Anda di halaman 1dari 44

TUGAS CRITICAL THINKING

KONSEP MIDDLE RANGE THEORY

Oleh:
KELOMPOK 3
DEWA KADEK ADI SURYA ANTARA

131141044

ERNA MELASTUTI

131141037

FARIDA JUANITA

131141040

MARGARETA KEWA LAMAK

131141050

RONI SUSANTO

131141053

TERESIA ELFI

131141004

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses
keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh
pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa
penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung
oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang
dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah
dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat
beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,
implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari
meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teoriteori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai
dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai
yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah
teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix meta, yang berarti
perubahan pada posisi, diluar, pada level tertinggi, atau melebihi dan
merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang
suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam
Sell dan Kalofissudis, 2004). Model konseptual keperawatan dikembangkan
oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir

perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka


konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan
akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range
theory dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa
tokoh keperawatan.
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini akan dibahas:

Definisi Middle Range Theories

Perbandingan dengan Level Teori yang lain

Pengelompokan Teori

Ciri Middle Range Theory

Perkembangan middle range theory

Penggunaan middle range theory

Tokoh-tokoh middle range theory

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/
gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas
yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan
dan dapat digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapat
dikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman
dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu
keperawatan.
2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang lain
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup
spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada
populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset
dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand
theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan
penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut
Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam
disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa
mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara
normal yang nampak dalam grand teori.
Mid-range

teori

memberikan

manfaat

bagi

perawat,

mudah

diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle


Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi
dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji
secara langsung.

Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan


lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan
fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih
konkrit. Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range
theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting
dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat

dengan

Merton,

beberapa

penulis

keperawatan

mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory:


a. ruang lingkupnya lebih sempit
b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/
terbatas
e. lebih dapat diuji secara empiris
f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik
Berikut adalah beberapa contoh middle range theory yang diturunkan
dari grand theory:

2.3 Pengelompokan Teori


Berdasarkan

pengelompokkannya

Middle

dikelompokkan oleh beberapa penyusun buku menurut:

Range

Theory

1. Peterson & Bredow (2004)


mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe :
a. Tipe fisiologis
b. Tipe kognitif
c. Tipe emosional
d. Tipe sosial
e. Tipe integrative
2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
a. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
b. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
c. Comfort (Kolcaba, 1992)
d. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya
2.4 Ciri Middle Range Theory
a. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
1.

Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi

2.

Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori

3.

Tanpa indikator pengukuran

4.

Masih cukup abstrak

5.

Konsep dan proposisi yang terukur

6.

Inklusif

7.

Memiliki sedikit konsep dan variabel

8.

Dalam bentuk yang lebih mudah diuji

9.

Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik

10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara


induktif menggunakan studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak
merupakan hal ilmiah yang menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
14. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.

b. Menurut Meleis, A. I. (1997) :


1. Ruang lingkup terbatas,
2. Memiliki sedikit abstrak,
3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
c. Menurut Whall (1996) :
1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
2. Mudah diterapkan
3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
2.5 Perkembangan middle range theory
Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range
theory bersumber pada proses intelektual yang meliputi:
a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset
b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory
c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik
Beberapa

teori

keperawatan

yang

sudah

berkembang,

telah

dikombinasikan dengan teori dari disiplin ilmu lain untuk membentuk middle
range theory. Sebagian besar Middle range theory bersumber pada penemuan
dari penelitian yang telah terpublikasi.
2.6 Penggunaan middle range theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan
penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran
rasional dari penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan
pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu
praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan
memungknkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.

Review

terhadap

beberapa

penelitian

yang

dipublikasikan

mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian


keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range Teori
berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan
seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur
penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan
teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25
penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya
menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari
ilmu psikologi.
2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas.Disisi lain ,Chenitz,
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status
Passage,memasukan teori ini ke dalam praktikal teori ini., sedangkan yang
lainnya memasukkan kedalam middle range teori. Dalam analisis dasar
Middle Range Teori Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah
merupakan sesuatu pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang
jelas. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun
juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada kondisi dipertengahan.Untuk
mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu
teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam
teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian
banyak kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi
middle range teori telah dikritisi untuk membedakannya

dengan Grand

Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif logis.

2.8 Tokoh-tokoh middle range theory


1. Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual
keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role
Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah
gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu
dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi
pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan
lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi,
memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan,
memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan
perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi
baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir
masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa
sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi
baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu
dapat diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer
dengan menggunakan konsep Bronfenbrenners (1979) memperlihatkan
bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu (dapat
dilihat gambar di bawah).

a. Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T.


Mercer
Keperawatan
Mercer (2004) mengemukakan bahwa keperawatan adalah profesi
yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan, mencegah
kesakitan dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang memerlukan
untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian untuk
memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian
selanjutnya pada klien dan lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien,
menyediakan layanan pada klien yang meliputi dukungan, pendidikan dan
pelayanan keperawatan pada klien yang tidak mampu merawat dirinya
sendiri.

