Anda di halaman 1dari 80

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP)

LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

Judul
PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh
ANWAR DAUD, SKM.,M.Kes

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan Nomor: 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari 2008

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FEBRUARI 2008
1

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN


PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVRSITAS HASANUDDIN 2008

Judul :

: Penetapan Prioritas Masalah Dalam Bidang Kesehatan


Lingkungan
Nama
: Anwar Daud, SKM,M.Kes
NIP
: 132 061 569
Pangkat/Golongan
: Lektor kepala/Ivb
Jurusan
: Kesehatan Lingkungan
Fakultas/Universitas
: Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Jangka Waktu Kegiatan : 1 (satu) bulan
Mulai 04 Januari 2008 s/d 04Februari 2008
Biaya yang diusulkan : Rp. 4.000.000,- (Empat juta rupaih)
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai
dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor:
469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Januari 2008

Makassar, 04 Februai 2008


Mengetahui
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Dekan,

Pembuat Modul,

Prof.dr.Veni Hadju, MSc, Ph.D.


NIP. 131 792 035

Anwar Daud, SKM.,M.Kes.


NIP. 132 061 569

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat kesehatan, keuatan
yang diberikan sehingga penulisan modul pembelajaran berbasis SCL ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Modul pembelajaran berbasis SCL ini merupakan modul
yang dikembangkan di Jurusan Kesehatan Lingkungan pada mata kuliah Perencanaan dan
Evaluasi Kesehatan Lingkungan.
Dengan selesainya modul ini tidak terlepas dari bantuan teman-teman baik dalam bentuk
saran maupun kritikan yang sifatnya membanguna. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1). Rektor Universitas Hasanuddin atas kesempatan yang
diberikan untuk meningkatkan kapasitas kami dalam peningkatan proses pembelajaran di Unhas,
2). Pimpinan dan staf Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Unhas sebagai fasilitator
dalam pengembangan pembelajaran berbasis SCL ini, 3). Dekan FKM-Unhas atas kesempatan
yang diberikan untuk mengikuti pelatihan SCL sekaligus penulisan Modul pembelajaran ini, 4)
dan semua pihak yang ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, wassalam.

Makassar, 04 Februari 2008


Penyusun,

Anwar Daud, SKM.,M.Kes.

RINGKASAN

Fungsi perencanaan lingkungan adalah fungsi terpenting dalam manajemen kesehatan


lingkungan, oleh karena itu fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Fungsi perencanaan lingkungan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen kesehatan
lingkungan secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen
lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan manajerial akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses
pencapaian tujuan secara efisien dan efektif.
Modul ini menggambarkan secara jelas dua dokumen dalam proses perencanaan
kesehatan lingkungan berbasis masyarakat. Dokumen pertama berhubungan dengan tindakan dan
perencanaan di dalam kesehatan lingkungan pada penduduk Indonesia secara luas. Dokumen
kedua adalah menguatkan perencanaan berbasis masyarakat di Sulawesi Selatan.
Piagam Australian untuk Kesehatan Lingkungan memperkenalkan bahwa semua orang
berhak atas tempat di dalam suatu lingkungan yang sehat dan aman. Piagam ini mengedepankan
tanggung-jawab dasar terhadap kesehatan lingkungan untuk masyarakat dan individu, industri
dan pemerintah.
Masalah adalah antara harapan dan kenyataan atau apa yang telah ditetapkan/ditargetkan
tapi dalam kenyataan tidak demikian. Rumusan masalah program berbeda dengan rumusan
masalah kesehatan

lingkungan atau kesehatan masyarakat yang dikaji dari dampak sistem

pelayanan kesehatan atau out come. Aktifitas manajemen program tidak akan langsung
memecahkan masalah kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat karena aktifitas
manajemen hanya ditujukan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan pelayanan kesehatan
(seperti peningkatan efisiensi, efektifitas dan rasionalitas kegiatan program) yang ditujukan
untuk mencapai target menurunkan angka kejadian penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.

Program kesehatan lingkungan merupakan suatu program yang tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan masyarakat dengan memodifikasi tidak hanya
4

pada faktor-faktor lingkungan fisik maupun sosial, namun juga terhadap pola perilaku
masyarakat yang serasi dengan program yang dipilih.
Program kesehatan lingkungan berguna untuk menunjang pelaksanaan aksi perencanaan
kesehatan lingkungan yang berbasis masyarakat. Dalam Program kesehatan lingkungan
mempunyai beberapa hambatan yaitu sumber daya manusia, dan kondisi lingkungan.
Evaluasi kesehatan lingkungan merupakan suatu rangkaian perencanaan kesehatan
lingkungan yang tujuannya untuk menilai kegiatan yang telah selesai maupun sedang berjalan
guna melihat apakah ada yang perlu diperbaiki atau dimodifikasi sehingga tujuan dan sasaran
dari proyek/kegiatan atau usaha itu bisa tercapai. Dalam evalusi program kesehatan lingkungan
ada beberapa metode yang digunakan baik secara modern maupun secara tradisional. Tidak
semua program perlu dievaluasi karena program yang perlu dievaluasi hanyalah program yang
mempunyai dampak atau keuntungan yang besar atau luas terhadap perkembangan masyarakat.

PETA KEDUDUKAN MODUL

01) Prinsip Dasar Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan

02. Perencanaan kesehatan lingkungan berbasis masyarakat

03. Penetapan prioritas masalah dalam bidang kesehatan lingkungan

04. Program kesehatan lingkungan di Indonesia

05. Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................

ii

KATA PENGANTAR .........................................................................

iii

RINGKASAN .....................................................................................

iv

PETA KEDUDUKAN MODUL ........................................................

vi

DAFTAR ISI .......................................................................................

vii

MODUL I Prinsip Dasar Sistem Manajemen Kesehatan


Lingkungan....................................................................

MODUL II. Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis


Masyarakat ....................................................................

13

MODUL III .Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Dalam Bidang


Lingkungan......................................................................

41

MODUL IV. Program Kesehatan Lingkungan di Indonesia ..............

52

MODUL V. Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan .....................

70

LAMPIRAN : RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL


Mata Kuliah : Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan

MODUL I

JUDUL : Prinsip Dasar Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan


BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Fungsi perencanaan lingkungan adalah fungsi terpenting dalam manajemen
kesehatan lingkungan, oleh karena itu fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Fungsi perencanaan lingkungan merupakan landasan dasar
dari fungsi manajemen kesehatan lingkungan secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi
perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan
dengan baik. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efisien dan efektif.
Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu perumusan strategi dan
penerapan strategi. Pada fase perumusan strategi ditetapkan tujuan dan
kebijaksanaan umum organisasi. Di sini dibutuhkan keterampilan manajerial yang
bersifat konseptual. Untuk fase penerapan strategi ditentukan upaya pencapaian
tujuan. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan manajerial yang bersifat teknis.
Perumusan strategi biasanya dikerjakan oleh pimpinan puncak suatu organisasi
sedangkan implementasinya dikerjakan sepenuhnya oleh para manajer pelaksana
dikordinir oleh manajer tingkat menenga.

B. Ruang Lingkup isi


Ruang lingkup modul I ini adalah :
1. Pengertian Perencanaan Kesehatan Lingkungan
2. Keuntangan dan Kerugian Perencanaan Kesehatan Lingkungan
3. Pengertian Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan
4. Langkah-Langkah Dalam Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan

C. Kaitan Modul
Modul ini adalah pertama yang membahas tentang perencanaan kesehatan, sistem
manajemen kesehatan lingkungan.
Pada modul ini diberikan konsep dasar, pengertian, keuntungan dan kerugian serta
langkah-langkah dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan. Setelah modul
pertama ini dilanjutkan dengan modul berikutnya yaitu modul tentang perencanaan
kesehatan lingkungan berbasis masyarakat.

D. Sasaran Pembelajaran Modul


Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa semester ganjil (awal) Jurusan
Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas hasanuddin.

