BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pneumonia
1. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
(Ngastiyah, 2005). Menurut Muttaqin (2008) pneumonia adalah proses
inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian
alveoli oleh eksudat yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan bendabenda
asing.
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah
yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia pada anak
dibedakan menjadi 3 yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis
(bronchopneumonia), Pneumonia interstisialis (Mansjoer, 2000).
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme
(virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain seperti aspirasi
dan radiasi. Di negara berkembang, pneumonia pada anak terutama
disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan pneumonia
adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan
Staphylococcus aureus (Said, 2010).
9
10
2. Etiologi
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalm spektrum
etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan. Spektrum
mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi kecil (< 20 hari)
meliputi Streptococcus grup B dan bakteri gram negatif seperti E. Coli,
Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar (3 minggu
3 bulan) dan anak balita (4 bulan 5 tahun), pneumonia sering
disebabkan oleh infeksi Streptococcus pneumoniae, Haemophillus
influenza type B, dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang
lebih besar dan remaja, menduduki tempat ke-2 sebagai penyebab
kematian bayi dan balita setelah diare dan menduduki tempat ke-3 sebagai
penyebab kematian pada neonatus. pneumoniae (Said, 2010).
3. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi ISPA dalam program P2 ISPA juga dibedakan untuk
golongan umur kurang dari 2 bulan dan golongan umur balita 2 bulan 5
tahun (Said, 2010) :
a. Golongan umur kurang dari 2 bulan ada 2 klasifikasi yaitu:
1) Pneumonia Berat.
Anak dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau
nafas cepat (60X per menit atau lebih). Tarikan dinding dada
kedalam terjadi bila paru-paru menjadi kaku dan mengakibatkan
perlunya tenaga untuk menarik nafas. Anak dengan tarikan dinding
11
b. Pencegahan Spesifik
1) Cegah berat bayi lahir ringan (BBLR).
2) Pemberian makanan yang baik/gizi seimbang.
3) Berikan imunisasi
Vaksinasi yang tersedia untuk mencegah secara langsung pneumonia
adalah vaksin pertussis (ada dalam DTP), campak, Hib (haemophilus
influenzae type b) dan pneumococcus (PCV). Dua vaksin diantaranya,
yaitu pertussis dan campak telah masuk ke dalam program vaksinasi
nasional di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sedangkan Hib dan
pneumokokus sudah dianjurkan oleh WHO dan menurut laporan, kedua
vaksin ini dapat mencegah kematian 1.075.000 anak setahun. Namun,
karena harganya mahal belum banyak negara yang memasukkan kedua
vaksin tersebut ke dalam program nasional imunisasi.
B. Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris,
2009). Menurut Sutomo dan Anggraeni (2010), Balita adalah istilah umum
bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia
batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara
dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
15
lebih lama (Prabu, 2009). Salah satu cara penilaian status gizi balita
adalah dengan pengukuran antropometri, pengukuran tersebut sudah
ditetapkan melalui SK Menkes RI nomor 920/Menkes/SK/VIII/2002
tanggal 1 Agustus 2002.
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Dalam
antropometri gizi digunakan indeks antropometri sebagai dasar
penilaian status gizi, salah satu indeks antropometri yaitu berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) merupakan indikator yang baik untuk
menilai status gizi saat kini. (Supariasa, 2002).
Menginterprestasikan hasil pengukuran diperlukan baku rujukan.
Di Indonesia baku rujukan dan telah direkomendasikan pemakaiannya
salah satunya, yaitu baku rujukan WHO NCHS yang
direkomendasikan pada semiloka Antropometri 1991. Data rujukan
WHO-NCHS sebagai batas ambang untuk status gizi baik yang
disarankan WHO adalah Standar deviasi unit disebut juga Z-skor.
WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk
memantau pertumbuhan. Rumus perhitungan Z skor adalah :
Ntlat tndtvtdu sub|eh - ntlat medtan bahu ru|uhan
Ntlat stmpangan bahu ru|uhan
18