Manusia
Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep
manusia namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri
sebagai bagian dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat
berperan menjadi orang tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari
manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat mendefinisikan dan
membentuk situasi. Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai manusia
terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau orang lain
yang berarti saling mempengaruhi.
Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai
persepsi kesehatan mereka yang lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang
kesehatan, resiko terhadap penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang
kesehatan, orientasi pada penyakit dan penyembuhannya, status kesehatan
bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi
oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan dipandang
sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan
bahwa stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama
perawatan persalinan dan proses kelahiran.
Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari
definisi Bronfenbrenners tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori
awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi
bagian dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara perkembangan
individu dan perubahan sifat dengan segera. Stress dan dukungan sosial
dalam lingkungan mempengaruhi untuk mencapai peran maternal dan
paternal serta perkembangan anak.

b. Pencapaian Peran Ibu : Mercers Original Model


Maternal Role Attainmen yang dikemukakan oleh Mercer merupakan
sekumpulan siklus mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini
dikembangkan

oleh

Mercer

sejalan

pengertian

yang

dikemukakan

Bronfenbrenners, yaitu :
a.

Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu


terjadi. Komponen mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan
ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, kepercayaan keluarga dan
stressor bayi baru lahir yang dipandang sebagai individu yang melekat
dalam sistem keluarga. Mercer (1990) mengungkapkan bahwa keluarga
dipandang sebagai sistem semi tertutup yang memelihara batasan dan
pengawasan yang lebih antar perubahan sengan sistem keluarga dan sistem
lainnya.

b. Mesosistem meliputi, mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu di


mikrosistem. Mesosistem mencakup perawatan sehari-hari, sekolah,
tempat kerja, tempat ibadah dan lingkungan yang umum berada dalam
masyarakat.
c.

Makrosistem adalah budaya pada lingkungan individu.


Makrosistem terdiri atas sosial, politik. Lingkungan pelayanan kesehatan
dan kebijakan sistem kesehatan yang berdampak pada pencapaian peran
ibu.

Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap


penguasaan peran, yaitu :
1.

Antisipatori : tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup


data sosial, psikologi, penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap
peran, belajar untuk berperan, hubungan dengan janin dalam uterus dan
mulai memainkan peran.

2.

Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses
pembelajaran dan pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi
petunjuk formal, harapan konseptual yang lain dalam sistem sosial ibu.

3.

Informal : merupakan tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan


atau cara khusus yang berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari

sistem sosial. Wanita membuat peran barunya dalam keberadaan


kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan ke
depan.
4.

Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita


terhadap perannya. Pengalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya
diri, kemampuan dalam menampilkan perannya dan pencapaian peran ibu.

Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan
dan perkembangan bayi baru lahir Respon perkembangan bayi sebagai respon
terhadap perkembangan peran ibu adalah:
a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam
b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu
c. Perilaku interaksi tang konsisten dengan ibu
d. Becoming a Mother Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas.
c. Model Revisi pada tahun 2003, Mercer merevisi model maternal role
attainment menjadi a becoming mother.
Pada model ini ditempatkan interaksi antara ibu, bayi dan ayah
sebagai sentral interaksi yang tinggal dalam satu lingkungan (dapat dilihat
dalam gambar di bawah).

Dalam model ini dijelaskan variabel lingkungan keluarga dan teman meliputi
dukungan sosial, nilai dari keluarga, budaya, fungsi keluarga dan stressor.
Lingkungan komunitas meliputi perawatan sehari-hari, tempat kerja, sekolah,
rumah sakit, fasilitas rekreasi dan pusat kebudayaan. Lingkungan yang lebih
besar dipengaruhi oleh hukum yang berhubungan dengan perempuan dan
anak-anak, termasuk ilmu tentang bayi baru lahir, kesehatan reproduksi,
budaya terapan dan program perawatan kesehatan nasional.
d. Kelemahan Teori
Teori Mercer sangat aplikatif jika ditujukan untuk mengkaji kondisi
yang berkaitan dengan pencapaian peran namun teori ini belum aplikatif
dalam menggali data yang berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama
pemenuhan kebutuhan fisik. Oleh karena itu penerapan konsep Mercer perlu
dimodifikasi dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.

2.

Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran
logis antara lain :
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang
diamati secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh
melakukan

praktek

dan

dengan

sungguh-sungguh

menerapkan

keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan


konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung
praktek mereka. Ketika perawat lulus sekolah, mereka mungkin diminta
untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana tugas tersebut
sangatlah mudah.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan
spesifik berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya
dari yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan
teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep
lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan
diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba
lebih dulu melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk
menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan hal yang
penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan
kerangka konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi
dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat
untuk memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan
diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia
sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada
pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada
pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol
masyarakat. Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset

hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan karena praktek dasar


teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan
selaras dengan hasil yang diinginkan.
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama
beserta definisinya, antara lain :
1.

Health Care Needs


Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu
kebutuhan akan

kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan

kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support
system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual,
sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan
verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan
parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta
kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2.

Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami
oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui

kebutuhan

akan

keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat


terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki
pemenuhan kebutuhan yang spesifik
b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas
masalahnya.

Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal


berikut :
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi
harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan
terhadap kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan
sosial
3.

Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang
didesain untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan
oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual,
lingkungan, dan intervensi fisik.

4.

Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan,
mengacu pada teori comfort ini.

5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi
persepsi resipien dari comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi
pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system,
prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang
berhubungan dengan pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien
saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal
(aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi
imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari
organisasi pelayanan kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada

sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan


umum, agensi home care, dll.

Best
practices

Health
Care
Need

Nursing
interventions
over time

+ Intervening
variables

Enhanced
comfort
Over time

Health
Seeking
behavior

Institutional
integrity

Best
policies
Internal
behaviors
Peaceful
Death

External
behaviors

Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah


dimengerti dan dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar
dan misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu kenyamanan.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek
tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil
dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian
hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
3.

Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)


1.

Vulnerability
Kesadaran

seseorang akan adanya kematian,

Konsep

vulnerable

meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di


dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik,
kelahiran, dan pengasuhan.
2.

Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai,
suatu gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik
menjadi lebih baik.

Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefiniskan sebagai


pengembangan konsep diri dibatasi secara mulitidimensi yaitu :

Inwardly (batiniah) : melakukan refleksi introspeksi diri terhadap

pengalaman- pengalaman yang telah dialami.

Outwardly

(lahiriah), diartikan pentingnya berinteraksi dengan

lingkungannya.

Temporally (duniawi) : menggunakan pengalaman masa lalu

sebagai pelajaran untuk mencapai tujuan masa depan.


3. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik,
psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu
kesejahteraan dan keadan yang baik.
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor

yang mempengaruhi proses transendensi diri yang

berkontribusi terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin,


kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan
sosial, dan riwayat masa lalu.
5. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber
yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
Tindakan yang

berfokus pada beberapa faktor personal dan

kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri


dan vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan
baik/sehat.
Asumsi Mayor
1) Health
Sehat, didefinisikan secara mutlak sebagai proses kehidupan dari dua hal
yaitu pengalaman negatif dan positif,

dimana individu menciptakan

lingkungan dan nilai-nilai unik yang mendukung kesejahteraan (well- being).

2) Nursing
Peran keperawatan adalah untuk mendampingi orang-orang (persons) melalui
proses interpersonal dan manajemen terapeutik pada lingkungannya dengan
membutuhkan keterampilan untuk mendukung kesehatan (health) dan
kesejahteraan (well-being).
3) Person
Person dipahami sebagai perkembangan masa kehidupannya dalam
berinteraksi dengan orang lain dan perubahan lingkungan yang kompleks
yang dapat berkontribusi secara positif dan negative terhadap kesehatan dan
keadaan baik.
4) Environment
Keluarga, jaringan sosial, lingkungan fisik dan komunitas adalah lingkungan
yang secara signifikan berkontribusi pada proses kesehatan dimana perawat
mempengaruhinya dengan mengatur interaksi yang terapeutik antara individu
dan aktivitas keperawatan.
Pernyataan Teoritis
Model teori self transcendence mengusulkan tiga macam hubungan :
1) Peningkatan

vulnerability

dihubungkan

dengan

peningkatan

self

transcendence.
2) Self transcendence berhubungan secara positif dengan kesejahteraan (wellbeing).
3) Faktor-faktor personal dan eksternal bisa mempengaruhi hubungan antara
vulnerability dengan self transcendence dan antara self transcendence dan
well- being.

Vulnerability

Self-transcendence

Well-Being

+ +
+

Factor-faktor personal danKontextual


yang berhubungan dengan secara
media atau hubungan moderate

Point intervensi

+ -

untuk meningkatkan self


Transcedence
Skema 2 : Teori Model Self-Trancendence
Terdapat 3 dalil yang berkembang menggunakan tiga konsep dasar tersebut,
antara lain :
1) Dalil Pertama, self transcendence merupakan kehebatan seseorang saat
menghadapi akhir dari kehidupan dibanding ia tidak mengalaminya, atau
dengan pengalaman-pengalaman lain yang meningkatkan kesadaran akan
kematian.
2) Dalil yang kedua yaitu batasan-batasan konseptual yang dihubungkan dengan
kesejahteraan (well-being), yang secara fluktuasi akan mempengaruhi secara
positif atau negatif well being sepanjang masa kehidupan.
Contoh : Peningkatan penampilan dan perilaku self transcendence diharapkan
berkaitan secara positif dengan kesehatan mental sebagai indicator
well-being

seseorang,

sedang

pengaruh

negative

seperti

ketidakmamapuan untuk mencapai atau menerima orang lain


(berteman) akan mengarah pada depresi sebagai indicator kesehatan
mental.
Dalil yang ketiga adalah proses person dengan lingkungan, yang berfungsi
sebagai korelasi, moderator, atau mediator yang menghubungkan antara
vulnerable, transendensi diri dan keadaan sejahtera (well being).
4.

Carolyn L Wiener

a.

KONSEP MAYOR DAN DEFINISI TRAJECTORY ILLNESS


(WIENER DAN DODD)
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada

kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk


membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan
dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama
(major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran
perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya
merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Identity/Identitas,temporality/hal keduniawian dan Tubuh adalah
elemen kunci dalam konteks biografi sebagai berikut:

Identity : Pembentukan diri sendiri yang memberikan waktu utnuk


menyatukan multtipel aspek dari diri dan situasi didalam tubuh kita.

Temporality

: Biografi waktu yang direfleksikan didalam aliran

kehidupan terhadap pembelajaran kejadian, persepsi masa lalu,saat


ini dan masa depan untuk membentuk diri

Body

: Aktifitas kehidupan dan pembentukan persepsi

berdasarkan pada tubuh.


Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi
oleh

karena

itu

berlanjut.Domain

kondisi

sakit

adalah

pengalaman

dari kondisi sakit adalah

yang

masih

berhubungan dengan

ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1)


melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan
orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi
sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu
dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan
kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total
organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun
semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total
organisasi.

Tipe pekerjaan yang diorganisasikan meliputi 4 line dari lintasan


kerja yang dibentuk oleh pasien dan keluarganya :
1.

Illness related work : diagnostic, manajemen gejala,regimen


perawatan dan pencegahan krisis

2.

Everyday life work


mempertahankan

:Aktifitas sehari, kegiatan rumah tangga,


suatu

kemampuan

kerja,

hubungan

yang

berkesinambungan dan rekreasi.


3.

Biografikal work

:Pertukaran informasi,ekspresi dari emosi,

divisi tugas,termasuk interaksi dengan total organisasi


4.

Uncertainty abatement work: aktifitas berlaku untuk mengurangi


dampak ketidakpastian temporality,body dan identity.
Keseimbangan

dalam

tipe

kerja

adalah

responsive

dan

dinamis,fluktuatif seiring waktu,situasi,persepsi dan beberapa variasi


player dalam total organisasi dalam rangka mengatasi masalah
ketidakseimbangan. Semua itu saling mempengaruhi tipe kerja membentuk
tekanan yang ditandai dengan bagian yang paling dominan dari tipe
kerja.Diseluruh lintasan.Ingatlah, meskipun konteks biografi bersumber
dari

tubuh,perubahan

penanganannya,kapasitas

tubuh
untuk

melalui

perjalanan

membentuk

penyakit

kepastian

tipe

dan
kerja

mengharuskan satu identitas telah terbentuk.


Itulah yang membuat strategi mempengaruhi pembentukan diri termasuk
dipantau respon lain terhadap strategi ketika mereka mencoba untuk
mengatur kehidupan seseorang yang menderita penyakit.
Illnes Trajectory : Kondisi ketidakpastian

DOMAIN
Uncertain tempotaly

SUMBER KETIDAKPASTIAN

DIMENSI

KETIDAKPASTIAN
-Hidup adalah penerimaan untuk -Kehilangan dari temporality

kondisi yang konstan at flux

Durasi:berapa lama

berhubungan dengan sakit dan

Pace :seberapa cepat

pengobatannya

Frekuensi:

-Diri pada saat lampau dipandang


berbeda

(jalan

untuk

mencapainya)

berapa

sering

pengalaman

waktu

yang

terdistorsi(berbaring,

-Harapan saat ini dipengaruhi oleh

terpaksa,dibatasi)

kesakitan dan pengobatannya


-Antisipasi
Uncertain

meningkat
: -Guncangan

Body

Perubahan

jiwa

depan
(kegagalan

penanganan berfokus pada tubuh(cara


satu kemampuan
membentuk

membaca tanda tubuh


dari

pembentukan
penggunaannya)

dan

respon

dari

terhadap

sekeliling:
terjadi
resistensi
dan

resiko

-Penyakit yang berulang


: -Kegagalan tubuh dan kesulitan -Kehidupan yang diharapkan
diri membaca

pengaturan

tubuh telah hancur

terdistorsi sebagai tubuh membentuk konsepsi diri


melakukan

Perhatian

pengobatan

Identity

gagal

-Keberhasilan

terhadap pengobatan

yang

dalam

bagaimana melakukan di masa -Membahayakan


depan.
tubuh

penampilan,fungsi

Interpretasi

Ambigu

untuk datang dengan perubahan status -Apa yang akan


aktifitas tubuh saat ini dan harapan berubah terhadap tubuh

biasa,melibatkan

Uncertain

Berhubungan tubuh)

dengan penyakitnya dan -Konsepsi

fisiologis

dimasa

untuk -Skewed

temporality

-Bukti yang diperoleh dalam


merubah membaca tubuh tidak mampu

kegiatan kehidupan yang diharapkan.

ditafsirkan

dalam

kerangka

seperti biasa dan harapan

pemahaman biasa

yang berhubungan dengan

-Harapan adalah suatu yang

kejadian

berkesinambungan

(temporality)yang berubah

terjadi perubahan keadaan

karena
pengobatan.

sakit

dan

meskipun

Uncertainty Abatemen Work/Ketidakpastian penurunan kerja


Tipe aktifitas
-Pacing
Menjadi pasien professional

Perilaku yang muncul


-Berbaring atau perubahan aktifitas rutin
-Menggunakan istilah-istilah berhubungan
dengan sakit dan pengobatan
-Melakukan perawatan diri langsung
-Mengembangkan

-Mencari dan memperkuat perbandingan

kemampuan

dengan

supermedikalisasi
-Membandingkan diri dengan orang lain yang
kondisinya lebih buruk untuk meyakinkan diri

Terlibat dalam tinjauan/review

baha tidak akan menjadi lebih buruk.


-Melihat
kebelakang
menginterpretasikan

gejala

atau

untuk
kondisi

emergency dan interaksi dengan yang lain


Menetapkan tujuan

dalam organisasi.
-Melihat jauh kedepan untuk membangkitkan

Menutupi/covering up

gairah hidup
-Menutupi kondisi sakit atau emosi
-Bucking up untuk mencegah stigma atau

Mencari tempat yang aman untuk melepaskan

melindungi yang lain


-Mengemukakan tempat dimana,atau siapa
orangnya, emosi yang sesungguhnya dan
perasaan harus bisa diekspresikan dengan

Memilih jaringan pendukung

suasana yang mendukung


-Selektif dalam memilih seorang yang mampu

Mengambil tanggung jawab

mendukung secara positif


-menegaskan
hak
untuk

menjalankan

pengobatan
Asersi Teori/Pernyataan Teori
Fokus dalam konteks sosial untuk bekerja dan hubungan sosial
mempengaruhi kehidupan seseorang dalam teori Illness Trajectori
berdasarkan seminal kerja dari Corbin dan Strauss(1988).Sebagai pekerj
sentral,aksi diambil oleh seseorang yang mengatur dampak dari seorang
yang sakit,termasuk Biografi(Concept of self) dan sosiologi ( interaksi
dengan orang lain).Dari perspektif ini mengatur gangguan yang muncul

(Koping ketidakpastian) mempengaruhi beberapa pemain yang berperan


dalam organisasi sebaik kondisi sosial. Adanya kompleksitas termasuk
interaksi multi konteks dan dengan pengalaman pemain yang berperan
dalam trajectory Illnes, koping merupakan proses yang sangat bervariasi
dan dinamis.
Secara alami hal ini diantisipasi bahwa lintasan kehidupan pada
seseorang dengan kanker memiliki fase yang bisa dilihat atau tingkatan
yang mungkin diidentifikasi oleh pergeseran utama,keluhan yang
dilaporkan,tantangan dan aktifitas.Hal ini secara rasional dilihat dari data
kualitatif tiga point selama pengobatan kemoterapi.
Konsep penulis ketidak pastian dengan kehilangan control
menjelaskan sebagai masalah utama dalam kondisi sakit kanker(Wiener
dan Dodd.1993 hal.18). Asersi teorinya adalah merefleksikan lebih jauh
dalam mengidentifikasi core sosial-psikologi proses kehidupan dari
penderita kanker mentoleransi ketidakpastian yang berkaitan dengan
penyakit.Faktor yang mempengaruhi derajat ekspresi ketidakpastian oleh
pasien dan keluarga berdasarkan teori kerangka kerja dari total organisasi
dan kondisi eksternal sosial termasuk dukungan alami keluarga, sumber
keuangan dan kualitas bantuan dari petugas kesehatan.
Logical Form
Bentuk logis utama yang menghasilkan teori dasar adalah induktif.
Membaca anlisis dari interview untuk mengidentifikasi proses utama yang
menyatukan pernyataan teori : toleransi ketidakastian. Sistematik koding
proses yang digunakan untuk melakukan kesepakatan dengan penyakit dan
konsekuensinya dan kemudian memberi wawasan karena diuji dalam
pengembangan teori dan ditulis untuk pengembangan pemahaman dari
Trajectory Illnes untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Penerimaan Dari Komunitas Keperawatan
Pentingnya teori Illnes Trajectory untuk keperawatan praktis
dikembangkan dalam kerangka kerja untuk memahami bagaimana pasien
kanker mampu bertoleransi terhadap kondisi ketidakpastian yang

memunculkan seuatu kehilangan control.Identifikasi tipe ketidakpastian


khususnya dapat digunakan untuk strategi pasien onkologi untuk
memanage hidupnya secara normal dan sebisa mungkin bangkit dari
ketidakpastian akibat diagnose kanker. Kesadaran atas kondisi ini
berhubungan dengan managemen strategi untuk pasien dan keluarga yang
sedang mendapat pengobatan kemoterapi.
5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN

Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory


Cheryl adalah seorang profesor di University of Connecticut . Beliau
telah menerima berbagai penghargaan seperti Eastern Nursing Research
Society's Distinguished Researcher Award, the Distinguished Alumna
Award from Yale University and the Connecticut Nurses' Association's
Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya pada penelitian keperawatan.
Selama 20 tahun terakhir Cheryl telah memfokuskan penelitiannya
pada upaya pengembangan program penelitian pada mood postpartum dan
gangguan kecemasan. Beliau telah meneliti secara ekstensif menggunakan
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan temuan dari
beberapa penelitian kualitatif nya, Cheryl telah mengembangkan Skala
Skrining Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Screening Scale
(PDSS) yang diterbitkan oleh Western Psychological Services.
Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan
lebih dari 100 artikel jurnal tentang beberapa topik seperti depresi
postpartum, trauma lahir, PTSD/ posttraumatic stress disorder karena
melahirkan, fenomenologi, grounded theory, meta-analisis, pengembangan
instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini upaya penelitian
Cheryl difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek
DHA pada depresi postpartum, dan (3) penilaian psikometri dari Postpartum
Depression Screening Scale melalui administrasi telepon.
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis
sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita
dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak

terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan


masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan
depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya
dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko,
intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas
tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi
postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari
kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala
bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi
postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang
diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:

Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)

Understanding (pemahaman)

Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)

Spirituality (spiritualitas)

Exercise (latihan)
Masing-masing

aspek

didiskusikan

secara

terpisah

dan

dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa


berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini
harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.

6.

Merle Helaine Mishel.


Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh
Merle Helaine Mishel.
Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD
dalam psikologi sosial. Dia dikenal karena penelitiannya tentang keraguan
dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki
keahlian dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan penyakit kronis

serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia juga mengembangkan


instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap
penyakit yaitu Uncertainty in Illness ScaleCommunity Form(MUIS-C).
Penelitian Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk
mengadvokasi perawatan mereka sendiri telah mendapatkan pengakuan
nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan perawatan kesehatan yang diterima pasien kanker tanpa
meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja pada
pasien kanker prostat dan kanker payudara.
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi
kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam
hal ini diartikan sebagai ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna
kejadian suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat
yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.
Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit
akut dan kronis telah dijelaskan dalam literatur sebagai stressor kognitif,
rasa kehilangan kontrol, dan persepsi keraguan bahwa terjadi perubahan
keadaan dari waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit berhubungan
dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman
yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap
penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan
toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap
penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang
lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan
terhadap penyakit dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi jelas
menunjukkan potensi dampak negatif terhadap persepsi dan penyesuaian
terhadap nyeri.
Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan
netral kognitif yang mewakili ketidakmampuan pasien dengan kondisi
kronis atau yang mengancam jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang
terkait dengan penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus membantu
pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara produktif,

mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan


kualitas hidup. Keraguan masing-masing pasien harus dipahami sebagai
karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas dari sifat
akut atau kronis berbagai penyakit.
7.

Phil Barker
Tidal Model of Mental Health Recovery Oleh Phil Barker
Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi
kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor Phil Barker, Poppy
Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model berfokus pada
proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk
mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya
suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini
bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya
sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional.
Filosofi yang mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh
penelitian selama lima tahun tentang apa yang dibutuhkan untuk perawatan
kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr. Chris Barker dan Stevenson di
Universitas Newcastle , Inggris. Sejak tahun 2000, model ini telah
dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.
Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai
teoris kontemporer yang menonjol dalam keperawatan kesehatan jiwa.
Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:
a.

keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif

b.

pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada


masalah, kekurangan atau kelemahan

c.

menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik

d.

penerimaan paradoks krisis sebagai peluang

e.

mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang

f.

keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang mungkin


harus dicari

Proses keterlibatan (engagement process)

Agar praktisi dapat memulai proses keterlibatan menggunakan Tidal model,


hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. bahwa pemulihan

mungkin terjadi

b.bahwa perubahan

tidak bisa dihindari, tidak ada yang tetap

c. bahwa pada
d.bahwa

akhirnya, orang tahu apa yang terbaik untuk mereka

orang memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan untuk

memulai
perjalanan pemulihan
e. bahwa

orang tersebut adalah guru dan tenaga penolong/praktisi adalah

muridnya
f. bahwa

tenaga penolong/praktisi harus kreatif dan mempunyai rasa ingin

tahu dalam mempelajari apa yang perlu dilakukan untuk membantu


seseorang
Proses keterlibatan dengan orang yang dalam masalah dan kesusahan
terjadi dalam tiga domain atau dimensi. Dengan Tidal model, praktisi
mengeksplorasi dimensi-dimensi tersebut untuk sadar akan situasi di saat ini
dan menentukan apa yang harusnya terjadi sekarang.
a.

Domain diri (self domain) adalah di mana orang merasakan pengalaman


mereka. Ada penekanan untuk membuat orang merasa lebih aman dan
praktisi membantu mengembangkan rencana keamanan atau security
plan untuk mengurangi ancaman terhadapnya atau orang lain di
sekitarnya.

b.

Domain dunia (world domain) di mana orang berpegang pada kisah


mereka. Praktisi Tidal model menggunakan cara khusus untuk
mengeksplorasi cerita ini bersama-sama, mengungkapkan makna yang
tersembunyi,

menggali

sumber

daya

yang

ada,

dan

untuk

mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk membantu pemulihan.


c.

Domain lainnya (others domain) menggambarkan berbagai hubungan


yang dimiliki seseorang di masa lalu, masa sekarang dan masa depan,
tidak hanya praktisi Tidal model tetapi juga anggota lain dari tim
perawatan kesehatan dan sosial, teman, keluarga dan pendukung
lainnya.

Kekuatan metafora
Tidal model menggunakan metafora atau filosofi

air dan

menjelaskan bagaimana orang-orang dalam kesusahanatau distress bisa


menjadi rapuh secara emosional , fisik dan spiritual. Filosofi ini memandang
pengalaman sehat dan sakit seperti zat cair, bukan sebuah fenomena yang
stabil, dan kehidupan sebagai sebuah perjalanan yang dilakukan di lautan
pengalaman. Filosofi ini menyatakan bahwa kesehatan jiwa, faktor yang
terkait dengan krisis kejiwaan, bisa beragam serta kumulatif. Dengan
berprinsip pada filosofi ini, perawat atau tenaga penolong lainnya akan
mendapatkan pemahaman yang lebih tentang situasi yang saat itu sedang
dihadapi seseorang dan perlunya suatu perubahan. Dengan ini, praktisi atau
tenaga penolong, seiring berjalannya waktu, akan dibimbing untuk merawat
atau mengasuh seseorang mulai dari awal perjalanan mereka hingga
terdampar, tenggelam atau sebaliknya dicampakkan oleh permasalahan
hidup mereka. Eksplorasi kemudian dapat dilakukan untuk mengetahui apa
yang sebenarnya menyebabkan badai dan apa yang perlu dilakukan segera
untuk dapat berlayar lagi.
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang
perlu diperhatikan:
1.

Value the voice (menghargai suara)


Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting.

2.

Respect the language (hormati bahasa)


Memungkinkan orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan
mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan
bahasa mereka sendiri.

3.

Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)


Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang
tersebut.

4.

Become the apprentice (menjadi apprentice)


Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta mengambil
hikmah dari cerita orang yang anda bantu (klien).

5.

Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)

Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam


menghadapi setiap pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga
penolong mempunyai tugas untuk membantunya mengungkapkan
kebijaksanaan

tersebut

yang

akan

membantu

dalam

proses

pemulihannya.
6.

Be transparent (jadilah transparan atau terbuka)


Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional berada
dalam posisi istimewa dan harus menjadi model yang percaya diri,
dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka dan
membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang
sebenarnya sedang dilakukannya.

7.

Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada)


Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui
sumberdaya mana yang dapat digunakan untuk membantu proses
pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.

8.

Craft the step beyond (menentukan langkah)


Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan klien membangun
sebuah apresiasi dan menentukan langkah apa yang harus dilakukan
"sekarang" karena langkah awal merupakan langkah yang penting.

9.

Give the gift of time (berikan waktu)


Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan
praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus ditanyakan
bukan Berapa banyak waktu yang masih kita punya? melainkan
"Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".

10.

Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah


konstan)
Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.

Konsep mayor dan definisi


Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1.

Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam


komunitas.

Manusia hidup di lautan pengalaman dan krisis kejiwaan hanyalah


satu dari sekian banyak hal yang dapat menenggalamkan mereka.
Tujuan keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk
mengembalikan mereka ke lautan pengalaman tersebut sehingga
mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup mereka.
2.

Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan


Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak
menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan
ialah untuk membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil
apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi
hidupnya.

3.

Kekuatan terletak pada proses asuhan


Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat
lebih berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta
pengalaman yang didapatnya.

4.

Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari
dalam sebuah tarian.

8.

Kristen Swanson
Theory Of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang
dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang
memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko
dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup
caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi
spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.
Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori
keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak
hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia
seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi

keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson,


1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa
Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming
tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak
hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra
dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Tingkat dan Ruang Lingkup Teori
Tingkat dan ruang lingkup teori memerlukan segala sesuatu baik
hubungan antara pasien dan perawat, maupun keseluruhan hubungan antara
profesi keperawatan dan masyarakat. Hal ini karena konsep Swanson
tentang person tergantung pada tingkat analisis dan disposisi yang sedang
dilakukan perawat dalam merawat pasien. Dalam beberapa kasus, "person"
dapat diartikan hanya satu orang saja yaitu pasien, sementara dalam kasus
lain bisa diartikan juga anggota keluarga yang secara langsung sangat erat
terlibat. Menurut Swanson, yang lain bahkan bisa menjadi konsep dan ideal
yang harus diperjuangkan perawat, termasuk hak asasi manusia, akses ke
perawatan kesehatan, dan keadilan sosial.
Konsep Mayor dan Definisi
1. Caring
Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan
tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson,1991).
2. Knowing
Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa
yang terjadi dalam hidup orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus
pada orang yang dirawat / pasien, mengkaji, serta melibatkan orang yang
memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam proses knowing
atau pengenalan (Swanson,1991).
3. Being with

Dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional


termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan
orang tersebut (Swanson,1991).
4. Doing for
Yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain
termasuk memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang
tersebut (Swanson,1991).
5. Enabling
Yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam
hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada
peristiwa tersebut, mendukungnya, memberi penjelasan, memvalidasi apa
yang dirasakan, menemukan alternatif penyelesaian, dan memberikan
feedback / umpan balik (Swanson,1991).
6. Maintaining belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa
hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa
depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain,
menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil
hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi
apa pun.
Asumsi Teori
Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang
dijelaskan Swanson. Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang
terus ada dalam dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini
sebagai hubungan yang linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan
siklik, dan proses yang terjadi harus selalu diperbarui karena peran perawat untuk
membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Secara umum, proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat
membantu klien mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa perawat
mendorong pasien dan membantu untuk memperkuat harapan mereka mengatasi
kesulitan saat ini. Hal ini sangat penting terutama dalam kasus di mana pasien

menghadapi penyakit yang mengancam nyawa seperti kanker, atau peristiwa yang
sangat traumatis seperti keguguran (Swanson & Wojnar, 2004).
Sebagai pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk
mempertahankan keyakinan, adalah "knowing". Dalam proses knowing,
perawat berusaha untuk memahami apa arti situasi yang terjadi saat ini bagi
pasien, hal ini muncul dalam bentuk latihan sebagai seorang perawat, yang
menciptakan seseorang dengan rasa tertentu bagaimana kondisi fisik dan
psikologis

dapat

mempengaruhi

seseorang

secara

keseluruhan.

Dengan

mengetahui apa yang dialami pasien, perawat kemudian dapat melanjutkan proses
"do for", ada untuk memberikan tindakan terapi dan intervensi bagi pasien. Proses
do for, diikuti dengan proses "enabling" yang memungkinkan pasien untuk
mencapai kesehatan dan kesejahteraannya.
9.

SHIRLY M. MOORE
Teori Hidup damai di akhir
Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah
kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians
struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian,
dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL,
pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua
orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada
unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang
dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1) bebas dari rasa sakit,
(2) mendapatkan penghiburan,
(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
(4) Berada dalam kedamaian dan
(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.
Penggunaan Bukti Empiris

Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari
kedua pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara
menyeluruh literatur menangani beberapa komponen teori. Para standart
perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian yang
diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif
relaxation.
Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis
untuk teori mereka sebagai berikut:
1.

Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi


farmakologis dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman
pasien tidak sakit.

2.

Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,


memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah
komplikasi berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.

3.

Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan


keputusan tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan
martabat, empati dan rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap
pasien

menyatakan

kebutuhan,

keinginan,

dan

preferensi

berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan rasa hormat.


4.

Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan


pasien menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan
inspirasi, memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan
bimbingan

dalam

masalah-masalah praktis

dan memberikan

kehadiran fisik orang lain peduli apakah berkontribusi diinginkan


untuk pengalaman pasien merasa damai.
5.

Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien,


empati kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan
memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang lain
yang signifikan atau orang yang peduli.

6.

Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa


hormat yang damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan

atau orang-orang yang peduli berkontribusi sampai akhir hidup


damai.
Pengembangan Lebih Lanjut
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan
sumber asli dan dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah
langkah dapat digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa
mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga
conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep tunggal
yang terkait dengan manajemen gejala fisik psikologis.
Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk menentukan jika
beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga konsep
(nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
1.

Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa


sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan non
phramlocological)

2.

kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan


menghilangkan ketidaknyamanan fisik)

3.

proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi


kebutuhan obat anti ansietas).

4.

Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau


relaksasi) yang berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna
untuk menghilangkan nyeri, kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik
secara umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan
Teori EOL Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan Moore
(1996).

10. Georgene Gaskill Eakes


Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic
Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada
dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar
dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998).
Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar

bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.


Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren,
Burke, Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip
pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan
kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai
deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al,
1992).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari
anak-anak baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan
yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang
tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai
proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan,
kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al,
1992). Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam
konsep kesedihan kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan
pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al,
1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis
didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan
progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha
untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan
Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode
manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al,
1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang
mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen.
Strategi koping internal meliputi tindakan - berorientasi kognitif penilaian
kembali dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range
Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam
situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.
Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis
Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang
dihasilkan dari kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala

kesedihan berulang secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif.


Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata
atau pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak
dengan

kondisi

kronis

yang

berbeda

dari

ideal

itu.

Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan
atau kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
Metode manajemen
Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan
kronis. Ini mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi
perawatan

kesehatan

atau

orang

lain

yang

intervensi)

Manajemen yang tidak efektif


Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan
individu atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis.
Manajemen Efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan
kenyamanan individu yang terkena.

BAB III
ANALISA KELOMPOK
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range
teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada
Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari

disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan


diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori MiddleRange memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand
Teori,atau dapat pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat
kita lihat dari pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit
antara beberapa grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range
teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara
langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range
lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam
hal ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada
pada tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini
penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range
teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable
yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener
dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus
penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori
pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle

range

teori

adalah

bagian

dari

struktur

disiplin

ilmu

keperawatan.Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek


keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana
penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri
intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan
orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang,
dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik
realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan,

salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji
dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan
ekspansi Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek
yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada
lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas
mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik
klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat
kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang
menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu
diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun
lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.

DAFTAR PUSTAKA
Beck, Cheryl Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety disorders : a clinicians
guide. Sudbury: Jones and Bartlett Publishers

Kim, Hesook Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing Theories, Conceptual &
Philosophical Foundations. Second edition. New York: Springer Publishing
Company.
Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh
tanggal 30 September 2011, jam 21.10
McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.
Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation
specific theories in nursing research and practice. New York:
SpringerPublishingCompany.
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and
nursing practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories,
Application to Nursing Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott
William & Wilkins.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory
Development Using Kings Conceptual System. New York: Springer
Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd
ed. New York: Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto:
The CV Mosby Company St. Louis

Anda mungkin juga menyukai