Anda di halaman 1dari 4

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

4.1

Tempat dan Waktu Kegiatan praktek kerja lapang ini dilakukan laboratorium kelompok

pemupukan dan nutrisi tanah pada bidang pertanian, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan Tenaga Nuklir Nasional (PATIR BATAN) pasar jumat Jakarta, kelurahan lebak bulus, kecamatan cilandak Jakarta Selatan. Praktek Lapangan dilakukan selama satu bulan yang berlangsung mulai tanggal 1 Februari sampai 28 Februari 2013.

4.2 4.2.1

Alat dan Bahan Alat Alat Yang Digunakan Pada Penelitian Ini Adalah Gelas Piala, Gelas Ukur,

Pipet Gondok, Labu Ukur, Erlenmeyer, Cawan Porselen, Botol Timbang, Timbangan Analitik, Desikator, Oven, Lemari Asam, Tanur, Spektorofotometer UV-Vis, Satake Pollisher, Alat Giling Karl Kolb.

4.2.2

Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biji sorgum

PATIR-101, biji sorgum PATIR-81, biji sorgum ZH-30, Biji sorgum varietas mandau, selenium, H2SO4 pekat, HCL 0,1 N, Indikator Toshiro, NaOH 50%, NaOH 0,1N, HN03 1:2, Amonium Vanadat 0,25%, Amonium Heptamolibdat 5%, aquades, Larutan Standar

4.3 4.3.1

Prosedur Kerja Proses penyosohan dan penepungan biji sorgum Sorgum yang digunakan adalah varietas Mandau (Kontrol Nasional, ZH-

30 (Kontrol Induk), PATIR-101, PATIR-81. Pembersihan biji sorgum dari material selain biji sorgum, seperti potongan batang, daun, sorgum yang tidak sehat (kecil, keriput, dan pecah), batu-batuan, dll. Selanjutnya biji sorgum yang telah bersih tersebut disosoh dengan alat satake polisher berdasarkan waktu penyosohan masing-masing selama 2 menit. Kulit akan terpisah selama proses penyosohan. Dari tahapan di atas, diperoleh sorgum sosohan. Biji sorgum hasil penyosohan selanjutnya dibuat tepung dengan menggunakan alat karl kolb menjadi tepung sorgum.

4.3.2

Komposisi Kimia Sorgum Analisis komponen kimia tepung biji sorgum sosoh, dilakukan dengan

metode AOAC (2004). Analisis proksimat biji sorgum yang dilakukan meliputi kadar air (metode oven), kadar abu (metode tanur), protein (metode mikrokjeldahl), dan posfat (metode spektorfotometer UV-Vis).

4.3.2.1 Kadar air (AOAC 2004) Tepung sorgum ditentukan kadar airnya dengan metode gravimetrik. Tepung sorgum sebanyak 2 g dimasukkan dalam botol timbang kosong yang sudah diketahui beratnya. Sampel dikeringkan dalam oven vakum suhu 105oC selama 3 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator selama semalam kemudian

ditimbang. Selisih berat sampel setelah pemanasan merupakan jumlah kadar air yang terkandung dalam sampel.

4.3.2.2 Kadar abu metode tanur (AOAC 2004) Tepung sorgum dari hasil uji kadar air diambil sebanyak 1,8 gram dimasukkan dalam wadah kosong yang sudah diketahui beratnya. Sampel dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 300oC selama 1,5 jam, kemudian suhu tanur dinaikkan hingga 600oC selama 2,5 jam. Sampel didinginkan ke dalam desikator selama semalam, lalu ditimbang.

4.3.2.3 Kadar protein total metode Kjeldahl (AOAC 2004) Tepung sorgum 0,5 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. Kemudian ditambahkan selenium secukupnya, dan 5 mL H2SO4 pekat. Sampel dididihkan selama 30 menit sampai cairan menjadi jernih. Selanjutnya didinginkan, setelah dingin ditambahkan air perlahan-lahan, kemudian

didinginkan kembali. Setelah dingin, isi labu dipindahkan ke alat distilasi. Labu dibilas 5-6 kali dengan air 1-2 ml air. Air bilasan ini dipindahkan ke alat distilasi. Di bawah kondensor diletakkan erlenmeyer yang berisi 5 ml larutan H3BO3 dan 3 tetes indikator toshiro (campuran metilen merah dan metilen biru). Ujung tabung kondensor terendam di bawah larutan H3BO3. Pada alat distilasi ditambahkan NaOH 50%, kemudian dilakukan destilasi sampai tertampung distilat dalam erlenmeyer. Distilasi dititrasi dengan NAOH 0,1N sampai terjadi perubahan

warna biru kehijauan. Persentase kadar nitrogen dalam sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai