Anda di halaman 1dari 7

1

SURAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH


Oleh Imron Chanafi

A. Latar Belakang Para Ulama antusias untuk menyelidiki surat-surat Makkiyah dan Madaniyah. Mereka meneliti Al-Quran ayat demi ayat dan surat demi surat untuk ditertibkan sesuai dengan turunnya, dengan memperhatikan waktu, tempat, dan pola kalimat. Lebih dari itu, mereka mengumpulkan antara waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan suatu kecermatan yang memberikan kepada peneliti gambaran mengenai kebenaran ilmiah tentang ilmu Makkiyah dan Madaniyah. Itulah sikap Ulama kita dalam pembahasanpembahasan terhadap Al-Quran dan juga masalah lain. B. Pengertian Surah Makki Dan Madani. Pengartian surat makki adalah yang pertama, surah yang turun sebelum hijrah meskipun buka di makkah. Yang kedua, surah yang turun di makkah dan sekitarnya. Dan yang ketiga yakni surah yang di dalamnya terdapat seruan untuk penduduk makkah. Sedangangkan surah madani adalah yang pertama, surah yang di turunkan sesudah hijrah sekalipun bukan di madinah. Kedua, surah yang turun di madinah dan sekitarnya. Dan yang terakhir adalah surah yang di dalamnya terdapat seruan untuk orang madinah. C. Surah Makki dan Ciri-Ciri Khas Temanya Ciri-ciri khas temanya adalah sebagai berikut yaitu: 1. Setiap surah yang di dalamnya mengandung sajdah. 2. Setiap surah yang di dalamnya mengandung lafadz kalla. 3. Setiap surah yang di dalamnya mengandung ( ) dan tidak mengandung ( ) kecuali surah Al-haj yang pada akhir surah terdapat ( ) . 4. Setiap surah yang di dalamnya mngendung kisah para nabi dan umat terdahulu kecuali surah Al-baqarah.

5. Setiap surah yang di dalamnya mengandung kisah adam dan iblis kecuali surah Al-baqarah. 6. Stiap surah yang di buka dengan huruf-huruf singkatan seperti ( , , ,) dan lain-lainnya kecuali surah Al-Baqarah dan al-imran sedangkan surah Ar-rad masih di perselesihkan. Ini adalah dari segi ketentuan, sedangkan dari segi cirri tema dan gaya bahasa dapatlah di ringkas sebagai berikut : 1. Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya dan yang terakhir yakni surge beserta kenikmatannya. 2. Peletakan dasar-dasar hukum umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat dan penyingkapan doa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara dholim dan tradisi lainnya. 3. Menyebutkan kisah para nabi dan umatumat terdahulu sebagai pelajaran bagi mereka. 4. Suku katanya pendek-pendek di sertai kata-kata yang mengesankan sekali. D. Surah Madani dan Ciri-Ciri Khas Temanya 1. Setiap surah yang berisi khad atau kewajiban. 2. Setiap surah yang di dalamnya di sebutakan orang-orang munafik. 3. Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab. 4. Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang. E. Kegunaan Dalam Mengetahui Surah Makki Atau Madani Kegunaan dalam mengetahui surah makki atau madani adalah : 1. Untuk di jadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-quran 2. Meresapi gaya bahasa Al-quran dan memanfaatkannya dalam metode berdakwa menuju jalan Allah. 3. Mengetahui sejarar hidup nabi melalui ayat-ayat Al-quran sebab turunnya wahyu kepada rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik dalam priode makkah maupun periode maninah.

F. Sebab-Sebab Diturunkannya Ayat-Ayat Yang di Sebut Makki dan Madani 1. Sebab Turunnya Ayat Disebut Makki Dakwah menuju jalan Allah itu memiliki metode tertentu dalam menghadapi segala kerusakan aqidah dan perundang-undangan dan prilaku supaya kehidupan yang terputar dapat terbentuk atas dasar bimbingan Allah. Orang yang membaca Al-quran akan melihat bahwa ayat-ayat makkiyah mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat madaniyah, baik dalam irama maupun maknanya. Pada zaman jahiliah masyarakat sedang dalam keadaan buta dan tuli, menyembah berhala, mempersekutukan Allah, mengingkari wahyu, mendustakan hari akhir dan mereka mengatakan : )24 : ( Artinya : kehidupan ini tidak lain hanya kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan yang akan membinasakan kita adalah waktu.(Al-jasiyah 45:24). Mereka hali bertengkar yang sengit sekali, tukang berdebat dengan kata-kata yang pedas sehingga wahyu makki (yang di turunkan di makkah) juga berupa goncangan goncangan yang mencekam, menyala-nyala saperti api yang member tanda bahaya disertai argumentasi yang sangat kuat dan tegas. Demikianlah Al-quran surah makkiyah itu penuh dengan ungkapan-ungkapan yang kedengarannya amat keras di telinga seperti dalam surat Qoriah, Gasyiah dan Waqiah dengan huruf hijaiyah pada permulaan surah dan ayat-ayatnya berisi tantangan di dalamnya, buktibukti alamiyah dan yang dapat di terima akal. 2. Sebab Turunnya Ayat Yang di Sebut Madani Setelah terbentuk jamaah yang beriman pada Allah, malaikat, kitab dan rosul-Nya, kepada hari akhir dan qodar, baik dan buruknya serta aqidahnya telah di uji dengan berbagai cobaan dari orang orang musyrik dan akhirnya dapat bertahan dan dengan agamanya itu mereka hijrah karena lebih mengutamakan apa yang ada di sisi Allah daripada

kesenangan hidup duniawi, oleh sebab itu turunlah ayat-ayat madaniyah yang panjang-panjang membicarakan hukum-hukum islam serta

ketentuan-ketentuannya, mengajak berjihad dan berkorban di jalan Allah kemudian menjelaskan dasar-dasar perundang-undangan, meletakkan aqidah-aqidah kemasyarakatan juga menyingkap aib dan isis hati orangorang munafik, berdialog dengan ahli kitab dan membungkam mulutu mereka. G. Cara-Cara menentukan Makki dan Madani Untuk mengetahui dan menentukan Makiyyah dan Madaniyyah, para Ulama bersandar pada dua cara utama: 1. SimaI naqli (pendengaran seperti apa adanya). 2. Qiyasi ijtihadi (bersifat ijtihad). Cara pertama didasarkan pada riwayat shahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu, atau dari para tabiin yang menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, dimana, dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan Makiyyah dan Madaniyyah itu didasarkan pada cara yang pertama ini. Namun demikian, semua itu tidak terdapat sedikitpun keterangan dari Rasulullah, karena ia tidak termasuk dalam kewajiban, kecuali terdapat dalam batas yang membedakan mana yang nasikh dan mana yang mansukh. AlQadhi Abu Bakar bin Ath-Thayib Al-Baqillani dalam menegaskan, Al-Intishar Pengetahuan tentang Makiyyah dan Madaniyyah itu

mengacu pada hafalan para sahabat dan tabiin. tidak ada satupun keterangan dari Rasulullah mengenai hal itu, karena Beliau tidak diperintahkan untuk itu, dan Allah tidak menjadikan Ilmu Pengetahuan itu sebagai kewajiban umat. Bahkan sekalipun sebagian pengetahuannya dan pengetahuan mengenai sejarah nasikh dan mansukh itu wajib bagi ahli ilmu, tetapi pengetahuan tersebut tidak harus diperoleh melalui nash dari Rasulullah. Cara kedua didasarkan pada cirri-ciri Makiyyah dan Madaniyyah. Apabila dalam surat Makiyyah terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Madani atau mengandung peristiwa Madani, maka dikatakan bahwa ayat itu

Madaniyyah. Dan apabila surat dalam Madaniyyah terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Makki atau mengandung peristiwa Makkki, maka yat tadi dikatakan sebagai ayat Makiyyah. Bila dalam surat terdapat cirri-ciri Makiyyah, maka surat itu dinamakan surat Makiyyah. Demikian pula bila dalam satu surat terdapat cirri-ciri Madaniyyah, maka surat itu dinamakan surat Madaniyyah. Inilah yang disebut Qiyas Ijtihadi. Oleh karena itu, para ahli mengatakan, setiap surat yang didalamnya ada kisah para nabi dan umat-umat terdahulu, maka surat itu adalah Makiyyah. Dan setiap surat yang didalamnya mengandung kewajiban atau ketentuan hokum, maka surat itu adalah Madaniyyah. Al-Jabari mengatakan, untuk mengetahui Makiyyah dan Madaniyyah ada dua cara; simai(pendengaran) dan qiyasi (analogi). Sudah tentu SimaI pegangannya berita pendengaran, sedangkan Qiyasi berpegang pada penalaran. Baik berita pendengaran maupun penalaran, keduanya merupakan metode pengetahuan yang valid dan metode peneliian ilmiah. H. Kesimpulan Pengetahuan tentang ayat-ayat Makkah dan Madinah merupakan bagian yang terpenting dalam Ulum Quran. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan. Sebagaian surat di dalam Al-Quran berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut dan dalam beberapa hal muncul perbedaan pendapat dari kalangan para ulama tentang klasifikasi ayat-ayat tertentu. Bagaimanapun juga secara keseluruhan memang sudah berhasil disusun suatu pola pemisahan (pembagian) yang sudah mapan, dan telah digunakan secara meluas secara ilmu tafsir, dan dijabarkan dari bukti-bukti internal yang ada dalam Teks alQuran itu sendiri. Definisi Makki dan Madani oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan Massa turun (zaman an-nuzul), Tempat turun (makan an-nuzul), Objek pembicaraan (mukhatahab), Tema pembicaraan (maudu).

DAFTAR PUSTAKA (Al) Hasani, Muhammad Bin Alawi Al-Maliki, Zubatul Itqon Fil Ulumil Quran, Jiddah: Darusy Syuruf. 1986. (Al) Qattan, Manna Khalil Studi Ilmu-Ilmu quran / Manna Khalil Al-Qattan, Bogor: Litera Antar Nusa. 1973.

SURAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH


(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester APLIKOM)

DosenPengampu : Muhammad Nizar, S.E, M.E.I

Di susun oleh : M. ImronChanafi (201386010021)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN 2013

Anda mungkin juga menyukai