Anda di halaman 1dari 10

eJournal Psikologi, 2013, 1 (1): 48-57 ISSN 0000-0000, ejournal !sikologi "isi!-un#ul org $ %o!

&rig'( 2013

RESILIENSI REMAJA PENYANDANG TUNANETRA PADA SLB A RUHUI RAHAYU DI SAMARINDA Masna
Abstrak Pada umumnya penyadang tunanetra seringkali digambarkan sebagai figur yang memiliki kekurangan. Ketunaan yang dialaminya tersebut akan membuat remaja merasa malu, minder, tidak percaya diri untuk bersosialisasi dnegan lingkungannya dan merasa tidak berguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resiliensi remaja penyandang tunanetra. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang berusaha untuk menggambarkan atau melukiskan objek yang akan diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga anak remaja dengan kategori usia 12 hingga 22 tahun dan lima orang informan terdiri dari orang tua dan guru. Hasil dari penelitian ini secara umum ketiga subjek memiliki resiliensi, baik aspek am, can, dan ha!e. Secara umum ketiga subjek mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, percaya diri, menerima kondisi fisiknya, bertanggung ja"ab, dapat mencari bantuan, mampu bersosialisasi, menyadari dukungan orang lain dan memiliki hubungan baik. Kata Kunci : #esiliensi, $unanetra Penda u!uan Perkembangan fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap remaja karena menentukan hal-hal yang dapat dilakukan dan secara tidak langsung baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Perkembangan fisik yang normal memungkinkan individu menyesuaikan diri pada situasi yang ada dengan tuntutan sosial untuk seusianya, sedangkan perkembangan fisik yang tidak normal akan menghambat penyesuaian diri individu tersebut (Somantri,2 !". #enurut Piaget (dalam $urlock, %&&2" remaja merupakan usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat de'asa, anak tidak lagi ()

eJournal Psikologi, )olu#e 1, No#or 1, 2013: 48-57

merasa di ba'ah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama. *egitu juga bagi mereka yang mengalami kecacatan ingin hidup berkelompok. +eterbatasan dan kekurangan pada fisiknya membuat individu kurang mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sekitar. Secara umum, aspek perkembangan manusia dapat dibedakan dalam aspek psikologis dan fisik. ,spek fisik merupakan potensi yang berkembang dan harus dikembangkan oleh individu. *agi remaja cacat fisik, potensi itu tidak utuh karena ada bagian tubuh yang tidak sempurna (Somantri, 2 !". #enurut Somantri (2 !" tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari. -enis tunanetra dibagi menjadi dua yaitu buta total dengan kondisi tidak dapat melihat sama sekali dan lo" !ision dengan kondisi masih bias melihat meskipun terbatas. $ambatan dalam kemampuan dan perkembangan juga terjadi pada anak tunanetra. ,nak tunanetra memiliki keterlambatan perkembangan sosial, intelektual, dan fisik. Penyandang tunanetra memiliki berbagai sumber stress yang membuatnya digolongkan menjadi individu yang memiliki faktor risiko yang tinggi. Perkembangan emosi anak tunanetra mengalami hambatan, keterlambatan ini terutama disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dalam proses belajar (Somantri,2 !". #asalah-masalah yang ada pada anak tunanetra cenderung semakin kompleks ketika mereka beranjak remaja. +arena pada masa remaja terjadi perubahan besar secara fisik. .emaja tunanetra pada dasarnya sama dengan remaja-remaja normal lainnya. +esamaan tersebut dapat dilihat dari psiko-sosial, dari segi aspek psiko-sosial mereka memerlukan rasa aman dalam bermobilisasi, perlu afiliasi, butuh kasih sayang dari orang lain, diterima dan perlu pendidikan. +ebanyakan orang memandang remaja cacat fisik dan remaja normal dari sudut kesamaan akan kelebihan-kelebihan dalam diri mereka untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, ketimbang pandangan yang semata-mata mengekspos segi kekurangannya. *anyak orang sering memandang orang lain dengan kondisi fisik yang dimiliki tentang kelemahannya, sehingga yang muncul adalah kritikan. $al tersebut didukung oleh pendapat Somantri (2 !" bah'a, kondisi fisik bukan hanya sekedar memungkinkan anak untuk mengikuti kegiatan yang 'ajar untuk anak-anak seusianya tetapi juga menentukan sikap orang-orang disekitarnya. Permasalahan yang timbul dalam kehidupan manusia diantaranya berkaitan dengan kondisi tubuh manusia dan fungsinya dalam kehidupan, hal ini dikarenakan tubuh merupakan faktor yang penting bagi manusia. -ika memiliki penampilan yang kurang baik, seringkali remaja merasa tidak percaya diri. .emaja menganggap bah'a mereka hanya akan diterima jika mereka memiliki penampilan fisik yang ideal, mereka merasa tidak
4*

+esiliensi +e#aja Pen&an,ang -unane(ra S./ 0 +u'ui +a'a&u Sa#arin,a (1asna)

memperoleh penilaian positif dari lingkungan (Sumali dkk, 2 )". /acat tubuh akan mempengaruhi penilaian diri remaja sebegitu rupa, sehingga akan menghambat perkembangan kepribadian yang sehat (#onks dan +noers, %&&&". 0itambahkan oleh Somantri (2 !" bah'a, kondisi kesehatan anak berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, perkembangan diri, keadaan emosi,tingkah laku sosial, dan prestasi anak tersebut. Pada umumnya penyandang tunanetra seringkali digambarkan sebagai figur yang memiliki kekurangan. *anyak problem yang timbul sebagai akibat dari cacat fisik yang disandang seseorang, baik yang menyangkut dengan masalah penampilan, pergaulan, maupun masalah keluarga. Seorang remaja penyandang tunanetra akan menghadapi masa yang cukup sulit. +etunaan yang dialaminya tersebut akan membuat remaja merasa malu, minder, tidak percaya diri untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, dan merasa tidak berguna. .emaja yang mampu bangkit kembali dan mejalani kehidupannya dengan tegar setelah mengalami musibah inilah yang memiliki resiliensi. $al tersebut didukung oleh pendapat Siebert (2 1" bah'a, mereka berhasil mengatasi permasalahan mereka, bahkan bangkit menjadi individu yang lebih kuat dan menemukan kehidupan lebih baik. 2ndividu-individu ini dikatakan sebagai individu yang resilien. .esiliensi adalah faktor penting sepanjang kehidupan manusia, karena ketika perubahan dan tekanan hidup berlangsung begitu intens dan cepat, maka seseorang perlu mengembangkan kemampuan dirinya sedemikian rupa untuk mampu mele'ati itu semua secara efektif. 3ntuk mampu menjaga kesinambungan hidup yang optimal, maka kebutuhan akan kemampuan untuk menjadi resilien sungguh menjadi makin tinggi. 4rang-orang dengan resiliensi yang tinggi, akan mampu keluar dari masalah dengan cepat dan tak terbenam dengan perasaan sebagai korban lingkungan atau keadaan. $al tersebut sangat dirasakan oleh remaja penyandang tunanetra yang resilien, dengan kondisi fisik yang dialami harus mampu mengembangkan kemampuan dirinya. $al yang lebih penting adalah berkembangnya harga diri, konsep diri dan kepercayaan diri mereka secara optimal. 5ujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui resiliensi remaja penyandang tunanetra pada S6* , ruhui rahayu di Samarinda Keran"ka Dasar Te#ri Tunanetra #enurut Somantri (2 !" tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari. #enurut .ahardja (2 % " Seseorang dikatakan buta

50

eJournal Psikologi, )olu#e 1, No#or 1, 2013: 48-57

apabila mempergunakan kemampuan perabaan dan pendengaran sebagai saluran utama dalam belajar K!asi$ikasi Tunanetra ,nak tunanetra dapat dikelompokkan menjadi dua macam menurut Somantri (2 !", yaitu: %. *uta, jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar (visusnya nol" 2. %o" &ision, anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari 7 per 2 , atau anak hanya mampu membaca headline pada surat kabar. %akt#r&$akt#r Pen'ebab Ti(bu!n'a Tunanetra ,da beberapa macam sebab yang dapat menimbulkan kerusakan pada anak sehingga mengalami kecatatan. #enurut Somantri (2 !" faktor penyebab tunanetra ada dua yaitu: %. 8aktor 2nternal $al-hal yang termasuk dalam faktor internal yaitu faktor-faktor yang erat hubungannya dengan keadaan bayi selama dalam kandungan seperti faktor gen, kondisi psikis ibu, kekurangan gi9i, keracunan obat, dan sebagainya. 2. 8aktor :ksternal $al-hal yang termasuk dalam faktor eksternal diantaranya faktor-faktor yang terjadi pada saat atau sesudah bayi dilahirkan seperti, kecelakaan, terkena penyakit shipilis yang mengenai matanya saat dilahirkan, pengaruh alat bantu medis pada saat melahirkan, kurang gi9i atau vitamin, terkena racun, virus trachoma, panas badan yang terlalu tinggi, serta peradangan mata karena penyakit, bakteri, ataupun virus Perke(ban"an Anak Pen'andan" Tunanetra ,dapun perkembangan anak tunanetra sebagai berikut : %. Perkembangan +ognitif 2. Perkembangan #otorik ;. Perkembangan kepribadian (. Perkembangan emosi 1. Perkembangan social Resi!iensi Siebert (2 1" memaparkan bah'a yang dimaksud dengan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dengan baik perubahan hidup pada level yang tinggi, menjaga kesehatan di ba'ah kondisi penuh tekanan, bangkit dari keterpurukan, mengatasi kemalangan, merubah cara hidup ketika cara yang lama dirasa tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada, dan menghadapi permasalahan tanpa melakukan kekerasan. <rotberg (%&&1", di sisi lain menjelaskan bah'a resiliensi merupakan kapasitas yang bersifat universal dan
51

+esiliensi +e#aja Pen&an,ang -unane(ra S./ 0 +u'ui +a'a&u Sa#arin,a (1asna)

dengan kapasitas tersebut, individu, kelompok ataupun komunitas mampu mencegah, meminimalisir ataupun mela'an pengaruh yang bisa merusak saat mereka mengalami musibah atau kemalangan. *anaag (2 2", menyatakan bah'a resiliensi adalah suatu proses interaksi antara faktor individual dengan faktor lingkungan. 8aktor individual ini berfungsi menahan perusakan diri sendiri dan melakukan kontruksi diri secara positif, sedangkan faktor lingkungan berfungsi untuk melindungi individu dan =melunakkan> kesulitan hidup individu. 6i?uanti (%&&2", menyebutkan secara khusus bah'a resiliensi pada remaja merupakan kemampuan yang dimiliki remaja di mana mereka tidak mengalah saat menghadapi tekanan dan perbedaan dalam lingkungan. #ereka mampu terhindar dari penggunaan obat terlarang, kenakalan remaja, kegagalan di sekolah, dan dari gangguan mental Unsur&unsur Da!a( Resi!iensi )* Unsur I A( 8aktor 'm merupakan kekuatan yang berasal dari dalam diri sendiri, seperti perasaan mandiri, tingkah laku dan kepercayaan yang terdapat dalam diri seseorang. 8aktor 'm terdiri dari beberapa bagian antara lain@ bangga pada diri sendiri, perasaan dicintai dan sikap yang menarik, individu dipenuhi harapan, iman, dan kepercayaan, mencintai, empati dan altruistic, yang terakhir adalah mandiri dan bertanggung ja'ab. +* Unsur I can 8aktor (an adalah kompetensi sosial dan interpersonal seseorang. *agian-bagian dari faktor ini adalah mengatur berbagai perasaan dan rangsangan dimana individu dapat mengenali perasaan mereka, mengenali berbagai jenis emosi, dan mengekspresikannya dalam kata-kata dan tingkah laku namun tidak menggunakan kekerasan terhadap perasaan dan hak orang lain maupun diri sendiri. ,* Unsur I Ha-e ,spek ini merupakan bantuan dan sumber dari luar yang meningkatkan resiliensi. Sumber-sumbernya adalah memberi semangat agar mandiri, dimana individu baik yang independen maupun masih tergantung dengan keluarga, secara konsisten bisa mendapatkan pelayanan seperti rumah sakit, dokter, atau pelayanan lain yang sejenis %akt#r Pe(bentuk Resi!iensi .eivich dan Shatte (2 2", memaparkan tujuh kemampuan yang membentuk resiliensi, yaitu: %. .egulasi :mosi 2. +ontrol terhadap impuls ;. 4ptimisme (. +emampuan menganalisis masalah 1. :mpati
52

eJournal Psikologi, )olu#e 1, No#or 1, 2013: 48-57

7. :fikasi 0iri !. Peningkatan ,spek Positif

Re(a.a #enurut $urlock (2 (" remaja (adolescence" adalah periode transisi ketika individu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis dari anak-anak menuju de'asa. 0alam kamus psikologi (/haplin,2 7" masa remaja merupakan periode antara pubertas dan kede'asaan. 3sia yang diperkirakan %2 tahun sampai 2% tahun bagi perempuan, yang lebih cepat menjadi matang daripada anak laki-laki, dan %; tahun sampai 22 tahun bagi anak laki-laki. #enurut #igh'ar, (2 7", istilah adolesence atau remaja berasal dari kata 6atin adolescere yang berarti = tumbuh> atau =tumbuh menjadi de'asa>. #enurut Santrock (2 !" bah'a remaja (adolescene" diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa de'asa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. .emaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu remaja a'al, berada pada rentang usia %2 sampai %1 tahun, remaja pertengahan dengan rentang usia %1 sampai %) tahun dan remaja akhir, berkisar pada usia %) sampai 2% tahun. /iri&/iri Masa Re(a.a #enurut $urlock (2 (", masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya yaitu : %. #asa remaja sebagai periode yang penting 2. #asa remaja sebagai periode peralihan ;. #asa remaja sebagai periode perubahan (. #asa remaja sebagai usia bermasalah, 1. #asa remaja sebagai masa mencari identitas. 7. #asa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. !. #asa remaja sebagai ambang masa de'asa Met#de Pene!itian Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha untuk mengambarkan atau melukiskan objek yang akan diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Penelitian yang datanya dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. (#oleong, 2 !". Subjek penelitian disini diambil dari remaja yang berusia %2-22 tahun, sedangkan informan terdiri dari orangtua subjek dan guru disekitar tempat sekolah subjek. -umlah subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang dan

53

+esiliensi +e#aja Pen&an,ang -unane(ra S./ 0 +u'ui +a'a&u Sa#arin,a (1asna)

informan lima orang. #etode pengumpulan data yang digunakan yaitu, observasi, 'a'ancara, dokumentasi. Pe(ba asan *erdasarkan hasil 'a'ancara dari ketiga subjek, mereka menerima kondisi yang mereka alami apa adanya, selain itu ketiga subjek bangga dengan dirinya karena meskipun memiliki fisik yang tidak sempurna (tidak dapat melihat" tetapi mereka mampu berprestasi sampai tingkat nasional. +etiga subjek memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik, memiliki cita-cita, dan mereka memiliki potensi yang dapat dikembangkan. <rotberg (%&&1" menyatakan bah'a individu mengetahui dia adalah seseorang yang penting dan merasa bangga pada siapakah dirinya dan apa yang bisa dilakukan untuk mengejar keinginannya. 2ndividu tidak akan membiarkan orang lain meremehkan atau merendahkannya. *egitu pula dengan pernyataan ketiga subjek .-, ,A$, dan .+ yang bangga dengan dirinya. Seseorang yang dapat memahami emosinya sendiri juga dapat memahami emosi orang lain dan merasakannya. $al ini berpengaruh terhadap kemampuan resiliensi diri individu tersebut. 2ndividu dapat mengenali perasaannya, memberikan sebutan emosi, dan menyatakannya dengan katakata dan perilaku yang tidak melanggar perasaan dan hak orang lain atau dirinya sendiri (<rotberg,%&&1". 2ndividu memahami temperamen mereka sendiri (bagaimana bertingkah, merangsang, dan mengambil resiko atau diam, reflek dan berhati-hati" dan juga terhadap temperamen orang lain. $al ini menolong individu untuk mengetahui berapa lama 'aktu yang diperlukan untuk berkomunikasi, membantu individu untuk mengetahui kecepatan untuk bereaksi, dan berapa banyak individu mampu sukses dalam berbagai situasi. <oleman (2 2" menyatakan kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. 2ndividu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. $al ini juga terdapat dalam pernyataan <rotberg (%&&1" tentang faktor resiliensi salah satunya adalah mencintai, empati, dan altruistik. 2ndividu mengasihi orang lain dan menyatakan kasih sayang tersebut dengan banyak cara. 0ia peduli akan apa yang terjadi pada orang lain dan menyatakan kepedulian itu melalui tindakan dan kata-kata. $al tersebut didukung oleh pendapat ketiga subjek bah'a, mereka ikut sedih apabila ada orang lain yang terkena musibah dan berusaha membantu jika mereka mampu. #enurut reivich dan /hatte (2 2" menyatakan bah'a seseorang yang memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial yang positif.
54

eJournal Psikologi, )olu#e 1, No#or 1, 2013: 48-57

2ndividu dapat melakukan berbagai macam hal menurut keinginan mereka tanpa terlepas dari tanggung ja'ab. <rotberg (%&&&" mengemukakan bah'a individu yang resilien memiliki tanggung ja'ab pada perilakunya dan dapat meminta maaf apabila melakukan kesalahan. $al tersebut juga dinyatakan oleh ketiga subjek bah'a, mereka meminta maaf ketika melakukan kesalahan dan berusaha memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan. 5etapi subjek ,A$ kurang menyadari tanggung ja'ab terhadap peraturan yang ada di asrama tempat tinggalnya. $al tersebut berdasarkan pernyataan ,A$ bah'a terkadang tidak mentaati peraturan yang ada. $asil seluruh penelitian diatas memberikan kesimpulan bah'a resiliensi sangat penting bagi remaja tunanetra dalam menghadapi kesulitan, tekanan atau keterpurukan. ndividu dengan resiliensi yang baik adalah individu yang optimis, yang percaya bah'a segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik. 2ndividu mempunyai harapan terhadap masa depan dan percaya bah'a individu dapat mengontrol arah kehidupannya. 4ptimis membuat fisik menjadi lebih sehat dan mengurangi kemungkinan menderita depresi. .esiliensi adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif ketika berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma, yang diperlukan untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari (.eivich dan Shatte, 2 2". *erdasarkan hasil 'a'ancara, ketiga subjek mendapatkan dukungan dari keluarganya. $al tersebut berdasarkan pernyataan dari informan A6, S#, dan -+ selaku orang tua subjek, mereka mendukung sepenuhnya untuk kebaikan anaknya. 0ukungan keluarga sangat membantu mereka dalam melakukan proses penyesuaian dengan kondisi tunanetra yang dialami. Selain dukungan dari keluarga ketiga subjek juga mendapatkan dukungan dari guru dan teman-temannya. $al tersebut berdasarkan pernyataan informan ,A dan ,S selaku guru subjek, mereka mendukung subjek terutama dalam hal pelajaran. #ereka menyatakan bah'a rata-rata subjek mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. +etiga subjek juga memiliki hubungan baik dengan orang lain disekitar mereka. $ubungan baik ini merupakan salah satu faktor yang penting bagi mereka, sehingga ketiga subjek tersebut mampu berprestasi sampai tingkat nasional dengan kelebihan masing-masing subjek. Secara psikologis remaja penyandang tunanetra merasakan perasaan malu, rendah diri dan merasa marah dengan kondisinya yang tidak dapat melihat. #ereka juga merasa terbebani dengan sikap dan prasangka dari orang lain disekitar mereka. 5etapi ketika penyandang tunanetra memiliki resiliensi yang baik mereka tidak akan merasakan perasaan yang negatif. .esiliensi merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi terhadap perubahan, tuntutan, dan kekece'aan yang muncul dalam kehidupan. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian 8arihayati (2 !" bah'a dengan
55

