Anda di halaman 1dari 54

APOPTOSIS

dr. RADITA NUR ANGGRAENI GINTING DEPARTEMEN HISTOLOGI FK USU

PENDAHULUAN

Setiap hari ratusan dari milyaran sel ditubuh kita dimusnahkan dan digantikan melalui pembelahan sel-sel yang ada. Proliferasi pada sel yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan merupakan proses fisiologis yang tak perlu lagi diragukan kepentingannya, namun yang tak kalah penting bagi fungsi tubuh dan kesehatan adalah proses kematian terprogram yang disebut apoptosis.

Apoptosis (dari bahasa Yunani, apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") mekanisme biologi, yang merupakan suatu jenis kematian sel terprogram yang digunakan oleh organisme multiseluler membuang sel yang sudah tidak diperlukan.

Apoptosis ini melibatkan suatu rangkaian peristiwa biokimia yang mengarah ke ciri morfologi sel yang spesifik dan berakhir pada kematian sel.

Berbeda dengan nekrosis, apoptosis kematian sel terprogram dan merupakan mekanisme fisiologis yang diatur dengan teliti seperti halnya pada pembelahan sel.
Apoptosis berperan dalam : penyesuaian jaringan terhadap kebutuhan yang berubahubah. memusnahkan sel yang tidak berguna selama perkembangan embrio. membuang sel yang berbahaya seperti : sel tumor sel yang terinfeksi virus sel imuno-kompeten yang melawan antigen yang berasal dari dalam tubuh sendiri.

Pertama kali apoptosis ditemukan pada embrio yang sedang berkembang, dimana kematian sel terprogram menjadi proses yang penting.

pembentukan embrio (morfogenesis). merupakan peristiwa yang umum dijumpai pada jaringan orang dewasa normal.

Selama siklus hidup organisme, apoptosis memberi keuntungan. Sebagai contoh, selama perkembangan fetus, terjadi pemisahan jari-jari tangan dan kaki karena sel-selnya mengalami apoptosis.

Kira-kira 50-70 milyar sel mati setiap hari disebabkan oleh apoptosis pada rata-rata orang dewasa. Dalam setahun jumlah yang : berproliferasi = apoptosis = BB individu

Pada banyak kasus, secara fisiologis dengan apoptosis.

terjadi kematian sel

Defek pada pengaturan kematian sel terprogram berperan untuk beberapa penyakit, seperti akumulasi sel kanker, restenosis dan hilangnya sel (cell loss) akibat stroke, gagal jantung, neurodegenerasi dan AIDS. Pada tahun terakhir, telah diterangkan sistem molekuler bertanggung jawab terhadap apoptosis yang mengungkapkan suatu kelompok protease intraseluler yaitu caspases, yang bertanggung jawab langsung maupun tak langsung terhadap perubahan biokimia dan morfologi yang khas dari fenomena apoptosis.

Histologic cross section of embryonic foot of mouse (Mus musculus) in 15.5 day of its development. There are still cells between fingers. (Full development of mouse lasts 27 days.) (Compare this image with image of leg of mouse).

Fully developed foot of mouse has separate fingers.

1.Hubungan dg kerusakan sel atau infeksi.

5.Regulasi sistem immun.

2.Sebagai respon thd stress.


.

4.Sebagai bagian pertumbuhan.

3.Sebagai upaya menjaga kestabilan jumlah sel.

1. Hubungannya dengan kerusakan sel atau infeksi.


Bila sel kehilangan kemampuan melakukan apoptosis (misalnya karena mutasi), atau bila inisiatif untuk melakukan apoptosis dihambat (oleh virus), sel yang rusak dapat terus membelah tanpa terbatas kanker.

Apoptosis dapat terjadi ketika sel mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Keputusan untuk melakukan apoptosis berasal dari : sel itu sendiri, jaringan yang mengelilinginya, atau sel dari sistem imun.

Contoh : salah satu hal yang dilakukan Human Papilloma Virus saat melakukan pembajakan sistem genetik sel adalah menggunakan gen E6 yang mendegradasi protein p53.

Padahal protein p53 berperan penting pada mekanisme apoptosis. Oleh karena itu, infeksi HPV tumbuhnya kanker serviks.

