Anda di halaman 1dari 2

BAB 2, TULISAN

PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

KEPADATAN, DAN KEMACETAN DI JAKARTA DAN KOTAKOTA BESAR DI INDONESIA


Tidak kita pungkiri Jakarta sebagai ibu kota Indonesia sangat-sangat lah padat mulai dari penduduknya sampai kendaraan yang ada di Jakarta pun sangatlah banyak. Seperti kakak saya yang kini tinggal di daerah Tebet Jakarta Selatan disana sangat lah padat rumah-rumah disana sangat lah padat bahkan lahan bermain untuk anak-anak pun sudah tidak ada sampaisampai kalau saya main kesana untuk parkir kendaraan pun harus parkir didekat gang gak bisa kalau parkir didepan rumah jangan kan tempat parkir jalan setapaknya pun sangat lah sempit. Sebagai warga Bekasi yang bertepatan tidak jauh dari Jakarta saya memang agak pusing kalau ingin pergi keluar kota karena perjalanan yang sangat lama padahal jaraknya tidak seberapa jauh yaa tentunya karena kejebak macet dijalan jadi banyak waktu yang terbuang sia-sia di jalan yang seharusnya saya bisa sampai dalam waktu satu jam ini malah sampai 2 atau mungkin 3 jam kalau macetnya parah. Pernah suatu waktu saya pergi ke Tanah abang sama mamah saya dan waktu saya habis Cuma untuk dijalan jadi barang-barang belanjaan yang saya butuhkan tidak semuanya terbeli karena waktunya kurang cukup karena macetnya panjang banget bahkan bisa dikatakan lumpuh total untungnya pas pulang gak terlalu macet mungkin karena sudah agak malam. Lalu pengalaman saya juga ketika saya pergi keluar kota dari Jakarta ke Bandung ketika itu benar-benar sangat membosanka karena setiap perjalan dikit-dikit macet bahkan sempat juga sampai macet total alias lumpuh total saya berangkat sekitar pukul 9 pagi dari rumah kakak saya diperjalanan mulanya saya sangat antusias dengan liburan saya ini namun malah saya kejebak macet dan sampai di Bandung malah sore sekitar jam 3 kurang lebih akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk menginap semalam dan pergi liburan ditempat tujuan keesokkan harinya karena takut tambah macet di perjalanan kesana dan sudah sore juga dan keesokkan hari kami kembali melanjutkan perjalanan untungnya tidak terlalu macet karena kami berangkat agak pagi dari hotel. Bukan hanya itu kemacetan di Jakarta juga karena disebabkan oleh banyaknya kendaraan dan juga kurang tertibnya kendaraan seperti yang parkir-parkir sembarangan dipinggir jalan atau kendaraan-kendaraan umum yang manggkal dipinggir jalan buat nyari penumpang ya

sebenernya si gak heran kenapa di Jakarta sangatlah banyak kendaraan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi karena populasi penduduk di Jakarta pun sangatlah banyak. Banyaknya perantau-perantau dari luar kota maupun luar pulau sangatlah banyak sehingga terjadi penumpukan penduduk di Jakarta banyaknya perantauan di sebabkan karena rumor bahwa di Jakarta banyak sekali peluang pekerjaan baik sebagai wiraswasta, buruh, karyawan maupun pekerjaan-pekerjaan lainnya jadi tidak heran kenapa banyak sekali perantau yang datang ke Jakarta salah satunya ya karena ingin mencari pekerjaan dijakarta. Tapi kenyataanya banyak sekali pengangguran di Jakarta bahkan banyak pula tuna wisma di Jakarta kenyataan seperti ini menegaskan bahwa Jakarta itu kota yang kejam siapapun yang tidak memiliki kemampuan ataupun gelar tidak akan jadi apa-apa di Jakarta. Banyak pula pengemis-pengemis di Jakarta kadang saya suka risih kalau lihat pengemis di Jakarta karena banyak juga yang masih sehat sempurna bahkan masih muda tapi udah jadi pengemis padahal pekerjaan yang lain kan masih banyak kenapa dia gak jualan asongan aja atau enggak jadi pemulung walaupun dipandangnya sama setidaknya pekerjaan sebagai tukang asongan atau pun pemulung lebih mulia daripada hanya sekedar meminta-minta tanpa usaha dan kerja keras. Ya saya juga memaklumi sih mungkin karena itu imbas dari susahnya hidup di Jakarta sehingga dia putus asa dan mencari pekerjaan yang mudah namun menghasilkan. Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di Jakarta tapi juga dikota-kota besar lainnya yang mempunyai populasi penduduk yang sangat padat dan banyak seperti di Bandung, Jogja, dll walaupun populasinya tidak separah Jakarta namun ya hampir sama lah gak jauh beda. Alhasil kota-kota kecil yang berada di daerah-daerah sangatlah sepi penduduk karena ditinggalkan warganya ke Ibu kota. Sebenarnya saya juga berasal dari perantauan lebih tepatnya kakek dan nenek buyut saya kalau saya sih lahir disini ibu saya pun lahir di Jakarta begitu juga ayah saya sama-sama kelahiran Jakarta. Dan alhamdulillahnya saya tidak harus mengalami susahnya kehidupan di Jakarta mungkin dulu kakek dan nenek buyut saya yang paling merasakan susahnya hidup di Jakarta untungnya sekarang sudah tidak lagi hehe... Itu sedikit pengalaman saya tentang kota-kota besar khususnya jakarta dengan kepadatan dan kemacetan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai