6. Menentukan validitas dengan persamaan :
r
pbi
=
q
p
SD
M M
t
t p
7. Untuk mennetukan valid atau tidaknya butir soal, r
pbi
dibandingkan
dengan r
tabel
pada taraf signifikan 5 % dengan terlebih dahulu mencari
db dengan persamaan :
db = N nr
db = Derajat bebas
N = Jumlah responden
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
8. Menentukan kriteria pengujian :
Jika r
pbi
> r
tabel
maka soal tersebut valid
Jika r
pbi
< r
tabel
maka soal tersebut tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan r
pbi
= 0,443 dan r
tabel
=
0,335. soal dikatakan valid jika r
pbi
> r
table.
45
Instrument penelitian yang valid yaitu pada no butir 1, 2, 3, 7, 8,
13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 31,34, dan 35.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas artinya dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. Analisis
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat
memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal
dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka
hasil akan tetap atau relatif sama. Instrumen disebut reliabel mengandung
arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap
data yang bisa dipercaya. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan
rumus Kuder dan Richardson 20 ( K-R 20).
3
r
11
=
2
2
SD
pq SD
) 1 n
n
Keterangan :
r
11
= Reliabilitas secara keseluruhan
n = Banyaknya item soal
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjawab salah
pq = Jumlah perkalian p dan q
SD
2
= Standar deviasi kuadrat
Langkah-langkah reliabilitas sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah soal yang benar (X)
2. Menentukan jumlah soal yang benar dikuadratkan (X
2
)
3. Menentukan jumlah perkalian p dan q (pq)
4. Menentukan standar deviasi dengan persamaan :
SD =
2
2
N
x
N
X
3
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),
h.100
46
5. Menentukan reliabilitas (K-R 20) dengan persamaan :
r
11
=
2
2
SD
pq SD
) 1 n
n
6. Mengklasifikasikan koefisien reliabilitas menurut Guilford, yaitu :
r
11
= 0,91 1,00 = Korelasi Sangat Tinggi
r
11
= 0,71 0,90 = Korelasi Tinggi
r
11
= 0,41 0,70 = Korelasi Cukup/Sedang
r
11
= 0,21 0,40 = Korelasi Rendah
r
11
= <0,20 = Tidak Ada Korelasi
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
0,63. oleh karena itu reliabilitas tergolong dalam klasifikasi cukup.
3. Indeks Taraf Kesukaran
Cara melakukan analisis untuk menentukan taraf kesukaran soal
dengan menggunakan rumus
4
:
P =
JS
B
Dimana : P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut Suharsimi Arikunto, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut :
5
Soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P = 0,30 sampai 0,700 adalah soal sedang
Soal dengan P = 0,70 sampai 1 ,00 adalah soal mudah
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut :
4
Ibid., h. 208
5
Ibid., h. 210
47
Tabel 3. Analisis Uji Taraf Kesukaran
No Soal B JS P =
JS
B
Keterangan
1. 33 36 0,92 Mudah
2. 8 36 0,22 Sukar
3. 27 36 0,75 Mudah
4. 13 36 0,36 Sedang
5. 27 36 0,75 Mudah
6. 6 36 0,17 Sukar
7. 23 36 0,64 Sedang
8. 2 36 0,05 Sukar
9. 25 36 0,70 Sedang
10. 25 36 0,70 Sedang
11. 29 36 0,80 Mudah
12. 27 36 0,75 Mudah
13. 14 36 0,40 Sedang
14. 20 36 0,55 Sedang
15. 25 36 0,70 Sedang
16. 26 36 0,72 Mudah
17. 4 36 0,11 Sukar
18. 26 36 0,72 Mudah
19. 15 36 0,42 Sedang
20. 15 36 0,42 Sedang
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai (berkemampuan rendah). Maka penelitian ini dipandang perlu
48
untuk mengadakan uji daya pembeda. Rumus pengujian daya pembeda
yaitu
6
:
D =
B A
B
B
A
A
P P
J
B
J
B
=
Dimana : D = Indeks diskriminasi
J = Jumlah peserta tes
J
A
= Banyak peserta kelompok atas
J
B
= Banyak peserta kelompok bawah
B
A
= Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
B
B
= Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P
B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Suharsini Arikunto, klasifikasi daya pembeda adalah
7
:
D = 0,00 0,20 : jelek
D = 0,20 0,40 : cukup
D = 0,40 0,70 : baik
D = 0,70 1,00 : baik sekali
D= negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja
I. Teknik Analisis Data
a. Pengorganisasian Data
Pada dasarnya data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data
yang masih mentah, sehingga akan menemukan kesukaran dalam menarik
suatu gambaran yang berarti dari hasil penelitian tersebut.
Guna memperoleh gambaran yang sederhana, jelas dan sistematis,
serta sifat-sifat yang penting dan bentuk penyebaran dari data tersebut
dapat dengan mudah diketahui dan diinterpretasikan, serta untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini, maka data yang dikumpulkan dari
6
Ibid., h. 213
7
Ibid., h. 218
49
penelitian, diselidiki dengan analisa statistik yang disusun ke dalam bentuk
distribusi frekuensi. Yaitu suatu cara atau bentuk penyusunan yang teratur
mengenai sejumlah data.
Untuk membuat distribusi frekuensi dengan panjang kelas sama,
akan dilakukan sebagai berikut :
a. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil.
b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan (k).
c. Tentukan panjang kelas interval (p)
d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama.
e. Memulai dengan data yang lebih kecil dari data terkecil.
b. Hipotesa Penelitian
Perumusan hipotesis statistik untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antara hasil belajar biologi siswa yang diberi
perlakuan metode problem solving dengan metode ceramah.
H
0
:
x
-
y = 0
H
a
:
x
-
y > 0
Keterangan :
H
0
: Tidak ada perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diberi
perlakuan metode problem solving dengan metode ceramah.
H
a
: Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diberi
perlakuan metode problem solving dengan metode ceramah.
x
: Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberi soal pernapasan
pada manusia dan vertebrta sebelum diberi perlakuan problem
solving dengan metode ceramah.
y
: Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberi soal melalui
metode problem solving dengan metode ceramah pada konsep
sistem pernapasan pada manusia dan vertebrta.
50
c. Uji Persyaratan Analisa Data
a. Uji Normalitas
Teknik yang digunakan untuj uji normalitas pada penelitian
ini adalah dengan uji Lilliefors, yaitu meenguji kenormalan data yang
digunakan.Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors (Lo) pada taraf
signifikan 5 % ( = 0,05).
L
hitung
< L
tabel
: Berdistribusi normal
L
hitung
> L
tabel
: Tidak berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan
antar dua keadaan atau populasi. Pengajuan homogenitas dilakukan
dengan uji homogenitas dua varian, rumus uji homogenitas yang
dilakukan adalah uji Fisher, yaitu :
F =
2
2
2
1
S
S
S
2
=
) 1 (
) (
2 2
n n
X X n
Keterangan :
F = homogenitas
S
1
2
= Varian terbesar atau data pertama
S
2
2
= Varian terkecil atau data kedua
F
hitung
< F
tabel
= Sample homogen
F
hitung
> F
tabel
= Sampel tidak homogen
d. Pengujian Hipotesa
Untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil, pada
penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan Uji-t dengan persamaan
sebagai berikut :
8
t =
+
+
Y X Y X
Y X
N N N N
y x
M M
1 1
2
2 2
Keterangan :
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Bumi
Aksara, 2003 ) , h. 280-281.
51
t = hasil perhitungan
MX = Mean skor kelompok metode problem solving
MY = Mean skor Kelompok metode ceramah
X = Deviasi setiap kelompok metode problem solving nilai
pre-test dan post-test
Y = Deviasi setiap kelompok metode ceramah nilai pre-test
dan post-test
N = Jumlah sample kelompok metode problem solving dan
ceramah
J. hipotesis Statistik
1. Hipotesis Nol
Ho = A = B
2. Hipotesis Alternatif
Ha = A >B
Keterangan :
A = Mean dari peningkatan penguasan konsep sistem respirasi yang
menggunakan metode problem solving.
B = Mean dari peningkatan penguasan konsep sistem respirasi yang
menggunakan metode ceramah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini meliputi dua variabel, variabel bebas yaitu metode
pembelajaran yaitu problem solving dan variabel terikat penguasaan konsep
sistem respirasi. Dalam penelitian yang dilaksanakan sebanyak 3 kali
pertemuan, penulis memberikan perlakuan yang berbeda kepada dua kelas
yaitu kelas VIII C dan kelas VIII D di Mts N Cipondoh Tangerang tahun
ajaran 20062007 yang telah dipilh sebagai sampel penelitian. Kelas VIII C
sebagai kelas eksperimen (metode problem solving) dan Kelas VIII D sebagai
kelas kontrol (metode ceramah).
Dalam penelitian ini penulis memberi pre-test dan post-test dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana penguasaan konsep sistem respirasi
sebelum dan sesudah yang mengunakan metode problem solving dan metode
ceramah.
Di bawah ini terdapat dua data yaitu data siswa sebelum dan sesudah
mengunakan metode problem solving dan metode ceramah. Hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Nilai PreTest Penguasaan Konsep Sistem Respirasi pada Kelompok
Eksperimen (Metode Problem Solving) dan Kelompok Kontrol
(Metode Ceramah)
1.1 Nilai Pre-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi pada
kelompok Eksperimen (Metode Problem Solving)
Dari hasil perhitungan, dalam penelitian ini data nilai pre-
test penguasaan konsep sistem respirasi pada kelompok eksperimen
(Lampiran 14) dapat dilihat pada tabel di bawah ini
52
53
Tabel 4. Deskripsi Nilai Pre-Test Penguasaan Konsep Sistem
Respirasi Kelompok Eksprerimen
Deskripsi Nilai
Nilai Maksimun
Nilai Minimun
Range
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
55
20
36
35,8
34,72
30
8,37
Distribusi frekuensi nilai pre-test kelompok eksperimen
(Lampiran 14) adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-test Penguasaan
Konsep Sistem Respirasi Kelompok Eksperimen
frekuensi
No
Interval
Kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1
2
3
4
5
6
20 25
26 31
32 37
38 43
44 49
50 - 55
22,5
28,5
34,5
40,5
46,5
52,5
19,5
25,5
31,5
37,5
43,5
49,5
25,5
31,5
37,5
43,5
49,5
55,5
4
9
3
6
7
1
13,33%
30 %
10 %
20 %
23,33 %
3, 33 %
30
26
17
14
8
1
4
13
16
22
29
30
Jumlah N = 30 100 %
54
1.2 Nilai Pre-test Penguasaan Konsep Sistem Respirasi pada
Kelompok Kontrol (Metode Ceramah)
Dari hasil perhitungan, dalam penelitian ini data nilai pre-
test penguasaan konsep sistem respirasi (lampiran 16) pada kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Deskripsi Nilai Pre-Test Penguasaan Konsep Sistem
Respirasi Kelompok Kontrol
Deskripsi Nilai
Nilai Maksimun
Nilai Minimun
Range
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
55
20
36
38,33
43,67
40
9,60
Distribusi frekuensi nilai pre-test kelompok kontrol
(lampiran 16) adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pre-test Penguasaan Konsep
Sistem Respirasi Kelompok Kontrol
frekuensi
No
Interval
kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1
2
3
4
5
6
20 25
26 31
32 37
38 43
44 49
50 - 55
22,5
28,5
34,5
40,5
46,5
52,5
19,5
25,5
31,5
37,5
43,5
49,5
25,5
31,5
37,5
43,5
49,5
55,5
5
4
5
6
3
7
16,67 %
13,33 %
16,67 %
20 %
10 %
23,33 %
30
25
21
16
10
7
5
9
14
20
23
30
Jumlah N = 30 100 %
55
2. Nilai Post test Penguasaan konsep Sistem Respirasi pada kelompok
Ekperimen (Metode Problem Solving) dan Kontrol (Metode
Ceramah)
2.1 Nilai Post-test Penguasaan konsep Sistem Respirasi pada
Kelompok Ekperimen (Metode Problem solving)
Dari hasil perhitungan dalam penelitian ini data nilai post-
test penguasaan konsep sistem respirasi (lampiran 15) pada kelompok
eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Deskripsi Nilai Post-Test Penguasaan Konsep Sistem
Respirasi Kelompok Eksperimen
Deskripsi Nilai
Nilai Maksimun
Nilai Minimun
Range
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
70
40
31
56
59,1
55
8,30
Distribusi Frekuensi nilai post-test kelompok eksperimen
(lampiran 15) adalah sebagai berikut :
56
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Post-test Penguasaan Konsep
Sistem Respirasi Kelompok Eksperimen
frekuensi
No
Interval
kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1
2
3
4
5
6
40 - 45
46 - 51
52 - 57
58 - 63
64 - 69
70 - 75
42,5
48,5
54,5
60,5
66,5
72,5
39,5
45,5
51,5
57,5
63,5
69,5
45,5
51,5
57,5
63,5
69,5
75,5
6
3
10
4
3
4
20%
16,66 %
30 %
13,33 %
6,66 %
13,33 %
30
24
21
11
7
4
6
9
19
23
26
30
Jumlah N = 30 100 %
2.2 Nilai Post-test Penguassan Konsep Sistem Respirasi pada
kelompok Kontrol (Metode Ceramah)
Dari hasil perhitungan dalam penelitian ini data nilai post
test penguasaan konsep sistem respirasi pada kelompok kontrol
(Lampiran 17) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 10. Deskripsi Nilai Post-test Penguasaan Konsep Sistem
Respirasi Kelompok kontrol.
Deskripsi Nilai
Nilai Maksimun
Nilai Minimun
Range
Mean
Median
Modus
Standar Deviasi
75
35
41
55,5
71,9
70
12,20
57
Distibusi Frekuensi nilai post-test kelompok kontrol
(lampiran 17) adalah sebagai berikut :
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Penguasaan Konsep
Sistem Respirasi Kelompok Kontrol
frekuensi
No
Interval
kelas
Titik
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1
2
3
4
5
6
35 41
42 48
49 55
56 62
63 69
70 - 76
38
45
52
59
66
73
34,5
41,5
48,5
55,5
62,5
69,5
41,5
48,5
55,5
62,5
69,5
76,5
5
4
7
4
3
7
16,67%
13,33%
23,33 %
13,33 %
10 %
23,33 %
30
25
21
14
10
7
5
9
16
20
23
27
Jumlah N = 30 100 %
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Penelitian
Berdasarkan data yang telah dikemukakan di atas terlihat bahwa
peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi pada kelompok ekperimen
berbeda dengan penguasaan konsep sistem respirasi kelompok kontrol.
Peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang menggunakan metode
problem solving memiliki skor rata-rata sebesar 20,16 sedangkan peningkatan
penguasaan konsep sistem respirasi yang menggunakan metode ceramah
memiliki skor rata-rata sebesar 17,16.
Apakah perbedaan skor rata-rata kedua kelompok tersebut terjadi
karena kebetulan saja atau perlakuan, maka perlu dilakukan analisis dengan
mengunakan ujit. Sebelum uji-t dilakukan diadakan persyaratan analisis
terlebih dahulu.
a) Uji normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan mengunakan uji Lilifors,
hasil yang didapatkan untuk uji normalitas kelompok eksperimen pre-test
dan post-test adalah sebagai berikut :
58
Merumuskan hipotesis :
Ho = Data sampel dari populasi yang berdistribusi normal
Ha = Data sampel dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Hasil yang didapat untuk uji normalitas pre-test dan posttest
kelompok eksperimen (lampiran 19 dan 20) adalah sebagai berikut :
L
o
( L
hitung
) Pre-test = 0,1603
L
o
( L
hitung
) Post-test = 0,1511
L
t
( L
tabel
) pada L = 0,05 = 0,161
n
e
= 30
Oleh karena L
o
pre-test dan post-test < L
t
, maka hipotesis nol (Ho)
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok eksperimen yang
diuji berdistribusi normal .
Hasil yang didapat untuk uji normalitas pre-test dan post-test
kelompok kontrol (Lampiran 21 dan 22) adalah sebagai berikut :
L
o
( L
hitung
) Pre-test = 0,1078
L
o
( L
hitung
) Post-test = 0,1537
L
t
( L
tabel
) pada L = 0,05 = 0,161
n
k
= 30
Oleh karena L
o
Pre-test dan post test < L
t
, maka hipotesis nol (Ho)
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data sampel kelompok kontrol
yang diuji berdistribusi normal.
Table 12. Hasil Uji Normalitas
L
o
kelompok
eksperimen
kelompok control
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
L
t
Kesimpulan
0,05 0,1603 0,1511 0,1078 0,1537 0,161 Ho diterima
b) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas atau uji kesamaan dua varians dilakukan
dengan mengunakan rumus fisher . Hasil yang didapat untuk uji
59
homogenitas pre-test dn post-test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol adalah sebagai berikut :
Ho = Sampel tidak mempunyai varian yang berbeda, dalam arti sampel
homogen
Ha = Sampel mempunyai varian yang berbeda, dalam arti sampel tidak
homogen
F
hitung
kelompok eksperimen = 0,98 (lampiran 23)
F
hitung
kelompok kontrol = 1,61 (lampiran 24)
F 0,05 ( 29;29 ) = 1,86
Oleh karena F
hitung
< F
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok sampel tesebut mempunyai varian yang sama.
Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas
kelompok N F
hitung
F
tabel
Kesimpulan
pre-test kelompok
eksperimen pos-test
0,98
pre-test kelompok
kontrol pos-test
1,61
1,86 Ho diterima
2.Pengajuan Hipotesis
Setelah diketahui data hasil penelitian ini berdistribusi normal dan
homogen maka kedua kelompok tersebut selanjutnya dianalisis dengan uji-t.
Dalam pengujian didapatkan data sebagai berikut
Ho = tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi
yang mengunakan metode problem solving dan metode ceramah
Ha = terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi yang
mengunakan metode problem solving dan metode ceramah
60
t
hitung
= 1,24 (Lampiran 28)
t
tabel
= 2,01
db = 30+30 2 = 58
Oleh karena t
hitung
< t
table
pada taraf signifikasi 0,05 maka Ho diterima.
Berarti tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem
respirasi yang mengunakan metode problem solving dan metode ceramah.
C. Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungn uji normalitas dari kelompok eksperimen
didapat L
o
pre-test dan post-test sebesar 0,1603 dan 0,1511 dan kelompok
kontrol didapat L
o
pre-test dan post test sebesar 0,1078 dan 0,1537 dan L
t
sebesar 0,161. Oleh karena L
o
< L
t
, maka hipotensis nol (Ho) diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut dalam
sebaran normal.
Dan dari hasil perhitungan uji homogenitas kelompok eksperimen
dibagi Fh 0,98 dan kelompok kontrol di dapat Fh sebesar 1,61 dan L
t
sebesar
1,86. Oleh karena F
hitung
< F
tabel
, maka hipotesis nol ( Ho ) diterima pada taraf
siginifikansi = 0,05m (5 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok sampel tersebut bersifat homogen.
Dan dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai penguasaan konsep
sistem respirasi sebelum dan sesudah diberi perlakuann kelompok eksperimen
mempunyai skor rata-rata sebesar 20,16 (lampiran 25) sedangkan kelompok
kontrol mempunyai skor rata-rata sebesar 17,16 (lampiran 26) . Hal tersebut
belum dapat membuktikan adanya perbedaan penguasaan konsep sistem
respirasi sebelum dan sesudah pemberian pelakuan pada kelompok eksperimen
dan kontrol .
Kemudian perbedaan yang ada, dianalisis dengan mengunakan uji-t dari
hasil perhitungan didapat harga t
hitung
sebesar 1,24. Sedangkan harga t
tabel
sebesar
2,01. Setelah t
hitung
dibandingkan dengan harga t
tabel
, ternyata harga t
hitung
lebih
kecil dari pada harga t
tabel
pada taraf signifikasi 5 % . Dengan demikian maka
61
t
hitung
= 1,24 < t
tabel
= 2,01, sehingga disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho)
diterima .
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
peningkatan penguasaan konsep sitsem respirasi yang mengunakan metode
problem solving dan metode ceramah .
D. Pembahasan
1. Pembelajaran Biologi dengan Metode Problem Solving di Mts N
Cipondoh Tanggerang
Siswa kesulitan ketika pembelajaran biologi menggunakan metode
problem solving. Metode problem solving merupakan suatu metode berpikir
yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode-metode lainnya untuk dapat
menarik kesimpulan dari pembelajaran biologi. Dari proses pembelajaran
menunjukan siswa tidak biasa belajar dengan memecahkan masalah. Hal ini
terlihat dari cara siswa memahami masalah dan cara siswa bekerja
menyelesaikan masalah. Dalam memahami masalah dan menyelesaikannya
dapat terlihat dari ketergantungan siswa harus didorong dan diberikan arahan
untuk mencoba menyelesaikan masalah melalui tahapan dari cara memahami
masalah, merencanakan dan menyelesaikan masalah dengan benar.
Ketika diberikan suatu masalah siswa kesulitan dalam memahami soal
yang terletak pada bahasa tulisan ,yakni siswa tidak menjawab apa yang
ditanyakan, kurang memahami apa yang menjadi kata kunci dalam soal. Siswa
pada umumnya belum memberikan jawaban dari satu jawaban ketika dihadirkan
suatu masalah. Rata-rata jawaban siswa benar namun masih dalam bentuk
jawaban yang hampir sama sedangkan penyelesaian tersebut dapat memberikan
lebih dari satu jawaban.
Siswa juga kurang adanya keberanian untuk memberikan alasan
jawaban yang dibuat dan mengkomunikasikan jawabannya. Mereka masih
tergantung dari jawaban guru. Keaktifan siswa seperti memberikan alasan,
mengkomunikasikan jawaban, berdiskusi, menyelesaikan masalah, pada
umumnya masih perlu bantuan atau dorongan guru untuk selalu mengingatkan.
62
Demikian juga dalam melatih siswa agar bekerjasama, berpikir kreatif dan
kritis, masih perlu bantuan guru untuk selalu mengingatkan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan yang terjadi pada proses
penyelesaian masalah menunjukan bahwa siswa yang mampu menerapkan
metode penyelesaian, masalah maka siswa tersebut juga mampu menyelesaikan
persoalan dengan sukses. Sebaliknya jika siswa tersebut kurang bisa
menerapkan metode penyelesaian masalah juga tidak sukses dalam
menyelesaikan persoalan.
Menurut Ratna tanjung (2001) dalam penelitiannya bahwa salah satu
cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat
diamati dari tahap-tahap pemecahan masalah yang dilakukannya. Sebagaimana
ditemukan Suharsono dkk. (1994) pembelajaran pemecahan masalah sangat
dipengaruhi variable karakteristik dasar masalah dan jenis masalah yang
digarap, serta ruang lingkup masalah (Muchtar, 1996) dan kondisi internal
dalam bentuk hasil-hasil belajar terdahulu yang relevan dengan topik
permasalahan yang sedang dibahas (Gagne, 1985).
Dengan demikian proses belajar yang tertinggi ini hanya dapat
berlangsung kalau proses-proses belajar fundalis lainnya telah dimiliki dan
dikuasai. Metode ini dapat dilaksanakan apabila siswa telah berada pada tingkat
yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa-siswi di Mts N
Cipondoh belum sepenuhnya siap untuk menggunakan metode problem solving
dalam proses belajar mengajar. Karena mereka belum menguasai proses belajar
fundalis yang lain. Hal ini juga dapat dilihat dari tahapan-tahapan mereka
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
2. Penguasaan Konsep Siswa Terhadap Pembelajaran Biologi pada
Konsep Sistem Respirasi
Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan konsep oleh siswa tidak
ada perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
kurang dalam pengusaan konsep terhadap pembelajaran biologi pada pokok
63
bahasan sistem respirasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis penguasaan
konsep .
Hal ini juga dapat dilihat dari hasil post-test siswa yang berjumlah
20 konsep. (lampiran 30).Persentase tertinggi penguasaan konsep siswa melalui
metode problem solving adalah 73,3 %. Sedangkan persentase terendahnya
adalah 43,3 %. Persentase tertinggi penguasaan konsep siswa melalui metode
ceramah adalah 66,6%. Sedangkan persentase terendahnya adalah 36,6 %.
Pada metode ceramah, frekuensi jawaban tertinggi siswa adalah 20
siswa untuk soal no 8 dan frekuensi jawaban terendah siswa adalah 11 siswa
untuk soal no 20.
Soal no 8 memuat konsep tentang penyakit pada sistem
pernapasan. Soal ini mendapat jawaban terbanyak mungkin karena soal ini
berhubungan dengan penyakit dalam kehidupan sehari- hari siswa. Siswa dapat
menjawabnya karena telah mengenal ciri-ciri penyakit ini dan pernah
mengalaminya, yaitu penyakit salesma. Sedangkan pada metode problem
solving, frekuensi jawaban soal no 8 ini hanya 19 siswa. Hal ini dikarenakan
siswa belum dapat membedakan penyakit salesma dengan influenza.
Soal no 20 memuat konsep tentang mekanisme pernapasan burung.
Soal ini mendapat jawaban terendah karena siswa belum memahami mekanisme
pernapasan burung pada saat terbang dan pada saat diam. Siswa terjebak dengan
opsi jawaban yang ditawarkan. Sedangkan pada metode problem solving,
frekuensi jawaban soal 20 ini mengalami peningkatan menjadi 15 siswa. Hal ini
karena siswa diajak langsung untuk mengamati perilaku burung pada saat
terbang dan pada saat diam.
Pada metode problem solving, frekuensi jawaban tertinggi siswa
adalah 22 siswa untuk soal no 2 dan frekuensi jawaban terendah siswa adalah 13
siswa untuk soal no 9.
Soal no 2 memuat konsep tentang alat pernapasan pada manusia.
Soal ini mendapat jawaban terbanyak mungkin karena soal ini berhubungan
dengan anggota tubuh siswa. Sedangkan pada metode ceramah, frekuensi
jawaban soal no 2 ini hanya 19 siswa.
64
Soal no 9 memuat konsep tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Soal
ini mendapat jawaban terendah karena siswa belum memahami mekanisme
pernapasan manusia. Sedangkan pada metode ceramah, frekuensi jawaban soal
9 ini hanya 12 siswa. Berarti tidak mengalami peningkatan.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang
cukup tajam antara hasil pembelajaran menggunakan metode problem solving
dengan metode ceramah. Sehingga dapat dikatakan penggunaan metode
problem solving di MTs N cipondoh kurang berhasil.
Konsep adalah kategori yang diberikan pada stimulus-stimulus
lingkungan, oleh karena itu dalam pengkonsepan selalu ada kejadian sebagai
stimulus dalam penyajian verbal, yang disebut dengan gambaran mental, dengan
ini pengkonsepan adalah hal yang tidak mudah.
1
Dengan demikian dapat dipahami bahwa Biologi merupakan ilmu yang
tidak dapat dianggap mudah dan untuk mempermudah penguasaanya perlu
berpijak pada cara bagaimana mempermudah dalam menguasai konsep-konsep
yang ada dalam biologi tersebut.
Oleh sebab itu penguasaan konsep tidak mudah didapatkan begitu saja.
Dalam pendidikan sains, konsep merupakan faktor yang mempengaruhi belajar.
Dilihat dari pengertian tentang konsep, pengajaran IPA pada tahapan tertentu
merupakan pembentukan, penarikan, dan pengakumulasian konsep. Kegiatan ini
merupakan kegiatan intelek manusia yang diawali dari pengamatan terhadap
fakta atau apa saja yang dialami dimana hasil pengamatan diproses dengan
persepsi, penalaran induktif, dan kepenemuan.
Klausmeier membagi konsep menjadi empat tingkatan, yaitu tingkat
konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikatoris dan tingkat formal. Konsep-
konsep yang diajarkan di sekolah pada umumnya memenuhi persyaratan yang
dikemukakan oleh Klausemeier.
2
1
Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) dengan TUgas Analisis Foto Kejadian Fisika (AFKF)
Sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, (Mei, 2005),
No.054,h.327
2
Ibid, h.332
65
Menurut pengamatan peneliti, siswa di MTs N Cipondoh belum
mencapai tingkat formal. Hal ini dapat diamati ketika diadakan eksperimen.
ketika dihadirkan objek eksperimen siswa belum dapat mengkonsep,
mendeskriminasi, memberi nama atribut-atribut dan mengevaluasi rangsangan.
Guru harus menerangkan terlebih dahulu dari objek yang dihadirkan sehingga
siswa belum dapat mengkonsep suatu masalah. Mereka juga belum dapat
mengevaluasi hasil eksperimen.
Masalah yang disajikan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
siswa. Tetapi siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang telah diterima
dalam bentuk materi dengan fakta / kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka tidak menyangka bahwa belajar biologi teryata menyenangkan setelah
digunakan metode belajar yang bervariasi dari biasanya.Sebagian besar siswa
menyatakan bahwa belajar biologi sangat sulit bila dibandingkan dengan belajar
matematika. Menurut mereka biologi terlalu banyak menghafal. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa selama ini siswa tidak memahami konsep yang ada
dalam biologi. Mereka kesulitan untuk menghubungkan materi yang satu
dengan materi yang lain. Selama ini siswa belajar biologi hanya dalm bentuk
hafalan tanpa memahami konsep.
3. Pengaruh Metode Problem Solving terhadap Penguasaan Konsep
Siswa
Berdasarkan hasil penelitian, penguasaan konsep siswa sebelum dan
sesudahperlakuan signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kurang
dalam menggunakan pemecahan masalah terhadap pembelajaran biologi pada
konsep sistem respirasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t.
Dari perhitungan didapatkan harga t
hitung
sebesar 1,24. sedangkan harga
t
tabel
2,68. setelah t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
, ternyata harga t
hitung
lebih
kecil dari t
tabel
pada taraf signifikansi 5 %. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep sistem respirasi
yang menggunakan metode problem solving dan metode ceramah.
66
Tetapi berdasarkan dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai
penguasaan konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah diberi perlakuann
kelompok eksperimen mempunyai skor rata-rata sebesar 20,16 (lampiran 25)
sedangkan kelompok kontrol mempunyai skor rata-rata sebesar 17,16 (lampiran
26) . Hal tersebut dapat membuktikan adanya perbedaan penguasaan konsep
sistem respirasi sebelum dan sesudah pemberian pelakuan pada kelompok
eksperimen dan kontrol walaupun dengan perbedaan yang tidak terlalau besar.
Metode yang ada di MTs N Cipondoh masih metode klasikal, yaitu berupa
metode ceramah. Oleh karena itu pola belajar siswa tidak berkembang. Belajar
memecahkan masalah adalah pola belajar yang paling tinggi karena pada tingkat
ini , siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon
terhadap rangsang yang mengambarkan / membangkitkan situasi problematika,
mempergunakan kaidah yang dikuasainya.
3
Hal ini juga berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru. Siswa akan kesulitan menggunakan metode yang belum pernah
digunakan. Karena dalam metode problem solving ini dapat menggunakan lebih
dari satu metode. Metode ini juga berpengaruh terhadap proses berpikir siswa.
Karena dengan metode problem solving, siswa mencari sendiri solusi dari suatu
masalah yang disajikan.
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.
Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk
memecahkan masalah secara rasional, luas, dan tuntas. Untuk itu menguasai
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight (tilikan akal ) amat
diperlukan.
4
Sedangkan penguasaan konsep merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan ranah kognitif yang sesuai dengan klasifikasi Bloom yaitu pengetahuan ,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
3
Ahmad Sabri, OP.Cit, h.24
4
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), cet.3, h.127
67
Berdasarkan penelitian, siswa belum memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, luas, dan
tuntas. Sehingga siswa belum mengalami peningkatan kemampuan penguasaan
konsep. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi ketika diadakan eksperimen.
Kurangnya penggunaan metode yang bervariasi dalam pembelajaran
biologi menyebabkan kurangnya kreatifitas berpikir siswa dalam menanggapi
suatu masalah. Siswa menjadi jenuh dalam belajar biologi. Siswa kurang diberi
kesempatan untuk berlatih melaksanakan pemecahan masalah dan
pembuktiannya. Dengan demikian siswa kurang mendapat stimulus /rangsangan
yang dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam diri siswa.
Metode problem solving dapat dilaksanakan dengan baik jika siswa telah
berada pada tingkat yang lebih tinggi dan prestasi yang tinggi pula. Sedangkan
berdasarkan hasil observasi selama melakukan eksperimen dan dari hasil tes
yang telah diberikan, nilai hasil belajar biologi dibawah rata-rata.
Berdasarkan uraian di atas, metode pembelajaran yang digunakan sangat
mempengaruhi kemampuan dan kecakapan kognitif siswa. Maka dapat
disimpulkan bahwa metode problem solving mempengaruhi penguasaan konsep
siswa pada penelitian ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan hasil analisis data melalui observasi
langsung dan tes hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode problem solving pada konsep sistem respirasi lebih tinggi daripada
metode ceramah. Tetapi perbedaan itu tidak signifikaan.
B. Saran
1.Guru hendaknya dalam pembelajaran biologi yang banyak melibatkan
penguasaan konsep bukan penghafalan materi, menemukan dan menggunakan
metode yang sesuai dengan kondisi siswa agar materi yang disampaikan dapat
dipahami.
2.Alangkah lebih baik jika sebelum pembelajaran dimulai , guru telah
menyiapakan strategi pembelajaran yang tepat, yang meliputi persiapan
mengajar seperti pembuatan Rpp, media, metode belajar, lembar kerja dan lain-
lain.
3.Diadakan penelitian lanjutan dengan perencanaan yang lebih baik dan sample
yang lebih besar untuk menyakinkan hasil penelitian yang didapat.
4.Diujicobakan juga penelitian ini untuk materi-materi biologi yang lain dengan
perencanaan yang lebih baik.
68
69
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim. 2000. Memahami Hakikat Berpikir. Jurnal FKIP. Cianjur :
FIPUNM.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. J akarta : Bumi
Aksara
Aryana, Ida Bagus Putu. 2000. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif
pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. Singaja : IKIP
Cassady.2000.PoblemSolving.http://www.bsu.edu/web/emmeyer/edpsy:393/problems
olving.html.[12 November 2006].
Dwiyogo, Wasis D. 2000. Kapabilitas Pemecahan Masalah sebagai Hasil Belajar
Kognitif Tingkat Tinngi. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Th. 7 No. 2.
Edogogia. 2004. Pengaruh Umpan Balik Evaluasi Formatif. Volume 1 No. 1.
Gatewood, J ohn B. 2000. Intracultural Variability and Problem Solving.
http://www.culturaleconomics.atfreeweb.com/Anno/pdanyi%20problem%20s
oloving%20BJ PS%201957.html. [12 november 2006]
http:www.embracethefuture.org.au/youth/problem_solving.html.
Hershey, Douglas & David A. 2001. Wals. Knowledge versus Experience in
Financial Problem Solving performance. Winter 2000 / 2001. Volume 19
Issue 4, p261, 31 p, 1 chart, 6 diagrams.
http://.ebscohost.com/login.aspx?direct=7db=An=40535446&loginpage=login
.asp7site=eshost-live&scope=site, [ 22 Desember 2006]
Huda, Nizel. 2000. Suatu Model Pengajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika pada Mahasiswa D2 PGSD Prajabatan
FKIP Universitas Jambi. Jurnal Gema Pendidikan. Jambi : FIKP Universitas
J ambi.
Kuchar, Olga Ana & J orge Reyes-Spindola. 2004. Augmented Condition for
Bioinformatics Problem Solving. Martin S. Whitman Scool Of Manajement
Syracuse University, Scyracuse, NY, 13244 mbenaroc @ syr.Edu. [ 10 Maret
2007]
70
Lufri. 2004. Pembelajaran Berbasis Problem Solving Yang Diintervensi Dengan Peta
Konsep Pada Mata Kuliah Perkembangan Hewan. Padang : FPMIPA.
Mccalla, J oanne. 2004. A General Problem Solving Process.
http://pespmcl.Vub.ac.be/probsolv.html. [12 November 2006]
Martinez, E. Michael. 2000. Whath Is The Problem Solving ?. http//www-
gse.uci.edu/doehome/Deftinfo/faculty/Martinez/problem _solving.html. [12
November 2006]
Panjaitan, Binsar. 2000. Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah dan Lokus Kendali
Siswa terhadap Hasil Belajar dalam Pemecahan Masalah Matematika.
Medan : IKIP.
Pical, J . Purniassa. 2004. Penggunaan Langkah Pemecahan Masalah dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika. Jurnal Pendidikan. Volume I No. 2.
Roland W, schollz & Barbara Fluckiger. 2004. Journal of Environmental Education :
Environmental problem solving ability : Profile In Aplication Dociments Of
ResearchAssistants.http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ft
h&AN=40.[10 Maret 2007]
Sabri, Ahmad. 2005. Stategi pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat : Gaung
Persada Press.
.2005. Stategi Belajar Mengajar dan Mikro Teaching. Padang : PT. Ciputat
Press.
Styer, Dan. 2002. Solving Problem In Physics.
http://www.oberlin.edu/physics/dstyer/SolvingProblem.html. [12 November
2006]
Sudjiono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. J akarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Sudirman. 2000. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Karya.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar
Baru Algesindo.
Suharsono, Naswan. 2000. Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir dan Bernalar Mahasiswa.
Aneka Widya STKIP Singaraja. Singaraja : STKIP. No.2 Th.xxxI April.
71
Sukarma, Ketut. 2004. Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving dan
Problem Posing Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Jurnal Pendidikan.
Volume 3 No. 1.
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil
Tes Implementasi kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosda karya.
Susanto, Agus dan Rusdi. 2006. Model Pembelajaran Heuristik pada Pemecahan
Masalah dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan.Volume 4 No. 1.
Sutarto. 2005. Buku Ajar Fisika ( BAF ) dengan Tugas Analisis Foto Kejadian Fisika
( AFKF ) sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep IPA dan Pajanannya dalam
Interaksi Kelas di SD Negeri Kotamadya Medan. Jurnal Pendidikan dan
kebudayaan. Mei No. 054 h. 327.
Sutawijaya, Akbar. 2000. Pemecahan Masalah dalam pembelajaran Matematika.
Jurnal Teknologi Pembelajaran. Th.6 N0.3.
Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. J akarta : Raja Grafindo Persada.
Turnip, Betty Marisi. 2000. Penguasaan Konsep IPA dan Pajangannya dalam
Interaksi Kelas Di SD Negeri Kotamadya Medan . Medan.
Wiliams, judy. 2004. Biological Problem Solving Experiments.
http://www.accessexcellence.org/AE/ATG/data/released/0327.J udyWiliams/I
ndex.php. [27 Oktober 2009]
Yamin, Martinis. 2005. Stategi pembelajaran Berbasis kompetensi. Ciputat : Gaung
Persada Press.
.
Lampiran 2
Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Hasil Belajar Biologi
Tahun Pelajaran 2006/2007
Nama Sekolah : MTs Negeri Cipondoh Tangerang
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Kelas/Semester : VIII/II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Jumlah Soal : 35 Soal
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Soal
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal
Nomor Jumlah
6. Mengaitkan hubungan 6.3 Mendeskripsikan Membandingkan macam Siswa dapat mendefinisikan 1, 2, 10 3
antara struktur dan sistem pernapasan organ penyusun sistem tentang pengertian
fungsi beberapa sistem pada manusia dan pernapasan pada manusia perapasan pada manusia
organ pada manusia dan vertebrata serta Siswa dapat menyebutkan 3, 13 2
vertebrata dengan hubungannya dengan alat-alat pernapasan pada
lingkungan, teknologi, kesehatan manusia
dan masyarakat Siswa dapat membedakan 4, 5, 6,7, 5
macam Organ pernapasan 15
pada manusia
Membandingkan proses Siswa dapat menunjukkan 8 1
inspirasi dan ekspirasi proses pernapasan secara
pada proses pernapasan inspirasi pada manusia
Siswa dapat menjelaskan 9, 11,14, 5
tentang proses keluar 31, 35
masuknya udara dari dan ke
paru-paru
Siswa dapat menjelaskan 12 1
tentang pernapasan dada
Siswa dapat menuliskan 16 1
reaksi pada proses respirasi
Mendata contoh kelainan Siswa dapat mengidentifikasi 17, 20 2
Dan penyakit pada sistem bahaya-bahaya yang
Pernapasan yang biasa ditimbulkan akibat merokok
Dijumpai dalam kehidupan Siswa dapat menyebutkan 19 1
Sehari-hari dan upaya bahan-bahan kimia apa saja
mengatasinya yang terdapat dalam rokok
Siswa dapat menyebutkan 18, 21 2
penyakit yang berkenaan
dengan bahaya merokok
Siswa dapat menyebutkan 22, 26, 5
alat-alat pernapasan pada 32,33,34
hewan vertebrata
Siswa dapat menjelaskan 23, 24 2
proses pengeluaran
karbondioksida pada ikan
Siswa dapat membedakan 25,27, 4
alat-alat pernapasan pada 28, 29
burung, ikan, amfibi, dan
reptil
Siswa dapat menyebutkan 30 1
fungsi pundi-pundi udara pada
burung
Jumlah 35
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR BIOLOGI
No Materi
Tingkat Pengetahuan dan Nomor
Butir
Jumlah (%)
Sistem Pernapasan Pada Manusia dan Vertebrata C1 C2 C3 C4 Jumlah (%)
Sistem Pernapasan Pada Manusia
1.1 Pengertian pernapasan 1 2, 35 10 16 5 14,3 %
1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia 3,13, 15 4,5,6 7 7 17,5 %
1.3 Mekanisme pernapasan 11,14 12,24 8 9,31 7 17,5 %
1.4 Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan 18 21 2 5,7 %
1.
1.5 Bahaya merokok bagi kesehatan 17,19 20 3 8,6 %
Sistem Pernapasan Pada Vertebrata
2.1 Pernapasan pada ikan 26,34 32 33 23 5 14,3 %
2.2 Pernapasan pada amfibi 22 28 2 5,7 %
2.3 Pernapasan pada reptil 29 27 2 5,7 %
2.
2.4 Pernapasan pada burung 30,25 2 5,7 %
Total dan Persen 13 13 5 4 35 100 %
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR BIOLOGI
No Materi Tingkat Pengetahuan dan Nomor Butir Jumlah (%)
Sistem Pernapasan Pada Manusia dan Vertebrata C1 C2 C3 Jumlah (%)
Sistem Pernapasan Pada Manusia
1.1 Pengertian pernapasan 1 2, 35 10*,16* 5 14,3 %
1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia 3,13, 15* 4*,5*,6* 7 7 17,5 %
1.3 Mekanisme pernapasan 11*,14 8,9*,24*,31 12 7 17,5 %
1.4 Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan 18* 21 2 5,7 %
1.
1.5 Bahaya merokok bagi kesehatan 19 17 20 3 8,6 %
Sistem Pernapasan Pada Vertebrata
2.1 Pernapasan pada ikan 26*,34 32* 23*,33* 5 14,3 %
2.2 Pernapasan pada amfibi 22 28 2 5,7 %
2.3 Pernapasan pada reptil 29 27 2 5,7 %
2.
2.4 Pernapasan pada burung 30,25* 2 5,7 %
Total dan Persen 12 16 7 35 100 %
Keterangan : * : soal yang tidak valid
Tabel 1
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR BIOLOGI
No. Materi Tingkat Pengetahuan dan Nomor Butir Jumlah (%)
Sistem Pernapasan Pada Manusia dan Vertebrata C1 C2 C3 Jumlah ( % )
Sistem Pernapasan Pada Manusia
1.1 Pengertian pernapasan 1* 5
1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia 2*, 4, 6 3*
1.3 Mekanisme pernapasan 9, 10, 8*,11 7*
1.4 Kapasitas paru-paru 12, 13*, 15 14*,
1.4 Kelainan & penyakit pada sistem pernapasan 16 17* 18
1.
1.5 Bahaya merokok bagi kesehatan 20* 21* 19*
Sistem Pernapasan Pada Vertebrata
2.1 Pernapasan pada ikan 23, 25 22*, 24*,
2.2 Pernapasan pada amfibi 26, 28*, 27*, 29*
2.3 Pernapasan pada reptil 31* 30*
2.
2.4 Pernapasan pada burung 32, 34* 33, 35*
Total dan Persen
Keterangan : * : soal yang tidak valid
72
Lampiran 1
Angket Cara Belajar siswa
No Pernyataan Sering Kadang-
Kadang
Tidak
Pernah
1 Membaca buku biologi sebelum pelajaran
biologi
2 Mengerjakan tugas yang diberikan guru
biologi dengan sebaik-baiknya
3 Tertarik memperhatikan penjelasan guru
4 Berdiskusi dengan teman-teman tentang
pelajaran pelajaran biologi
5 Mencatat setiap materi biologi yang
dijelaskan guru
6 Bersemangat mengikuti pelajaran biologi
7 Bertanya kepada guru bila tidak mengerti
8 Merasa senang jika tidak ada pelajaran
biologi di kelas
9 Mengikuti setiap kegiatan dalam
pembelajaran biologi di kelas
10 Kurang memperhatikan penjelasan guru
biologi
Rata-rata
73
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MTsN Cipondoh
Kelas / Semester : VIII (delapan) / II (dua)
Mata Pelajaran : Biologi
Standar Kompetensi
Kemampuan mengkaitkan hubungan antara struktur dan fungsi beberapa
sistem organ pada manusia dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Kompetensi Dasar
Peserta didik mampu mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
serta hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia dan
vetebrata.
2. Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan.
3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa
dijumpai dalam kehidupan sehari hari dan upaya mengatasinya.
Alokasi waktu : 6 jam pelajaran ( 3 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Melakukan percobaan untuk memahami mekanisme pernapasan, kapasitas
vital paru paru, kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan, serta
mekanisme pernapasan pada vetebrata.
2. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia dan vetebrata.
3. Menjelaskan proses pertukaran gas dan kapasitas paru paru manusia.
74
4. Menghubungkan sistem pernapasan dengan kehidupan sehari hari.
5. Membedakan alat pernapasan pada manusia dan vetebrata.
6. Memberikan contoh mekanisme pernapasan pada hewan vetebrata lainnya.
B. Materi Pelajaran : Sistem Respirasi
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan = Problem Solving
2. Metode = Eksperimen
Diskusi
D. Langkah langkah Kegiatan
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan apersepsi
Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai sistem
pencernaan.
2) Prasyarat pengetahuan
Jelaskan proses pencernaan ?
Apa fungsi makanan
Bagaimana energi dapat dihasilkan ?
3) Prasyarat Eksperimen
Siswa sudah sarapan / makan sesuatu
Siswa tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan
sistem pernapasan
Berhati hati dalam menggunakan peralatan
b. Kegiatan Inti
Melakukan pretes dengan jumlah soal 3 buah
Apa hubungan sistem pencernaan dengan sistem respirasi ?
Proses pernapasan meliputi 2 hal. Sebutkan !
Sebutkan macam macam pernapasan !
75
Melakukan diskusi
Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok
diskusi dengan jumlah 5 6 siswa tiap kelompok.
Guru memaparkan bahan yang akan dijadikan permasalahan
dalam kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut :
- Proses pernapasan pada saat bernapas biasa
- Proses pernapasan pada saat beraktivitas berat
Ex. Berolah raga
- Pernapasan dada dan pernapasan perut
- Kapasitas vital paru - paru
Guru menyediakan Lembar Kerja Ssiwa (LKS) sebagai penuntun
diskusi
Peserta didik dalam kelompok melakukan eksperimen tentang
proses pernapasan pada saat biasa dan pada saat beraktivitas berat
dengan memperhatikan pernapasan dada dan pernapasan perut,
serta menghitung kapasitas vital paru paru pada masing-masing
siswa.
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik melakukan diskusi kelas dari hasil
eksperimen kelompok.
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan / rangkuman
hasil belajar
Guru memberikan tugas rumah berupa membuat laporan diskusi.
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan apersepsi
Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai
mekanisme pernapasan
2) Prasyarat pengetahuan
Apa perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ?
76
Mengapa jika kita sehabis beraktivitas berat, pernapasan
menjadi lebih cepat dan dalam ?
Berapakah kapasitas vital paru paru pada manusia ?
3) Prasyarat eksperimen
Berhati hatilah dalam menggunakan korek api
Berhati hatilah terhadap asap rokok
b. Kegiatan Inti
Melakukan pretes dengan jumlah soal 3 buah
Apakah semua jenis rokok aman dikonsumsi ?
Mengapa rokok dapat menimbulkan kecanduan pada
penghisapnya?
Penyakit apa saja yang bias timbul karena merokok ?
Melakukan diskusi
Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok
diskusi dengan jumlah 5 6 siswa tiap kelompok.
Guru memaparkan bahan yang akan dijadikan permasalahan
dalam kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut :
- Perbedaan rokok kretek, rokok kretek berfilter dan rokok
putih
- Memperhatikan warna kapas pada masing masing rokok
- Penyakit yang dapat timbul karena merokok.
Guru menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntun
diskusi
Peserta didik dalam kelompok melakukan eksperimen untuk
mengetahui adanya tar dalam rokok
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik melakukan diskusi kelas dari hasil
eksperimen kelompok
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman hasil
belajar.
Guru memberikan tugas rumah berupa membuat laporan diskusi.
77
3. Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan Apersepsi
Mengulas kembali materi sebelumnya mengenai kelainan dan
penyakit pada sistem pernapasan.
2) Prasyarat Pengetahuan
Sebutkan alat pernapasan pada manusia ?
Jelaskan mekanisme penapasan pada manusia ?
3) Prasyarat Eksperimen
Hati hati membawa ikan, katak, dan burung
Hati hati menggunakan hewan sebagai eksperimen
b. Kegiatan Inti
Melakukan Pretes dengan jumlah soal 3 buah
Apakah ada persamaan dan perbedaan alat pernapasan pada
ikan dan katak ?
Mengapa pada waktu waktu tertentu burung melayang tanpa
mengepakkan sayap ?
Ayam termasuk dalam kelas Aves, kenapa ayam tidak dapat
terbang jauh ?
Melakukan diskusi
Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok
diskusi dengan jumlah 5 6 siswa tiap kelompok.
Guru memaparkan bahan yang akan dijadikan permasalahan
dalam kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut :
- Mekanisme pernapasan ikan
- Mekanisme pernapasan katak
- Mekanisme pernapasan burung
Guru menyediakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai penuntun
diskusi
Peserta didik dalam kelompok melakukan eksperimen tentang
proses pernapasan pada vetebrata (ikan, katak, dan burung)
78
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik melakukan diskusi kelas dari hasil
eksperimen kelompok.
Guru bersama peserta didik berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui daya
serap materi yang telah dipelajari.
E. Sumber Belajar
1. Sumarwan, dkk. Sains Biologi SMP Jilid 2B Kelas VIII. G. 1-30
2. Puji Haryoko, S.Pd. Shola (Sahabat Sekolah) Kelas VIII. H. 4-14
3. Alat : Baskom atau bak plastik bundar, botol atau bejana yang volumenya
+ 5 liter, selang air ukuran + 2 meter, botol plastik, pipa kaca atau pipa
karet, Aquarium kecil.
4. Bahan : kapas, rokok kretek berfilter, rokok kretek tanpa filter, rokok
putih, ikan, katak, burung.
5. Di dalam Sekolah :
Kelas
Perpustakaan
Laboratorium
Dll
6. Di luar Sekolah :
Perpustakaan umum
Rumah
Internet
Dll
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
Tes unjuk kerja
Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen
Tes Identifikasi
79
PG
Essay / uraian
3. Contoh Instrumen
Contoh tes identifikasi
Tuliskan hasil pengamatanmu dalam tabel di bawah ini !
No Nama
Siswa
Volume
Botol A
Volume
Botol B
Volume udara
yang dikeluarkan
1
2
3
Rubrik
No. Aspek Skor
1.
2.
Ketepatan mengidentifikasi perubahan volume udara
Membuat kesimpulan
2
2
Jumlah skor 4
Contoh tes PG
Pernapasan pada manusia adalah untuk :
a. memperoleh energi
b. mengambil O
2
dan mengeluarkan CO
2
c. mengeluarkan sisa metabolisme
d. menjaga keseimbangan tekanan udara paru - paru
Contoh tes uraian
1. Mengapa jika selesai berolah raga, pernapasan kita menjadi lebih
cepat dan dalam ? Jelaskan
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : MTsN Cipondoh
Kelas / Semester : VIII (delapan) / II (dua)
Mata Pelajaran : Biologi
Standar Kompetensi
Kemampuan mengkaitkan hubungan antara struktur dan fungsi beberapa
sistem organ pada manusia dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Kompetensi Dasar
Peserta didik mampu mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
serta hubungannya dengan kesehatan.
Indikator
1. Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia
dan vetebrata.
2. Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan.
3. Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa
dijumpai dalam kehidupan sehari hari dan upaya mengatasinya.
Alokasi waktu : 6 jam pelajaran ( 3 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia dan vetebrata.
2. Menjelaskan proses pertukaran gas dan kapasitas vital paru paru
manusia.
3. Menghubungkan sistem pernapasan dengan kehidupan sehari hari.
4. Membedakan alat pernapasan pada manusia dan vetebrata.
5. Memberikan contoh mekanisme pernapasan pada hewan vetebrata lainnya.
81
B. Materi Pelajaran : Sistem Respirasi
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan = Ceramah
2. Metode = Kepustakaan
Diskusi
D. Langkah langkah Kegiatan
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan apersepsi
Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai sistem
pencernaan.
2) Prasyarat pengetahuan
Jelaskan proses pencernaan ?
Apa fungsi makanan
Bagaimana energi dapat dihasilkan ?
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan materi tentang mekanisme pernapasan dan
kapasitas vital paru paru.
Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar kerja siswa (LKS)
tentang mekanisme pernapasan dan kapasitas vital paru paru
Melakukan Tanya jawab mengenai mekanisme pernapasan dan
kapasitas vital paru paru.
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan postes, soal berbentuk soal esay berjumlah 3
soal
Proses pernapasan meliputi 2 hal. Sebutkan !
Jelaskan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut !
Apa yang dimaksud dengan kapasitas vital paru paru ?
82
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan apersepsi
Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai
mekanisme pernapasan dan kapasitas vital paru paru.
2) Prasyarat pengetahuan
Jelaskan mekanisme pernapasan dada !
Jelaskan mekanisme pernapasan perut !
Apa yang dimaksud kapasitas vital paru paru ?
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan materi tentang kelainan dan penyakit pada
sistem pernapasan.
Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok dan
mendiskusikan tentang kelainan dan penyakit pada sistem
pernapasan dengan mengisi Lembar Kerja Siswa (LKS).
Melakukan Tanya jawab
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan postes, soal berbentuk esay berjumlah 3 soal !
Penyakit apa saja yang dapat timbul karena merokok ?
Mengapa rokok dapat mengimbulkan kecanduan pada
penghisapnya !
Apakah semua jenis rokok aman dikonsumsi ?
3. Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan Apersepsi
Mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya mengenai
kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.
2) Prasyarat Pengetahuan
Sebutkan penyakit yang menyerang pernapasan bagian atas !
Sebutkan penyakit yang menyerang pernapasan bagian dalam !
Penyakit apa saja yang dapat timbul karena merokok ?
83
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan materi tentang pernapasan pada vetebrata
Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok dan
mendiskusikan sistem pernapasan pada vetebrata dengan mengisi
Lembar Kerja Siswa (LKS).
Melakukan tanya jawab
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui daya
serap materi yang telah dipelajari.
E. Sumber Belajar
1. Sumarwan, dkk. Sains Biologi SMP Jilid 2B Kelas VIII. G. 1-30
2. Puji Haryoko, S.Pd. Shola (Sahabat Sekolah) Kelas VIII. H. 4-14
3. Di dalam Sekolah :
Kelas
Perpustakaan
4. Di luar Sekolah :
Perpustakaan umum
Rumah
Internet
Dll
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
Tes unjuk kerja
Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen
Tes Identifikasi
Tes Essay
Tes PG
3. Contoh Instrumen
Contoh tes identifikasi
84
Isilah tabel di bawah ini !
No Macam-macam udara Pengertian Volume udara
1
2
3
4
Udara Pernapasan
(UP)
Udara Kompelementer
(UK)
Udara Suplemen
(US)
Udara Residu
(UR)
Volume total paru paru =
Rubrik
No. Aspek Skor
1.
2.
Ketepatan mengidentifikasi perubahan volume udara
Membuat kesimpulan
2
2
Contoh tes PG
Pernapasan pada manusia adalah untuk .
a. memperoleh energi
b. mengambil O
2
dan mengeluarkan CO
2
c. mengeluarkan sisa metabolisme
d. menjaga keseimbangan tekanan udara paru - paru
Contoh tes uraian
Apakah kapasitas vital paru paru setiap orang sama ?
85
Lampiran 3
Tabel.14
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi
No Materi Tingkat Pengetahuan dan Nomor Butir Jumlah (%)
Sistem Pernapasan Pada Manusia
dan Vertebrata
C1 C2 C3 Jumlah (%)
Sistem Pernapasan Pada Manusia
1.1 Pengertian pernapasan 5 1* 2 5,7 %
1.2 Alat-alat pernapasan pada manusia 2*, 4, 6 3* 4 11,4 %
1.3 Mekanisme pernapasan 9, 10, 8*,11 7* 5 14,3 %
1.4 Kapasitas paru-paru 12, 13*, 15 14*, 4 11,4 %
1.5 Kelainan & penyakit pada sistem
pernapasan
16 17* 18 3 8,6 %
1.
1.6 Bahaya merokok bagi kesehatan 20* 19* 21* 3 8,6 %
Sistem Pernapasan Pada
Vertebrata
2.1 Pernapasan pada ikan 23 22*, 24*, 25 4 11,4 %
2.2 Pernapasan pada amfibi 26, 27*, 28*, 29* 4 11,4 %
2.3 Pernapasan pada reptil 31* 30* 2 5,7 %
2.
2.4 Pernapasan pada burung 32, 34* 33, 35* 4
Total dan Persen 17 14 5 35 100
Keterangan : * : soal yang valid
86
Lampiran 4
INSTRUMEN UJI COBA HASIL BELAJAR BIOLOGI
Nama : ....
Kelas : ....
Hari/Tanggal : / ..
Waktu : 2 x 45 menit
Mata Pelajaran : Biologi
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat!
1. Pernapasan bagi makhluk hidup memiliki tujuan pokok yaitu
a. untuk mendapatkan oksigen c. membebaskan CO
2
b. mendapatkan energi d. menghasilkan zat-zat sisa
2. Berikut ini adalah organ-organ saluran pernapasan
1. alveolus 3. bronkus 5. laring
2. bronkiolus 4. trakea 6. rongga hidung
Urutan proses masuknya udara pernapasan manusia, yaitu :
a. 6-5-4-3-2-1 c. 6-3-4-5-2-1
b. 6-4-5-3-2-1 d.6-2-3-4-5-1
3. Fungsi selaput lendir hidung adalah untuk
a. menyesuaikan kelembaban udara c. menetralkan racun yang masuk
b. membunuh kuman yang terbawa d. memilih gas-gas yang masuk
4. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput yang disebut
a. diafragma b. lobus c. alveoli d. pleura
5. Reaksi respirasi yang benar di bawah ini adalah
a. Sari makanan + O
2
Energi + CO
2
+ H
2
O
b. CO
2
+ H
2
O (air) Energi + O
2
+ Sari makanan
c. Sari makanan + CO
2
Energi + O
2
+ uap air
d. H
2
O (air) + oksigen Energi + Sari makanan + CO
2
87
6. Proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada manusia
berlangsung di
a. hidung b. alveolus c. trakea d. bronkus
7. Apabila kita sedang berolah raga, napas kita menjadi lebih cepat karena
a. tingginya kadar O
2
dalam darah c. rendahnya kadar CO
2
darah
b. rendahnya kadar glukosa darah d. tingginya kadar CO
2
darah
8. keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada
a. membesar, tekanan udara paru-paru membesar
b. mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil
c. mengecil, tekanan udara paru-paru membesar
d. membesar, tekanan udara paru-paru mengecil
9. Pada pernapasan dada, inspirasi disebabkan karena adanya kontraksi
a. otot-otot antartulang rusuk c. tulang dada
b. diafragma d. tulang rusuk
10. Ekspirasi pada pernapasan perut terjadi karena
a. diafragma berkontraksi, rongga dada membesar
b. diafragma berkontraksi, rongga dada menyempit
c. diafragma relaksasi, rongga dada menyempit
d. diafragma relaksasi, rongga dada membesar
11. Pada ekspirasi, pada saat otot antartulang rusuk relaksasi, maka
a. tulang rusuk terangkat c. volume rongga dada membesar
b. tulang rusuk menurun d. tekanan udara menurun
12. Setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya, udara yang masih terdapat di
dalam paru-paru disebut
a. udara residu c. udara komplementer
b. udara suplementer d. udara tidal
13. Udara yang masih dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan
inspirasi biasa disebut
a. udara tidal c. udara suplementer
b. udara komplementer d. udara residu
88
14. Kapasital vital paru-paru merupakan jumlah volume udara tersebut di
bawah ini, kecuali
a. udara tidal c. udara suplementer
b. udara komplementer d. udara residu
15. Kapasitas vital paru-paru manusia adalah
a. 3 liter b. 4 liter c. 5 liter d. 6 liter
16. Gangguan pada paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis disebut penyakit
a. TBC b. influenza c. bronchitis d. pleuritis
17. Penyempitan saluran pernapasan karena tertumpuknya mucus terjadi pada
penderita
a. TBC b. asma c. bronchitis d. tonsilitis
18. Suatu keadaan dimana hidung tersumbat, beringus, dan bersin-bersin
merupakan ciri orang yang terserang
a. flu b. selesma c. influenza d. asma
19. Gas karbon monoksida yang dihirup dari asap rokok dapat membahayakan
tubuh karena
a. dapat merusak dinding alveolus
b. gas tersebut dapat menimbulkan batuk - batuk
c. gas tersebut akan menggantikan oksigen di sel sel darah
d. dapat menimbulkan berbagai gangguan pada saluran pernapasan
20. Berikut ini yang merupakan karsinogen pada rokok tembakau adalah
a. tar b. karbon monoksida c. nikotin d. sianida
21. Kecanduan bagi perokok disebabkan oleh
a. nikmatnya rasa rokok c. bau harumnya asap rokok
b. zat nikotin dalam tembakau d. gas karbon monoksida
22. Ikan lele masih dapat bergerak aktif di dalam ember yang berisi sedikit air
karena ikan lele
a. bernapas dengan labirin c. bernapas dengan insang
b. bernapas dengan kulit d. daya tahan tubuhnya sangat kuat
23. Ikan hiu bernapas dengan menggunakan
a. insang b. paru-paru c. kulit d. labirin
89
24. Ikan mengikat oksigen di dalam tubuhnya dengan cara
a. mulut terbuka, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
b. mulut terbuka, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
`c. mulut tertutup, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
d. mulut tertutup, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
25. Contoh ikan yang memiliki tutup insang adalah
a. ikan lele b. ikan hiu c. ikan mas d. ikan gurame
26. Hewan berikut yang bernapas dengan kulit adalah
a. katak dan cacing tanah c. ikan dan buaya
b. buaya dan katak d. cacing tanah dan amoeba
27. Berudu katak yang berumur 6 hari bernapas dengan
a. insang dalam b. insang luar c. kulit d. paru-paru
28. Peranan selaput lendir pada rongga mulut katak adalah
a. untuk memasukan oksigen ke dalam insang secara difusi
b. memasukan air untuk bernapas
c. untuk memasukan oksigen ke dalam darah secara difusi
d. untuk memudahkan bersuara
29. Bagian tubuh katak yang berperan dalam mekanisme pernapasan adalah
a. otot antartulang rusuk dan sekat rongga badan
b. otot antartulang rusuk dan otot perut
c. sekat rongga badan dan otot perut
d. otot - otot rahang bawah dan otot perut
30. Selain dengan paru-paru, penyu dan kura-kura juga bernapas dengan
menggunakan
a. pulmosis b. insang c. kloaka d. permukaan kulit
90
31. Buaya bernapas dengan mengunakan
a. paru-paru b. insang c. glottis d. trakea
32. Alat bantu pernapasan burung dinamakan
a. gelembung udara c. gelembung oksigen
b. kantong udara d. kantong oksigen
33. Burung memiliki kantong udara yang berfungsi
a. menggantikan kerja paru-paru selama selama terbang
b.mengalirkan udara dari saluran pernapasan ke paru-paru
c. tempat oksigen berdifusi ke dalam darah
d.tempat udara cadangan selama terbang
34. Berikut merupakan saluran pernapasan:
1. lubang hidung 3. paru-paru 5. kantong udara
2. bronkus 4. trakea
Urutan saluran pernapasan pada burung yang benar adalah
a. 1,2,3,4,5 b. 1,4,2,3,5 c. 1,4,2,3,5 d. 1,5,2,3,4
35. Pernyataan yang benar tentang pernapasan burung adalah
a. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada paru-paru
b. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada kantong udara
c. pada waktu hinggap dan terbang, burung mengisi kantong udara
d.ketika mengepakkan sayapnya, burung akan mengisi kantong udara
Sel amat
Menger j akan
91
lampiran 5
Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen
1. B 11. B 21. B 31. A
2. A 12. A 22. A 32. B
3. A 13. B 23. A 33.D
4. D 14. D 24. A 34. B
5. A 15. B 25. C 35. A
6. B 16. A 26. A
7. D 17. C 27. B
8. C 18. B 28. C
9. A 19 C 29. D
10. D 20. A 30. C
92
Lampiran 6
Tabel 15.
Skor Uji Relibialitas
93
Lampiran 7
Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen
Menentukan skor total dengan persamaan :
Mt =
N
x
Mt = 36 , 15
36
533
=
Menentukan standar Deviasi total dengan persamaan :
SDt =
2
2
n n
=
2
36
553
36
8815
= 96 , 235 86 , 244
= 9 , 8
SDt = 2,98
Menentukan skor soal peserta tes yang menjawab benar dengan persamaan :
Jumlah skor total peserta yang menjawab benar
Jumlah skor tertinggi
Mp
=
Mp = 15 + 15 + 16 + 21 + 17 + 10 + 15 + 23 + 15 + 14 + 10 + 12 + 15 +
14 + 18 + 15 + 15 + 17 + 18 + 17 + 17 + 16 + 17 + 16 + 15 + 17 +
14 + 14 + 19 + 15 + 12 + 13 + 17
= 60 , 15
33
514
=
Menentukan validitas dengan persamaan :
r
pbi
=
q
p
SDt
Mt Mp
=
1 , 0
9 , 0
98 , 2
36 , 15 8 , 15
= 0,148 x 3
= 0,443
94
Lampiran 8
Tabel 16.
Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Instrumen
95
Lampiran 9
Tabel 17.
Skor Instrumen yang Valid
96
Lampiran 10
Perhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba Instrumen
x = 390
x
2
= 4564
pq = 3,74
N = 36
n = 20
SD =
2
2
N N
=
2
36
390
36
4568
= 36 , 117 8 , 126
= 44 , 9
= 3,1
Koefisien dengan menggunakan rumus K- R 20 sebagai berikut :
r
1
=
2
2
1 SD
pq SD
n
n
=
( )
( )
2
2
1 , 3
74 , 3 1 , 3
35
36
=
61 , 9
74 , 3 61 , 9
03 , 1
= 1,03 x ( 0,611)
= 0,63
Klasifikasi koefisien reliabilitass :
11
r = 0,91 1,00 = sangat tinggi
11
r = 0,71 0,90 = tinggi
11
r = 0,41 0,70 = cukup
11
r = 0,21 0,40 = rendah
11
r = 0,21
> Dari hasil perhitungan memperoleh koefisien rehabilitas sebesar 0,63 , oleh
karena itu rehabilitas tergolong dalam klasifikasi cukup.
97
Lampiran 11
INSTRUMEN HASIL BELAJAR BIOLOGI
Nama : ..
Kelas : .
Hari/Tanggal : ..
Waktu : 2 x 45 menit
Mata Pelajaran : Biologi
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat!
1. Pernapasan bagi makhluk hidup memiliki tujuan pokok yaitu
a. untuk mendapatkan oksigen c. membebaskan CO
2
b. mendapatkan energi d. menghasilkan zat-zat sisa
2. Berikut ini adalah organ-organ saluran pernapasan
1. alveolus 3. bronkus 5. laring
2. bronkiolus 4. trakea 6. rongga hidung
Urutan proses masuknya udara pernapasan manusia, yaitu :
a. 6-5-4-3-2-1 c. 6-3-4-5-2-1
b. 6-4-5-3-2-1 d.6-2-3-4-5-1
3. Fungsi selaput lendir hidung adalah untuk
a. menyesuaikan kelembaban udara c. menetralkan racun yang masuk
b. membunuh kuman yang terbawa d. memilih gas-gas yang masuk
4. Apabila kita sedang berolah raga, napas kita menjadi lebih cepat karena
a. tingginya kadar O
2
dalam darah c. rendahnya kadar CO
2
darah
b. rendahnya kadar glukosa darah d. tingginya kadar CO
2
darah
5. keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada
a. membesar, tekanan udara paru-paru membesar
b. mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil
c. mengecil, tekanan udara paru-paru membesar
d. membesar, tekanan udara paru-paru mengecil
98
6. Udara yang masih dapat masuk ke dalam paru-paru setelah melakukan
inspirasi biasa disebut
a. udara tidal c. udara suplementer
b. udara komplementer d. udara residu
7. Kapasital vital paru-paru merupakan jumlah volume udara tersebut di
bawah ini, kecuali
a. udara tidal c. udara suplementer
b. udara komplementer d. udara residu
8. Penyempitan saluran pernapasan karena tertumpuknya mucus terjadi pada
penderita
a. TBC b. asma c. bronchitis d. tonsilitis
9. Gas karbon monoksida yang dihirup dari asap rokok dapat membahayakan
tubuh karena
a. dapat merusak dinding alveolus
b. gas tersebut dapat menimbulkan batuk - batuk
c. gas tersebut akan menggantikan oksigen di sel sel darah
d. dapat menimbulkan berbagai gangguan pada saluran pernapasan
10. Berikut ini yang merupakan karsinogen pada rokok tembakau adalah
a. tar b. karbon monoksida c. nikotin d. sianida
11. Kecanduan bagi perokok disebabkan oleh
a. nikmatnya rasa rokok c. bau harumnya asap rokok
b. zat nikotin dalam tembakau d. gas karbon monoksida
12. Ikan lele masih dapat bergerak aktif di dalam ember yang berisi sedikit air
karena ikan lele
a. bernapas dengan labirin c. bernapas dengan insang
b. bernapas dengan kulit d. daya tahan tubuhnya sangat kuat
13. Ikan mengikat oksigen di dalam tubuhnya dengan cara
a. mulut terbuka, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
b. mulut terbuka, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
99
c. mulut tertutup, tutup insang membuka, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
d. mulut tertutup, tutup insang menutup, oksigen yang larut dalam air
diikat kapiler insang
14. Berudu katak yang berumur 6 hari bernapas dengan
a. insang dalam b. insang luar c. kulit d. paru-paru
15. Peranan selaput lendir pada rongga mulut katak adalah
a. untuk memasukan oksigen ke dalam insang secara difusi
b. memasukan air untuk bernapas
c. untuk memasukan oksigen ke dalam darah secara difusi
d. untuk memudahkan bersuara
16. Bagian tubuh katak yang berperan dalam mekanisme pernapasan adalah
a. otot antartulang rusuk dan sekat rongga badan
b. otot antartulang rusuk dan otot perut
c. sekat rongga badan dan otot perut
d. otot - otot rahang bawah dan otot perut
17. Selain dengan paru-paru, penyu dan kura-kura juga bernapas dengan
menggunakan
a. pulmosis b. insang c. kloaka d. permukaan kulit
18. Buaya bernapas dengan mengunakan
a. paru-paru b. insang c. glottis d. trakea
19. Berikut merupakan saluran pernapasan:
1. lubang hidung 3. paru-paru 5. kantong udara
2. bronkus 4. trakea
Urutan saluran pernapasan pada burung yang benar adalah
a. 1,2,3,4,5 b. 1,4,2,3,5 c. 1,4,2,3,5 d. 1,5,2,3,4
20. Pernyataan yang benar tentang pernapasan burung adalah
a. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada paru-paru
a. pengambilan oksigen oleh darah hanya terjadi pada kantong udara
b. pada waktu hinggap dan terbang, burung mengisi kantong udara
c. ketika mengepakkan sayapnya, burung akan mengisi kantong udara
100
Lampiran 12
Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
1. B 11. B
2. A 12. A
3. A 13. A
4. D 14. A
5. C 15. B
6. B 16. D
7. D 17. D
8. C 18. D
9. C 19. A
10. A 20. A
101
Analisis Uji Taraf Kesukaran
No Soal B JS P =
JS
B
Keterangan
1. 33 36 0,92 Mudah
2. 8 36 0,22 Sukar
3. 27 36 0,75 Mudah
4. 13 36 0,36 Sedang
5. 27 36 0,75 Mudah
6. 6 36 0,17 Sukar
7. 23 36 0,64 Sedang
8. 2 36 0,05 Sukar
9. 25 36 0,70 Sedang
10. 25 36 0,70 Sedang
11. 29 36 0,80 Mudah
12. 27 36 0,75 Mudah
13. 14 36 0,40 Sedang
14. 20 36 0,55 Sedang
15. 25 36 0,70 Sedang
16. 26 36 0,72 Mudah
17. 4 36 0,11 Sukar
18. 26 36 0,72 Mudah
19. 15 36 0,42 Sedang
20. 15 36 0,42 Sedang
102
Lampiran 13
Perhitungan Nilai dan Daftar Distribusi Frekuensi
1. Perhitungan Mean
Mx =
N
fx
2. Perhitungan Median
Mdn = l +
( )
fi
fkb N
2
1
3. Perhitungan Modus
Mo = nilai yang sering muncul
4. Perhitungan Standar Deviasi
SD =
N
fx
2
5. Perhitungan Range
R = High Score (H) Lower Score (L) + 1
6. Banyaknya Kelas
K = 1 + 3,3 log n
7. Interval Kelas
i =
K
R
103
Lampiran 14
Tabel 18.
Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi
Nilai Pre Test Kelompok Eksperimen (X)
X F FX Fkb x x
2
Fx
2
55 1 55 30 19,2 368,64 368,64
45 7 315 29 9,2 84,64 592,48
40 6 240 22 4,2 17,64 105,84
35 3 105 16 0,8 0,64 1,92
30 9 270 13 -5,8 33,64 302,76
25 2 50 4 -10,8 116,64 233,28
20 2 40 2 -15,8 249,64 499,28
n = 30 1075 2104,2
1. Mean
Mx = 8 , 35
30
1075
=
2. Median
Mdn = 34,5 +
( )
9
13 30
2
1
= 34,5 + 0,22
= 34,72
3. Modus
Mo = 30
4. Standar Deviasi
SD =
30
2 , 2104
= 14 , 70
= 8,37
104
5. Range
R = (H L) + 1
= 55 20 + 1
= 36
6. Banyaknya Kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,78
= 5,78 dibulatkan menjadi 6
7. Interval Kelas
i =
K
R
= 83 , 6
6
41
= dibulatkan menjadi 6
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelompok Eksperimen
Frekuensi
No Interval
Nilai
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1. 20 25 22,5 19,5 25,5 4 13,33% 30 4
2. 26 31 28,5 25,5 31,5 9 30 % 26 13
3. 32 37 34,5 31,5 37,5 3 10 % 17 16
4. 38 43 40,5 37,5 43,5 6 20 % 14 22
5. 44 49 46,5 43,5 49,5 7 23,33% 8 29
6. 50 55 52,5 49,5 55,5 1 3,33 % 1 30
Jumlah N = 30 100 %
105
Lampiran 15
Tabel 20.
Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi
Nilai Post Test Kelompok Eksperimen (X)
X F FX Fkb x x
2
Fx
2
70 4 280 30 14 196 784
65 3 195 26 9 81 243
60 4 240 23 4 16 64
55 10 550 19 -1 1 10
50 3 150 9 -6 36 108
45 5 225 6 -11 121 605
40 1 40 1 -16 256 256
n = 30 1680 2070
1. Mean
Mx = 56
30
1680
= =
2. Median
Mdn = 59,5 +
( )
10
19 30
2
1
= 59,5 0,4
= 59,1
3. Modus
Mo = 55
1. Standar Deviasi
SD =
30
2070
= 69
= 8,30
106
2. Range
R = (H L) + 1
= 70 40 + 1
= 31
3. Banyaknya Kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,78
= 5,78 dibulatkan menjadi 6
4. Interval Kelas
i =
K
R
= 16 , 5
6
31
= dibulatkan menjadi 6
Tabel 21.
Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelompok Eksperimen
Frekuensi
No Interval
Nilai
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1. 40 45 42,5 39,5 45,5 6 20 % 30 6
2. 46 51 48,5 45,5 51,5 3 16,66% 24 9
3. 52 57 54,5 51,5 57,5 10 30 % 21 19
4. 58 63 60,5 57,5 63,5 4 13,33% 11 23
5. 64 69 66,5 63,5 69,5 3 6,66% 7 26
6. 70 75 72,5 69,5 75,5 4 13,3 % 4 30
Jumlah N = 30 100 %
107
Lampiran 16
Tabel 22.
Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi
Nilai Pre Test Kelompok Kontrol (Y)
X F FX Fkb x x
2
Fx
2
55 2 110 30 16,67 277,89 555,78
50 5 250 28 11,67 136,19 680,95
45 3 135 23 6,67 44,49 133,47
40 6 240 20 1,67 2,79 16,74
35 5 175 14 -3,33 11,09 55,45
30 4 120 9 -8,33 69,39 277,56
25 4 100 5 -13,33 177,69 710,76
20 1 20 1 -18,33 335,99 335,99
n = 30 1150 2766,7
1. Mean
Mx = 33 , 38
30
1150
=
2. Median
Mdn = 44,5 +
( )
6
20 30
2
1
= 44,5 0,83
= 43,67
3. Modus
Mo = 40
4. Standar Deviasi
SD =
30
7 , 2766
= 23 , 92
= 9,60
108
5. Range
R = (H L) + 1
= 55 20 + 1
= 36
6. Banyaknya Kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,78
= 5,78 dibulatkan menjadi 6
7. Interval Kelas
i =
K
R
= 6
6
36
=
Tabel 23
Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelompok Kontrol
Frekuensi
No Interval
Nilai
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1. 20 25 22,5 19,5 25,5 5 16,7 % 30 5
2. 26 31 28,5 25,5 31,5 4 13,3 % 25 9
3. 32 37 34,5 31,5 37,5 5 16,7 % 21 14
4. 38 43 40,5 37,5 43,5 6 20 % 16 20
5. 44 49 46,5 43,5 49,5 3 10 % 10 23
6. 50 55 52,5 49,5 55,5 7 23,3 % 7 30
Jumlah N = 30 100 %
109
Lampiran 17
Tabel 24.
Perhitungan Data dan Pembuatan Daftar Distribusi Frekuensi
Nilai Post Test Kelompok Kontrol (Y)
X F FX Fkb x x
2
Fx
2
75 2 150 30 19,5 380,25 760,25
70 5 350 28 14,5 210,25 1051,25
65 3 195 23 9,5 90,25 270,75
60 4 240 20 4,5 20,25 81
55 3 165 16 -0,5 0,25 0,75
50 4 200 13 -5,5 30,25 121
45 4 180 9 -10,5 110,25 441
40 2 80 5 -15,5 240,25 480,5
35 3 105 3 -20,5 420,25 1260,75
n = 30 1665 4467,5
1. Mean
Mx = 5 , 55
30
1665
=
2. Median
Mdn = 74,5 +
( )
5
28 30
2
1
= 74,5 2,6
= 71,9
3. Modus
Mo = 70
4. Standar Deviasi
SD =
30
5 , 4467
110
= 91 , 148
= 12,20
5. Range
R = (H L) + 1
= 75 35 + 1
= 41
6. Banyaknya Kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,78
= 5,78 dibulatkan menjadi 6
7. Interval Kelas
i =
K
R
= 67 , 7
6
46
= dibulatkan menjadi 7
Tabel 25.
Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelompok Kontrol
Frekuensi
No Interval
Nilai
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas Absolut Relatif
fka fkb
1. 35 41 38 34,5 41,5 5 16,67% 30 5
2. 42 48 45 41,5 48,5 4 13,33% 25 9
3. 49 55 52 48,5 55,5 7 23,33% 21 16
4. 56 62 59 55,5 62,5 4 13,33% 14 20
5. 63 69 66 62,5 69,5 3 10 % 10 23
6. 70 76 73 69,5 76,5 7 23,33% 7 30
Jumlah N = 30 100 %
111
Lampiran 18
Perhitungan Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors untuk menguji signifikansi
normalitas distribusi pada taraf signifikansi 5 %, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Kolom X
Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2. Kolom Zi
Zi =
SD
Xi X
, nilai Z dikonsultasikan pada daftar tabel f.
3. Kolom F(Zi)
Jika Z negatif, maka F(Z) = 0,5 Z
Jika Z positif, maka F(Z) = 0,5 + Z
4. Kolom S(Zi)
Merupakan nilai dari frekuensi kumulatif dibagi jumlah frekuensi.
5. Kolom [F(Zi) S(Zi)]
Merupakan harga mutlak dari selisih F(Z) dan S(Z).
6. Tentukan nilai Lo dengan harga terbesar dari harga mutlak selisih dan
dibandingkan dengan Ltabel dari tabel Lilliefors. Dengan kriteria:
Jika L
hitung
< L
tabel
, maka data berdistribusi normal.
Jika L
hitung
> L
tabel
, maka data berdistribusi tidak normal
112
Lampiran 19
Tabel 26.
Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelompok X
No X F Fkb Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi) - S(Zi)]
1. 55 1 30 2,29 0,9890 1,0000 0,0110
2. 45 7 29 1,09 0,8621 0,9666 0,1045
3. 40 6 22 0,50 0,6915 0,7333 0,0418
4. 35 3 16 0,09 0,5359 0,5333 0,0026
5. 30 9 13 0,70 0,2730 0,4333 0,1603
6. 25 2 4 1,29 0,0985 0,1333 0,0348
7. 20 2 2 1,88 0,4699 0,0666 0,03565
N= 30
Dik : f = 30
fx = 1075
X = 8 , 35
30
1075
=
SD = 8,37
Dari hasil penelitian, didapat L
hitung
terbesar adalah 0,1603
dengan =0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat L
tabel
sebesar 0,161.
karena L
hitung
< L
tabel
maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai Pre-
Test kelas eksperimen berdistribusi normal.
113
Lampiran 20
Tabel 27.
Perhitungan Uji Normalitas Nilai Post Test Kelompok X
No X F Fkb Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi) - S(Zi)]
1. 70 4 30 1,68 0,9535 1,0000 0,0465
2. 65 3 26 1,08 0,8599 0,8666 0,0067
3. 60 4 23 0,48 0,6844 0,7666 0,0822
4. 55 10 19 0,12 0,4822 0,6333 0,1511
5. 50 3 9 0,73 0,2358 0,3000 0,0642
6. 45 5 6 1,32 0,0934 0,2000 0,1066
7. 40 1 1 1,33 0,0268 0,0333 0,0065
N= 30
Dik : f = 30
fx = 1680
X = 56
SD = 8,30
Dari hasil penelitian, didapat L
hitung
terbesar adalah 0,1511
dengan =0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat L
tabel
sebesar 0,161.
karena L
hitung
< L
tabel
maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai Post -
Test kelas eksperimen berdistribusi normal.
114
Lampiran 21
Tabel 28
Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelompok Y
No X F Fkb Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi) - S(Zi)]
1. 55 2 30 1,74 0,9591 1,000 0,0409
2. 50 5 28 1,21 0,8869 0,9333 0,0464
3. 45 3 23 0,69 0,7549 0,7667 0,0118
4. 40 6 20 0,17 0,5675 0,6667 0,0992
5. 35 5 14 -0,35 0,3632 0,4667 0,1035
6. 30 4 9 -0,87 0,1922 0,3000 0,1078
7. 25 4 5 -1,39 0,0823 0,1667 0,0844
8. 20 1 1 -1,91 0,0281 0,0333 0,0052
N= 30
Dik : f = 30
fx = 1150
X = 38,33
SD = 9,60
Dari hasil penelitian, didapat L
hitung
terbesar adalah 0,1078 dengan
=0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat L
tabel
sebesar 0,161. karena
L
hitung
< L
tabel
maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai Pre Test
kelas kontrol berdistribusi normal.
115
Lampiran 22
Tabel 29.
Perhitungan Uji Normalitas Nilai Post Test Kelompok Y
No X F Fkb Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi) - S(Zi)]
1. 75 2 30 2,62 0,9956 1,0000 0,0044
2. 70 5 28 1,95 0,9744 0,9333 0,0411
3. 65 3 23 1,27 0,8980 0,7666 0,1314
4. 60 4 20 0,60 0,7258 0,6666 0,0592
5. 55 3 16 0,07 0,4721 0,5333 0,0612
6. 50 4 13 0,74 0,2796 0,4333 0,1537
7. 45 4 9 1,40 0,1808 0,3000 0,1192
8. 40 2 5 2,08 0,0188 0,1666 0,1478
9. 35 3 3 2,75 0,0030 0,1000 0,0970
N= 30
Dik : f = 30
fx = 1655
X = 55,5
SD = 12,20
Dari hasil penelitian, didapat L
hitung
terbesar adalah 0,1537 dengan
=0,05, n= 30 dan dari nilai kritis Lilliefors didapat L
tabel
sebesar 0,161. karena
L
hitung
< L
tabel
maka hipotesis nol diterima. Kesimpulannya data nilai Post - Test
kelas kontrol berdistribusi normal.
116
Lampiran 23
Tabel 30.
Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen
1. Varians Nilai Pre Test
X F (x X ) (x X)
2
f(x X)
2
55 1 19,5 368,64 368,64
45 7 9,5 84,64 592,48
40 6 4,2 17,64 105,.84
35 3 0,8 0,64 1,92
30 9 -58 33,64 302,76
25 2 -10,8 116,64 233,28
20 2 -15,8 249,64 499,28
N = 30 2104,2
2. Varians Nilai Post Test
X F (x X ) (x X)
2
f(x X)
2
70 4 14 196 784
65 3 9 81 243
60 4 4 16 64
55 10 -1 1 10
50 3 -6 36 108
45 5 -11 121 605
40 1 -16 256 256
N = 30 2070
117
Perhitungan Uji Homogenitas Varian Kelompok Eksperimen
1. Ho = variasi populasi homogen
Ha = variasi populasi tidak homogen
2. Jumlah sampel
n
1
= 30
n
2
= 30
3. Derajat kebebasan
Pembilang dk= n 1 = 30 1 = 29
Penyebut dk = n 1 = 30 1 = 29
4. F
hitung
Fh = 98 , 0
2 , 2104
2070
=
5. Dengan demikian Fh = 0,98 sedangkan untuk dk penyebut 29 dan dk pembilang
29 pada taraf signifikan = 0,05 dari table distribusi F tidak didapatkan maka
dilakukan interpolasi.
24 29 30
5 1
Dari table F diperoleh nilai F ( 0,05 ; dk = 24 ; 29 ) adalah 1,9 dan F ( 0,05 ; dk
= 30 ;29 ) adalah 1,85 ( lihat table distribusi F ), maka :
F
table
=
1 5
) 9 , 1 1 ( ) 85 , 1 5 (
+
+ x x
=
6
9 , 1 25 , 9 +
= 86 , 1
6
115
=
Diketahui harga Fh = 0,98 dan Ft = 1,86 karena Fh < Ft maka Ho diterima yang
berarti bahwa kelompok sampel mempunyai varian yang sama
118
Lampiran 24
Tabel 31.
Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol
1. Varians Nilai Pre Test
X F (x X ) (x X)
2
F(x X)
2
55 2 16,67 277,89 555,78
50 5 11,67 136,19 680,95
45 3 6,67 44,49 133,47
40 6 1,67 2,79 16,74
35 5 -3,33 11,09 55,45
30 4 -8,33 69,39 277,56
25 4 -13,33 177,69 710,76
20 1 -18,33 335,99 335,99
N= 30 2766,7
2. Varians Nilai Post Test
X F (x X ) (x X)
2
F(x X)
2
75 2 19,5 280,25 760,25
70 5 14,5 210,25 1051,25
65 3 9,5 90,25 270,75
60 4 4,5 20,25 81
55 3 -0,5 0,25 0,75
50 4 -5,5 30,25 121
45 4 -10,5 110,25 441
40 2 -15,5 240,25 480,5
35 3 -20,5 420,25 1260,75
N = 30 4467,5
119
Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol
1. Ho = variasi populasi homogen
Ha = variasi populasi tidak homogen
2. Jumlah sampel
n
1
= 30
n
2
= 30
3. Derajat kebebasan
Pembilang dk= n 1 = 30 1 = 29
Penyebut dk = n 1 = 30 1 = 29
4. F
hitung
Fh = 61 , 1
7 , 2766
5 , 4467
=
5. Dengan demikian Fh = 0,98 sedangkan untuk dk penyebut 29 dan dk
pembilang 29 pada taraf signifikan = 0,05 dari table distribusi F tidak
didapatkan maka dilakukan interpolasi.
