Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan

di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-20 0! menjadi Dekade Tulang dan Persendian. "engan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan ke#epatan kendaraan maka mayoritas kemungkinan terjadinya $raktur adalah akibat ke#elakaan lalu lintas. Sementara trauma % trauma lain yang dapat mengakibatkan $raktur adalah jatuh dari ketinggian, ke#elakaan kerja, dan #edera olah raga. Sebagian besar $raktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba % tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghan#uran, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. &kibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan, dan arahnya. 'ita harus dapat membayangkan rekonstruksi terjadinya ke#elakaan agar dapat menduga $raktur yang dapat terjadi. Setiap trauma yang dapat mengakibatkan $raktur juga dapat sekaligus merusak jaringan lunak di sekitar $raktur mulai dari otot, $as#ia, kulit, tulang, sampai struktur neuro(askuler atau organ % organ penting lainnya. )raktur bukan hanya persoalan terputusnya kontinuitas tulang dan bagaimana mengatasinya, akan tetapi harus ditinjau se#ara keseluruhan dan harus diatasi se#ara simultan. Harus dilihat apa yang terjadi se#ara menyeluruh, bagaimana, jenis penyebabnya, apakah ada kerusakan kulit, pembuluh darah, syara$, dan harus diperhatikan lokasi kejadian, *aktu terjadinya agar dalam mengambil tindakan dapat dihasilkan sesuatu yang optimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. FRAKTUR

1. DEFINISI FRAKTUR )raktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan+atau tulang ra*an sendi, tulang ra*an epi$isis baik yang bersi$at total maupun parsial yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. ,rauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan ba*ah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang kla(ikula atau radius distal patah.2,2. ./'&01S./ )2&',32 3ntuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui keadaan $isik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. ,ulang kortikal mempunyai struktur yang dapat menahan kompresi dan tekanan memuntir (shearing!. 'ebanyakan $raktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan trauma tekanan membengkok, memutar dan tarikan. ,rauma dapat bersi$at 4 5 ,rauma langsung 4 trauma yang dapat menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi $raktur pada daerah tekanan. )raktur yang terjadi biasanya bersi$at komuniti$ dan jarinagn lunak ikut mengalami kerusakan. 5 ,rauma tidak langsung 4disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan kedaerah yang lebih jauh dari daerah $raktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan $raktur pada kla(ikula. Biasanya jaringan lunak tetap utuh. ,ekanan pada tulang dapat berupa 4 5 5 5 ,ekanan berputar yang meneybabkan $raktur bersi$at spiral atau oblik ,ekanan membengkok yang meneybabkan $raktur trans(ersal ,ekanan sepanjang aksis tulang dapat menyebabkan $raktur impaksi, dislokasi, atau $raktur dislokasi 5 'ompresi (ertikal dapat meneyebabkan $raktur komuniti$ ayat meme#ah, misalnya pada badan oblik atau $raktur 6

5 5

)raktur oleh karena remuk ,rauma karena tarikan pada ligament atau tendo akan menarik sebagai tulang

&kibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. ,rauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut patah tulang terbuka. 7atah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut $raktur dislokasi. 2 2. GEJALA DAN TANDA .ani$estasi klinis $raktur adalah didapatkan adanya ri*ayat trauma, hilangnya $ungsi, tandatanda in$lamasi yang berupa nyeri akut dan berat, pembengkakan lokal, merah+perubahan *arna, dan panas pada daerah tulang yang patah. Selain itu ditandai juga dengan de$ormitas, dapat berupa angulasi, rotasi, atau pemendekan, serta krepitasi. &pabila $raktur terjadi pada ekstremitas atau persendian, maka akan ditemui keterbatasan 89S (lingkup gerak sendi!. 7seudoartrosis dan gerakan abnormal. -, : ,idak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap $raktur, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penunjang. 7emeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan ;-$oto, yang harus dilakukan dengan 2 proyeksi yaitu anterior-posterior dan lateral. "engan pemeriksaan ;-$oto ini dapat dilihat ada tidaknya patah tulang, luas, dan keadaan $ragmen tulang. 7emeriksaan ini juga berguna untuk mengikuti proses penyembuhan tulang. -, < "iagnosis $raktur bergantung pada gejala, tanda $isik dan pemeriksaan sinar-= pasien. Biasanya pasien mengeluhkan mengalami #edera pada daerah tersebut. Bila berdasarkan pengamatan klinis diduga ada $raktur, maka perlakukanlah sebagai $raktur sampai terbukti lain. : A.3. PEMBAGIAN FRAKTUR )raktur berdasarkan derajat atau luas garis $raktur terbagi atas - 4 complete, dimana tulang patah terbagi menjadi dua bagian ($ragmen! atau lebih, serta incomplete (parsial!. )raktur parsial terbagi lagi menjadi4 )issure+>ra#k+Hairline % tulang terputus seluruhnya tetapi masih tetap di tempat, biasa terjadi pada tulang pipih

Greenstick Fracture % biasa terjadi pada anak-anak dan pada os radius, ulna, #la(i#ula, dan #ostae

Buckle Fracture % $raktur di mana korteksnya melipat ke dalam

Berdasarkan garis patah+kon$igurasi tulang dibagi menjadi - 4 ,rans(ersal % garis patah tulang melintang sumbu tulang (?0- 00o dari sumbu tulang! 2 tulang! : < 8ongitudinal % garis patah mengikuti sumbu tulang Spiral % garis patah tulang berada di dua bidang atau lebih Comminuted % terdapat 2 atau lebih garis $raktur Oblik % garis patah tulang melintang sumbu tulang (@?0 o atau A 00o dari sumbu

Berdasarkan hubungan antar $ragmen $raktur4 a. Undisplace % $ragmen tulang $raktur masih terdapat pada tempat anatomisnya b. Displace % $ragmen tulang $raktur tidak pada tempat anatomisnya, terbagi atas4 - Shifted Sideways % menggeser ke samping tapi dekat - Angulated % membentuk sudut tertentu

- Rotated % memutar - Distracted % saling menjauh karena ada interposisi - O erriding % garis $raktur tumpang tindih - !mpacted % satu $ragmen masuk ke $ragmen yang lain Gambar 1. Tipe Frak !r me"!r! #ari$ %rak !r"&a

Se#ara umum, berdasarkan ada tidaknya hubungan antara tulang yang $raktur dengan dunia luar, $raktur juga dapat dibagi menjadi 2, yaitu $raktur tertutup dan $raktur terbuka. "isebut $raktur tertutup apabila kulit di atas tulang yang $raktur masih utuh. Sedangkan apabila kulit di atasnya tertembus dan terdapat luka yang menghubungkan tulang yang $raktur dengan dunia luar maka disebut $raktur terbuka, yang memungkinkan kuman dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah sehingga #enderung untuk mengalami kontaminasi dan in$eksi. 2, B B. PENATALAKSANAAN FRAKTUR :, B, C 1. Pe"a a'ak$a"aa" $e(ara Um!m )raktur biasanya menyertai trauma. 3ntuk itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas (air*ay!, proses perna$asan (breathing! dan sirkulasi (#ir#ulation!, apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis

dan pemeriksaan $isik se#ara terperin#i. Waktu tejadinya ke#elakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di 2S, mengingat golden period -B jam. Bila lebih dari B jam, komplikasi in$eksi semakin besar. 8akukan anamnesis dan pemeriksaan $isis se#ara #epat, singkat dan lengkap. 'emudian lakukan $oto radiologis. 7emasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan men#egah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan $oto. 2. Pe"a a'ak$a"aa" Ke)ar!ra a" Segera setelah #edera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari adanya $raktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila di#urigai adanya $raktur, penting untuk meng-imobilisasi bagian tubuh segara sebelum pasien dipindahkan. Bila pasien yang mengalami #edera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan diba*ah tempat patah untuk men#egah gerakan rotasi maupun angulasi. 9erakan $ragmen patahan tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih lanjut. 0yeri sehubungan dengan $raktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan menghindari gerakan $ragmen tulang dan sendi sekitar $raktur. 7embidaian yang memadai sangat penting untuk men#egah kerusakan jaringan lunak oleh $ragmen tulang. "aerah yang #edera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan ken#ang. 1mobilisasi tulang panjang ekstremitas ba*ah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai bersama, dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas yang #edera. 7ada #edera ektremitas atas, lengan dapat dibebatkan ke dada, atau lengan ba*ah yang #edera digantung pada sling. 7eredaran di distal #edera harus dikaji untuk menentukan ke#ukupan per$usi jaringan peri$er. 7ada $raktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril! untuk men#egah kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Dangan sekali-kali melakukan reduksi $raktur, bahkan bila ada $ragmen tulang yang keluar melalui luka. 7asanglah bidai sesuai yang diterangkan di atas. 7ada bagian ga*at darurat, pasien die(aluasi dengan lengkap. 7akaian dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi #edera. 7akaian pasien mungkin

harus dipotong pada sisi #edera. /ktremitas sebisa mungkin jangan sampai digerakkan untuk men#egah kerusakan lebih lanjut. 3. Pri"$ip Pe"a"#a"a" Frak !r 7rinsip-prinsip tindakan+penanganan $raktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan pengembalian $ungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi :, B4 a. Re)!k$i, yaitu 4 restorasi $ragmen $raktur sehingga didapati posisi yang dapat diterima.B 5 2eduksi $raktur (setting tulang! berarti mengembalikan $ragmen tulang pada kesejajarannya dan posisi anatomis normal. 5 Sasarannya adalah untuk memperbaiki $ragmen-$ragmen $raktur pada posisi anatomik normalnya. 5 .etode untuk reduksi adalah dengan re)!k$i er ! !p, rak$i, dan re)!k$i erb!ka.: .etode tertentu yang dipilih bergantung si$at $raktur, namun prinsip yang mendasarinya tetap sama. Biasanya dokter melakukan reduksi $raktur sesegera mungkin untuk men#egah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat in$iltrasi karena edema dan perdarahan. 7ada kebanyakan kasus, reduksi $raktur menjadi semakin sulit bila #edera sudah mengalami penyembuhan. Me *)e re)!k$i + . Re)!k$i er ! !p, pada kebanyakan kasus reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan $ragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan! dengan E.anipulasi dan ,raksi manualF. Sebelum reduksi dan imobilisasi, pasien harus dimintakan persetujuan tindakan, analgetik sesuai ketentuan dan bila diperlukan diberi anestesia. /ktremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan sementara gips, bidai atau alat lain dipasang oleh dokter. &lat imobilisasi akan menjaga reduksi dan menstabilkan ektremitas untuk penyembuhan tulang. Sinar-= harus dilakukan untuk mengetahui apakah $ragmen tulang telah dalam kesejajaran yang benar. 2. Trak$i, dapat digunakan untuk mendapatkan e$ek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. -. Re)!k$i erb!ka, pada $raktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. "engan pendekatan bedah, $ragmen tulang direduksi. &lat $iksasi interna dalam bentuk pin, ka*at, sekrup, palt, paku

atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahan kan $ragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. b. Im*bi'i$a$i 5 Setelah $raktur direduksi, $ragmen tulang harus diimobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. 5 5 Sasarannya adalah mempertahankan reduksi di tempatnya sampai terjadi penyembuhan. .etode untuk mempertahankan imobilisasi adalah dengan alat-alat EeksternalF (bebat, bra#e, #ase, pen dalam plester, $iksator eksterna, traksi, balutan! dan alat-alat EinternalF (nail, lempeng, sekrup, ka*at, batang, dll!. Tabe' 1. Perkiraa" ,ak ! Im*bi'i$a$i &a"# Dib! !-ka" !" !k Pe"&a !a" T!'a"# Frak !r

(. Re-abi'i a$i 5 5 Sasarannya meningkatkan kembali $ungsi dan kekuatan normal pada bagian yang sakit. 3ntuk mempertahankan dan memperbaiki $ungsi dengan mempertahankan reduksi dan imobilisasi adalah peninggian untuk meminimalkan bengkak, memantau status neuro(askuler, mengontrol ansietas dan nyeri, latihan isometrik dan pengaturan otot, partisipasi dalam akti$itas hidup sehari-hari, dan melakukan akti$itas kembali se#ara bertahap dapat memperbaiki kemandirian $ungsi. 7engembalian bertahap pada akti(itas semula diusahakan sesuai batasan terapeutik. Tabe' 2. Ri"#ka$a" Ti")aka" er-a)ap Frak !r

.. K/MPLIKASI FRAKTUR a. 'omplikasi segera

, B, C

. 'omplikasi lokal % dapat berupa kerusakan kulit, pembuluh darah (hematom, spasme arteri, dan kontusio!, kerusakan sara$, kerusakan otot, dan kerusakan organ dalam. 2. 'omplikasi sistemik % syok hemoragik b. 'omplikasi a*al . 'omplikasi lokal % sekuele dari komplikasi segera, berupa nekrosis kulit, gangren, trombosis (ena, komplikasi pada persendian (artritis!, dan pada tulang (in$eksi+osteomielitis!. 2. 'omplikasi sistemik % emboli lemak, emboli paru, pneumonia, tetanus, delerium tremens. #. 'omplikasi lanjut . 'omplikasi pada persendian % dapat terjadi kontraktur dan kekakuan sendi persisten, penyakit sendi degenerati$ pas#a trauma. 2. 'omplikasi tulang % yakni penyembuhan tulang abnormal (malunion, delayed union dan non union!. .al union adalah keadaan dimana tulang menyambung dalam posisi tidak anatomis, bisa sembuh dengan pemendekan, sembuh dengan angulasi, atau sembuh dengan rotasi.

Delayed union adalah proses penyembuhan patah tulang yang melebihi *aktu yang diharapkan, hal ini berarti bah*a proses terjadi lebih lama dari batas *aktu yaitu umumnya --< bulan.B 0on union adalah keadaan dimana suatu proses penyembuhan patah tulang berhenti sama sekali dan penyembuhan patah tulang tidak akan terjadi tanpa koreksi pembedahan. -. 'omplikasi pada otot % miositis pas#a trauma, ruptur tendo lanjut :. 'omplikasi sara$ % "ardy ner e palsy D. PR/SES PEN0EMBUHAN FRAKTUR Se#ara ringkas tahap penyembuhan $raktur dibagi menjadi < tahap sebagai berikut :, B 4 . S a)i!m Pembe" !ka" Hema *m + - Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah yang robek - Hematom dibungkus jaringan lunak sekitar (periosteum G otot! - ,erjadi sekitar -2 = 2: jam 2. S a)i!m Pr*'i%era$i Se' 1 I"%'ama$i + - Sel-sel berproli$erasi dari lapisan dalam periosteum, sekitar lokasi $raktur - Sel-sel ini menjadi pre#ursor osteoblast - Sel-sel ini akti$ tumbuh ke arah $ragmen tulang - 7roli$erasi juga terjadi di jaringan sumsum tulang - ,erjadi setelah hari ke-2 ke#elakaan terjadi -. S a)i!m Pembe" !ka" Ka''!$ + - Osteoblast membentuk tulang lunak (kallus! - 'allus memberikan rigiditas pada $raktur - Dika terlihat massa kallus pada ;-ray berarti $raktur telah menyatu - ,erjadi setelah B- 0 hari setelah ke#elakaan terjadi :. S a)i!m K*"$*'i)a$i +

- 'allus mengeras dan terjadi proses konsolidasi. )raktur teraba telah menyatu - Se#ara bertahap menjadi tulang mature - ,erjadi pada minggu ke -- 0 setelah ke#elakaan <. S a)i!m Rem*)e'i"# + - 8apisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi eks $raktur - ,ulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast - 7ada anak-anak remodeling dapat sempurna, pada de*asa masih ada tanda penebalan tulang. 7roses penyembuhan tulang sangat dipengaruhi oleh berbagai $aktor, men#akup4 usia, lokasi dan jenis $raktur, kerusakan jaringan sekitar $raktur, banyaknya gerakan pada $ragmen $raktur, pengobatan, adanya in$eksi atau penyakit lain yang menyertai (seperti diabetes mellitus!, derajat trauma, gap antara ujung $ragmen dan pendarahan pada lokasi $raktur. B, ? E. FRAKTUR TERBUKA E.1. KLASIFIKASI )raktur terbuka dibagi menjadi - derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya $raktur 2, sebagaimana yang terlihat pada Tabe' 1. Tabe' 3. Dera2a Pa a- T!'a"# Terb!ka Me"!r! G!$ i''* )a" A")er$*" 314567

'emudian 9ustillo et al. ( H?:! membagi tipe 111 dari klasi$ikasi 9ustillo dan &nderson ( HCB! menjadi tiga subtipe, yaitu tipe 111&, 111B dan 111> (,abel 2!. ? 5 111& terjadi apabila $ragmen $raktur masih dibungkus oleh jaringan lunak, *alaupun adanya kerusakan jaringan lunak yang luas dan berat.

111B $ragmen $raktur tidak dibungkus oleh jaringan lunak sehingga tulang terlihat jelas atau bone e=pose, terdapat pelepasan periosteum, $raktur kominuti$. Biasanya disertai kontaminasi masi$ dan merupakan trauma high energy tanpa memandang luas luka.

111 > terdapat trauma pada arteri yang membutuhkan repair agar kehidupan bagian distal dapat dipertahankan tanpa memandang derajat kerusakan jaringan lunak.

Tabe' 8. K'a$i%ika$i 'a"2! %rak !r erb!ka ipe III 3G!$ i''* )a" A")er$*"9 14567 *'eG!$ i''*9 Me")*:a )a" ,i''iam$ 314;87

E.2. PENATALAKSANAAN KHUSUS PADA FRAKTUR TERBUKA )raktur terbuka merupakan suaru keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi risiko in$eksi. Selain men#egah in$eksi juga diharapkan terjadi penyembuhan $raktur dan restorasi $ungsi anggota gerak. Beberapa prinsip dasar pengelolaan $raktur terbuka adalah B4 Obati $raktur terbuka sebagai suatu kega*atan. 2 &dakan e(aluasi a*al dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian. Berikan antibiotik dalam ruang ga*at darurat, di kamar operasi dan setelah operasi. : < B C Segera dilakukan debridemen dan dan irigasi yang baik. 3langi debridemen 2:-C2 jam berikutnya. Stabilisasi $raktur. Biarkan luka terbuka antara <-C hari.

2ehabilitasi anggota gerak yang terkena.

Sedangkan tahap-tahap pengobatan $raktur terbuka adalah sebagai berikut B4 7embersihan luka. "ilakukan dengan #ara irigasi dengan #airan 0a>l $isiologis se#ara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat. /ksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debridemen!. Semua jaringan yang kehilangan (askularisasinya merupakan daerah tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi se#ara operasi pada kulit, jaringan subkutaneus, lemak, $asia, otot, dan $ragmen-$ragmen yang lepas. 7enutupan kulit. 2 7emberian antibakteri.

7emberian antibiotik bertujuan untuk men#egah in$eksi. &ntibiotik diberikan dalam dosis yang besar sebelum, pada saat, dan sesudah tindakan operasi. 7en#egahan tetanus. Semua penderita dengan $raktur terbuka perlu diberikan pen#egahan tetanus. 7ada penderita yang telah mendapat imunisasi akti$ #ukup dengan pemberian toksoid. ,api bagi yang belum, dapat diberikan 2<0 unit tetanus imunoglobulin. 7engobatan $raktur itu sendiri. F. FRAKTUR FEMUR F.1. ANAT/MI FEMUR 1< Gambar 2. A"a *mi Fem!r

)emur pada ujung bagian atasnya memiliki #aput, #ollum, tro#hanter major dan tro#hanter minor. Bagian #aput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan a#etabulum dari os #o=ae membentuk arti#ulatio #o=ae. 7ada pusat #aput terdapat lekukan ke#il yang disebut $o(ea #apitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum dari #aput. Sebagian suplai darah untuk #aput $emoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada $o(ea. Bagian #ollum, yang menghubungkan kepala pada batang $emur, berjalan ke ba*ah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang 2< derajat (pada *anita sedikit lebih ke#il! dengan sumbu panjang batang $emur. Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. ,ro#hanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang. Iang menghubungkan dua tro#hanter ini adalah linea intertro#hanteri#a di depan dan #rista intertro#hanteri#a yang men#olok di bagian belakang, dan padanya terdapat tuber#ulum Juadratum. Bagian batang $emur umumnya menampakkan ke#embungan ke depan. 1a li#in dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya terdapat rabung, linea aspera. ,epian linea aspera melebar ke atas dan ke ba*ah.,epian medial berlanjut ke ba*ah sebagai #rista supra#ondylaris medialis menuju tuber#ulum addu#torum pada #ondylus medialis.,epian

lateral menyatu ke ba*ah dengan #rista supra#ondylaris lateralis. 7ada permukaan posterior batang $emur, di ba*ah tro#hanter major terdapat tuberositas glutealis, yang ke ba*ah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut $as#ia poplitea. 3jung ba*ah $emur memiliki #ondylus medialis dan lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan oleh in#isura inter#ondylaris. 7ermukaan anterior #ondylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. 'edua #ondylus ikut membentuk arti#ulatio genu. "i atas #ondylus terdapat epi#ondylus lateralis dan medialis. ,uber#ulum addu#torium berhubungan langsung dengan epi#ondylus medialis. F.2. KLASIFIKASI FRAKTUR FEMUR 'lasi$ikasi $raktur $emur dapat dibagi dalam < 4 a. )2&',32 >O883. )/.324 )raktur #ollum $emur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah tro#hanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan! ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena gerakan e=orotasi yang mendadak dari tungkai ba*ah, dibagi dalam 4 5 5 )raktur intrakapsuler ()raktur #ollum $emur! )raktur e=trakapsuler ()raktur intertro#hanter $emur!

b. )2&',32 S3B,2O>H&0,/2 )/.32 1alah $raktur dimana garis patahnya berada < #m distal dari tro#hanter minor, dibagi dalam beberapa klasi$ikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasi$ikasi )ielding G .agliato, yaitu 4 tipe 4 garis $raktur satu le(el dengan tro#hanter minor tipe 2 4 garis patah berada -2 in#h di ba*ah dari batas atas tro#hanter minor tipe - 4 garis patah berada 2 -- in#h di distal dari batas atas tro#hanterminor #. )2&',32 B&,&09 )/.32 (de*asa!

)raktur batang $emur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat ke#elakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang #ukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam sho#k, salah satu klasi$ikasi $raktur batang $emur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. "ibagi menjadi 4 - tertutup - terbuka, ketentuan $raktur $emur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar dibagi dalam tiga derajat, yaitu 5 K "erajat 1 4 Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka ke#il, biasanya diakibatkan tusukan $ragmen tulang dari dalam menembus keluar. K "erajat 11 4 8ukanya lebih besar (A #m! luka ini disebabkan karena benturan dari luar. K "erajat 111 4 8ukanya lebih luas dari derajat 11, lebih kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, sara$, pembuluh darah! d. )2&',32 B&,&09 )/.32 (anak % anak! e. )2&',32 S372&>O0"I8/2 )/.32 )raktur supra#ondyler $ragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot % otot gastro#nemius, biasanya $raktur supra#ondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena ke#epatan tinggi sehingga terjadi gaya a=ial dan stress (algus atau (arus dan disertai gaya rotasi. $. )2&',32 10,/2>O0"I8&12 Biasanya $raktur inter#ondular diikuti oleh $raktur supra#ondular, sehingga umumnya terjadi bentuk , $raktur atau I $raktur. g. )2&',32 >O0"I8/2 )/.32 .ekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu $emur keatas. F.3. FRAKTUR SUPRAK/NDILER FEMUR DAN FRAKTUR INTERK/NDILER B

"aerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal kondilus $emur dan batas meta$isis dengan dia$isis $emur. )raktur suprakondiler $emur sering bersama-sama dengan $raktur interkondiler yang memberikan masalah pengelolaan yang lebih kompleks.

'lasi$ikasi menurut 0eer, 9rantham, Shelton ( HBC! 4 5 5 5 5 ,ipe 1 5 $raktur suprakondiler dan kondiler bentuk ,. ,ipe 11& 5 $raktur suprakondiler dan kondiler dengan sebagian meta$isis (bentuk I!. ,ipe 11B 5 sama seperti 11& tetapi bagian meta$isis lebih ke#il. ,ipe 111 5 $raktur suprakondiler komuniti$ dengan $raktur kondiler yang tidak total.

F.3.1. Gambara" K'i"i$ Berdasarkan anamnesis ditemukan ri*ayat trauma yang disertai pembengkakan dan de$ormitas pada daerah suprakondiler. 7ada pemeriksaan mungkin ditemukan adanya krepitasi. "apat ditemukan adanya hemartrosis yang lebih hebat karena adanya $raktur intra-artikuler. F.3.2. Pe"#*ba a" ,erapi konser(ati$. o ,raksi berimbang dengan mempergunakan bidai ,homas dan penahan lutut 7earson. o o Cast#$racing. Spika panggul.

,erapi operati$.

'arena $raktur ini bersi$at intra-artikuler, maka sebaiknya dilakukan terapi operati$ dengan $iksasi interna yang rigid untuk memperoleh posisi anatomis sendi dan segera dilakukan mobilisasi.
S!mber + )raktur. "iunduh dari http4++bedahugm.net+Bedah-Orthopedi+)ra#ture.html . 3pdate terakhir4 &gustus 200?.

2
HB

Sjamsuhidajat 2, Wim "e Dong, Buku &jar 1lmu Bedah, ed re(isi, /9>. Dakarta4 HH?. pp.

-?-

: <
200H

.angunsudirejo 2S. )raktur, penyembuhan, penanganan, dan komplikasi, buku Semarang4 H?H

. /disi

)raktur. "iunduh dari http4++***.klinikindonesia.#om+bedah+$raktur.php. 3pdate terakhir4 C Danuari 200H )raktur )emur. "iunduh dari4 http4++medisdankomputer.#o.##+LpM-?0. 3pdate terakhir4 < .aret

B
-<2-:?H

2asjad, >. Buku pengantar 1lmu Bedah Ortopedi ed. 111. Iarsi$ Watampone. .akassar4 200C. pp.

Bu#kley Duli 200C

2,

7anaro

>"&.

9eneral

prin#iples

o$

$ra#ture

#are.

"iunduh

dari

http4++***.emedi#ine.#om+orthoped+byname+9eneral-7rin#iples-o$-)ra#ture->are.htm. 3pdate terakhir4 H

? H

)raktur ,erbuka. "iunduh dari http4++bedahugm.net+Bedah-Orthopedi+)raktur-,erbuka.html. 3pdate terakhir4 ? Danuari 200H &natomi )emur. "iunduh dari http4++do#torology.net. 3pdate terakhir4 B Duni 200H

Anda mungkin juga menyukai