2. Sebagai respon terhadap stress atau kerusakan DNA.


Kelaparan, kerusakan DNA akibat racun,paparan terhadap ultraviolet / radiasi (gamma, sinar-x) Stress sel

Apoptosis

3. Sebagai upaya menjaga kestabilan jumlah sel. Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ / jaringan harus bersifat konstan pada range tertentu. Sel darah dan kulit misalnya, selalu diperbaharui dengan pembelahan diri sel - sel progenitornya, tetapi harus dikompensasi dengan kematian sel yang tua.

Keseimbangan tercapai bila :

4. Sebagai bagian dari pertumbuhan.

Kematian sel terprogram merupakan bagian penting pada perkembangan jaringan tumbuhan dan metazoa (organisme multisel).

5. Regulasi sistem imun.

Sel B dan sel T adalah pelaku utama pertahanan tubuh terhadap ; zat asing yang dapat menginfeksi tubuh. sel-sel dari tubuh sendiri yang mengalami menjadi ganas.

perubahan

Dalam melakukan tugasnya, sel B dan sel T harus memiliki kemampuan membedakan antara (self) "milik sendiri" dari (non-self) "milik asing" antigen "sehat" dan "tidak sehat".

Saat Killer T-Cell terpapar oleh :


potongan-potongan protein yang tidak sempurna, misalnya karena mutasi. terpapar antigen asing karena adanya infeksi virus.

aktif

Killer T-Cell bermigrasi keluar dari lymph node.


Menemukan dan mengenali sel-sel yang tidak sempurna atau sel yang terinfeksi. Membuat sel-sel tersebut melakukan kematian sel terprogram.

Morphological features
Apoptosis Necrosis
Swelling of cytoplasm and mitochondria.

Outset
Plasma membrane Chromatin Organelles Vesicles

Shrinking of cytoplasm, condensation of nucleus.

Blebbing of plasma membrane without loss of integrity


Aggregation of chromatin at the nuclear membrane. Mitochondria become leaky due to pore formation involving proteins of the bcl-2 family. Formation of membrane bound vesicles (apoptotic bodies) Fragmentation of cell into smaller bodies

Loss of membrane integrity

Disintegration (swelling) of organelles No vesicle formation, complete lysis Total cell lysis

Terminal

Biochemical features
Apoptosis Regulation
Tightly regulated process involving activation and enzymatic steps.

Necrosis
Loss of regulation of ion homeostasis.

Energy input
DNA

Energy (ATP)-dependent (active


process, does not occur at 4C) Non-random mono- and oligonucleosomal length fragmentation of DNA (Ladder pattern after agarose gel electrophoresis)

No energy requirement (passive


process, also occurs at 4C)

Random digestion of DNA (smear of DNA after agarose gel electrophoresis)

Timing

Postlytic DNA fragmentation (= Prelytic DNA fragmentation


Release of various factors (cytochrome C, AIF) into cytoplasm by mitochondria. Activation of caspase cascade. Alterations in membrane asymmetry (translocation of phosphatidylserine from the cytoplasmic to the extracellular side of the membrane)

late event in cell death)

Biochemical events

Physiological impact
Apoptosis Necrosis
Affects groups of contiguous cells. Evoked by nonphysiological disturbances (complement attack, lytic viruses, hypothermia, hypoxia, ischemica, metabolic poisons) Phagocytosis by macrophages Significant inflammatory response.

Extent Induction

Localized effect that destroys individual cells. Induced by physiological stimuli (lack of growthfactors, changes in hormonal environment).

Phagocytosis Immune system

Phagocytosis by adjacent cells or macrophages. No inflammatory response.

APLIKASI MEDIS

Kebanyakan sel tubuh dapat mengaktifkan program apoptosis bila terjadi perubahan penting didalam DNA, misalnya sesaat sebelum tumor muncul, dimana sejumlah mutasi telah menumpuk dalam DNA.
Dengan cara ini, apoptosis mencegah proliferasi sel-sel ganas, yang berkembang akibat akumulasi mutasi didalam DNA.