24 29 30
5 1
Dari table F diperoleh nilai F ( 0,05 ; dk = 24 ; 29 ) adalah 1,9 dan F ( 0,05 ; dk =
30 ;29 ) adalah 1,85 ( lihat table distribusi F ), maka :
F
table
=
1 5
) 9 , 1 1 ( ) 85 , 1 5 (
+
+ x x
=
6
9 , 1 25 , 9 +
= 86 , 1
6
115
=
Diketahui harga Fh = 1,61 dan Ft = 1,86 karena Fh < Ft maka Ho diterima yang
berarti bahwa kelompok sample mempunyai varian yang sama
120
Lampiran 25.
Tabel 32. Perhitungan t-test pada Kelompok Eksperimen
Subject Pre-test Post-test Gain (d) ( Pre-test post test)
1 20 45 25
2 20 60 40
3 25 40 15
4 25 45 20
5 30 55 25
6 30 45 15
7 30 55 25
8 30 55 25
9 30 55 25
10 30 45 15
11 30 55 25
12 30 55 25
13 30 45 20
14 35 50 15
15 35 45 10
16 35 55 15
17 40 55 15
18 40 70 30
19 40 65 25
20 40 70 30
21 40 70 30
22 40 70 30
23 45 50 5
24 45 60 15
25 45 55 10
26 45 65 20
27 45 55 10
28 45 60 15
29 45 60 15
30 55 65 10
N= 30 1075
x = 35,83
1680
x = 56
D = 605
Md = 16 , 20
30
605
= =
N
d
121
Subjek Gain (d) ( Pre-test post test) Xd
( d Md )
X
2
d
1 25 4,84 23,4256
2 40 19,84 393,6256
3 15 -5,16 26,6256
4 20 -0,16 0,0256
5 25 4,84 23,4256
6 15 -5,16 26,6256
7 25 4,84 23,4256
8 25 4,84 23,4256
9 25 4,84 23,4256
10 15 -5,16 26,6256
11 25 4,84 23,4256
12 25 4,84 23,4256
13 20 -0,16 0,0256
14 15 -5,16 26,6256
15 10 -10,16 103,2256
16 20 -0,16 0,0256
17 15 -5,16 26,6256
18 30 9,84 96,8256
19 25 4,84 23,4256
20 30 9,84 96,8256
21 30 9,84 96,8256
22 30 9,84 96,8256
23 5 -15,16 229,8256
24 15 -5,16 26,6256
25 10 -10,16 103,2256
26 20 -0,16 0,0256
27 10 -10,16 103,2256
28 15 -5,16 26,6256
29 15 -5,16 26,6256
30 10 -10,16 103,2256
D = 605 x
2
= 1673,1888
122
t =
Md
N N
d x
) 1 (
2
=
16 , 20
) 1 30 ( 30
1888 , 1673
=
16 , 20
870
1888 , 1673
=
16 , 20
92320552 , 1
=
38679686 , 1
16 , 20
= 14,53
db = 30 1 =29
t 0,05 = 1,70
Karena t
hitung
> t
tabel
maka signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan
antara penguasaan konsep sistem respirasi pre-test dengan post-test signifikan.
123
Lampiran 26
Tabel 33. Perhitungan T-Test Pada Kelompok Kontrol
Subject Pre-test Post-test Gain (d) ( Pre-test post test)
1 20 35 15
2 25 50 25
3 25 45 20
4 25 35 25
5 30 60 10
6 30 35 30
7 30 35 5
8 30 50 20
9 30 65 35
10 35 75 40
11 35 60 25
12 35 65 30
13 35 40 5
14 35 50 15
15 40 45 5
16 40 40 0
17 40 60 20
18 40 45 5
19 40 75 30
20 40 70 30
21 45 70 25
22 45 60 15
23 45 45 0
24 50 55 5
25 50 75 25
26 50 65 15
27 50 70 20
28 50 70 20
29 50 55 0
30 55 55 0
N= 30 1150
x = 38,33
1665
x = 55,5
d = 515
Md =
16 , 17
30
515
= =
N
d
124
Subjek Gain (d) ( Pre-test post test) Xd
( d Md )
X
2
d
1 15 -2,16 4 ,6656
2 25 7,84 61,4656
3 20 2,84 8,0656
4 25 7,84 61,4656
5 10 -7,16 51,2656
6 30 12,84 164,8656
7 5 -12,16 147,8656
8 20 2,84 8,0656
9 35 17,84 318,2656
10 40 22,84 521,6656
11 25 7,84 61,4656
12 30 12,84 164,8656
13 5 -12,16 147,8656
14 15 -2,16 4 ,6656
15 5 -12,16 147,8656
16 0 -17,16 284,4656
17 20 2,84 8,0656
18 5 -12,16 147,8656
19 30 12,84 164,8656
20 30 12,84 164,8656
21 25 7,84 61,4656
22 15 -2,16 4 ,6656
23 0 -17,16 284,4656
24 5 -12,16 147,8656
25 25 7,84 61,4656
26 15 -2,16 4 ,6656
27 20 2,84 8,0656
28 20 2,84 8,0656
29 0 -17,16 284,4656
30 0 -17,16 284,4656
D = 515 x
2
= 2615,9776
125
t=
Md
N N
d x
) 1 (
2
=
16 , 17
) 1 30 ( 30
9776 , 2615
=
16 , 17
870
9776 , 2615
=
16 , 17
00687081 , 3
=
73403310 , 1
16 , 17
= 9,89
db = 30 1 =29
t 0,05 = 1,70
Karena t
hitung
> t
tabel
maka signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan
antara penguasaan konsep sistem respirasi pre-test dengan post-test signifikan.
126
Lampiran 27
Tabel 34.Uji Hipotesis
Eksperimen Kontrol
Subjek Pre-test
(x
1
)
Post-test
( x
2
)
Beda
(X)
X
2
Subjek Pre-test
(y
1
)
Post-test
( y
2
)
Beda
(Y)
Y2
1 20 45 25 625 1 20 35 15 225
2 20 60 40 1600 2 25 50 25 625
3 25 40 15 225 3 25 45 20 400
4 25 45 20 400 4 25 35 25 625
5 30 55 25 625 5 30 60 10 100
6 30 45 15 225 6 30 35 30 900
7 30 55 25 625 7 30 35 5 25
8 30 55 25 625 8 30 50 20 400
9 30 55 25 625 9 30 65 35 1225
10 30 45 15 225 10 35 75 40 1600
11 30 55 25 625 11 35 60 25 625
12 30 55 25 625 12 35 65 30 900
13 30 45 20 400 13 35 40 5 25
14 35 50 15 225 14 35 50 15 225
15 35 45 10 100 15 40 45 5 25
16 35 55 15 225 16 40 40 0 0
17 40 55 15 225 17 40 60 20 400
18 40 70 30 900 18 40 45 5 25
19 40 65 25 625 19 40 75 30 900
20 40 70 30 900 20 40 70 30 900
21 40 70 30 900 21 45 70 25 625
22 40 70 30 900 22 45 60 15 225
23 45 50 5 25 23 45 45 0 0
24 45 60 15 225 24 50 55 5 25
25 45 55 10 100 25 50 75 25 625
26 45 65 20 400 26 50 65 15 225
27 45 55 10 100 27 50 70 20 400
28 45 60 15 225 28 50 70 20 400
29 45 60 15 225 29 50 55 0 0
30 55 65 10 100 30 55 55 0 0
605 13.500 515 12.675
127
Lampiran 28
Perhitungan Uji-t
Mx = 16 , 20
30
605
= My = 16 , 17
30
515
=
x
2
= X
2
-
N
X
2
) (
y
2
= Y
2
-
N
Y
2
) (
= 13500 -
30
) 605 (
2
= 12675 -
30
) 515 (
2
= 13500 -
30
366025
= 12675 -
30
265225
= 13500 12200,83 = 12675 8840,83
= 1299,17 = 3834,75
t =
+
+
Y X Y X
Y X
N N N N
y x
M M
1 1
2
2 2
t =
+
+
30
1
30
1
2 30 30
17 , 3834 17 , 1299
16 , 17 16 , 20
t =
15
1
58
34 , 5133
16 , 17 16 , 20
t =
( )( ) 0666 , 0 50 , 88
3
= 24 , 1
42 , 2
3
=
Kesimpulan :
t
tabel
dengan db pada taraf signifikani = 0,05 adalah 2,68 karena harga t
h
= 1,24 dan harga t
t
= 2,01 maka t
hitung
< t
tabel
maka harga t
hitung
tidak signifikan.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa tidak ada perbedaan penguasaan
konsep sistem respirasi sebelum dan sesudah pada siswa yang memanfaatkan
penggunaan metode problem solving dan metode ceramah.
128
Lampiran 29
Tabel 35.
Lembar Observasi Penguasaan Konsep dan Pemecahan Masalah
No Aspek yang diamati
`1 2 3 4 5 Skor
1
2.
3.
4.
Penegetahuan
a. Menegetahui istilah umum
b. Mengetahui hal-hal yang terperinci
c. Mengetahui metode dan produser
d. Mengetahui konsep dasar
e. Mengetahui prinsip prinsip
Pemahaman
a. Memahami fakta dan prinip
b. Menginterprestasi secara lisan
c. Menguibah bahan tulisan kaa-kata menjad
rumus
d. Memperkirakan akibat-akibat yang akan
datang tercantum dalam data
e. Membenarkan metode dan prosedur
Penerapan
a. Mernerapkan konsep dan prinsip terhadap
situasi baru
b. Menerapakan hukum dan teori pada situasi
praktik
c. Mendemontrasikan penggunaan secara benar
metode / prosedur
Analisis
a. Mengenali anggapan yang tidak dinyatakan
b. Mengenali kesalahan logika dalam memberi
alasan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
60 %
40 %
80 %
40 %
20 %
60 %
40 %
20 %
60 %
80 %
40 %
40 %
60 %
20 %
20 %
129
5
6
c. Membedakan antara fakta dan
kesimpulan
d. Menganalisis stuktur organisasi suatu karya
Sintensis
a. Menuliskan suatu tema yang tersusun baik
b. Mengusulkan suatu rencana percobaan
c. Merumuskan suatu bagan untuk mengolong-
golongakan objek, kejadian-kejadian atau
pikiran
Evaluasi
a. Menimbang konsitensi yang logis dari bahan
tertulis
b. Menimbang seberapa jauh suatu kesimpulan
didukung oleh data
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
40 %
20 %
40 %
40 %
20 %
60 %
40 %
kriteria skor
100 % : jika kelima kelompok melakukan tahapan kegiatan
80 % : jika empat kelompok melakukan tahapan kegiatan
60 % : jika tiga kelompok melakukan tahapan kegiatan
40 % : jika dua kelompok melakukan tahapan kegiatan
20 % : jika satu kelompok melakukan tahapan kegiatan
130
Lampiran 30
Tabel 36. Analisis Penguasaan Konsep
131
132
Lampiran 31
Tabel 37. Analisis Pemecahan Masalah
Merumuskan Masalah Memecahkan Masalah Membuat Rencana Evaluasi
Aspek
subjek
Skor
Skor
Ket
(%)
Skor
Skor
Ket
(%)
Skor
Skor
Ket
(%)
Sko
r
Skor
Ket
(%)
1 2 4 50 2 4 50 1 3 33,33 2 4 50
2 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
3 1 4 25 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
4 2 4 50 2 4 50 1 3 33,33 2 4 50
5 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
6 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
7 3 4 75 2 4 50 2 3 66,67 3 4 75
8 2 4 50 2 4 50 1 3 33,33 2 4 50
9 1 4 25 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
10 2 4 50 2 4 50 1 3 33,33 1 4 25
11 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
12 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
13 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
14 2 4 50 2 4 50 1 3 33,33 2 4 50
15 1 4 25 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
16 2 4 50 2 4 50 2 3 66,67 3 4 75
17 2 4 50 2 4 50 2 3 66,67 3 4 75
18 1 4 25 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
19 2 4 50 2 4 50 1 3 33,33 3 4 75
20 1 4 25 1 4 25 1 3 33,33 1 4 25
21 2 4 50 2 4 50 2 3 66,67 2 4 50
22 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 2 4 50
23 3 4 75 3 4 75 2 3 66,67 3 4 75
24 3 4 75 3 4 75 2 3 66,67 3 4 75
25 3 4 75 2 4 50 2 3 66,67 3 4 75
26 3 4 75 3 4 75 2 3 66,67 3 4 75
27 1 4 25 1 4 25 1 3 33,33 2 4 50
28 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 2 4 50
29 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 2 4 50
30 2 4 50 1 4 25 1 3 33,33 2 4 50
Rata-rata 49,17 Rata-rata 39,17 Rata-rata 42,22 Rata-rata 46,67
133
Lampiran 32
Tabel 38. Model Pembelajaran Problem Solving
134
135
136
Lampiran 33
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KELAS EKSPERIMEN
SISTEM RESPIRASI
1. Mekanisme Pernapasan pada manusia
Pelajari : Buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh : Drs. Sumarwan, dkk)
Halaman 7 8 : Mekanisme pernapasan
Percobaan : Mengetahui macam-macam mekanisme pernapasan
Cara kerja :
Kelompok mencatat mekanisme pernapasan pada saat diam/ tenang dan pada saat
beraktifitas berdasarkan pengamatan langsung.
Table hasil pengamatan
kegiatan pernapasan Menarik Napas Menghembuskan Napas
pada saat diam/tenang
pada saat beraktifitas
Dengan membaca uraian mekanisme pernapasan di buku, Buatlah table pembeda
berikut ini :
Menarik napas
(Inspirasi)
Melepaskan napas
(Ekspirasi)
Otot diafragma
Diafragma
Tulang rusuk
Volume rongga dada
Tekanan di rongga dada
Aliran udara
Otot antar tulang rusuk luar
Otot antar tulang rusuk dalam
Pertanyaan
1) Berdasarkan tabel diatas, buatlah bagan proses pernapasan dada dan pernapasan
perut !
2) Mengapa jika selesai berolah raga, pernapasan kita menjadi lebih cepat dan
dalam ? Jelaskan !
137
LEMBAR KERJA SISWA
KELAS EKSPERIMEN
SISTEM RESPIRASI
2. Kapasitas total paru-paru.
Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 9 :
Kapasitas paru-paru
Percobaan : Memahami pengertian kapasitas vital paru-paru
Alat dan bahan
Baskom atau bak plastik
Botol atau bejana yang volumenya 5 Liter
Selang air ukuran sedang 2 meter
Cara kerja
a) Susunlah perangkat percobaan seperti gambar di samping ini!
b) Hiruplah udara sekuat-kuatnya melalui hidung, kemudian hembuskanlah sekuat-
kuatnya melalui selang seperti pada gambar.
c) Ukur atau takar sisa air dalam botol. Bila isi botol 5 Liter dan sisa air 1 Liter
maka volume udara yang dikeluarkan adalah 4 Liter.
d) Lakukanlah bergantian dengan teman-temanmu dan catat volumenya dalam table
berikut ini.
Tabel hasil pengamatan
No Nama Siswa Volume botol A Volume botol B Volume udara
yang dikeluarkan
1
2
3
4
5
Pertanyaan
1) Apakah yang terjadi pada botol seteleh kamu meniupkan udara pernapasan?
2) Samakah banyaknya udara yang kamu hirup sekuat-kuatnya dengan udara yang
yang ada dalam botol?
3) Jadi, apakah yang dimaksud dengan:
a. kapasitas vital paru-paru d. udara komplementer
b. kapasitas total paru-paru e. udara supkomplementer
c. udara tidal f. udara residu
4) Bandingkan hasil kegiatan yang kamu peroleh dengan hasil temanmu!
Bagaimana keadaannya? Apakah yang menyebabkannya?
Kesimpulan
138
LEMBAR KERJA SISWA
KELAS EKSPERIMEN
SISTEM RESPIRASI
3. kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.
Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 14-
17 : Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.
Percobaan: mengetahui adanya tar dalam rokok
Alat dan bahan
Botol plastik
Pipa kaca atau pipa karet
Kapas
Rokok putih, rokok kretek berfilter, dan rokok kretek tanpa filter
Cara kerja
a) Susunlah perangkat eksperimen seperti gambar berikut dan bakar (nyalakan)
rokoknya.
b) Tekanlah botol hingga kempes, kemudian pasangkan rokok pada pipa kemudian
lepaskan tekanan sehingga rokok terhisap. Lakukan beberapa kali kemudian
amati perubahan warna kapas dan catat pada tabel.
c) Lakukan kegiatan tersebut pada ketiga jenis rokok dan gantilah kapas untuk
masing-masing jenis rokok.
Tabel pengamatan
No Jenis rokok Warna cokelat pada kapas
1
2
3
Rokok putih
Rokok kretek berfilter
Rokok kretek tanpa filter
Keterangan: + = sedikit
++ = banyak
+++ = sangat banyak
Pertanyaan
1) Apakah semua kapas yang digunakan pada ketiga jenis rokok berwarna cokelat?
Warna cokelat pada kapas adalah tar yaitu bahan karsinogenik
2) Apakah orang yang merokok kretek berfilter aman dari tar? Jelaskan!
3) Dari ketiga contoh jenis rokok tersebut apakah ada rokok yang aman / bebas dari
tar?
4) Mengapa rokok dapat menimbulkan kecanduan pada penghisapnya?
5) Penyakit apa saja yang dapat timbul karena merokok?
Kesimpulan
139
LEMBAR KERJA SISWA
KELAS EKSPERIMEN
SISTEM RESPIRASI
4. Sistem pernapasan pada vetebrata.
Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 20-23 :
Sistem pernapasan vetebrata.
Percobaan: Mengamati mekanisme pernapasan pada vetebrata yang hidup di air
Alat dan bahan
1 ekor ikan mas
1 ekor ikan lele
1 ekor katak
Aquarium kecil atau toples plastik bening
Ember plastik
Cara kerja
a) Letakkan ikan di dalam aquarium kecil / toples plastik bening Amati pergerakan mulut
ikan dan tutup insang.
b) Letakan ikan lele dalam ember dengan sedikit air. Amati pergerakan ikan lele tersebut.
c) Letakan katak di dalam aquarium kecil. Amatilah pergerakan rongga mulut dan rahang
bawah katak. Kemudian letakkan katak di luar aquarium. Amatilah pergerakan katak
tersebut!
Catat hasil pengamatan kalian dalam tabel di bawah ini !
Table pengamatan
No Hewan vetebrata Permukaan
kulit
pergerakan rongga mulut
1
2
3
Ikan mas
Ikan lele
Katak
Pertanyaan
1) Apakah ada persamaan dan perbedaan alat respirasi pada ikan dan katak?
2) Apakah ada perbedaan gerakan ronnga mulut ikan mas, lele, dan katak? Jelasskan !
3) Mengapa ikan lele dapat hidup di tempat yang kurang mengandung oksigen (sedikit air)?
4) Mengapa katak dapat bernapas di dalam air dan di darat?
Kesimpulan
140
LEMBAR KERJA SISWA
KELAS EKSPERIMEN
SISTEM RESPIRASI
5. Sistem pernapasan pada vetebrata.
Pelajari: buku Sains Biologi SMP Kelas VIII (oleh: Drs. Sumarwan, dkk) halaman 20-
23 : Sistem pernapasan vetebrata.
Percobaan: Mengamati mekanisme pernapasan pada burung
Alat dan bahan
2 ekor burung dara / merpati
Cara kerja
a) Lepaskan burung dara / merpati di udara terbuka.
b) Amati pergerakan burung pada saat tidak terbang !
c) Amati pergerakan sayap burung pada saat terbang !
Catat hasil pengamatan kalian dalam tabel di bawah ini!
Tabel pengamatan
No Pergerakan burung keterangan
1
2
saat tidak terbang
saat terbang
Pertanyaan
1) Mengapa pada waktu-waktu tertentu burung melayang tanpa mengepakkan
sayapnya?
2) Burung memiliki alat Bantu pernapasan berupa pundi-pundi udara. Sebutkan
fungsi pundi-pundi udara? Sebutkan letak pundi-pundi udara tersebut?
3) Ayam termasuk dalam kelas Aves. Kenapa ayam tidak dapat terbang jauh?
Kesimpulan
141
Lampiran 34
Tabel 39. Model Pembelajaran Metode Ceramah
142
143
144
Lampiran 35
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KELAS KONTROL
SISTEM RESPIRASI
1. Mekanisme pernapasan pada manusia
Pelajari : Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII
(oleh :Drs. Sumarwan,dkk)
Halaman 7-8 : Mekanisme Pernapasan.
Dengan membaca uraian mekanisme pernapasan pada manusia dari
buku Jawablah pertanyaan di bawah ini :
1) Proses pernapasan meliputi 2 hal. Sebutkan !
2) Sebutkan macam macam pernapasan ?
3) Jelaskan proses pernapasan pada gambar di bawah ini !
145
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KELAS KONTROL
SISTEM RESPIRASI
2. Kapasitas paru paru
Pelajari : Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII (Oleh : Dr. Sumarwan,
dkk)
Halaman 9 : Kapasitas paru paru
Kapasitas paru paru adalah kemampuan paru paru menampung
udara. Volume udara di dalam paru paru orang dewasa + 5 liter.
Setelah membaca sedikit uraian di atas dan selengkapnya dari buku.
Isilah tabel di bawah ini !
No Pengertian Volume udara
1.
2.
3.
4.
Udara Pernapasan
(UP)
Udara Komplemen
(UK)
Udara Suplemen
(US)
Udara Residu
(UR)
Volume total paru paru =
Kapasitas vital paru paru = UP + UK + US
= ..+....+..
=
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan kapasitas vital paru paru ?
2. Apakah kapasitas vital paru paru setiap orang sama ?
146
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KELAS KONTROL
SISTEM RESPIRASI
3. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan
Pelajari : Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII (oleh : Drs. Sumarwan,
dkk)
Halaman 14 17 : Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
Beberapa gangguan pada sistem pernapasan disebabkan gangguan
pada alat alat pernapasan. Gejala umum adanya gangguan pada saluran
pernapasan ditandai dengan batuk.
Setelah membaca uraian dari buku. Isilah table kelainan dan penyakit
pada sistem transportasi berikut ini :
No Penyakit Penyebab Akibat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
147
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KELAS KONTROL
SISTEM RESPIRASI
4. Pernapasan pada Vetebrata
Pelajari : Buku SAINS Biologi SMP Kelas VIII (oleh : Drs. Sumarwan,
dkk)
Halaman 20-23 : Sistem Pernapasan Vetebrata
Alat pernapasan pada vetebrata berbeda-beda tergantung dari tempat
hidupnya. Hewan darat biasanya bernapas dengan paru paru, sedangkan
hewan air bernapas dengan insang.
Setelah membaca uraian didalam buku. Isilah tabel dibawah ini :
No. Hewan
Vetebrata
Alat
Pernapasan
Proses
Penapasan
1.
2.
3.
4.
5.
Ikan
a. Ikan mas
b. Ikan lele
Amphibi
a. Berudu
b. Usia 2 bulan
c. Katak muda
d. Katak dewasa
Reptil
Burung
a. Pada saat istirahat
b. Pada saat terbang
Mamalia
Pertanyaan
1. Mengapa ikan lele dapat hidup di daerah yang kurang mengandung
oksigen?
2. Mengapa katak dapat bernapas di dalam air dan darat ?
3. Mengapa pada waktu waktu tertentu burung melayang tanpa
mengepakkan sayap ?
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
SISTEM RESPIRASI
No konsep Keterampilan
Berpikir
Keterampilan
Proses
Indikator Deskripsi
Pembelajaran
No
soal
1 Mekanisme pernapasan
terdiri dari pernapasan
dada dan pernapasan
perut.
Analizing
argument:
indetifying
started reason
Menerapkan konsep 1. siswa dapat
menjelaskan
mekanisme
pernapasan pada
manusia
1. Guru mengingatkan
kembali tentang
inspirasi dan
ekspirasi pada
manusia dan
memberi contoh
tentang mekanisme
pernapasan dalam
kehidupan sehari-
hari.
LKS
1
2 Paru-paru orang dewasa
mampu menampung 5
liter udara. Kemampuan
paru-paru menampung
J udging
credibility of
source :
criteria :
menafsirkan
mengkomunikasi
kan
2. dari hasil percobaan
yang dilakukan,
siswa dapat
menyimpulkan
2. Guru menyiapkan
alat, bahan,
prosedur, dan LKS
percobaan kapasitas
LKS
2
udara disebut volume
paru-paru. Udara dalam
volume paru-paru
disebut kapasitas total
paru-paru.
ability to give volume paru-paru.
vital paru-paru.
Siswa melakukan
percobaan dan
menyimpulkan.
3 Penyakit yang
diakibatkan oleh
merokok berhubungan
dengan pe\aru-paru dan
jantung.
J udging
credibility of
source :
criteria :
ability to give
Mengamati
Menafsirkan
Menerapkan
konsep
Mengkomunikasi
kan
Menggunakan
alat dan bahan
3. siswa dapat melakukan
percobaan tentang
bahaya merokok dan
untuk mengetahui
bahan karsinogenik
dal;am rokok.
3. Guru menyiapkan
alat, bahan, prosedur
dan LKS percobaan
mengetahui adanya
tar dalam rokok.
Siswa melakukan
percobaan dan
menyimpulkannya.
LKS
3
4. Pada umumnya ikan
bernapas dengan
menggunakan insang.
Tetapi ikan yang hidup
di daerah bnerlumpur
mempunyai labirin
sebagai cadangan udara.
J udging
credibility of
source :
criteria :
ability to give
Mengamati
Menafsirkan
Menerapkan
konsep
Mengkomunikasi
kan
4. dari hasil pengamatan
yang dilakukan, siswa
dapat menyimpulkan
mekanisme pernapasan
ikan
4. Guru menyiapkan
alat, bahan, proses
dan LKS mengamati
mekanisme
pernapasan
Vetebrata yang
hidup di air.
LKS
4
Sehingga dapat bertahan
di daerah yang kurang
air. Katak pada fase
berudu bernapas dengan
menggunakan insang.
5. Burung mempunyai
pundit-pundi udara yang
membantunya saat
terbang.
J udging
credibility of
source :
criteria :
ability to give
Mengamati
Menafsirkan
Menerapkan
konsep
Mengkomunikasi
kan
5. Dari hasil pengamatan
yang dilakukan, siswa
dapat menyimpulkan
mekanisme pernapasan
burung.
5. Guru menyiapkan
alat, bahan, proses
dan LKS mengamati
LKS
5
MODEL PEMBELAJARAN METODE CERAMAH
SISTEM RESPIRASI
No konsep Keterampilan
Berpikir
Keterampilan
Proses
Indikator Deskripsi
Pembelajaran
No
soal
1 Mekanisme pernapasan
pada manusia terdiri dari
pernapasan dada dan
pernapasan perut.
Analizing
argument:
indetifying
started reason
Menerapkan konsep 1. siswa dapat
menjelaskan
mekanisme
pernapasan pada
manusia
1. Guru mengingatkan
kembali tentang
inspirasi dan
ekspirasi pada
manusia
LKS
1
2 Paru-paru orang dewasa
mampu menampung 5
liter udara. Kemampuan
paru-paru menampung
udara disebut volume
paru-paru. Udara dalam
volume paru-paru
disebut kapasitas total
paru-paru.
Analizing
argument:
indetifying
started reason
Menerapkan konsep 2. siswa dapat
menjelaskan
pengertian volume
paru-paru, kapasitas
total paru-par
kapasitas vital paru-
paru, dan udara
pernapasan.
u,
2. Guru mengingatkan
kemampuan paru-
paru menampung
udara.
LKS
2
3 Penyakit yang
berhubungan dengan
pernapasan meliputi alat-
alat pernapasan
Analizing
argument:
indetifying
started reason
Menerapkan konsep 3. siswa dapat
menjelaskan penyakit-
penyakit yang dapat
timbul di saluran
pernapasan.
3. Guru menjelaskan
penyakit-penyakit
yang dapat timbul di
saluran pernapasan
LKS
3
4. Pada umumnya ikan
bernapas dengan
menggunakan insang.
Tetapi ikan yang hidup
di daerah bnerlumpur
mempunyai labirin
sebagai cadangan udara.
Sehingga dapat bertahan
di daerah yang kurang
air. Katak pada fase
berudu bernapas dengan
menggunakan insang.
Analizing
argument:
indetifying
started reason
Menerapkan konsep 4. siswa dapat
menjelaskan perbedaan
alat pernapasan ikan
lele, ikan mas, dan
katak.
4. Guru menjelaskan alat
pernapasan pada
ikan mas, ikan yang
hidup di daerah
berlumpur ( kurang
air ) dan katak.
LKS
4
5. Burung mempunyai
pundit-pundi udara yang
Analizing
argument:
Menerapkan konsep 5. siswa dapat
menjelaskan perbedaan
5. guru menjelaskan
perbedaan
LKS
4
membantunya saat
terbang.
indetifying
started reason
mekanisme pernapasan
burung pada saat
terbang dan pada saat
istirahat.
mekanisme
pernapasan burung
pada saat terbang
dan pada saat
istirahat.