Case Preeklampsi Berat Satiti
Case Preeklampsi Berat Satiti
Disusun oleh: SATITI ENDAH DWI WULANDARI J500 090 004 Pembimbing: dr. Setyo Utomo, Sp.JP; FIHA KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RSUD DR. HARJONO PONOROGO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS Nama Jenis kelamin : Ny. F : Perempuan
Umur
Alamat Pekerjaan Agama Status Pernikahan
: 27 tahun
: Jenengan, Plalangan : Ibu rumah tangga : Islam : Menikah
II. ANAMNESIS
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoananmnesis dan alloanamnesis (anak pasien) dan dilakukan pada tanggal 26 September 2013.
Keluhan Utama
Pasien dibawa ke Bidan didiagnosis tekanan darah tinggi lalu dirujuk ke RSUD Dr. hardjono
belumBAB & BAK, berat badan naik, bengkak di kaki kanan dan kiri
Post Operasi, pasien mengeluh Pusing (+), pasien dibawa ke ICCU RSUD
D. Riwayat Kebiasaan
STATUS INTERNA
Keadaan Umum lemah Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6) Vital Sign : Tekanan Darah : 170/120 mmHg Nadi : 108 x/menit Suhu : 36,5C (aksiler) Respiratory Rate : 24 x/ menit
Kepala Leher
: Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor uk. 3mm, reflek cahaya (+/+) : Leher simetris, deviasi trachea (-), peningkatan JVP (-/-), pembesaran kelenjar limfe (-)
a.
Paru-paru Inspeksi
Palpasi Perkusi Auskultasi
: Kelainan bentuk (-), simetris, retraksi intercostae (-), ketinggalan gerak (-) : Ketinggalan gerak (-), fremitus (N) : (Sonor) : SDV (+), Wh (-), Rh (+/+)
b. Jantung Inspeksi
: dinding dada tidak cembung/cekung, ictus cordis tampak. Palpasi : ictus cordis tidak teraba, tidak kuat angkat di SIC V linea midclavicula sinistra. Perkusi : Batas kiri jantung: Atas : SIC II di sisi lateral linea parasternalis sinistra Bawah : SIC V linea midclavicula sinistra Batas kanan jantung : Atas : SIC II linea parasternalis dextra Bawah : SIC IV linea parasternalis dextra Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)
Ritme : regular
b. Kimia Darah
Pemeriksaan DBIL TBIL SGOT SGPT Urea Creat UA Chol TG HDL Hasil 0,86 0,29 33,5 24,1 36,66 0,87 10,3 317 395 28 Satuan mg/dL mg/dL U/l U/l mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL Nilai Normal 0 0,35 0,2 1,2 0 31 0 31 10 50 0,7 1,2 2,4 5,7 140 200 36 165 45 150
LDL
210
mg/dL
0 190
RESUME/DAFTAR MASALAH
Anamnesis
Pusing cekot-cekot selama hamil dan setelah melahirkan lemas
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign Tekanan Darah Nadi Suhu Respiratory Rate Ekstremitas : 170/120 mmHg : 108 x/menit : 36,5C (aksiler) : 24 x/ menit : edema pada ekstremitas inferior (+/+), pitting oedem (+/+) :
Pemeriksaan Laboratorium
WBC Gran# Gran% 25,4 x 103 620,8 x 103 81,6 % l l l 4,0 10,0 2,0 7,0 50,0 70,0
Chol
317
mg/dL
140 200
DBIL TBIL SGOT SGPT ALP GamaGT Urea UA Chol HDL Natrium Kalium Magnesium
2,86 5,29 122,2 110,2 274 61 107,2 9,6 84 18 131,3 6,09 2,6
mg/dL mg/dL U/l U/l U/l U/l mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mmol/L mmol/L mg/dL
DIAGNOSIS KERJA
Preeklampsi berat
P. Diagnosis
P. Terapi
Preeklampsi
A. Definisi
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan kematian ibu dan janin. Hipertensi terjadi pada 5-10% kehamilan. Masalah pokok yang dihadapi di Indonesia dan Negaranegara berkembang adalah tingginya angka kematian perinatal maupun ibu bersalin. (Sedyawan, 2003)
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik >= 140 mmHg atau tekanan darah diastolic >= 90 mmHg. Sesuai dengan batasan dari National Institutes of Health (NIH) Working on Blood Pressure in Pregnancy preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuri, edema, atau keduanya pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Gallinelli, 1996)
B. epidemiologi
Dari data berbagai kepustakaan didapat angka
kejadian preeklamsia di berbagai Negara antara 710%. Di Indonesia sendiri angka kejadian preeklamsia berkisar antara 3,4-8,5%. (Manuelpillai, 2003)
C. Faktor resiko
D. etiologi
Hingga saat ini etiologi dari preeklamsia masih belum diketahui dengan pasti. Telah banyak hipotesis yang diajukan untuk mencari etiologi dari preeklamsia sehingga Zweifel menyebut preeklamsia sebagai the disease of theories (NHBLI,2000). Adapun hipotesis yang diajukan diantaranya adalah :
genetik Iskemik plasenta
Disfungsi endotel
imunologis
Partus prematurus
Hipertensi kronis
Diabetes melitus
Kehamilan ganda & mola hidatidosa
E. klasifikasi
Preeklamsi ringan
TD >= 140/90 Proteinuria >= 300mg/24 jam atau +1 atau +2
Preeklamsi berat
TD >= 160/110 Proteinuria >= 5 g/24 jam atau +3 +4 Oliguria Kenaikan kadar kreatinin plasma Gangguan visus dan serebral Nyeri epigastrium Edem paru Pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat
F. patofisiologi
Ketidakseimbangan antara massa plasenta & aliran darah
Degenerasi trofoblas
Pelepasan tromboplastin
angiotensin perifer
angiotensin uterin
supresi
PGE uterin
Proteinuria
GFR
hipertensi
Edema
Hepar Neurologik Paru Konstriksi pembuluh darah
G. Manifestasi Klinis
hipertensi Mualmuntah
edema
H. diagnosa
Diagnosa preeklamsi berdasarkan pada
perkembangan gejala klinik yang timbul setelah umur kehamilan 20 minggu pada wanita yang pada awal kehamilan tekanan darahnya normal. (ACOG, 2002). Gejala klinis tersebut adalah hipertensi, proteinuria dan edema.
I. penatalaksanaan
Prinsip pengobatan preeklamsia berat adalah : - Mencegah jangan sampai terjadi kejang - Mengendalikan hipertensi - Mengakhiri kehamilan jika ada indikasi ibu atau bayi (Arias F, 1993)
Mengendalikan hipertensi dengan pemberian obat antihipertensi adalah mencegah jangan sampai terjadi perdarahan otak atau gagal ventrikel jantung kiri. Diduga bahwa obat antihipertensi berguna juga untuk mencegah selective cerebral arterial vasospasm yang menyebabkan kejang eklamsia. Perfusi serebral dipertahankan pada tingkat kira-kira 55 ml/menit/100 g jaringan tergantung mean arterial preassure dan komposisi darah.
Nama Obat
Keterangan
Simpatolitik sentral
Metildopa, klonidin Penyekat reseptor beta Oxprenolol Atenolol Cukup aman, dapat dipakai bersama prazosin dan hidralazin Untuk kasus ringan dan berat, mencegah preeklamsia, sedikit efek samping dan aman, menyebabkan bradikardia pada janin Sangat berguna pada kasus ringan dan berat, tidak menimbulkan bradikardi pada janin Pindolol Metroprolol Sotalol Acebutolol, propanolol Penyekat reseptor alfa Prazosin Penyekat alfa dan beta Labetolol Vasodilator perifer Cukup aman, dapat diberi melalui vena pada kasus hipertensi berat Dipakai bila tidak dapat memakai penyekat beta, dosis 0,5mg Pengalaman terbatas tetapi cukup aman & efektif Pada kasus aritmia Dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat Dipakai pada kasus ringan, efek samping sering terjadi
Hidralasin
Nifedipin
Daftar pustaka
American College of Obstetricians and Gynecologists. 2002. Washington DC Arias, F. 1993. Preeclampsia and eclampsia. In practical guide to high risk
pregnancy and delivery. Philadelphia. 183-212 Budiono E. 2002. Pengaruh vit E terhadap kadar malondialdehid pada pengidap diabetes mellitus tipe 2 (tesis). Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUGM Cunningham, Gant. 2005. William Obstetrics. P. 762-98Sedyawan, Jetty. 2003. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FKUI Gallinelly, Gennazeni. 1996. Episodic secretion of activin A in pregnan women. Euro J Endocrinol; 138:3976-86 Ganong WF. Physiology of Reproduction in Women. P. 924-40 Manuelpillai U. 2003. Activian A and activin receptors in gestasional tissue from preeklamtic pregnancies. Journal Endocrinol National Heart Lung and Blood Institute. Working group report on High Blood Preassur in Pregnancy. P. 201 Prawirohardho, S. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: RBP-SP Silver HM, et al. 2002. Mechanism of Increased maternal serum total aktivin A and inhibin A in preeclamsia.p. 308-12
Terima kasih