PEMICU APOPTOSIS
Apoptosis diperantarai sinyal, mis: kaspase pemecah protein mengaktifkan sfingomielinase melepas seramid, sfingomielin. 1). pengaktifan protein G kecil Ras / Rac , pembentukan superoksida, penghancuran mitokondria, pelepasan sitokrom c. 2). Aktivasi tirosin kinase menghambat kanal K*, mengaktifkan kanal Cl , dan mengasamkan sel . Rangkaian MAP kinase (Mitogen Activated Protein kinase) dan kosentrasi Ca2* disitosol juga berperan penting dalam apoptosis. Apoptosis di oleh gen bax atau dihambat bcl2. Aktivasi endonuklease fragmentasi DNA sel kehilangan elektrolit dan osmolit organik pemecahan protein sel menyusut , terpecah partikel kecil mudah diambil oleh makrofag sel menghilang tanpa melepas makromolekul intrasel tidak menimbulkan peradangan. Pemicu apoptosis : TNF- (Tumor Necrosis Factor), glukokortikoid, aktivasi reseptor CD95 (Fas/Apo 1) atau penghentian faktor pertumbuhan (GFs). Kerusakan DNA mendorong terjadinya apoptosis melalui protein p53. Pada iskemia, selnya mengekspresikan reseptor CD95 sel terpajan dengan apoptosis.

Incomplete differentiation in two toes (syndactyly) due to lack of apoptosis

MEKANISME APOPTOSIS

Signaling (pemberian sinyal). Kontrol dan Integrasi. Eksekusi. Pengangkatan sel mati.

MEKANISME APOPTOSIS
Mekanisme yang mendasari apoptosis ada empat komponen terpisah tetapi saling tumpah tindih.

1. Pemberian signal atau signaling : Apoptosis dapat dipicu oleh berbagai stimulus yang berasal dari dalam sel maupun dari luar sel. Signal yang dari dalam disebut jalur mithokondria yaitu
kerusakan DNA,

kekurangan factor pertumbuhan,

Jalur dari luar / jalur inisiasi reseptor contoh: interaksi ligan dengan reseptor spesifik, pelepasan granzim dari sel T sitotoksik, sinyal transmembran yang terpenting adalah reseptor factor TNFR type 1 pada molekul membran plasma (meliputi molekul permukaan FAS atau CD 95)..

Jalur ekstrinsik apoptosis dapat dihambat oleh sejenis protein yang disebut FLIP yang akan mengikat pro kaspase 8 yang tidak dapat lepas dan mengurangi aktivitas enzyme.

Beberapa kaspase biasanya dijumpai pada sel sel yang normal yang disebut proenzym yang sangat berguna untuk mengaktivasi apoptosis. Kaspases aktif merupakan protein yang penting dalam sel, seperti lamins,cytoskeleton.
Sebagai tambahan kaspase yang mengaktivase DNAes akan merusak DNA inti.

2.Kontrol dan integrasi

Transmisi langsung sinyal kematian dengan protein pencocok (adapter proteins) terhadap mekanisme eksekusi pengaturan ( permeabilitas mitochondrial )oleh anggota familial protein BCL-2.

3. Eksekusi

Pemecahan protein oleh golongan protease yang dikenal dengan kaspase Ikatan silang protein Pemecahan DNA menjadi fragmen

4.Pengangkatan sel mati

Sel apoptotic dan fragmennya memiliki molekul penanda pada permukaannya, yang mempermudah pengambilan dan pembuangan oleh sel yang berdekatan atau fagosit

PENYAKIT YANG DIAKIBATKAN DEFEK DARI APOPTOSIS


Penyakit autoimmune (kegagalan mengeliminasi autoreaktif limfosit) Infeksi kronis (kegagalan untuk mengeradikasi sel-sel yang terinfeksi )
.

beratus juta sel diproduksi oleh proses mitosis, dan berjuta sel mati akibat proses apoptosis untuk menjaga keseimbangan tubuh .

Disregulasi signaling apoptosis dapat menyebabkan beberapa penyakit baik secara primer maupun sekunder yaitu:

Kanker ( akumulasi sel,adanya resistensi terapi.ketidakefek tivan system immune terhadap tumor )

Neurodegenerative (alzheimers disease, Parkinson disease, Huntington,s disease, amytropic lateral sclerosis) apoptosis yang tidak terkontrol.

AIDS ( deplesi lymposit T CD4 )

BCL 2 adalah gen apoptosis yang pertama sekali diduga mempunyai peranan pada tumorigenesis,dan overekspresi Bcl-2 dijumpai dalam beberapa jenis tumor dan berperan penting pada survival sel-sel kanker dengan menghambat apoptosis , P 53 merupakan gen suppressor tumor yang mengaktifkan signaling apoptosis.

MORPOLOGI
Pengerutan sel : Sel berukuran kecil, sitoplasma padat, meski organnela masih normal tetapi tampak padat.
Kondensasi kromatin (piknotik): Gambaran apoptosis yang paling khas . Kromatin mengalami agregasi diperifer dibawah selaput dingding inti menjadi masa padat yang terbatas dalam berbagai bentuk dan ukuran .

Intinya sendiri dapat pecah membentuk 2 fragmen atau lebih (karyorhexis)

Pembentukan tonjolan sitoplasma dan apoptosis : Sel apoptotic mula-mula menunjukanblebbing permukaan yang luas kemudian mengalami fragment menjadi sejumlah badan apoptotic yang morpologi berikatan dengan membrane yang disusun oleh sitoplasma dan organnela padat atau tanpa fragmen inti.
morpologi

Fagositosis sel-sel apoptotic atau badan apoptotic , biasanya oleh macrophage . .

Badan badan apoptotic dengan cepat akan didegredasi didalam lisosom dan sel-sel sehat disekitarnya atau morpologi berfroliferasi untuk menggantikan ruangan yang sebelumnya diisi oleh sel apoptosis yang hilang.

Pada pemeriksaan histology , pewarnaan jaringan dengan hematoxylin dan eosin , apoptosis pada sel tunggal atau sekelompok sel morpologi Sel dengan formasi badan apoptotic cepat menyusut dan fragmen-fragmen dengan cepat diphagosit.

Gambaran sel apoptotic tampak bulat atau massa oval , sitoplasma eosinophilic, inti padat dengan fragmenmorpologi fragmen kromatin.

morpologi

Sel dengan formasi badan apoptotic cepat menyusut dan fragmen-fragmen dengan cepat diphagosit.

A.Sel-sel epidermis mengalami apoptosis pada proses reaksi immune B.Reaksi immune mediated pada sel hepar tampak proses apoptosis

GAMBARAN SEL HEPAR YANG APOPTOSIS PADA PENDERITA HEPATITIS VIRAL

A section of mouse liver showing several apoptotic cells, indicated by arrows.

A section of mouse liver stained to show cells undergoing apoptosis (orange).

KESIMPULAN

Kematian sel ada dua jalur yaitu nekrosis dan apoptosis, mekanisme keduanya berbeda tetapi ada beberap hal yang tumpang tindih. Kematian sel terprogram atau apoptosis dapat diidentifikasi berdasarkan perubahan morfologi sel.

Hal yang penting dari apoptosis adalah masalah stimulasi dan inhibisi apoptosis.
Apoptosis adalah kematian sel secara terprogram yang merupakan proses penting dalam pengaturan homeostasis normal,

proses ini menghasilkan keseimbangan dalam jumlah sel jaringan tertentu melalui eliminasi sel yang rusak dan proliferasi fisiologis dengan demikian memelihara agar fungsi jaringan normal.

Hal yang penting dari apoptosis adalah masalah stimulasi dan inhibisi apoptosis. Apoptosis adalah kematian sel secara terprogram yang merupakan proses penting dalam pengaturan homeostasis normal, proses inimenghasilkan keseimbangan dalam jumlah sel jaringan tertentu melalui eliminasi sel yang rusak dan proliferasi fisiologis dengan demikian memelihara agar fungsi jaringan normal.

Pengaturan genetic dari apoptosis sampai saat ini belum dapat dijelaskan secara lengkap. Gen yang sudah diketahui berhubungan dengan pengaturan apoptosis yaitu p -53 dan Bcl -2. Overekspresi Bcl -2 dan inhibisi p -53 dapat mengakibatkan proliferasi sel yang tidak terkontrol( knker). Gangguan pengaturan dari apoptosis dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai