Anda di halaman 1dari 6

LIDOKAIN Lidokain (Xylocaine) adalah obat anestesi lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal

dan suntikan. Tiap ml mengandung : 2 (Dietilamino) N (2,6 dimetilfenil) asetamida hidroklorida. Obat anestesi lokal sintetis yang pertama adalah derivat ester, yaitu prokain, diperkenalkan oleh Einhorn pada tahun 1905. Lidokain disintesa sebagai obat anestesi lokal amida oleh Lofgren pada tahun 1943. Ia menimbulkan hambatan hantaran yang lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain. Lidokain merupakan aminoetilamid. Tidak seperti prokain, lidokain efektif digunakan secara topikal dan merupakan obat antidisritmik jantung dengan kemanjuran yang tinggi. Untuk alasan ini, lidokain merupakan standar pembanding semua obat anestesi lokal yang lain. 1. Farmakokinetik Walaupun lidokain diserap dengan baik setelah pemberian peroral, obat ini mengalami metabolisme yang ekstensif sewaktu melewati hati, dan hanya sepertiga yang dapat mencapai sirkulasi sistemik. Banyak penderita yang mengalami mual, muntah dan gangguan perut setelah pemberian peroral, sehingga cara ini tidak digunakan. Obat ini hampir sempurna diserap setelah pemberian intra muskuler. Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah otak. Sekitar 70% (55-95%) lidokain dalam plasma terikat protein, hampir semuanya dengan 1 acid glycoprotein. Kadar protein ini dapat meningkat pada karsinoma, trauma, infark miokard, merokok dan uremia, ataupun dapat menurun pada penggunaan pil kontrasepsi. Perubahan kadar protein ini dapat mengakibatkan perubahan jumlah lidokain yang dibawa ke hepar untuk dimetabolisme, sehingga akan mempengaruhi toksisitas sistemiknya. Distribusi berlangsung cepat, volume distribusi adalah 1 liter per kilogram; volume ini menurun pada penderita gagal jantung. Tidak ada lidokain yang diekskresi secara utuh dalam urin. Jalur metabolik utama lidokain di dalam hepar (retikulum endoplasma), mengalami dealkilasi oleh enzim oksidase fungsi ganda (mixed-function oxidases) membentuk monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid, yang kemudian dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi monoetilglisin dan xilidid. Kedua metabolit monoetilglisin xilidid maupun glisin xilidid ternyata masih memiliki efek anestetik lokal. Monoetilglisin xilidid mempunyai kira-kira 80%

aktifitas lidokain dalam melindungi dari disritmia jantung pada percobaan binatang. Metabolit ini mempunyai waktu paro eliminasi panjang yang menerangkan kemanjurannya dalam mengontrol disritmia jantung sesudah infus lidokain dihentikan. Xilidid hanya mempunyai kira-kira 10% aktifitas anti disritmia jantung pada lidokain. Pada manusia, 75% dari xilidid akan diekskresi bersama urin dalam bentuk metabolit akhir 4 hidroksi 2 6 dimetil anilin. Dalam klinik, larutan suntik obat anestesi lokal biasanya mengandung epinefrin (1: 200.000 atau 5 mg/mL), norepinefrin (1: 100.000) atau fenilefrin untuk menyebabkan vasokonstriksi yang akan mengurangi kecepatan absorbsi obat anestesi lokal sehingga akan mengurangi toksisitas sistemiknya dan mempertahankan konsentrasi obat di sekitar serabut saraf yang dianestesi. Penambahan epinefrin pada larutan lidokain akan memperpanjang durasi hambatan konduksi sekitar 50% dan menurunkan absorbsi sistemik kira-kira sepertiganya Pada anestesi spinal atau epidural, kekuatan pengaruh epinefrin pada larutan anestetik lokal dipengaruhi oleh pemilihan obat anestesi lokal spesifik dan tingkat blokade sensoris yang diperlukan. Sebagai contoh, kekuatan epinefrin dalam memperpanjang durasi blokade konduksi dan penurunan absorbsi sistemik bupivakain dan etidokain lebih kecil daripada lidokain, diduga karena kelarutan lemak bupivakain dan etidokain lebih besar yang menyebabkan mereka lebih mudah terikat jaringan. Durasi anestesi sensoris pada ekstremitas bawah, tetapi tidak pada daerah abdominal diperpanjang jika epinefrin (0,2 mg) atau fenilefrin (2 mg) ditambahkan pada larutan lidokain atau bupivakain yang diinjeksikan ke dalam ruang subarakhnoid. Disamping dapat menurunkan absorbsi sistemik, memperpanjang blokade konduksi, epinefrin dapat juga mempertinggi blokade konduksi dengan meningkatkan uptake neuronal anestetik lokal. Larutan anestetik lokal yang mengandung epinefrin jika diberikan bersamaan dengan anestesi inhalasi, kemungkinan tingginya irritabilitas jantung harus dipertimbangkan. Absorbsi sistemik epinefrin dapat menimbulkan terjadinya hipertensi pada pasien yang rentan. 2. Farmakodinamik Selain menghalangi hantaran sistem saraf tepi, lidokain juga mempunyai efek penting pada sistem saraf pusat, ganglia otonom, sambungan saraf otot dan semua jenis serabut otot.

