Judul
PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN
Oleh
ANWAR DAUD, SKM.,M.Kes
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan Nomor: 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari 2008
HALAMAN PENGESAHAN
Judul :
Pembuat Modul,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat kesehatan, keuatan
yang diberikan sehingga penulisan modul pembelajaran berbasis SCL ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Modul pembelajaran berbasis SCL ini merupakan modul
yang dikembangkan di Jurusan Kesehatan Lingkungan pada mata kuliah Perencanaan dan
Evaluasi Kesehatan Lingkungan.
Dengan selesainya modul ini tidak terlepas dari bantuan teman-teman baik dalam bentuk
saran maupun kritikan yang sifatnya membanguna. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1). Rektor Universitas Hasanuddin atas kesempatan yang
diberikan untuk meningkatkan kapasitas kami dalam peningkatan proses pembelajaran di Unhas,
2). Pimpinan dan staf Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Unhas sebagai fasilitator
dalam pengembangan pembelajaran berbasis SCL ini, 3). Dekan FKM-Unhas atas kesempatan
yang diberikan untuk mengikuti pelatihan SCL sekaligus penulisan Modul pembelajaran ini, 4)
dan semua pihak yang ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, wassalam.
RINGKASAN
pelayanan kesehatan atau out come. Aktifitas manajemen program tidak akan langsung
memecahkan masalah kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat karena aktifitas
manajemen hanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan pelayanan kesehatan
(seperti peningkatan efisiensi, efektifitas dan rasionalitas kegiatan program) yang ditujukan
untuk mencapai target menurunkan angka kejadian penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.
Program kesehatan lingkungan merupakan suatu program yang tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan masyarakat dengan memodifikasi tidak hanya
4
pada faktor-faktor lingkungan fisik maupun sosial, namun juga terhadap pola perilaku
masyarakat yang serasi dengan program yang dipilih.
Program kesehatan lingkungan berguna untuk menunjang pelaksanaan aksi perencanaan
kesehatan lingkungan yang berbasis masyarakat. Dalam Program kesehatan lingkungan
mempunyai beberapa hambatan yaitu sumber daya manusia, dan kondisi lingkungan.
Evaluasi kesehatan lingkungan merupakan suatu rangkaian perencanaan kesehatan
lingkungan yang tujuannya untuk menilai kegiatan yang telah selesai maupun sedang berjalan
guna melihat apakah ada yang perlu diperbaiki atau dimodifikasi sehingga tujuan dan sasaran
dari proyek/kegiatan atau usaha itu bisa tercapai. Dalam evalusi program kesehatan lingkungan
ada beberapa metode yang digunakan baik secara modern maupun secara tradisional. Tidak
semua program perlu dievaluasi karena program yang perlu dievaluasi hanyalah program yang
mempunyai dampak atau keuntungan yang besar atau luas terhadap perkembangan masyarakat.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................
ii
iii
RINGKASAN .....................................................................................
iv
vi
vii
13
41
52
70
MODUL I
C. Kaitan Modul
Modul ini adalah pertama yang membahas tentang perencanaan kesehatan, sistem
manajemen kesehatan lingkungan.
Pada modul ini diberikan konsep dasar, pengertian, keuntungan dan kerugian serta
langkah-langkah dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan. Setelah modul
pertama ini dilanjutkan dengan modul berikutnya yaitu modul tentang perencanaan
kesehatan lingkungan berbasis masyarakat.
oleh
manajer
(penanggung
jawab
program)
yang
perlu
kerugian yang mungkin akan muncul pada saat penyusunan perencanaan yang
mungkin akan menjadi hambatan dalam pengembangan program.
B. Keuntangan dan Kerugian Perencanaan Kesehatan Lingkungan
1. Keuntungan Perencanaan kesehatan lingkungan
a)
b)
c)
d)
Mempunyai keterbatasan dalam hal informasi dan fakta-fakta tentang masa yanag
akan datang
C.
b)
c)
d)
e)
11
Peningkatan yang
Berkesinambungan:
Perubahan EHMS
kebentuk yang lebih baik
dan menyeluruh
B.
Kebijakan Kesehatan
Lingkungan
Tinjauan Ulang
Manajemen
Perencanaan
Implementasi
Aksi Pengecekan/ Koreksi
12
suatu SMKL adalah suatu pendekatan fakultatif untuk meningkat;kan kualitas lingkungan.
Beberapa tahun yang lalu, banyak organisasi sektor swasta dan publik sudah menerapkan SMKL
Kotak 2. Organisasi SMKL
Mengapa
Perlu
Organisasi
Mempunyai
itu
suatu
SMKL
harus
pada
tempatnya
Roadmap untuk
Pengembangan SMKL
Catatan Tambahan
berhubungan
Kotak
Alat
(Catatan
Tambahan
A)
contoh
Apakah organisasi anda memerlukan suatu SMKL? Dengan Baik, tanyakan diri anda pertanyaan
berikut.
13
Apakah organisasi anda diperlukan untuk memenuhi ketentuan peraturan dan hukum lingkungan
yang berlaku?
Apakah kamu mencari jalan untuk meningkatkan kualitas lingkungan?
Apakah status lingkungan organisasi anda sepakat dalam suatu kewajiban penting?
Apakah suatu ketiadaan sumber daya atau waktu mencegah organisasi anda dari memanage
kewajiban lingkungan nya secara efektif?
Apakah hubungan antara tujuan lingkungan organisasi anda dan tujuan lain belum jelas?
Kotak 2. Pembiayaan dan Manfaat SMKL
Biaya Potensial
Manfaat Potensial
Internal
2. Peningkatan Pemenuhan
lain
3. Pencegahan
sesuai dengan
pencemaran/sumber
konservasi
4. Pelanggan baru/pasar
5. Meningkatkan efisiensi/ mengurangi
biaya-biaya
6. Meningkatkan moril karyawan
7. Meningkatkan image dengan publik,
peraturan, pemilik dana, investor
8. Kesadaran
karyawan
terhadap
isu
Jika organisasi anda telah siap untuk mempertimbangkan sistem manajemen kualitas (ISO 9001
sebagai contoh) kamu akan menemukan sinergi penting antara apa yang kamu perlukan untuk
manajemen berkualitas dan manajemen lingkungan ( lihat di bawah ini).
Box. 3. Beberapa aspek umum kualitas dan sistem manajemen kesehatan lingkungan
Sistem Manajemen Mutu
Quality Policy
Adequate Resources
Adequate Resources
14
Training
Training
System Documentation
System Documentation
Process Controls
Operational Controls
Document Control
Document Control
System Audits
System Audits
Management Review
Management Review
Plan
Do
Act
Check
15
Model SMKL diuraikan di dalam pedoman ini, " Rencana, Kegiatan, pemeriksaan, tindakan"
langkah-langkah yang telah diperluas ke dalam tujuh belas elemen-elemen yang dihubungkan
bersama-sama. Elemen-elemen SMKL ini dan keterkaitannya.
Beberapa kunci keberhasilan SMKL termasuk
Menerapkan prinsip TQM kepada area lingkungan dan sumber daya
yang memadai
menyediakan tenaga manajemen puncak. Untuk memulai dan mendukung kegiatan SMKL,
manajemen puncak harus mengkomunikasikan kesemua karyawan suat hal yang penting: 1).
pembentukan kesehatan lingkungan adalah suatu prioritas organisatoris
(berpikir tentang
Menjaga
pertemuan
awal
Menjamin sumber
daya, bantuan
Memilih
EHMS
Baik
Membangun
Implementasi
Tim
Melakukan tinjauan
ulang
Pengembangan
rencana proyek,
jadwal
Memonitor dan
mengkomunikasikan
program
Awal pelibatan
karyawan
SIAP!
E. Indikator Penilaian
16
17
Kuliah ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-2 s/d 4 dari mata kuliah Perencanaan
dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,.
menyajikan materi tentang pengertian, keuntungan dan kerugian, sistem manajemen dan
langkah-langkah dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan. Pada kuliah selanjutnya secara
berturut-turut dibahas modul II sampai modul V.
Dengan demikain
Mengapa anda memilih topik itu, apa tujuannya, siapa sasarannya, kapan
dilaksanakan, bagaimana keberlanjutannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
A. Kerde, The National Environmental Health Action Plan Of Estonia, Was Approved By The
Government Of Estonia,1999
Anonimus, National Environmental Health Action Plan Minister of Health of the Slavak
Republic, 2000
Anonimus, Environmental Health: Technical And Program Background, U.S. Agency For
International Development Bureau For Global Health, 2004.
Anonimus, Action Plan,Environmental Health, Implementing more Powerful Policy, 2002
Anjus et al, Technical Assistance to the Government of India for Urban Health Planning and
NationalGuidelines, NEHAP,2004.
Christopher L. McGahey, Urban Environmental Health Pilot Activities Evaluation of Progress
and Lessons Learned, 2001
George V.& Michael F, The National Health Action Plan, 1997
Jarkko Eskola, Finnish Environmental Health Action Plan, Helsinki,1997
Jill M. D. & Christopher M, Urban Environmental Health Strategies Three Community-based
Environmental Sanitation and Hygiene Projects Conducted in the Democratic Republic
of Congo, Activity Report 119, 2003
NEHAP, Brief Analysis Of The Status Of Environmental Health And Its Impact On The
Population In The Republic Of Macedonia And Action Plan, National Environmental
Health Action Plan, 2000
Philip J, Environmental Management Systems: An Implementation Guide for Small and
Medium-Sized Organizations,2001
Stapleton, Philip J. et al,
Environmental Health Management System, An Implementation
Guide for Small and Medium-Sized Organizations, Second Edition, NSF ISR 789 N.
Dixboro Road Ann Arbor, MI 481581-888-NSF-9000. 2001,
Stephenson, Peter, Environmental Health Planning And Action, A Handbook For Indigenous
Practitioners Prepared By Indigenous Communities Environmental Health Workforce
Capacity Building Program, University Of Western Sydney,2003,
Siddharth A.,& Arti M, Participatory Community Health Enquiry and Planning in Selected
Urban Slums of Indore, Madhya Pradesh, 2004
Suzanne McKenzie, Society and Health Handbook, 2006
Roy Steven N., et al , Making Cities Work The Greater Cairo Healthy Neighborhood
Program An Urban Environmental Health Initiative in Egypt, EHP, Activity Report
142, 2004
WHO, Palau National Environmental Health Action Plan (NEHAP) 2004-2007, World Health
Organization Regional Office for the Western Pacific, 2003.
WHO, Evaluation of Swedish and International Health Related Environmental Objectives: A
Pilot Study for WHO, Autumn 2002
WHO, External evaluation of the impact of WHO environmental health policies and action plan
in Bulgaria, 2002,
19
MODUL II
Kesehatan
Lingkungan
berbasis
masyarakat
(Community-Based
F.
Kaitan Modul
Modul ini adalah kedua yang membahas tentang perencanaan kesehatan lingkan
berbasis masyarakat (Community-Based Environmental Helath Planning) dan
langkah-langkah perencanaan kesehatan lingkungan berbasis masyarakat.
Pada modul ini diberikan tentang perencanaan efektif dan sesuai keinginan
masyarakat, Kekuatan Perencanaan EHWs, Perencanaan Kesehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat yang Praktis. Setelah modul kedua ini dilanjutkan dengan modul
berikutnya yaitu modul
Kesehatan Lingkungan
21
proses
berkelanjutan
dalam
menentukan
tujuan
dan
strategi
22
23
dan sistem anggaran dari masyarakat itu sendiri, baik secara regional
Kita baru saja membaca tentang tujuan dan keuntungan-keuntungan perencanaan kesehatan
lingkungan. Sekarang kita ingin bertemu bagaimana itu bisa dilaksanakan. Bagian ke dua
Modul ini
setelah pengumpulan;
3. bagaimana sampel akan dilabel dan dikenali;
4. bagaimana sampel akan disiapkan untuk transportasi;
5. kapan dan bagaimana caranya sampel harus meninggalkan masyarakat cocok untuk
diterapkan dan tiba pada waktunya di laboratorium;
6. Apa laki-laki/perempuan yang
masing-masing pekerjaan kecil adalah penting untuk penggunaan waktu yang efisien dan
kelangkaan sumber daya. sama dikatakan untuk program jangka panjang dan besarbesaran di dalam kesehatan lingkungan. Program ini adalah sangat sukar untuk diatur
25
jika tidak dipikirkan secara hati-hati. Sebagai EHWs adalah suatu mata rantai penting
antara masyarakat dan manajer atau dewan masyarakat.
Kamu juga telah mempunyai koneksi dengan staf kesehatan berbasis masyarakat
lain ofiser perumahani, air dan kekuatan personil dan sejumlah anggota profesional dan
kontraktor lain yang mengunjungi masyarakat itu. Untuk menemukan apa sesungguhnya
dipikirkan stakeholder tentang lingkungan lokal dan kesehatan mereka sekarang, dan apa
yang mereka inginkan di masa datang.
Pengembangan Visi
Visi adalah suatu langkah penting pertama di dalam mengembangkan suatu rencana
kegiatan. Membantu memutuskan apa yang kamu dan masyarakat harapkan untuk
mencapainya. Setelah suatu visi dapat membantu mendapatkan ketersediaan sumber daya
kesehatan lingkungan masyarakat yang terbatas, Kamu tinggal mempelajari proyek dari
waktu ke waktu dan menolong kamu menghindari kekacauan. Visi adalah bukan target
tentang pengaturan. Pekerjaan ini berlangsung kemudian, kapan waktu berharga telah
disediakan untuk berpikir tentang masa depan kamu dan masyarakat. Visi adalah sedikit
seperti bermimpi dan bergeser gagasan/ide ke arah tujuan yang lebih tinggi untuk
tindakan dan pengembangan komunitas. Proses dalam penggunaan visi pertanyaan
berpikir maju dan kekuatan imajinasi untuk membantu kamu menggambarkan suatu masa
depan yang lebih baik. Pertanyaan Visi mempunyai kaitan dengan mengidentifikasi
secara ideal debgan baik, bermimpi dan menilai. Nilai-Nilai, cita-cita dan membagi
bersama tujuan oleh karena itu muncul betul-betul di dalam visi masyarakat.
B. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat
Visi dapat dilaksanakan dalam beberapa jalan yang berbeda: gambar, mengeluarkan
pendapat, pengalaman khusus bersama. Satu pendekatan mungkin digambarkan di empat
langkah-langkah berikut .
Langkah 1
Tanyalah penduduk yang tinggal dan bekerja dengan membayangkan apa yang akan dilihat
masyarakat seperti yang dikatakan pada 10 tahun yang lalu, jika semua isu kesehatan
lingkungan diatur dengan baik.
Tanya jawablah sama mereka untuk pertanyaan di dalam Box 1 seputar masa depan dan
bagaimana cara mencapainya.
26
Pertanyaan Visioner
1. Masyarakat kelihatan seperti apa di masa datang? (Uraikanlah
lingkungan yang
27
gambaran dan perhatian utama masa depan yang diinginkan masyarakat itu. Statemen visi
bertindak sebagai suatu titik awal untuk rencana aksi.
Lembaran Kerja 1 : Di mana kamu ingin bekerja?
Menentukan Visi Masyarakat
Visi Kita adalah:
5 untuk tinggal di suatu masyarakat di mana kita semua bekerja sama untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan lingkungan masyarakat kita.
masyarakat kita menjadi bersih, sehat dan aman untuk semua orang, bekerja dan saling
mengunjungi satu sama lainnya.
orang kita dapat menikmati hidup bermasyarakat dan mengembangkan lingkungan, secara
budaya, sosial dan ekonomis.
tidak punya permasalahan debu, hama dan binatang, tidak ada bangkai mobil dan sampah lain
Mengapa?
Sebab Visi Kesehatan Lingkungan
masyarakat adalah.
yang berada di sekitar kita dan tidak ada perilaku yang tidak suka bergaul.
..Bahwa generasi sekarang dan yang akan datang hidup lebih sehat dan lebih panjang harapan
4
masyarakat
kehidupan
mengembangkan
lingkungan,
secara
hidupnya,
di dalammenikmati
suatu lingkungan,
bekerjadan
dengan
baik bersama masyarakat
lokal, di
mana ada
suatu perasaan
mendalam
dari kebanggaan budaya, dan sosial serta tanggung jawab lingkungan
Mengapa?
Sebab
cultural,
sosialkami
dan akan
ekonomis.
adalah sangat dihargai.
3 masyarakat kita ingin menjadi bersih, sehat dan aman untuk semua orang yang
hidup, bekerja
dan saling mengunjungi satu sama lain.
Mengapa?
Sebab kami
akan .
2 tinggal di suatu masyarakat di mana kita semua bekerja sama untuk meningkatkan
kesehatan
dan kesejahteraan lingkungan masyarakat kita.
Mengapa?
Sebab
kami akan
1 Tidak punya permasalahan debu, hama dan binatang, tidak ada bangkai mobil
dan sampah lain berserakan di sekitar kita dan tidak ada perilaku yang tidak suka
Pada waktu 10 tahun kita inginkan masyarakat..?
Latihan 1 : Di mana kamu ingin bekerja?
Menentukan Visi Masyarakat
Visi Kita adalah:
5
kami akan
2
28
akan .
Strategis
1.1. Menyusun
program bersih
halaman dari
rumah ke rumah
1.2. Kembangkan
program
pengamanan di
setiap rumah
1.3. Mendidik
Aksi
Indikator capaian
1.1.1. Menentukan
aktivitas & biayabiaya
1.1.2. Memperoleh
dukungan bantuan
dana
1.1.3. Menyusun hari,
staf dan sumber
daya
1.1.4. Mempromosikan
melalui dewan
sekolah, gereja,
mesjid, took &
radio
1.1.5. Melaporkan hasil
ke dewan.
1.2.1 Pertemuan dengan
penjaga rumah
1.2.2 Mendapat dukungan
dewan & anggaran
1.2.3 Mempromosikan
program
penyaringan
1.2.4 Install penyaringan
1.2 5 Laporkan hasil ke
dewan
Kembangkan aksi yang
Meningkatkan
jumlah
rumah tangga yang ambil
bagian
dalam
hari
kebersihan
masyarakat,
mengurangi halaman yang
berisi sampah, mengoleksi,
mengumpulkan
dan
membuang setelah masingmasing menyapu setiap hari
bersih.
Pengembangan indikator
capaian
Pengembangan indikator
29
masyarakat
sesuai
tentang jenisjenis hama
1.4. Kembangkan
Kembangkan aksi yang
kebijakan dewan sesuai
melalui peraturan
perundangundangan
1.5. Kembangkan
Kembangkan aksi yang
strategi lain
sesuai
Latihan : 2: Kertas Kerja Aksi Perencanaan
Tujuan
Strategis
Statemen Visi
Aksi
capaian
Pengembangan indikator
capaian
Pengembangan indikator
capaian
Indikator capaian
30
Phone
Nama
Prof.
Dr
dr
SKM
SKP
Apt
Potensial Baru Mitra Masyarakat
Title
Phone
Nama
Father
Mother
Uncle
Brathers
Alamat
Fax
Lainnya
Alamat
Fax
Lainnya
Phone
Fax
Lainnya
Phone
Fax
Lainnya
Title &
Nama
Alamat
Depkes
IAKMI
HAKLI
PERSAKMI
PPI
PB
Potensial Baru Mitra Eksternal
Organisasi
Title &
Alamat
Nama
WHO
UNICEF
EPA
ATSDR
LSM
31
Prioritas
Siapa
Ketua?
Siapa
Berapa
Pembantu? lama?
Apa
sumber
Dayanya?
Pembantu
Sopir truk
dll
Clening
service dll
Tenaga
Kesehatan
Petani
Anggaran?
(Rp)
EHWs
Mahasiswa
2 hari
Pengaman Pintu
dan jendela
Mengkomunikasikan
kepada masyarakat
tentang
pengendalian
nyamuk
Mengembangkan
pemeliharaan hewan
melalui peraturan
perundang-undangan
Melakukan
pengolahan air
bersih
Melakukan
pemilahan,
pengumpulan, dan
pembuangan sampah
yang benar
menengah
JR
Ibu rumah
tangga
1 hari
menengah
EHWs
menengah
EHWs
Peternak
1 bulan
Petugas
peternakan
1.500.000
Utama
EHWs
Utama
EHWs
Masyarakat
Mahasiswa
Siswa
Masyarakat
Mahasiswa
Siswa
Setiap
tahun
Petugas
PDAM
10.000.000
Setiap
tahun
Petugas
2.500.000
Kebersihan
Kota
5 hari
100.000
50.000
1.000.000
Prioritas
Siapa
Ketua?
Siapa
Berapa
Pembantu? lama?
Apa
sumber
Dayanya?
Anggaran?
(Rp)
32
Menyusun program
kebersihan halaman dari
rumah ke rumah
Aksi
Bulan
Minggu
Menentukan kegiatan dan
biayanya
Batas Waktu
Jan
Feb
mar
Apr
Mei
Jun
mar
Apr
Mei
Jun
Menentukan strategi
tambahan
Aksi
Batas Waktu
Bulan
Minggu
Jan
Feb
xxxiii
Menentukan strategi
tambahan
xxxiv
Penunjuk Prestasi:
Pendapat Masyarakat
xxxv
Nama
Tanggal
Komentar
xxxvi
5. Akan berguna teknik lebih dari satu penggunaan untuk mencapai sasaran hasil?
6. Metoda apa yang akan mempunyai banyak dampak pada kelompok target?
7. Adakah solusi kepada masalah dan bagaimana cara kita menjangkau solusi ini?
Langkah 6. Pertimbangan Pembiayaan
1. Apakah estimasi biaya proyek kita?
2. Dana apa yang kita sudah tersediakan?
3. Dana apa yang kita butuhkan?
4. Apa 'sesuai' kita bisa mendapatkan?
5. Siapa akan tertarik mendukung keuangan proyek kita?
6. Apakah kita harus mempertimbangkan sponsor untuk proyek kita? Apa yang
merupakan manfaat untuk sponsor yang potensial?
7. Adakah sponsor potensial yang sesuai?
8. Jika kita tidak bisa menarik pembiayaan penuh untuk proyek kita, pilihan apa yang
kita punyai untuk dilakukan?
Langkah 7. Membuatlah Aksi Rencana dan Implement
1. Tindakan spesifik apa yang diperlukan untuk mencapai sasaran hasil proyek? Apa
yang merupakan tugas dan rencana aksi kunci?
2. Apa ada batas waktu untuk proyek? Apa yang merupakan keberhasilan?
3. Sumber Daya apa yang dimiliki, selain dari pada dolar, tenaga ( e.g. waktu dan
orang)?
4. Siapa bertanggung jawab untuk membuat masing-masing tugas?
5. Sudahkah kita mengenali monitoring dan langkah-langkah evaluasi di dalam aksi
rencana kita?
6. Bagaimana nantinya kita menjual proyek kepada masyarakat yang lebih luas?
Adakah yang menghargai pada peluncuran proyek ini?
7.Bagaimana nantinya kita melibatkan masyarakat lebih luas?
Langkah 8. Monitor dan Evaluasi
1. Bagaimana nantinya kita mengetahui jika mereka telah mencapai tujuan dan
sasaran kita?
2. Bagaimana nantinya kita mengukur efektivitas proyek?
3. Apakah proyek mencapai masyarakat target?
4. Apakah kelemahan dan kekuatan dari proyek?
5. Bagaimana nantinya kita mengumpulkan informasi bahwa proyek itu berhasil?
6. Siapa yang akan tertarik akan evaluasi dari proyek?
xxxix
7. Apa yang akan kita informasikan sebagai hasil monitoring dan evaluasi proyek
kita?
8. Bagaimana bisa proyek ditingkatkan? Siapa yang mengerjakan, apa yang tidak,
dan mengapa?
C.
Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan
Contoh; Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam menetapkan
prioritas masalah kesehatan lingkungan (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring
dan evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
6. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan;
Ketelitian; Kemampuan Analogi (20)
xl
Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-5 s/d 8 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke lima
sampai ke enam menyajikan Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat
dan
Langkah-Langkah
Dalam
Perencanaan
Kesehatan
Lingkungan Berbasis Masyarakat. Pada kuliah selanjutnya secara berturutturut dibahas modul II sampai modul V.
Dengan demikain
Lingkungan
berbasis
masyarakat.
Untuk
memperdalam
xli
DAFTAR PUSTAKA
xlii
MODUL III
JUDUL : PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DALAM BIDANG
KESEHATAN LINGLKUNGAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah adalah antara harapan dan kenyataan atau apa yang telah
ditetapkan/ditargetkan tapi dalam kenyataan tidak demikian. Rumusan
masalah program berbeda dengan rumusan masalah kesehatan lingkungan
atau kesehatan masyarakat yang dikaji dari dampak sistem pelayanan
kesehatan atau out come. Aktifitas manajemen program tidak akan
langsung memecahkan masalah kesehatan lingkungan atau kesehatan
masyarakat
memperbaiki
karena
aktifitas
kualitas
manajemen
pelaksanaan
hanya
pelayanan
ditujukan
kesehatan
untuk
(seperti
xliii
C. Kaitan Modul
Modul ini adalah ketiga yang membahas tentang penetapan prioritas
masalah dalam bidang kesehatan lingkungan.
Pada modul ini diberikan konsep metode analisis situasi, identifikasi
masalah dan penetapan prioritas masalah kesehatan lingkungan. Setelah
modul pertama ini dilanjutkan dengan modul berikutnya yaitu modul
tentang Program Kesehatan Lingkungan di Indonesia
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa semester ganjil
(awal) Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas hasanuddin.
xliv
A. Menganalisis situasi
Langkah ini bertujuan untuk mencari data atau fakta yang telah diolah
dan dianalisis akan menjadi informasi yang dibutuhkan untuk penyusnan
rencana sebuah program kesehatan.
Jenis Informasi yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan adalah:
1. Penyakit dan kejadian sakit (Diseases and illnesess) yang berkembang di
suatu wilayah kerja. Untuk Puskesmas perlu difokuskan untuk
merumuskan masalah kesehatan yang potensial berkembang di wilayah
kerjanya dengan melakukan analisis data penyakit yang ada di pencatatan
Program Pengobatan.
2. Data kependudukan. Yang termasuk dalam data ini adalah jumlah dan
distribusi penduduk, kelompok umur, jumlah kelahiran, jumlah kematian,
perpindahan penduduk, keadaan perumahan penduduk dan lingkungannya,
lingkungan sekolah, tokoh-tokoh formal dan informal, jumlah dan jenis
organisasi kemasyarakatan, keadaan social ekonomi masyarakat (jenis
pekerjaan), system kepercayaan masyarakat dsb. Termasuk dalam hal ini
adalah persepsi masyarakat tentang penyakit.
3. Jenis dan organisasi pelayanan kesehatan yang tersedia di suatu wilayah.
Termasuk jumlah dan kualifikasi staf yang tersedia yang bias diajak
bekerjasama dalam pengembangan program kesehatan masyarakat.
4. Keadaan lingkungan dan aspek geografisnya. Data ini erat kaitannya
dengan perkembangan jenis penyakit dan masalah gizi masyarakat.
5. Sarana dan sumber daya penunjang lainnya. Analisis kemampuan dan daya
dukung organisasi khususnya SDM yang bias dimanfaatkan untuk
pengembangan kegiatan program kesehatan yang akan direncanakan.
Langkah analisi situasi sebenarnya juga menganalisis semua potensi
dan kendala yang dimiliki dan dihadapi organisasi dalam rangka
pengemabangan kegiatan program. Manfaatkan semaksimal mungkin potensi
yang ada dan waspadai kendala yang mungkin akan mengganggu
pelaksanaan program.
Semua data tersebut perlu diolah (dianalisis) dan disajikan dalam
bentuk tabel, dan grafik sehingga menjadi informasi untuk dapat digunakan
xlv
Analisis
Presentasi
Evaluasi
Informasi
Pemantauan
Perencanaan
Pelaksanaan program
kesehatan
bersama
tokoh-tokoh
formal
dan
informal
masyarakat.
3. Membahas bersama para petugas lapangan kesehatan, Sanitarian, bidan
desa, sektor lain (PLKB, PL Pertanian, Guru dsb) atau bersama dukun
bersalin tentang koordinasi pelaksanaan program di lapangan.
4. Membaca laporan kegiatan program kesehatan lingkungan di pusat-pusat
pelayanan kesehatan di suatu wilayah.
xlvi
penyakit menular melalui hubungan seks GO, sifilis, herpes, AIDS dsb. Gizi:
Prevalen gondok endemic, anemia ibu hamil (zat besi), KKP, BBLR, dan dif.
Vit
masyarakat
tentang
kegiatan
pelayanan
kesehatan.
Contoh
dan masalah kesehatan masyarakat secara jelas akan muncul kebutuhan untuk
mengembangkan kegiatan program. Upaya untuk lebih mengembangkan program
kesehatan adalah aktifitas manajemen
Kalau ketujuh contoh pernyataan masalah tersebut di atas dikaji kasalah
tersebut di atas dikaji kutama, maka tingginya jumlah anak yang menderita diare
akan menjadi masalah yang paling utama. Pernyataan masalah no. 2 s/d 7 mungkin
akan menjadi penyebab atau yang perlu diantisipasi selanjutnya. Oleh karena itu,
untuk menetapkan tujuan perencanaan program penanggulangan diare, rumusan
masalah tentang tingginya jumlah anak yang menderita diare perlu dianalisis lebih
lanjut.
Dengan menggunakan model identifikasi masalah tersebut di atas akan sangat
membantu para penanggung jawab (manajer) program kesehatan di lapangan
menganalisis suatu masalah. Yang pertama perlu dibedakan adalah mana masalah
program (input, proses, output, dan efek) mana masalah kesehatan (outcome/dampak dari sebuah system). Berikut ini diberikan contoh enam langkah
untuk mengidentifikasi masalah.
E. Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan Contoh;
Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
li
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam menetapkan
perencanaan kesehatan lingkungan berbasis masyarakat (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring dan
evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
6. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan;
Ketelitian; Kemampuan Analogi (20)
lii
Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-9 s/d 10 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke
sembilan sampai ke sepuluh
menyajikan
liii
DAFTAR PUSTAKA
liv
MODUL IV
JUDUL : Program Kesehatan Lingkungan Di Indonesia
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program kesehatan lingkungan merupakan suatu program yang tujuannya
adalah untuk meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan masyarakat
dengan memodifikasi tidak hanya pada faktor-faktor lingkungan fisik
maupun sosial, namun juga terhadap pola perilaku masyarakat yang serasi
dengan program yang dipilih.
Program kesehatan lingkungan berguna untuk menunjang pelaksanaan aksi
perencanaan kesehatan lingkungan yang berbasis masyarakat. Dalam
Program kesehatan lingkungan mempunyai beberapa hambatan yaitu
sumber daya manusia, dan kondisi lingkungan.
B. Ruang Lingkup isi
Ruang lingkup modul IV ini adalah :
1. Pengertian Program Kesehatan Lingkungan
2. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan
3. Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program Kesehatan Lingkungan
4. Membuat Program Kerja
5. Tahap Pengambilan Keputusan Pada Program Kesehatan Lingkungan
C. Kaitan Modul
Modul ini adalah keempat yang membahas tentang program kesehatan
lingkungan.
Pada modul ini diberikan pengertian, tujuan dan hambatan serta
kelemahan, membuat program kerja, dan tahapan pengambilan
keputusan pada program kesehatan lingkungan. Setelah modul pertama
ini dilanjutkan dengan modul berikutnya yaitu modul tentang Evaluasi
Kesehatan Lingkungan
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa semester ganjil
(awal) Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas hasanuddin.
lv
lvii
Menurunnya masalah
Kesehatan di kalangan
masyarakat desa
Meningkatnya
status Gizi
masyarakat desa
Meningkatnya keadaan
Kesehatan lingkungan
Di desa
Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
pada kelompok ibu hamil
dan anak di desa
Keterangan :
1. Goal (tujuan umum)
2. Tujuan kebijaksanaan
3. Tujuan program
4. Tujuan pelayanan
5. Tujuan sumber
6. Tujuan implementasi
lviii
Skema hirarki tujuan adalah contoh rumusan tujuan program sesuai dengan hirarki
organisasi Depkes, mulai dari tingkat nasional (GBHN, SKN) yang lebih bersifat
umum sampai ketingkat yang lebih spesifik (operasional).
Kriteria penyusunan masing-masing tujuan tersebut:
1. Goal (tujuan umum): Bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak
terpengaruh oleh perubahan situasi. Tujuan ini biasanya dibuat oleh MPR dan
tertuang dalam GBHN Sektor kesehatan.
2. Tujuan kebijaksanaan: Merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya masih
belum jelas. Tujuan ini sudah spesifik oleh karena sudah bersifat sektoral khusus
untuk masyarakat di desa. Tujuan seperti ini tertuang dalam system kesehatan
nasional (SKN). Misalnya menurunnya masalah kesehatan di kalangan masyarakat
desa.
3. Tujuan program: Target populasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi dampak
khusus yang sudah dapat diukur hasilnya bila tujuan program sudah tercapai.
Misalnya, meningkatnya status gizi masyarakat desa, meningkatnya kesehatan
lingkungan di desa, menurunnya kejadian sakit dan kematian pada kelompok
umur tertentu dsb.
4. Tujuan pelayanan: untuk mencapai tujuan ini sudah lebih jelas spesialisasi jenis dan
tingkat pelayanannya. Menurunnya kejadian dan kematian akibat diare pada anak
balita di desa sebanyak 40% dalam kurun waktu tiga tahun.
5. Tujuan sumber: di sini diperlukan identifikasi masukan spesifik (input atau sumber
daya) untuk mencapai tujuan pelayanan. Meningkatnya cakupan penyediaan air
bersih sampai 25% setiap tahun; meningkatnya perbaikan system pembuangan air
limbah (SPAL) dan penyediaan JAGA (jamban keluarga) sampai: 40% dari
seluruh rumah tangga penduduk dalam kurun waktu 3 tahun. Bila tujuan ini
tercapai, diharapkan tujuan program (no 4) akan tercapai.
6. Tujuan Implementasi: Di sini perlu dijelaskan produk spesifik yang ingin dicapai
dan yang dapat diukur hasilnya setelah pelaksanaan program. Misalnya, perlu
ditingkatkan persediaan 500 JAGA, 200 SPT, 300 SPAL dalam kurun waktu 3
tahun. Bila sarana ini tersedia, tujuan penyediaan sumber (no 5) akan tercapai, dan
kegiatan program untuk menurunkan kejadian diare (no 4) akan tercapai.
Dari hirarki tujuan tersebut di atas dapat dilihat relevansi rumusan tujuan operasional
program (tujuan 4 s/d 6) dengan tujuan program di atasnya.
Contoh lain untuk rumusan tujuan operasional kegiatn program:
lix
a. Untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan ante natal care ibu-ibu hamil diseluruh
wilayah kerja Puskesmas pada akhir tahun 1999, perlu dirumuskan tujuan
pelayanan: "Meningkatnya cakupan K1 (kunjungan ibu hamil yang pertama) dari
80% menjadi 100% dan untuk K4 (kunjungan ke 4) dari 60% menjadi 80%. Untuk
itu perlu didistribusikan satu bidan desa di setiap desa. Setiap bidan desa perlu
disediakan dua set perlengkapan (kit) bidan lengkap setiap tahunnya.
b. Untuk peningkatan kegiatan program kesehatan lingkungan, perlu dirumuskan
tujuan kegiatan program: "Meningkatnya cakupan pemasangan jamban jamban
keluarga dari 60% menjadi 80% selama 2 tahun untuk seluruh rumah tangga yang
ada di lima desa di wilayah kerja Puskesmas (tujuan sumber). Untuk itu, perlu
dipasang 300 JAGA setiap tahunnya di semua desa di wilayah Puskesmas (tujuan
implementasi).
lxi
Tuliskan apa yang ingin dicapai dalam bentuk tujuan operasional program. Disini
juga perlu dibuat target yang ingin dicapai sehingga kegiatan dapat diukur
keberhasilannya, Misalnya: menurunkan kejadian diare sampai 30% dalam kurun
waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa.
Bagaimana cara mengerjakannya (how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yagn akan dilakukan untuk mencapai
tujuan program. Jelaskan juga bagaimana mengatasi hambatan-kendala yang
mungkin muncul selama kegiatan berlangsung. Misalnya, meningkatkan jangkauan
pemasangan JAGA sampai 10% setiap tahunnya; meningkatkan peran serta
masyarakat melalui mekanisme perencanaan di LKMD.
Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatannya (who)
Staf yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana kegiatan. Jelaskan jumlah dan
jenis kualifikasinya (apa keterampilan) yagn perlu dimiliki oleh staf. Jelaskan
bagaimana mereka akan diorganisir, apa uraian tugasnya , siapa sasaran kegiatan
programnya dan berapa jumlah kelmpok penduduk yag akan menerima palayanan
kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target cakupan). Misalnya, dibuthkan 10
kader aktif dan 3 petugas lapangan.
Sumber daya pendukung (what support)
Buat daftarnya jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang diperlukan dan
yang sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Berapa dana
(financial support, budgeting) yang diperlukan, berapa besar alokasinya untuk
setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan dana tambahan yang tidak diduga?
Di mana kegiatan akan dilaksanakan (where)
Di mana kegiatan operasional akan dilaksanakan? Hal ini penting dipertimbangkan
untuk mengetahui kebutuhan alat transport dan jenis komunikasi untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan.
Dalam program kesehatan lingkungan ini perlu dipikirkan tentang :
1. Need dari program
2. Objektif dari program
3. Law/peraturan-peraturan/undang-undang yang ada dalam masyarakat
4. Work and methode dalam mencapai objektif tersebut
5. Resources yang tersedia
6. Evaluation dari program
7. Anggaran yang tersedia
lxii
5. Usulan program
Elemen-elemen dari program planning of Environment Health
(P. Walton
Keterbatasan
kemampuan
Keterbatasan
Pemerintah
Masalah air
bersih
Pengambilan
keputusan
Keterbatasan
kemampuan
Keterbatasan masyarakat
lxv
ORGANISAS
I
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN
PROGRAM
KESEHATAN
LINGKUNGA
PROGRAM
PENYULUHAN
KESEHATAN
MASYARAKA
ORGANISAS
I
PROGRAM
IMUNISASI
MASALAH
AIR
BERSIH
AIR
BERSIH
TIDAK
MENJADI
MASALAH
lxvi
F. Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan
Contoh; Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam membuat program
kesehatan lingkungan berbasis masyarakat (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring
dan evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
6. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan;
Ketelitian; Kemampuan Analogi (20)
lxvii
Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-11 s/d 12 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke
sebelas sampai ke dua belas
menyajikan
Lingkungan
berbasis
masyarakat.
Untuk
memperdalam
lxviii
DAFTAR PUSTAKA
lxix
MODUL V
atau
dimodifikasi
sehingga
tujuan
dan
sasaran
dari
lxx
dan
tahapan
pengambilan
keputusan
pada
program
kesehatan
lxxi
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi
merupakan
prosedur/cara
membandingkan
informasi
untuk
memperbaiki
kegiatan
prigram
yang
sedang
lxxii
c. Evaluasi summative:
Evaluasi yg dilakukan untuk menilai hasil keseluruhan dari suatu
program yang telah selesai dilaksanakan. evaluasi ini dilakukan pada
akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program, guna
menilai keberhasilan program
d. Evaluasi formative
Evaluasi. yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan program dengan
tujuan untuk mengubah atau memperbaiki program. program yang
sedang berjalandan didasarkan atas kegiatan sehari-hari mingguan,
bulanan bahkan tahunan, atau waktu yang relatif singkat
e. Evalusia hipotesis
Evaluasi hipotesis adalah suatu hipotesa program yang dinyatakan
dalam suatu rumusan bagi desain/pedoman evaluasi.
Adequacy
Adequascy adalah ketepatan, tepat dalam arti cocok dengan yang
dimaksud dalam proses perencanaan kesehatan lingkungan. Dalam hal
ini adequacy akan diartikan sejauh mana suatu problema kesehatn yang
menimbulkan masalah kesehatan lingkungan dapat dipecahkan
manakala menggunakan suatu program tertentu dapat memberikan
suatu liputan (coverage), hasil (output), dan keuntungan-keuntungan
dalam menanggulangi suatu masalah tersebut.
B. Program yang perlu dievaluasi
Tidak semua program dibidang kesehaan perlu dievaluasi. Programprogram prioritas yang dievaluasi ialah :
lxxiii
1.
2.
3.
C. Proses Evaluasi
Proses kegiatan evaluasi secara keseluruhan dapat di simpulkan atas 4
dimensi/langkah kegiatan .
(1). Dimensi kegiatan berfikir secara konsepsual. Kegiatan disini meliputi
: 1). Formulasi tujuan, sasaran dan manfaat evaluasi. 2). Formulasi
sumber dan informasi yang dibutuhkan. 3). Formulasi kriteria yang
akan digunakan. 4). Formulasi model/kerangka kerja arau rancang
bangun.
(2). Dimensi kegiatan operasional.
Kegiatan disini meliputi kegiatan pengumpulan informasi baik melalui
kegiatan wawancara, observasi, nominal group tehnique, dan lain-lain.
Jenis informasi bisa primer ataupun sekunder.
(3). Dimensi kegiatan penilaian.
Kegiatan disini meliputi kegiatan :1). Formulasi derajat kebersihan . 2).
Formulasi dan identifikasi maslah. 3). Formulasi faktor-faktor
penunjang penunjang dan penghambat program. 4). Formulasi sebab
ketidak berhasilan program.
(4). Dimensi kegiatan tindak lanjut.
lxxiv
lxxv
Adequacy of effort =
Jumlah kegiatan dilaksanakan
100%
100%
lxxvi
Di bedakan effisiensi tehnis dan effisiensi biaya. Effisiensi biaya bial suatu
unit pelayanan : misalnya kunjungan, vaksinasi dll, dikaitkan dengan uang.
Effisiensi tehnis bila hasil suatu unit pelayanan dikaitkan dengan waktu,
metoda, sumber daya dan sumber lain.
EFFEKTIVITAS
Effektivitas menggambarkan akibat /efek yang diinginkan oleh suatu
program, kegiatan, institusi dalam usaha mengurangi masalah kesehatan.
Effektivitas juga dipergunakan untuk mengukur derajat keberhasilan dari suati
usaha tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
DAMPAK = IMPAK
Menggambarkan akibat keseluruhan dari program, kegiatan, institusi dalam
pengembangan kesehatan masyarakat dan pengembangan sosio ekonomi.
Penilaian dampak dibidang kesehatan, terutama ditujukan untuk menentukan
perubahan akibat pelaksanaan program agar dapat memberikan keuntungan
kepada derajat kesehatan (health status). Angka kematian, angka kesakitan dan
angka kecacatan adalah komponen yang ada pada health status.
F. Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan
Contoh; Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam membuat evaluasi
program kesehatan lingkungan berbasis masyarakat (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring
dan evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
lxxvii
lxxviii
Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-13 s/d 14 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke tiga
belas sampai ke empat belas
menyajikan
Untuk memperdalam
lxxix
DAFTAR PUSTAKA
lxxx