Anda di halaman 1dari 5

Jenis-Jenis Lempeng 1.

Pengertian Lempeng Lempeng adalah berbagai luasan area yang terbentuk dari pecahan kerak bumi yang masingmasing memiliki gerakan ke arah tertentu akibat konveksi di dalam bumi (astenosfer). Lempeng berada dalam keadaan bergerak kontinu, baik relative terhadap yang lain maupun terhadap sumbu rotasi bumi. Kegiatan gempa, vulkanik dan barisan gunung berada di sekitar tepi lempeng dan berkaitan dengan gerakannya. Lempeng bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng bumi. Arus konvensi merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng 2. Jenis Jenis Lempeng Ada jenis- jenis lempeng yaitu : a. Lempeng pasifik merupakan lempeng samudera yang meliputi samudera pasifik. Di dalam samudera pasifik terdapat sejumlah palung tipis yang panjang, membujur ribuan kilometer dengan kedalaman 8 hingga 10 km menunjam masuk kedalam dasar samudera. Palung-palung adalah bagian terdalam dari dasar samudera akibat subduksi (penujaman). Lempeng pasifik bergerak relative yaitu bergerak saling mendekati lempeng yang lainnya. b. Lempeng indo-Australia meliputi Australia bergabung dengan lempeng india antara 5055 juta tahun yang lalu merupakan lempeng benua. Australia membentuk suatu bongkah benua yang terletak pada lempeng Australia-India. Lempeng tersebut masih terus tumbuh pada suatu pematang gunung tengah-samudera di bawah laut yang membentang dari Samudera Selatan ke Samudera Hindia . Bahan lelehan yang merupakan gerakan vertikal di sepanjang pematang ini membentuk dasar samudera yang baru dan mendesak lempeng Australia ke arah utara dalam kecepatan 6 sampai 7 cm per tahun. c. Lempeng Eurasia merupakan adalah lempeng tektonik terbesar ketiga yang berada di daerah Eurasia, daratan yang terdiri dari benua Eropa dan Asia kecuali di daerah India, Jazirah Arab, dan timur Pegunungan Verkhoyansk di Siberia Timur. Sisi timurnya dibatasi Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Filipina. Sisi selatannya
1

dibatasi Lempeng Afrika, Lempeng Arab dan Lempeng Indo-Australia. Sisi baratnya dibatasi oleh Lempeng Amerika Utara. Lempeng Sunda merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang rumit secara tektonik dan aktif secara seismik d. Lempeng Antartika merupakan lempeng benua meliputi antartika. Antartika merupakan Sebuah daratan es besar yang membentang dari semenanjung Antartika, mulai pecah menjadi gumpalan-gumpalan es, demikian menurut pengamatan Badan Antariksa Eropa (ESA). "Gambar Satelit menunjukkan jika gunung es itu mulai retak dari muka bagian utara Daratan Es Wilkins--mengindikasikan jika daratan putih raksasa itu mulai tidak stabil," demikian ujar ESA dalam sebuah pernyataan tertulis. e. Lempeng Amerika merupakan lempeng benua meliputi amerika selatan,amerika utara dan sebagian lautan atlantik. Lempeng ini meliputi baik lempeng

kontinentalmaupun lempeng samudera. f. Lempeng Afrika merupakan lempeng benua meliputi afrika. Terjadi proses penyebaran telah memisahkan arab Saudi menjauhi benua afrika dan menciptakan laut merah .Karena terjadi kulit benua tertarik melebihi kapasitasnya, retak akibat tarik muncul dipermukaan bumi.

3. Macam-macam Tepi Lempeng Ada tiga tepi lempeng sebagai berikut: a. Divergen (tepi konstruktif) Secara geografis tepi konstruktif ini sesuai dengan lokasi punggung tengah lautan. Dalam proses pembentangan sepanjang punggung ini, terbentuklah kerak baru yang bergerak menjauhi sumbu punggung. Jadi punggung tengah lautan merupakan suatu jalur di mana sepanjang jalur tadi dua lempeng bergerak saling menjauhi. Tetapi kedua lempeng tidak saling berpisah karena di belakang masing-masing lempeng terbentuk kerak lempeng baru secara kontinu. Aktivitas seismic rendah dan gempanya bersifat dangkal. Ini disebabkan litosfer di sini sangat tipis dan lemah sehingga tidak dapat terbentuk tegangan yang cukup untuk menyebabkan gempa besar. Pada tepi lempeng kontruktif terdapat pula aktivitas vulkanik bawah laut sepanjang punggung. Lava yang dimuntahkan terutama adalah basal.

b.

Konvergen (tepi destruktif) Pada tepi ini dua lempeng bertumbukan. Satu lempeng menunjam di bawah tepi lempeng yang lain dengan sudut sekitar 45. Lempeng samudera biasanya menunjam di bawah tepi lempeng benua. Ini disebabkan lempeng benua lebih tebal dan mengalami gaya angkat lebih besar. Secara geografis lokasinya sesuai dengan lokasi palung lautan. Palung lautan terbentuk karena penunjaman lempeng lautan di bawah tepi lempeng benua dan masuk ke dalam mantel bumi. Penunjaman ini dinamakan subduksi. Peleburan parsial dari lempeng penunjam menimbulkan aktivitas vulkanik di atas jalur subduksi. Contoh : 1. terciptanya kepulauan Indonesia pada subduksi lempeng Australia di bawah tepi lempeng Eurasia. 2. terbentuknya kepulauan Jepang pada penunjaman lempeng Pasifik di bawah tepi lempeng Eurasia. Dalam kasus ini kegiatan vulkanik timbul pada bagian lempeng benua. 3. terbentuknya pegunungan Andes di pantai barat Amerika Selatan timbul karena subduksi lempeng Nazca di bawah lempeng Amerika Selatan.

Proses Terjadinya Tsunami Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter. Tsunami berasal dari bahasa jepang, yaitu tsu : pelabuhan dan nami gelombang. Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun tsunami ini tidak terlalu merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng yang paling sering menimbulkan tsunami. Pada tahun 2006 Indonesia mengalami tsunami dahsyat setelah gempabumi berskala 8.9 SR terjadi di sekitar Aceh. Area yang memiliki risiko tinggi jika gempa bumi besar atau tanah longsor terjadi dekat pantai gelombang pertama dalam seri bisa mencapai pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area berada pada risiko yang lebih besar jika berlokasi kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan dalam beberapa metre dari garis pantai
3

Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut: a. b. c. d. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung

Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap
4

masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Anda mungkin juga menyukai