Anda di halaman 1dari 33

Pemeriksaan Tenggorok

Oleh : Nurma A.Soehadak(07700097) Ragil W.Rizki (07700101)

PEMERIKSAAN MULUT, FARING DAN TONSIL

Pemeriksaan Mulut
Inspeksi Ptialismus, Trismus Gerakan bibir dan sudut mulut (N. VII) Mukosa dan gingiva adanya ulkus Gigi atau geraham rusak yang dapat menimbulkan sinusitis maksilaris (caries gigi P1, P2, M1, M2, M3 atas) atau trismus yang disebabkan gigi M3 bawah yang letaknya miring. Lidah : Parese N. XII, atrofi, tumor malignan

Pemeriksaan Mulut
Palpasi Jangan dilupakan bila ada ulkus pada lidah (karsinoma) Perkusi Pada gigi dan geraham, terasa sakit bila ada radang

Pemeriksaan Tonsil dan Faring


Mulut dibuka lebar-lebar, lidah ditarik ke dalam, lidah ditekan ke bawah, di bagian medial. Penderita disuruh bernapas : Tak boleh menahan napas Tak boleh napas keras-keras Tak boleh ekspirasi atau mengucap ch Lidah ditekan anterior dari tonsil, hingga kelihatan pole bawah tonsil

Pemeriksaan Tonsil dan Faring


A. Memeriksa besar tonsil Besar tonsil ditentukan sebagai berikut : T0 : Tonsil telah diangkat T1 : Bila besarnya jarak arkus anterior dan uvula atau tonsil masih berada dalam fossa tonsilaris

Pemeriksaan Tonsil dan Faring


T2 : Bila besarnya 2/4 jarak arkus anterior dan uvula T3 : Bila besarnya jarak arkus anterior dan uvula T4 : Bila besarnya mencapai uvula atau lebih

Pemeriksaan Tonsil dan Faring


B. Memeriksa mobilitas tonsil Digunakan 2 spatula Spatula 1 : diletakkan di atas lidah (paramedian) Spatula 2 : posisi ujungnya vertikal menekan jaringan peritonsil, sedikit dari arkus anterior, digerakkan ke medial dan lateral

Pemeriksaan Tonsil dan Faring


C. Memeriksa dari tonsil dan Palatum Mole Tonsilitis akut : semua merah,titik-titik putih pada tonsil Tonsilitis Kronik : arkus anterior merah Abses peritonsil :tonsil terdesak kemedial, sekitar tonsil merah dan oedem,uvula terdesak heterolateral,udem.

Pemeriksaan Tonsil dan Faring


Difteri : pseudo membran warna kotor, hemoragis, ada yang di luar batas tonsil : Tuberkulosa : keras, tonsil fiksasi : akibat tonsilektomi, insisi abses peritonsil : duri ikan, tulang.

Radang spesifik Tumor benigna Sikatrik

Korpus alienum

TONSILITIS

Pemeriksaan Tonsil dan Faring


D. Memeriksa patologi faring Faringitis akut : semua merah Faringitis Kronik : hanya granulae merah Difteri, ulkus sifilis, sikatriks, corpus alienum

Pemeriksaan Laring

Pemeriksaan laring terdiri atas :


inspeksi dan palpasi Laringoskopia indirekta dengan cermin laring Laringoskopia direkta dengan laringoskop fiber optik atau mikroskop Pemeriksaan kelenjar leher X-foto rontgen

Pemeriksaan Dari Luar

Inspeksi
Laring yang normal, mudah sekali digerakkan kekanan dan kekiri oleh tangan pemeriksa Diperhatikan warna dan keutuhan kulit, serta benjolan yang ada pada daerah leher disekitar laring. Suatu benjolan yang mengikuti gerakan laring adalah struma dan kista duktus tireoglossus.

Palpasi
Mengenal bagian dari kerangka laring ( kartilago hyoid,kartilago tiroid, kartilago krikoid ). Apakah ada oedem, struma, kista, metastase, susunan yang abnormal dijumpai pada fraktur dan dislokasi

Laringoskopi indirekta
Maksudnya adalah melihat laring secara tidak langsung dengan cara menempatkan cermin didalam faring dan cermin tersebut disinari oleh cahaya. Bayangan laring pada cermin terlihat dari sinar yang dipantulkan.

Syarat syarat :
Harus ada jalan yang lebar buat cahaya yang dipantulkan oleh cermin dari faring ke laring. Untuk keperluan itu maka lidah harus dikeluarkan, sehingga radiks linguae yang menutup jalan itu bergerak keventral. Harus ada tempat yang luas buat cermin dan cemin tidak boleh ditutup oleh uvula. Untuk keperluan itu penderita disuruh bernafas dari mulut, Dengan demikian uvula bergerak dengan sendirinya keatas dan menutup jalan ke nasofaring.

Alat Alat :
Cermin laringoskop yang besar Lampu spiritus Larutan Xylocain 10% buat faring yang sensitif Kain kasa yang dilipat

Tahap Pemeriksaan
Memeriksa epiglotis dan sekitarnya Memeriksa lumen laring Memeriksa bagian yang letaknya kaudal dari rima glotidis

Bagian lidah diluar mulut


Dibungkus dengan kain kasa, kita pegang dengan tangan kiri, jari I diatas lidah, jari III dibawah lidah dan jari II menekan pipi Dipegang dengan tenaga yang optimal. Lebih keras dari itu menyebabkan penderita merasa sakit, bila lebih lunak lidah akan terlepas. Cermin dipegang dengan tangan kanan, seperti memegang pensil arah cermin kebawah. Cermin dipanasi ( lebih sedikit dari 37 C ), supaya nanti tidak menjadi kabur.

Panas cermin dikontrol pada lengan bawah kiri pemeriksa. Cermin dimasukkan ke dalam faring, dan mengambil posisi dimuka uvula. Kalau perlu uvula didorong sedikit ke belakang dengan punggung cermin, cermin disinari.

Untuk pemeriksaan laringoskopi indirekta,kepala penderita diatur dalam 3 posisi : 1. Posisi tegak 2. Posisi Killian : lebih jelas untuk melihat sekitar komisura posterior 3. Posisi Tuercks : lebih jelas untuk melihat sekitar komisura anterior

Perhatikan patologi- anatominya


Radang : - Laringitis akut - Laringitis kronis
: (semua merah) : (sedikit merah atau yang merah hanya korda vokalis saja)

Ulkus : Epiglotis berupa udem, infiltrat, ulkus. KarsinomaUdem : radang, alergi, tumor. Udem : radang, alergi, tumor.

LARINGOSKOPIA DIREKTA
Melihat laring secara langsung tanpa cermin tetapi dengan perantaraan alat yang disebut laringoskop.

PEMERIKSAAN KELENJAR LEHER

Pada umumnya baru teraba apabila ada pembesaran >1cm Palpasi 1. Posisi pemeriksa berada di belakang penderita 2. Dilakukan secara sistematis/berurutan mulai dari submental berlanjut ke arah angulus mandibula, sepanjang muskulus sternocleidomastoid, clavicula.

Indikasi
Fraktur laring Karsinoma laring: Untuk melihat pasage yang masih ada Untuk melihat luasnya tumor Macam pemeriksaan: Foto leher PA/lateral soft tissue Laringogram dengan menggunakan kontras

Anda mungkin juga menyukai

  • Snake Bite
    Snake Bite
    Dokumen13 halaman
    Snake Bite
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f5 BIAS
    f5 BIAS
    Dokumen7 halaman
    f5 BIAS
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f3 Gizi Kurang
    f3 Gizi Kurang
    Dokumen10 halaman
    f3 Gizi Kurang
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f3 Gizi Kurang
    f3 Gizi Kurang
    Dokumen10 halaman
    f3 Gizi Kurang
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • TYPOID
    TYPOID
    Dokumen32 halaman
    TYPOID
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anosmia
    Anosmia
    Dokumen15 halaman
    Anosmia
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • f6 Balai Pengobatan
    f6 Balai Pengobatan
    Dokumen11 halaman
    f6 Balai Pengobatan
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Guillain Barre Syndrom
    Guillain Barre Syndrom
    Dokumen29 halaman
    Guillain Barre Syndrom
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Fibroadenoma Mamae1
    Fibroadenoma Mamae1
    Dokumen12 halaman
    Fibroadenoma Mamae1
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Mole
    Ulkus Mole
    Dokumen29 halaman
    Ulkus Mole
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Durum
    Ulkus Durum
    Dokumen7 halaman
    Ulkus Durum
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Gbs
    Lapsus Gbs
    Dokumen18 halaman
    Lapsus Gbs
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Sirosis Hepatis
    Sirosis Hepatis
    Dokumen32 halaman
    Sirosis Hepatis
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Referat Fam
    Referat Fam
    Dokumen16 halaman
    Referat Fam
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Mole
    Ulkus Mole
    Dokumen29 halaman
    Ulkus Mole
    Syamsul Arifin
    Belum ada peringkat