Anda di halaman 1dari 32

JURNAL READING

FARINGITIS STREPTOKOKUS
OLEH: ADITYA USRI USMAN 2006730002

PEMBIMBING:

dr. Dian N, Sp. THT


SMF ILMU KESEHATAAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN RSIJ SUKAPURA JAKARTA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013

Ilustrasi kasus
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun datang dengan keluhan sakit tenggorokan dan demam yang telah berlangsung selama 1 hari. Ia tampak sakit sedang. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39C, pembesaran KGB servikal anterior bilateral diameter 1-2 cm, eritema dan dengan eksudat putih-kekuningan pada pembesaran tonsil dan faring posterior. Tes deteksi antigen cepat dari spesimen swab tenggorokan positif untuk Grup A streptococcus. Bagaimana seharusnya pasien dievaluasi dan diobati?

MASALAH KLINIS
Sakit tenggorokan gejala yang sangat umum

Jumlah faringitis akut 1,3% rawat jalan di AS dan sekitar 15 juta pasien berkunjung tahun 2006
Streptococcus grup A (Streptococcus pyogenes) 5-15% dari kasus faringitis pada dewasa dan 20-30% dari kasus pada anak-anak.

Streptococcus faringitis terjadi anak-anak antara usia 5 dan 15 tahun. Di daerah beriklim tropis, insiden tertinggi di musim dingin dan awal musim semi.

MASALAH KLINIS
Infeksi Streptococcus faring tidak hanya menyebabkan penyakit akut, tetapi juga dapat memicu sindrom post infeksi pada glomerulonefritis poststreptococcal dan demam rematik akut.

Demam rematik saat ini tidak banyak di negara maju, tetapi tetap penyebab utama penyakit jantung yang didapat pada anak-anak daerah miskin sumber daya seperti sub-Sahara Afrika, India dan bagian dari Australasia.

EVALUASI
Gejala timbul tiba-tiba Sakit tenggorokan, demam menggigil, malaise, sakit kepala Anak-anak muda perut sakit, mual, dan muntah Disertai dengan scarlet fever (ruam eritema, deskuamasi) Batuk, coryza dan konjungtivitis tidak khas (infeksi virus)

EVALUASI
Sakit tenggorokan lebih buruk, unilateral, sulit menelan komplikasi supuratif lokal (peritonsilar atau abses retrofaringeal)

Usia 3 tahun coryza, nares ekskoriasi, dan adenopati. Demam membaik dalam 3-5 hari Sakit tenggorokan sembuh dalam 1 minggu Tanpa pengobatan spesifik

EVALUASI

EVALUASI

sistem penilaian klinis dan kultur tenggorokan pada faringitis streptokokus grup A
Kriteria Demam ( >38 C ) Adanya batuk Pembengkakan pada leher anterior Pembengkakan tonsilar Umur 3 - 15 thn 15 45 thn 45 thn 1 0 -1 Nilai 1 1 1 1

Ket : Nilai 0 = 1-2.5%, nilai 1 = 5-10%, 2 = 11-17%, 3 = 28-35%, 4 = 51-53%.

LABORATORIUM
Jika gejala tidak spesifik, diagnosis faringitis Streptococcus harus

berdasarkan Kultur tenggorokan Tes deteksi antigen cepat dari swab tenggorokan (faring posterior dan tonsil).
Pengukuran serum antibodi streptolysin O atau DNase B

diagnosis demam poststreptococcal.

rematik

akut

atau

glomerulonefritis

Pendekatan alternatif identifikasi cepat S. pyogenes specific DNA

sequences hibridisasi dengan DNA probe atau polymerasechain-reaction assay (PCR).

PENGOBATAN ANTIBIOTIK YANG RASIONAL


Penelitian melibatkan militer pada 1950-an

pengobatan antibiotik mengurangi risiko demam reumatik akut.


Meta-analisis (9 studi, 6702 pasien) regimen

penisilin IM dikaitkan dengan penurunan 80% insiden demam rematik akut, dibandingkan dengan tidak ada pengobatan antibiotik (risiko relatif, 0,20; interval keyakinan 95% [CI], 0,11 0,36).

PENGOBATAN ANTIBIOTIK YANG RASIONAL


Terapi antibiotik mengurangi risiko komplikasi

suppurative infeksi streptococcus. Cochrane (uji acak, placebo-kontrol) terapi antibiotik secara signifikan mengurangi risiko otitis media akut (11 studi) dan abses peritonsilar (8 studi).
Tanpa pengobatan, faringitis Streptococcus kultur

tenggorok positif persisten hingga 6 minggu dari 80% pasien. Pengobatan antibiotik aktif kultur tenggorok negatif dalam waktu 24 jam > 80% pasien.

DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN


Di tahun 1950-an dan 1960-an, pengobatan antibiotik

pada faringitis streptococcus mencegah demam rematik akut.


Strategi berdasarkan hasil kultur tenggorokan

Tidak mendapat pengobatan Pengobatan terhadap semua pasien dengan gejala Pengobatan yang didasarkan pada hasil cepat

antigen-deteksi

DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN


Pengobatan berdasarkan hasil tes cepat antigen

detection ditambah kultur tenggorok pada pasien dengan deteksi antigen negatif Pengobatan yang didasarkan pada algoritma tanda-tanda dan gejala sendiri/kombinasi dengan selektif menggunakan kultur, tes cepat antigendeteksi, atau keduanya.
Dari 4 strategi tes cepat antigen-deteksi ditambah

kultur paling efektif jika prevalensi faringitis Streptococcus > 20%.