+esiliensi +e#aja Pen&an,ang -unane(ra S./ 0 +u'ui +a'a&u Sa#arin,a (1asna)

menjadi resilien orang akan mampu untuk bertahan diba'ah tekanan atau kesedihan dan tidak menunjukkan suasana hati yang negatif terus menerus. ,pabila resiliensi dalam diri seseorang itu meningkat, maka akan mampu mengatasi masalah-masalah apapun, mampu untuk meningkatkan potensipotensi diri, menjadi optimis, muncul keberanian dan kematangan emosi. .ata-rata dari mereka terkendala dengan akses jalan, selain itu ketiga subjek memiliki kegiatan yang dapat mereka lakukan sendiri dan memiliki kegiatan yang harus dibantu oleh orang lain. *erdasarkan hasil penelitian pada ketiga subjek, hasil yang didapat adalah ketiga subjek tersebut memiliki kemampuan resiliensi. +emampuan resiliensi yang mereka miliki belum sempurna. ,kan tetapi, dengan dukungan yang didapat dari keluarga, guru, teman, serta orang lain disekitarnya, harapan yang dimiliki, hubungan yang baik dengan orang lain, pola pikir yang positif, dan keyakinan akan masa depan yang lebih baik, resiliensi yang mereka miliki dapat semakin baik. Seseorang yang memiliki dukungan sosial akan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan dalam hidupnya. 0ukungan dari orang-orang sekitarnya menguatkan dan menjadikan seseorang lebih resilien. Da$tar Pustaka *anaag, /. <. 2 2. .eiliency, Street /hildren, and Substance ,buse Prevention. Pre!ention Pre!entif, Aov. 2 2, Bol ;. /haplin, -ames. P. 2 7. Kamus %engkap Psikologi. 5erjemahan +artini +artono. -akarta: P5. .aja <rafindo 8arihayati, 2. 2 !. .esilinsi pada 2ndividu yang 5elah #engalami 0uka /ita +ematian 2bu. Skripsi. Cogyakarta: 8akultas Psikologi dan 2lmu Sosial *udaya 322. <rothberg, :. %&&1. ' )uide to Promoting #esilience in (hildren* Strengthening the Human Spirit. 5he Series :arly /hildhood 0evelopment : Practice and .eflections. Aumber ). 5he $ague : *enard van 6eer Boundation. <rothberg, :. %&&&. $apping +our nner Strength. ,akland, /, : Ae' $arbinger Publication, 2nc. $urlock, :li9abeth. *. 2 (. Psikologi Perkembangan. -akarta: :rlangga 6i?uanti, .. %&&2. -sing (ommunity."ide (ollaboration to /oster #esiliency in Kids* ' (onceptual /rame"ork 0estern #egional (enter /or 1rugs./ree School and (ommunities. 8ar Dest 6aboratory fo :ducational .esearch and 0evelopment : San 8ransisco. #igh'ar. 2 7. Psikologi remaja. -akarta : <ramedia #oleong, 6. -., 2 !. 2etode Penelitian Kualitatif. *andung: P.5..emaja .osdakarya.
52

eJournal Psikologi, )olu#e 1, No#or 1, 2013: 48-57

#onks, 8.-. 2 7. Psikologi Perkembangan, Pengantar 1alam 3erbagai 3agiannya. Cogyakarta: 3<# Perss. .eivick, + E Shatte, ,. 2 2. $he #esilience /actor* 4 5ssential Skills for ,!ercoming %ife6s ne!itable ,bstacles. 7e" york* 3road"ay 3ooks Santrock, -. D., 2 !. 'dolescence 8Perkembangan remaja9. -akarta: :rlangga Siebert, ,l. 2 1. $he #esiliency 'd!antage* 2aster (hange, $hri!e -nder Pressure, and 3ounce 3ack /rom Setback. San 8rancisco: *eret+oehler Publisher, 2nc. Somantri, S.2 !. Psikologi 'nak %uar 3iasa. *andung : P5. .efika ,dita. Sumali, :lly, dkk. 2 ). :vektifitas $ipnoterapi 5erhadap Penurunan *ody 0issatisfaction Pada .emaja ,khir. 8akultas Psikologi 3niversitas ,hmad 0ahlan. Jurnal Humanitas. Bol.1,Ao.%, (!-(1

57

Anda mungkin juga menyukai