sagung seto. Jakarta 4. Birowo & Rahardjo. 2010. Pembesaran prostat jinak. Diunduh dari (http://fkui.co.id/urologi/ppj.mht) 5. Leveillee. 2006. Prostate (http://www.emedicine.com) Hyperplasia Benign. Diunduh dari

6. Sjamjuhidayat & Wim de jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta.

EGC.

7. Mansjoer arif, et.al. Bedah Urologi. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Asculapius. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai