Anda di halaman 1dari 34

Working Substance

pada Pembangkitan
Pembangkitan Tenaga Listrik
Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha

Macam-macam energi:
Energi Potensial
Energi Kinetik
Energi Kalor
Energi Surya
Energi Nuklir
Energi Bunyi
Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang
dimiliki oleh suatu zat.

Satuan kalor adalah kalori dimana 1 kalori
adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 gr air sebesar 1
0
C

1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10
-3
Btu
1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10
-4
Btu
1 Btu = 1055 J = 252,0 kal


Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis
Kapasitas kalor (C)
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur dari suatu sampel bahan sebesar 1
0
C.

Q = C T

Kalor jenis (c)
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1
0
C.

Q = m c T


Perpindahan Kalor
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal
maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang
bertemperatur lebih tinggi ke benda yang
bertemperatur lebih rendah, hingga tercapainya
kesetimbangan termal.

Proses perpindahan panas ini berlangsung
dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi, konveksi
dan radiasi.


Konduksi
Perambatan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-
bagian zat perantaranya, biasanya pada benda padat.

H = K . A . (dt/ L)

H : jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
dt/L : gradien temperatur (K/m)
K : koefisien konduksi
A : luas penampang (m)
L : panjang benda (m)
Konveksi
Perambatan kalor yang disertai perpindahan bagian-
bagian zat, karena perbedaan massa jenis.

H = K . A . dt

H : jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
K : koefisien konveksi
dt : kenaikan suhu (K)

Radiasi
Perambatan kalor dengan pancaran gelombang elektromagnetik yang
mengikuti Hukum Stefan Boltzmann:

W = e . s . T
4


W : intensitas radiasi per satuan luas per satuan waktu
s : konstanta Boltzman = 5,672 x 10
-8
watt/cm
2
. K
4
e : emisivitas (o < e < 1) T = suhu mutlak (K)

Benda yang dipanaskan sampai pijar, selain memancarkan radiasi
kalor juga memancarkan energi radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.Maka berlaku hukum pergeseran Wien, yaitu:

I
max
. T = C

C : konstanta Wien = 2,9 x
10-3
m .
0
K


Radiasi (contd)
Semua benda (panas/dingin) memancarkan energi
radiasi/kalor.

Semakin tinggi suhu benda, semakin besar
radiasinya, dan semakin pendek panjang
gelombangnya.

Koefisien emisivitas benda tergantung pada sifat
permukaannya. Benda hitam sempurna mempunyai
nilai e = 1 merupakan pemancar dan penyerap kalor
yang paling baik.


Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja
Bentuk Energi
Energi Kinetik
Energi Potensial
Energi Kinetik
Kata "kinetik" berasal dari kata "kinetikos" yang
artinya gerakan.

Bila kecepatan benda berubah, maka kerja yang
dibutuhkan sama dengan perubahan energi
kinetik, dikenal sebagai Teorema Kerja-Energi.
2
1
2
2
2
1
2
1
mv mv W =
Energi Potensial
Energi potensial gravitasi (umum) antara dua
massa adalah


dengan acuan r = Ep = 0

Artinya, energi potensial gravitasi pada berlaku
jika gaya berat dianggap tetap.
2
2 1
r
m m
G E
p
=
Sifat Energi
Tidak dapat diciptakan
Tidak dapat dihancurkan
Dapat diubah ke bentuk yang lain

Kerja
Jika gaya diberikan pada benda dan benda
tersebut mengalami perpindahan maka berarti
kita melakukan kerja.

Makin besar gaya yang diberikan maka makin
besar pula kerja yang dilakukan.

Persamaannya :


Satuannya : Joule atau N.m

s F W =
Kerja dan Energi Kinetik
Kerja total berkaitan juga dengan laju. Jika laju
benda berubah dari v
1
ke v
2
dan benda berpindah
dari x
1
ke x
2
, maka :


Jika persamaan di atas dan hukum kedua Newton
disubstitusikan, maka diperoleh :

s
a as
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
v v
v v

= + =
kinetik energi
2
1
2
1
2
1

2
2
1
2
2
=
=
v
v v
m K
m m s F
Kerja dan Energi Kinetik
Kesimpulannya :
Kerja yang dilakukan oleh gaya total pada
partikel sama dengan perubahan energi kinetik
partikel.
Persamaannya disebut teorema kerja-energi :



K K K W
tot
A = =
1 2
Daya
Daya merupakan laju waktu dimana kerja
dilakukan.
Daya rata-rata :

Daya sesaat :

Daya sesaat juga dapat dinyatakan dalam :


t
W
P
rt
A
A
=
dt
dW
P =
v F P =
Fase Substansi

Enthalpy
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang
menyatakan jumlah energi internal suatu sistem
termodinamika ditambah energi yang digunakan
untuk melakukan kerja. Secara matematis dinyatakan:

H = U + PV

H : Enthalpy sistem (joule)
U : Energi internal (joule)
P : Tekanan sistem (pa)
V : Volume sistem (m
2
)
Enthalpy (contd)
Jika suatu proses pada tekanan tetap dilakukan
tanpa adanya kerja, maka panas yang
dipindahkan per unit massa adalah entalpi zat
tersebut.

Entalpi total sebuah sistem tidak dapat diukur
secara langsung, tetapi perubahan entalpi sistem
yang diukur.
initial final
H H H = A
Enthalpy (contd)

Entropy (S)
Merupakan ukuran kuantitatif derajat
ketidakteraturan mikroskopik

Entropy tidak didefinisikan secara langsung,
tetapi melalui persamaan yang menghubungkan
perubahan entropi sistem terhadap perubahan
kalor sistem.
Ice melting - a classic example of entropy increasing
Entropy (contd)
Untuk temperatur konstan, perubahan entropy S
didefinisikan dengan persamaan S = Q/T
Q adalah jumlah panas yang diserap pada sebuah proses
isothermal and reversible dimana sistem berubah keadaan

T adalah temperatur absolut saat proses terjadi. Jika
temperatur sistem tidak konstan, hubungannya menjadi
persamaan differensial dS = dQ/T

Temperature T dapat dijabarkan sebagai fungsi T(Q). Maka
total perubahan entropy sebagai fungsi kalor:

( )
}
= A
A
dQ
Q T
S
1
Entropy (contd)

Diagram Mollier
Mollier diagram is a graphical representation of
the thermodynamic properties and states of
materials involving "Enthalpy" on one of the
coordinates.
Richard Mollier
(1863-1935)
Diagram Mollier (contd)
Enthalpy-entropy diagram, h-s diagram: it is valuable in
analyzing steady-flow devices such as turbines,
compressors, etc.

h : change of enthalpy from energy balance (from the
first law of thermodynamics).

s : change of entropy from the second law ( a measure
of the irreversibility during an adiabatic process).

Diagram Mollier (contd)

Diagram Mollier (contd)

Diagram T-S
Pada diagram T-S, daerah di
bawah kurva merepresentasi-
kan transfer kalor untuk
sebuah proses reversible.

T
dQ
dS
net
=
TdS dQ
net
=
}
=
2
1
TdS Q
net
}
= = = A
2
1
0
1 2
T
Q
T
dQ
S S S
net net
0
1 2
= = A S S S
1 2
S S =
Untuk proses isothermal reversible,
Untuk proses adiabatik reversible
(isentropis), Q=0
Diagram T-S (contd)
Siklus Carnot pada diagram T-S, peng-
identifikasikan heat transfer pada suhu tinggi
dan suhu rendah, serta kerja dari siklus.

1-2, reversible isothermal heat transfer
Q
H
= }TdS = T
H
(S
2
-S
1
) area 1-2-B-A
2-3, reversible, adiabatic expansion
isentropic process, S=constant (S
2
=S
3
)
3-4, reversible isothermal heat transfer
Q
L
= }TdS = T
L
(S
4
-S
3
), area 3-4-A-B
4-1, reversible, adiabatic compression
isentropic process, S
1
=S
4

S
T
T
H

T
L

S
1
=S
4
S
2
=S
3

1
2
3
4
A B
W
net
= Q
H
- Q
L
, the area enclosed by 1-2-3-4, the shaded area

Anda mungkin juga menyukai