i. Sistem saraf pusat. Semua anestesi lokal merangsang sistem saraf pusat, menyebabkan kegelisahan dan tremor yang mungkin berubah menjadi kejang klonik. Secara umum, makin kuat suatu anestetik, makin mudah menimbulkan kejang. Perangsangan ini akan diikuti depresi, dan kematian biasanya terjadi karena kelumpuhan napas. ii. Sambungan saraf otot dan ganglion. Lidokain dapat mempengaruhi transmisi di sambungan saraf-otot, yaitu menyebabkan berkurangnya respon otot atas rangsangan saraf atau suntikan asetilkolin intra-arteri; sedangkan perangsangan listrik langsung pada otot masih menyebabkan kontraksi. iii. Sistem kardiovaskuler. Pengaruh utama lidokain pada miokard ialah menyebabkan penurunan eksitabilitas, kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi. Lidokain juga menyebabkan vasodilatasi arteriol. Efek terhadap sistem kardiovaskuler biasanya baru terlihat sesudah dicapai kadar obat sistemik yang tinggi, dan sesudah menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. iv. Otot polos. In vitro maupun in vivo, anestetik lokal berefek spasmolitik yang tidak berhubungan dengan efek anestetik. Efek spasmolitik ini mungkin disebabkan oleh depresi langsung pada otot polos, depresi pada reseptor sensorik, sehingga menyebabkan hilangnya tonus refleks setempat. 3. Efek samping Reaksi yang tidak diinginkan yang serius jarang dijumpai, tapi dapat terjadi akibat dosis lebih relatif atau mutlak (toksisitas sistemik) dan reaksi alergi. i. Dosis lebih relatif. Dapat terjadi bila lidokain disuntikan secara tidak sengaja ke dalam arteri yang menuju otak. Hal ini dapat terjadi pada saat memblok saraf pada daerah leher (tonsilektomi, blok ganglion stellata) atau bila arteri kecil pada setengah tubuh bagian atas tertusuk dan zat anestetik

mencapai otak akibat injeksi retrograd. Pada kasus ini dapat timbul gejala-gejala sistem saraf pusat, mungkin juga kejang pada dosis yang diperkirakan tidak berbahaya. ii. Dosis lebih mutlak (toksisitas sistemik). Toksisitas sistemik obat anestesi lokal adalah kelebihan konsentrasi obat dalam plasma. Penjelasan konsentrasi obat anestesi lokal dalam plasma adalah kecepatan obat masuk ke dalam sirkulasi relatif terhadap redistribusinya ke sisi jaringan yang tidak aktif dan clearance oleh metabolisme. Kejadian injeksi langsung intravaskuler yang tidak disengaja selama tindakan anestesi blok saraf perifer atau anestesi epidural merupakan mekanisme yang paling umum untuk menyebabkan kelebihan konsentrasi obat anestesi lokal dalam plasma. Jarang , kelebihan konsentrasi dihasilkan dari absorbsi dari tempat injeksinya. Besarnya absorbsi sistemik ini tergantung pada : a) Dosis yang diberikan ke dalam jaringan, b) Vaskularisasi tempat suntikan, c) Penambahan epinefrin dalam larutan, d) Sifat fisikokimia obat.

Anestesi Infiltrasi pada Orang Percobaan Dilakukan pengukuran tekanan darah, dan denyut nadi orang percobaan yang dipilih, kemudian lengan kiri bagian voler dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70%, ditunggu sampai kering Dilakukan penggoresan dengan ujung jarum yang steril sebanyak 5 kali dan diminta orang percobaan ditutup mata untuk memastikan bahwa ia merasakan ke-5 goresan tadi bukan melihat Kemudian pada daerah yang tidak dekat dengan pembuluh darah suntikkan

0.25ml larutan lidokain 0.5% secara intradermal Diberi tanda dengan ballpoint atau spidol pada gelembung yang terjadi akibat suntikkan intradermal tadi

Digores diatas gelembung tadi 5 kali, dan diminta orang percobaan menghitung berapa goresan yang ia rasakan, biasanya orang percobaan segera tidak merasakan ke-5 goresan tadi, jadi dicatat ini sebagai mula kerja obat, dilakukan hal yang sama setiap 2 menit, sampai orang percobaan table5 tanda bahwa ia merasakan 3 dari ke-5 goresan, dan ini menandakan berakhirnya kerja anestesi table, dalam hal ini lidokain. Menit ke Jumlah goresan yang dirasa / 5x Kapas 0.5 2 4 6 8 10 12 0 0 0 0 0 0 4 Jarum 0 0 0 0 0 0 5

Mulai kerja obat : 0.5 menit Lama kerja : 10 menit Hasil kelompok yang lain Kelompok Tekanan darah I II III IV V VI VII 120/70 120/70 110/70 120/80 110/70 110/60 126/70 74 80 71 81 70 117 75 22 24 18 12 18 13 15 Nadi Napas Suhu kulit/0C 35.3 35.8 36.4 36.6 35.8 35.7 36.2 Onset of action/sec 15 20 30 7 10 30 30 Duration of action/min 20 14 20 20 10 11 10

VIII IX X XI XII

110/80 110/80 100/70 120/80 110/80

66 66 64 74 66

24 24 24 22 20

35.2 35.2 35.7 35.8 35.8

10 10 7 5 5

20 20 8 18 10

(2) Anestesi Infiltrasi pada Orang Percobaan Cara anestesi infiltrasi yang sering digunakan yaitu dengan teknik blockade lingkar ( ring block ). Dengan cara ini obat disuntikkan secara intradermal mengelilingi daerah yang akan digores / dioperasi kemudian akan terjadi blockade saraf sensorik secara efektif di daerah tersebut. Tujuan teknik anestesi infiltrasi yaitu menimbulkan anesthesia ujung saraf melalui kontak langsung dengan obat. Larutan ini disuntikkan secara intradermal atau subkutan. Dari hasil yang digambarkan pada table di atas, lidokain memiliki onset of action yang cepat pada anestesi infiltrasi yang digambarkan pada detik ke 30 OP tidak berasa goresan jarum atau kapas. Dan durasinya yang cukup lama sampai terasanya kembali goresan pada kulit OP. Berdasarkan hasil pemerhatian didapatkan onset of action lidokain adalah pada detik ke 30. Dan waktu kerja lidokain adalah dari detik ke 30 hingga menit ke 10. Hasil pemerhatian bersesuaian dengan teori dimana mula kerja lidokain cepat dan waktu kerja lidokain adalah lebih lama. Berdasarkan hasil pengamatan dari kelompok yang lain, onset of action lidokain adalah berbeda pada setiap kelompok namun semua kelompok menunjukkan onset yang sangat cepat yaitu kurang daripada 30 detik. Lama kerja lidokain juga berbeda pada tiap kelompok. Lidokain bekerja selama 8 menit pada kelompok X. Kelompok V, VII dan XII lama kerja lidokain adalah 10 menit dan kelompok VI adalah 11 menit. Pada kelompok II, lama kerja lidokain adalah 14 menit, 18 menit pada kelompok XI, 20 menit pada kelompok I, III, IV, VIII dan IX. Efek lidokain yang berbeda-beda pada tiap kelompok ini kemungkinan berhubungan dengan kondisi orang percobaan yang berbeda. Pada orang yang mungkin cemas atau stress, duration of action lidokain bisa menjadi singkat karena adanya pengaruh dari hormon-hormon seperti efinefrin dan adrenalin.

Anda mungkin juga menyukai