Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 01, No.

03 (2011) 167 172 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI POLIMER HIBRID POLI(TRIMETOKSISILIL PROPIL METAKRILAT)


PINA PITRIANA, NORMAN SYAKIR, FITRILAWATI Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Padjadjaran Jl. RayaBandung-Sumedang Km.21 Jatinangor 45363, Sumedang, Jawa Barat, Telp. 022-7796014 RAHMAT HIDAYAT Laboratorium Magnetik dan Fotonik, Jurusan Fiska, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Jawa Barat

Abstrak. Kami mensintesis prekursor polimer hibrid organik-anorganik poli(3-(trimetoksisilil propil metakrilat) dari monomer 3-(trimetoksisilil propil metakrilat) dengan menggunakan metoda sol-gel. Untuk melihat efek hidrolisis terhadap jumlah prekursor polimer yang dihasilkan kami memvariasi rasio monomer dan air. Film tipis prekursor polimer hibrid pada substrat silikon dibuat dengan teknik spin-casting. Untuk mendapatkan polimer hibrid, film prekursor tersebut dikenakan proses fotopolimerisasi dengan menggunakan fotoinisiator Irgacure 819. Karakterisasi polimer hibrid tersebut dilakukan dengan menggunakan spektroskopi FT-IR. Hasil pengukuran dengan spektroskopi FT-IR menunjukkan telah terbentuknya rantai utama anorganik (-O-Si-O-) dan ikat silang organik (-C-C-), yang mengindikasikan berhasilnya pembuatan polimer hibrid. Kata kunci : Polimer hibrid anorganik-organik, metoda sol-gel, film tipis, fotopolimerisasi Abstract. We synthesized hybrid inorganic-organic polymer of poly(3-trimethoxysilyl propyl methacrylate) from monomer of 3-(trimethoxysilyl propyl methacrylate) using sol-gel technique. We varied ratio of monomer/water to investigate hydrolysis effect on the polymer yield. Thin film samples of hybrid polymer were deposited on the silicon substrates by the spin-casting methods. The hybrid polymer samples were further studied by using FT-IR infrared spectroscopies. The results of Infrared spectroscopy measurements clearly showed of inorganic (-O-Si-O-) and organic (-C-C-) bonds which indicated a formation hybrid polymer. Keywords : Inorganic-organic hybrid polymer, sol-gel method, thin film, photopolymerization

1. Pendahuluan Polimer merupakan molekul besar yang tersusun dari mer yang berikatan secara kovalen [1]. Struktur dan macam molekul pembentuk rantai polimer dapat divariasikan sehingga bahan tersebut memiliki sifat yang bervariasi dan banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kendala aplikasi bahan polimer diantaranya adalah stabilitas termal yang rendah (Tg kurang dari 100 C), resistansi kimiawi, dan ketahanan terhadap cuaca yang lebih rendah dibandingkan bahan anorganik seperti gelas. Di sisi lain, bahan anorganik memiliki stabilitas termal yang baik (Tg mencapai orde 800 C) dan memiliki sifat transparansi cahaya (di daerah cahaya tampak) yang baik, namun proses fabrikasinya harus dilakukan pada temperatur tinggi. Kondisi tersebut tidak cocok dengan teknologi fabrikasi devais polimer, sulit untuk mengintegrasikan komponen yang terlibat. Selain itu, temperatur pemrosesan yang tinggi dapat merusak struktur dan molekulmolekul fungsional polimer.

email : fitrilawati@phys.unpad.ac.id 167

168

P. Pitriana dkk

Keterbatasan bahan polimer seperti yang telah dijelaskan di atas telah memacu perkembangan polimer hibrid yang merupakan perpaduan antara polimer organik dan anorganik [2, 3, 4]. Polimer hibrid memiliki sifat fisika dan kimia yang berada di antara sifat gelas dan polimer organik. Polimer tersebut diharapkan memiliki memiliki gabungan keunggulan bahan organik, serta keunggulan anorganik seperti stabilitas termal, resistansi kimia dan ketahanan terhadap cuaca yang lebih baik baik. Seperti sifat polimer pada umumnya, sifat optik polimer hibrid diharapkan dapat pula dimodifikasi melalui variasi struktur dan macam molekul pembentuknya, serta penambahan material dopan atau molekul fungsional. Hal tersebut diharapkan dapat membuka peluang peluang aplikasi yang luas dari polimer hibrid. Beberapa aplikasi potensi aplikasi polimer yang telah dilaporkan antara lain sel surya, serat optik, dan host bahan luminisen untuk beberapa aplikasi optoelektronika, seperti electronic displays, laser, dan penguat pengua optik (optical amplifier) [4]. Polimer hibrid dapat disintesis dari senyawa silicon alkoxides (Si-OR), OR), yang telah ditambahkan gugus organik (CH3 atau acrylic) yang dapat dipolimerisasi. Monomer silicon alkoxides memiliki bentuk umum R'nSi(OR)4-n, n, dimana R' dapat berupa grup organik fungsional dan nonhydrolyzabel, sedangkan R adalah grup alkyl [5]. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang pembuatan polimer hibrid ikat silang organik-anorganik organik dari monomer 3-(trimetoksisil silil propil metakrilat) (TMSPMA) dengan menggunakan metoda sol solgel berikut hasil karakterisasinya. Dari bahan yang dibuat tersebut akan dikaji potensinya untuk aplikasi optik. 2. Eksperimen Prekursor polimer hibrid poli(3-(trimetoksisilil poli( propil metakrilat) ) dibuat dengan proses sol sol-gel yang terdiri atas reaksi hidrolisis dan polikondensasi. Proses sol-gel gel merupakan proses polimerisasi bagian anorganik, yaitu untuk membuat ikatan (-Si-O-Si-). ( ). Bahan yang digunakan dalam proses sol-gel gel yaitu monomer 3-(trimetoksisilil propil metakrilat) 98% (TMSPMA, Aldrich), etanol (C2H5OH , Merck) sebagai pelarut, 1N asam klorida (HCl, Merck) sebagai katalis dan akuades (H2O). Struktur kimia dari monomer TMSPMA diperlihatkan pada Gambar 1 1.

Gambar 1. Struktur molekul mol monomer 3-(Trimethoxysilyl) propyl methacrylate(Aldrich)

Proses sol-gel gel diawali dengan melarutkan monomer ke dalam etanol, kemudian diaduk sehingga menjadi satu fase. Setelah itu, ke dalam larutan tersebut ditambahkan akuades lalu diaduk menggunakan magnetic agnetic stirrer. Setelah akuades bereaksi dengan larutan yang terbentuk, ditambahkan katalis HCl. Campuran tersebut kemudian diaduk hingga terbentuk gel transparan. Hasil yang didapat selanjutnya di purifikasi untuk menghilangkan sisa monomer, air dan katalis kata yang tidak bereaksi. Dalam penelitian ini lima macam prekursor polimer hibrid yang memiliki perbandingan volume monomer dan H2O yang berbeda. Perbandingan volume monomer banding H2O yang digunakan yaitu 1:4, 1:8, 1:12, 1:16, dan 1:20. Khusus untuk samp sampel dengan perbandingan 1:16, variasi waktu polimerisasi untuk melihat yield yang dihasilkan sebagai fungsi

Pembuatan dan Karakterisasi Polimer Hibrid Poli(trimetoksisilil propil metakrilat)

169

waktu. Semua sampel dibuat pada kondisi yang sama yaitu suhu 60oC dan kecepatan pengadukan sekitar 200 rpm. Proses selanjutnya adalah fotopolimerisasi untuk membentuk ikat-silang pada rantai organik. Untuk maksud tersebut, dipergunakan sample dalam bentuk film tipis. Proses pembuatan film tipis meliputi tahapan pembersihan substrat, persiapan larutan prekursor, deposisi film, pre-bake, fotopolimerisasi, dan postbake. Larutan prekursor polimer hibrid disiapkan dengan melarutkan precursor dalam kloroform, lalu ditambahkan fotoinisiator. Fotoinisiator yang digunakan adalah Irgacure-819 (Ciba Speciality Chemical Inc.) yang memiliki struktur kimia seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Konsentrasi dari fotoinisator yang digunakan adalah 1% dari massa prekursor. Substrat yang dipakai untuk pembuatan film tipis polimer hibrid adalah substrat wafer silikon untuk karakterisasi FTIR dan film tipis dibuat dengan teknik spin-casting.

Gambar 2. Struktur molekul fotoinisiator Irgacure-819 (Ciba Speciality Chemical Inc.)

Proses pre-bake dilakukan dalam oven dengan suhu 50oC selama 10 menit. Proses pre-bake dilakukan untuk meningkatkan homogenitas film dan daya lekat (adhesi) film dengan permukaan substrat. Proses fotopolimerisasi dilakukan di dalam chamber yang dialiri dengan gas nitrogen. Penggunaan gas nitrogen dimaksudkan untuk menghindari kontak antara permukaan film tipis dengan oksigen yang dapat mengganggu proses polimerisasi. Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu Merkuri (home made) dan diletakkan sekitar 25 cm di atas chamber. Proses fotopolimerisasi dilakukan selama 4 menit, pengecekan keberhasilan dalam proses fotopolimerisasi dapat dilakukan secara visual dengan melihat apakah film tipis pada permukaan substrat telah kering. Langkah selanjutnya adalah proses post-bake, yaitu dengan memanaskan sampel yang sudah difotopolimerisasi di dalam oven 50oC selam 6 jam. Proses ini bertujuan untuk lebih meningkatkan daya lekat film pada permukaan substrat, dan melanjutkan proses polimerisasi yang belum sempurna. Setelah semua proses tersebut dilakukan, film tipis siap digunakan untuk proses karakterisasi. Karakterisasi FTIR dilakukan untuk mengamati struktur perubahan struktur molekul polimer hibrid sebelum dan sesudah fotopolimerisasi pada gugus samping organiknya (ikatan rangkap C=C). Sepektrometer FTIR yang digunakan adalah Shimadzu 8400, yang dapat mengidentifikasi ikatan dalam suatu molekul antara 4400 cm-1 hingga 400 cm-1. 3. Hasil dan Pembahasan Untuk mengetahui kinerja briket arang sampah tersebut, telah dilakukan serangkaian uji (test) yang dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta maupun di Laboratorium Geomekanika Divisi Mekanika Batuan TekMIRA-Bandung dengan hasil sebagai berikut:

170

P. Pitriana dkk

Prekursor polimer hibrid yang telah dibuat terdiri dari lima variasi perbandingan volume monomer dengan air. Hasil prekursor polimer hibrid yang terbentuk berupa gel bening transparan yang sangat kental. Jumlah prekursor polimer yang di dapat dinyatakan dalam yield, yaitu perbandingan massa prekursor polimer dengan massa monomer.

3500 3000 Time (minutes) 2500 2000 1500 1000 500 0 0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

Monom er:H2O

Gambar 3. Pengaruh perbandingan monomer-H2O terhadap waktu pembentukan prekursor polimer hibrid

Pada Gambar 3 diperlihatkan waktu yang diperlukan untuk proses sol-gel hingga didapatkan hasil yang berbentuk gel. Kurva tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak air yang digunakan, maka waktu yang diperlukan untuk proses sol-gel menjadi lebih lama. Kurva hubungan antara banyaknya yield yang didapat dari tiap sampel ditunjukkan pada Gambar 4. Dari kurva tersebut tampak bahwa sampel yang memberikan yield terbanyak (0,92) adalah sampel dengan perbandingan antara monomer dengan air adalah 1:16. Hal ini mengindikasikan bahwa perbandingan 1:16 merupakan perbandingan yang bagus karena ada sekitar 92% monomer yang bereaksi membentuk polimer.

Gambar 4. Pengaruh perbandingan monomer-H2O terhadap yield prekursor polimer hibrid

Untuk melihat laju reaksi, pada Gambar 5 diperlihatkan kurva yield sebagai fungsi waktu untuk sampel dengan perbandingan monomer/air 1:16. Tampak bahwa setelah 600 menit yield yang terbentuk adalah sekitar 12%. Waktu polimerisasi yang lebih lama akan menghasilkan yield yang lebih banyak, namun hubungan tersebut tidak linear.

Pembuatan dan Karakterisasi Polimer Hibrid Poli(trimetoksisilil propil metakrilat)

171

Gambar 5. Pengaruh waktu polimerisasi terhadap yield prekursor polimer hibrid yang dihasilkan

Gambar 6. Spektrum FTIR dari film prekursor polimer hibrid (bawah) dan film polimer hibrid yang telah mengalami proses fotopolimerisasi (atas) pada substrat silikon

Pada Gambar 6 diperlihatkan perbandingan spektrum antara prekursor polimer dan polimernya. Identifikasi puncak-puncak serapan pada spektrum FTIR prekursor dan film polimer hibrid diperlihatkan pada tabel 1. Perbedaan antara struktur prekursor polimer hibrid yang belum difotopolimerisasi dengan yang sudah difotopolimerisasi terdapat pada vibrasi ikatan C=C dalam grup methacrylate. Pada gambar tersebut terlihat bahwa ada penurunan intensitas transmitansi gugus C=C (1635 cm-1) pada film polimer hibrid dibandingkan dengan film prekursor. Hal tersebut bersesuaian dengan proses fotopolimerisasi, yang mana ikatan rangkap C=C terputus oleh radikal fotoionisator dan berubah menjadi ikatan tunggal C-C. Dari gambar tersebut terlihat juga bahwa gugus Si-O-Si- simetrik dan asimetrik muncul pada 1112 cm-1 dan 780 cm-1 yang berasal dari rantai anorganik prekursor polimer hibrid. Adanya ikatan anorganik -SiO-Si menunjukkan proses sol-gel yang dilakukan berhasil membuat ikatan (propagasi) bagian anorgaik. Namun, hasil polimer hibrid yang didapatkan masih mengandung gugus OH. Hal ini menunjukkan tidak semua gugus fungsional monomer TMSPMA berpropagasi. Kehadiran gugus OH merupakan kondisi yang tidak diinginkan karena dapat mengurangi performans divais apabila polimer ini dipakai untuk suatu divais aktif.

172

P. Pitriana dkk Tabel 1. Identifikasi spektrum FTIR dari prekursor polimer hibrid

Bilangan gelombang (cm-1) 3465 2955 2889 1714 1635 1291 1112 780

Identifikasi gugus O-H (regang) C-H (regang asimetrik) dalam CH3 C-H (regang simetrik) dalam CH3 C=O (regang) C=C alifatik dan aromatik Si-O- CH3 (regang) Si-O- Si (regang simetrik) Si-O- Si (regang asimetrik)

4. Kesimpulan Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan sintesis polimer hibrid anorganik-organik poli(3(trimetoksisilil propil metakrilat) dengan teknik sol-gel dan fotopolimerisasi. Besar yield polimer yang dihasilkan ditentukan oleh proses sintesis. Konfirmasi keberhasilan proses sol-gel terlihat dari spektrum FT-IR. Spektrum FTIR dalam bentuk prekursor gel menunjukkan adanya ikatan rantai utama anorganik (Si-O-Si) dan gugus samping organik (C=C). Proses fotopolimerisasi telah berhasil dilakukan yang diindikasikan oleh konversi ikatan rangkap (C=C) pada gugus samping kedalam bentuk ikatan tunggal (C-C) pada spektrum FTIR. Hasil eksperimen ini menunjukkan bahwa proses sol-gel yang dilakukan telah menghasilkan polimer hibrid yang memiliki kemungkinan yang baik untuk aplikasi komponen optik. Ucapan terima kasih Penelitian yang dibiayai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional dalam Proyek Penelitian Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2008 no. 013/SP2H/PP/DP2M/III/2008 Daftar Pustaka 1. J.M.G. Cowie, Polymers: Chemistry and Physics of Modern Materials, Chapman & Hall, United Kingdom (1991). 2. K-H. Haas, Hybrid InorganicOrganic Polymers Based on Organically Modified SiAlkoxides , Advanced Engineering Material 2 (2000) 571-582. 3. Karl Heinz Haas, Klause Rose, Hybrid inorganic/organic polymers with nanoscale building block: precursors, processing, properties and applications, Rev.Adv.Mat.Sci. 5 (2003), 47-52. 4. G. Kickelbick, Hybrid Materials, Wiley-VCH Verlag GmbH, Germany (2007). 5. B. Lebeau and C. Sanchez, Sol-gel derived hybrid inorganic-organic nanocomposites for optics . Current opinion in solid state & Materials science, 4 (1999),11-23.

Anda mungkin juga menyukai