Anda di halaman 1dari 5

BAB III PEMBAHASAN

Biodegradasi merupakan proses pengomposan (composting) . Tidak semua bahan di alam ini dapat terurai menjadi komponen kecil penyusunnya. Segala bahan yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen penyusunnya disebut bahan biodegradable. Pengurai atau pendegradasi umumnya adalah bakteri dan jamur. Bahan biodegradable umumnya memiliki jenis ikatan asetal, amida, atau ester, dan memiliki berat molekul, kristalinitas rendah serta hidrofilitas tinggi. Plastik yang beredar di pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulit untuk terurai di alam. Akibatnya semakin banyak yang menggunakan plastik, akan semakin meningkat pula pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air dan tanah menjadi tidak subur. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Di Indonesia, plastik biodegradabel yang mudah dikembangkan adalah polylactic acid (PLA) karena plastik ini berbahan dasar zat tepung/pati. Pati di dapatkan dari sumber karbohidrat, di Indonesia banyak diperoleh sumber karbohidrat seperti singkong, kentang, beras, dan tanaman lainnya penghasil karbohidrat sehingga pengembangan plastik PLA berpotensi besar di Indonesia. Polylactic acid (PLA) berasal dari proses esterifikasi asam laktat yang diperoleh dengan cara fermentasi oleh bakteri dengan menggunakan substrat pati atau gula sederhana. PLA memiliki sifat tahan panas, kuat, dan merupakan polimer yang elastis. Dalam proses pembuatan Polylactic acid terdapat lima langkah rangkaian proses utama, diantaranya (1) Ekstraksi pati;

(2) Hidrolisis pati menjadi glukosa, hidrolisis adalah pemecahan kimiawi suatu molekul karena pengikatan air sehingga menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil, hidrolisis ini dapat dilakukan dengan enzim maupun asam.; (3) Fermentasi asam laktat, glukosa yang dihasilkan pada tahap hidrolisis digunakan sebagai bahan fermentasi asam laktat yang dilakukan oleh bakteri asam laktat (bakteri yang dapat menghasilkan asam laktat melalui fermentasi terdiri atas empat genus, yaitu Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus, dan Sterptococcus).; (4) Esterifikasi dan pembentukan polimer, asam laktat yang terbentuk melalui fermentasi kemudian di esterifikasi. Kinetika reaksi dari pembuatan PLA dapat ditingkatkan dengan penggunaan zink oksida dan suhu tinggi (135 C, 6 jam) dilanjutkan dengan pembukaan cincin Lactide dan polymerisasi.; (5) Pencetakan dan pembentukan, pembentukan dilakukan sebagaimana halnya proses pencetakan plastik sintetik karena bio-plastik PLA mempunyai juga sifat-sifat mekanis yang mirip dibandingkan plastik sintetik, terutama dengan polystyren. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung (PLA) dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus yang memutus rantai polimer menjadi monomermonomernya. Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Plastik berbahan dasar tepung aman bagi lingkungan. Sebagai perbandingan, plastik tradisional membutuhkan waktu sekira 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Pada penilitian ini, mula-mula dipersiapkan pati kulit singkong yang kering. Pembuatan pati kulit singkong diawali dengan membersihkan kulit singkong sebanyak 100 gram sehingga kulit singkong menjadi bersih dan putih. Setelah diperoleh kulit singkong yang bersih dan putih, tambahkan 100 ml air yang berfungsi untuk mempermudah penghancuran. Blender digunakan untuk menghancurkan kulit singkong agar menjadi bubur. Bubur kulit singkong kemudian disaring dan dibiarkan selama 30 menit untuk mendapatkan endapan

dari bubur kulit singkong. Jika sudah 30 menit endapan dipisahkan dari air, kemudian endapan yang diperoleh ditambahkan lagi dengan air dan diendapkan kembali dengan waktu yang sama yaitu 30 menit. Endapan yang didapat kemudian dikeringkan didalam oven dengan suhu 70oC selama 30 menit. Setelah diperoleh pati kulit singkong kering, proes selanjutnya adalah pembuatan film plastic biodegradable. Mula-mula 12 gram pati kulit singkong dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian ditambahkan dengan 25 ml air. Tambahkan 3 ml asam asetat yang berfungsi sebagai pelarut dari campuran tersebut dan kemudian tambahkan 2 ml gliserol yang berfungsi sebagai plastizer yaitu membuat film plastik menjadi lebih elastis. Kemudian, campuran tersebut dipanaskan didalam waterbath selama 30 menit. Campuran ini akan berubah menjadi seperti lem, lakukan pengadukan agar campuran tidak menggumpal. Sambil mengaduk, masukkan kertas indikator untuk menguji keasaman campuran, jika ternyata asam tambahkan dengan NaOH 0,1 ml sampai netral. Angkat campuran yang telah mengental, kemudian dicetak diatas cetakan yang sebelumnya telah disiapkan yang terbuat dari polimer agar tidak lengket ketika diangkat. Dan tahap terakhir, dilakukan pengeringan pada suhu kamar hingga kering. Film plastik kemudian disimpan pada suhu ruangan dan dilakukan pengujian kekuatan tariknya setiap 1 minggu. Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa hasil terbaik adalah pada 12 gram pati, 4 ml gliserol dengan kekuatan tarik 0,2122 kgf/mm2. Polimer biodegradasi mengalami perubahan sifat selama waktu penggunaan karena peristiwa fisis yang terjadi di dalamnya maupun pengaruh dari lingkungan, misalnya karena adanya perpindahan bahan tambahan (plastisizer) dalam plastik dan juga karena adanya pengaruh uap air dalam lingkungan penyimpanan.

Berdasarkan gambar, dapat kita ketahui bahwa kekuatan tarik relative konstan setiapa minggunya, kecuali pada minggu ke-2 dan ke-3 karena terjadi penurunan, yaitu dari 0,2122 menjadi 0,2121. Hal ini disebabkan adanya absorpsi uap air dan terjadi perpindahan plastisizer dalam matrik film plastik selama penyimpanan. Tetapi pada minggu keempat dan kelima kekuatan tarik konstan. Hal ini disebabkan film plastik biodegradasi tidak banyak dipengaruhi oleh adanya absorpsi uap air selama penyimpanan dan kemungkinan tidak terjadi perpindahan plastisizer gliserol dalam matriks film plastic

Pada gambar 2, terlihat bahwa persen pemanjangan saat putus pada minggu ke-1 dan ke-2 konstan dan kemudian mengalami penurunan terus menerus pada minggu ke-3, ke-4, dan ke-5. Hal ini menunjukkan bahwa film hanya dapat bertahan selama 2minggu. Hal ini diakibatkan gliserol yang menyebabkan fleksibilitas suatu plastik dipengaruhi oleh absorpsi uap air selama penyimpanan dan kemungkinan terjadi perpindahan plastisizerdalam matriks film plastik. Penggunaan plastisizer yang terlampau banyak akan meningkatkan permeabilitas terhadap uap air. Hal ini sesuai dengan penelitian Ani Purwanti dengan judul Analisis kuat tarik dan elongasi plastik kitosan terplastisasi sorbitol, dimana hasil penelitian yang diperoleh adalah nilai elongasi film plastik mengalami penurunan selama penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai

  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen6 halaman
    1 Cover
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Kartu Orlep New1
    Kartu Orlep New1
    Dokumen4 halaman
    Kartu Orlep New1
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Acara I
    Acara I
    Dokumen8 halaman
    Acara I
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Analisis Dampak
    Analisis Dampak
    Dokumen3 halaman
    Analisis Dampak
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • SANITASI
    SANITASI
    Dokumen19 halaman
    SANITASI
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Soal Kimia
    Soal Kimia
    Dokumen3 halaman
    Soal Kimia
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Tugas Dasar Teknologi Pengolahan
    Tugas Dasar Teknologi Pengolahan
    Dokumen11 halaman
    Tugas Dasar Teknologi Pengolahan
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Soal LCC
    Soal LCC
    Dokumen9 halaman
    Soal LCC
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Getuk Goreng
    Getuk Goreng
    Dokumen5 halaman
    Getuk Goreng
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Getuk Goreng
    Getuk Goreng
    Dokumen5 halaman
    Getuk Goreng
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Praktikum PBP
    Format Laporan Praktikum PBP
    Dokumen3 halaman
    Format Laporan Praktikum PBP
    Yanuar Hardika Anggraeni
    Belum ada peringkat