Rekomendasi pengobatan streptokokus grup A


Jenis obat Dosis

Penicillin V

Pasien dengan berat <27 kg: 250 mg per oral 2-3 x/hr selama 10 hr, 27 kg : 500 mg per oral 2-3 x/hr selama 10hr.
Pasien dengan berat <27 kg: 600.000 unit IM dosis tunggal, 27 kg: 1.2 jt unit IM dosis tunggal. 20 mg/kg/oral 2x1, dosis maksimum 500 mg selama 10hr atau 50 mg/kg/oral 1x1 dosis maksimum 1 gr selama 10 hr

Benzathine penicillin G

Amoxicillin

Alternatif pengobatan pada pasien dengan alergi penicillin


Jeni obat Cephalexin Cefadroxil Azythromycin Clindamycin Dosis 20 mg/kg/oral 2x1 dosis maksimum 500 mg selama 10hr. 30 mg/kg/oral 1x1 dosis maksimum 1 gr/hr selama 10 hr. 12 mg/kg/oral 1x1 dosis maksimum 500 mg selama 5hr 7 mg/kg/oral 3x1 dosis maksimum 300 mg selama 10hr

FOLLOW UP SETELAH PENGOBATAN


Pengulangan kultur tidak dianjurkan setelah pengobatan untuk faringitis streptococcus tidak terdeteksi. Kultur yang positif setelah pengobatan yang tepat tidak diperlukan jika gejala dan tanda-tanda faringitis telah tidak ada. Meskipun hasil positif berarti kegagalan pengobatan pasien carier streptococcus yang memiliki episode faringitis intercurrent disebabkan oleh organisme lain.

FOLLOW UP SETELAH PENGOBATAN


Tes cepat antigen-deteksi, kultur, atau keduanya

harus dilakukan jika gejala faringitis berulang setelah pengobatan Jika hasil (+) indikasi pengobatan ulang Obatnya penisilin benzathine IM
Klindamisin dan cephalosporin tampaknya lebih

efektif daripada penisilin dalam memberantas karier.

GUIDELINES
Rekomendasi faringitis Streptococcus
The American College of Physicians (ACP)
The American Academy of Family Physicians (AAFP) The Centers for Disease Control and Prevention (CDC)4 The Infectious Diseases Society of America (IDSA)

The American Heart AssociationAmerican Academy of Pediatrics

(AHA) Tidak melakukan kultur tenggorokan atau tes cepat antigen-deteksi pada orang yang tidak memiliki klinis infeksi Streptococcus (demam, pembesaran adenopathy servika, pembengkakan tonsil atau faring atau exudate, dan tidak adanya batuk).

PEDOMAN
Pedoman ACP, AAFP dan CDC mendukung tiga strategi alternatif Strategi pertama mengobati pasien dengan tes positif cepat antigen-detection. Strategi kedua mengobati pasien yang memenuhi semua empat klinis kriteria tanpa pengujian lebih lanjut dan orang-orang yang memenuhi dua atau tiga kriteria klinis dan memiliki tes positif cepat antigen-detection. Strategi yang ketiga menguji ada dan untuk mengobati pasien yang memenuhi tiga atau empat kriteria klinis.

PEDOMAN
Semua panduan merekomendasikan penisilin oral atau IM (terapi untuk faringitis streptococcus)

AHA amoxicillin 1X1 lini pertama terapi

ACP, AAFP, CDC, dan IDSA eritromisin pada pasien yang alergi terhadap penicillin. AHA cephalosporin generasi pertama pada pasien dengan alergi penisilin yang tidak memiliki hipersensitivitas langsung terhadap antibiotik betalactam, dengan Klindamisin, azitromisin, atau klaritromisin sebagai pilihan pengobatan alternatif.

PEDOMAN
Faringitis Streptococcus bisa sembuh sendiri yang tidak memerlukan diagnosis spesifik atau pengobatan antibiotik kecuali pada pasien berisiko tinggi (riw. rematik akut atau penyakit jantung rheumatiK) atau pasien sakit parah.

Pertimbangan Eropa

Pedoman dari India

Insiden demam rematik akut tetap tinggi Daftar benzathine IM penisilin G pertama direkomendasikan terapi untuk faringitis streptococcus.

KESIMPULAN

Pasien dengan gejala dan tanda-tanda faringitis Streptococcus (seperti kasus) Diagnosis spesifik kultur tenggorokan atau tes cepat antigendeteksi dengan kultur tenggorokan jika tes cepat antigen-deteksi negatif (sedikit pada anak-anak).

KESIMPULAN

Penisilin

Pilihan pengobatan, dan generasi pertama cephalosporin alternatif kecuali ada riwayat hipersensitivitas terhadap antibiotik beta-laktam.

KESIMPULAN
Pasien dalam gambaran kasus, tes deteksi cepat antigen yang positif menetapkan diagnosis infeksi streptococcus. Direkomendasikan ibuprofen atau acetaminophen untuk meredakan gejala dan diresepkan penisilin V oral selama 10 hari.

Tes cepat antigen-deteksi positif kultur tenggorokan tidak diperlukan untuk diagnosis dan setelah pengobatan, jika gejala sembuh.

Anda mungkin juga menyukai