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Kesehatan Lingkungan


Perencanaan Kesehatan Lingkungan adalah sebagai proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan lingkungan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan
menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di bidang kesehatan lingkungan, perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses
untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan lingkungan di masyarakat,
menetukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapakan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut..
Dari defenisi di atas, perancanaan kesehatan lingkungan akan menjadi efektif kalau
perumusan masalah dibuat berdasarkan fakta-fakta, dan bukan berdasarkan atas
emosi angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data sebagai
penunjang rumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan
alternatif tindakan yang terbaik untuk tujuan organisasi. Perencanaan kesehatan
lingkungan juga merupakan suatu keputusan apa yang akan dikerjakan di masa
yang akan datang yaitu suatu rencana yang diproyeksikan dalam suatu tindakan.
Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan kesehatan
lingkungan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi
berdasarkan analisis secara sistematis situasi di luar (external) dan di dalam
(internal) organisasi.
Melalui perencanaan kesehatan lingkungan yang sudah tersusun lengkap,
seseorang akan dapat dengan jelas mengetahui tujuan program atau tujuan sebuah
projek, jenis dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan program
tersebut, Jumlah dan jenis kualifikasi staf yang dibutuhkan untuk melaksakan
kegiatan program, model kepemimpinan, komunikasi dan pengawasan yang perlu
dikembangkan

oleh

manajer

(penanggung

jawab

program)

yang

perlu

dilaksanakan. Karena perencanaan kesehatan lingkungan juga mengandung


keuntungan dan kerugian, Para manajer program sebaiknya mewaspadai jenis
10

kerugian yang mungkin akan muncul pada saat penyusunan perencanaan yang
mungkin akan menjadi hambatan dalam pengembangan program.
B. Keuntangan dan Kerugian Perencanaan Kesehatan Lingkungan
1. Keuntungan Perencanaan kesehatan lingkungan
a)

Berbagai macam aktifitas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dapat


dilakukan secara teratur

b)

mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif

c)

Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai

d)

Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama fungsi


pengawasan

2. Kerugian Perencanaan kesehatan Lingkungan


a)

Mempunyai keterbatasan dalam hal informasi dan fakta-fakta tentang masa yanag
akan datang

C.

b)

Memerlukan biaya yang cukup banyak

c)

Mempunyai hambtan psikologis

d)

Menghambat timbulnya inisiatif

e)

Menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil

Penegertian Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan (SMKL)


Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan adalah Suatu siklus perencanaan yang
berkesinambungan, menerapkan, meninjau ulang dan meningkatkan aksi dan proses suatu
organisasi yang harus melakukan pertemuan

di lingkungannya. Suatu SMKL efektif

dibangun melalui konsep TQM. Untuk meningkatkan manajemen kesehatan lingkungan,


organisasi anda harus memusatkan tidak hanya pada hal-hal apa yang terjadi tetapi juga
pada mengapa itu terjadi. Dari Waktu Ke Waktu, sistematika identifikasi dan mengoreksi
defisiensi sistem ke arah lingkungan yang lebih baik tampilannya. ( dan keseluruhan
organisatoris)
Apakah kamu tertarik belajar lebih banyak tentang bagaimana suatu SMKL dapat
membantu organisasi anda? Jika Demikian, mari kita memperhatikan beberapa kunci
konsep sistem manajemen dan bagaimana mereka diterapkan dalam area lingkungan.

11

Peningkatan yang
Berkesinambungan:
Perubahan EHMS
kebentuk yang lebih baik
dan menyeluruh

B.

Langkah-langkah dalam Sistem Manajemen


Kesehatan Lingkungan

Gambar 1.Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan (SMKL)

Kebijakan Kesehatan
Lingkungan

Tinjauan Ulang
Manajemen

Perencanaan

Implementasi
Aksi Pengecekan/ Koreksi

Sumber : Stapleton, Philip J. et al, 2001,


menjelaskan konsep sistem manajemen kesehatan lingkungan ( SMKL) untuk mendukung dan
memudahkan pengembangan SMKL antar organisasi menengah dan kecil. Implementasi dari

12

suatu SMKL adalah suatu pendekatan fakultatif untuk meningkat;kan kualitas lingkungan.
Beberapa tahun yang lalu, banyak organisasi sektor swasta dan publik sudah menerapkan SMKL
Kotak 2. Organisasi SMKL
Mengapa
Perlu

Organisasi

Mempunyai

itu

Menguraikan banyak keuntungan-keuntungan suatu SMKL

suatu

dan bagaimana sistim yang demikian dapat membantu

SMKL

organisasi itu untuk bersaing dan berhasil baik di dalam


pasar global masa kini.

Konsep kunci SMKL

Meringkas keseluruhan konsep sistem manajemen. Bagian ini


menjelaskan suatu sistem manajemen dan apa yang

harus

dilakukan pada tempatnya agar SMKL dapat sukses


Elemen kunci pada SMKL

Menyediakan bimbingan terperinci bagaimana masing-masing


elemen dari SMKL anda

bisa dirancang dan diterapkan.

ndiskusikanah masing-masing elemn kunci dari suatu SMKL


dan menyarankan bagaimana cara menempatkan

pada

tempatnya
Roadmap untuk

Menguraikan suatu urutan kejadian atau " roadmap" untuk

Pengembangan SMKL

menerapkan elemen-elemn kunci dari SMKL dan menjelaskan


mengapa implementasi dari elemen-elemen tertentu mungkin
mendahului yang lain.

Catatan Tambahan

Menguraikan sumber informasi SMKL yang

berhubungan

dengan EPA dan program nasional. Juga menguraikan proses


pendaftaran SMKL, seleksi dan kerjasama dengan suatu
pencatat.

Kotak

Alat

(Catatan

Tambahan

A)

contoh

menyediakan SMKL kebijakan, prosedur dan peralatan lain


yang dapat dikaitkan dengan kebutuhan organisasi anda..
Contoh prosedur yang diadopsi dari SMKL yang digunakan
oleh organisasi yang sudah menerapkan SMKL.

Apakah organisasi anda memerlukan suatu SMKL? Dengan Baik, tanyakan diri anda pertanyaan
berikut.

13

Apakah organisasi anda diperlukan untuk memenuhi ketentuan peraturan dan hukum lingkungan
yang berlaku?
Apakah kamu mencari jalan untuk meningkatkan kualitas lingkungan?
Apakah status lingkungan organisasi anda sepakat dalam suatu kewajiban penting?
Apakah suatu ketiadaan sumber daya atau waktu mencegah organisasi anda dari memanage
kewajiban lingkungan nya secara efektif?
Apakah hubungan antara tujuan lingkungan organisasi anda dan tujuan lain belum jelas?
Kotak 2. Pembiayaan dan Manfaat SMKL
Biaya Potensial

Manfaat Potensial

Internal

1. Meningkatkan cakupan lingkungan

. manajerial waktu staff .waktu karyawanyang

2. Peningkatan Pemenuhan

lain

3. Pencegahan

( Catatan: Biaya tenaga kerja internal

sesuai dengan

SMKL sumber daya yang

dibelanjakan oleh kebanyakan organisasi)


Eksternal
Potensi bantuan berkonsultasi Pelatihan
personil di luar

pencemaran/sumber

konservasi
4. Pelanggan baru/pasar
5. Meningkatkan efisiensi/ mengurangi
biaya-biaya
6. Meningkatkan moril karyawan
7. Meningkatkan image dengan publik,
peraturan, pemilik dana, investor
8. Kesadaran

karyawan

terhadap

isu

lingkungan dan tanggung-jawab

Jika organisasi anda telah siap untuk mempertimbangkan sistem manajemen kualitas (ISO 9001
sebagai contoh) kamu akan menemukan sinergi penting antara apa yang kamu perlukan untuk
manajemen berkualitas dan manajemen lingkungan ( lihat di bawah ini).
Box. 3. Beberapa aspek umum kualitas dan sistem manajemen kesehatan lingkungan
Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen Kesehatan Lngkungan

Quality Policy

Environmental Health Policy

Adequate Resources

Adequate Resources

Responsibilities and Authorities

Responsibilities and Authorities

14

Training

Training

System Documentation

System Documentation

Process Controls

Operational Controls

Document Control

Document Control

System Audits

System Audits

Management Review

Management Review

Sumber : Stapleton, 2001


Satu catatan akhir: Organisasi kecil dan menengah sering mempunyai keuntungan tertentu
melebihi organisasi yang lebih besar di dalam menentukan manajemen lingkungan efektif. Pada
organisasi yang lebih kecil, bentuk komunikasi biasanya lebih pendek, struktur organisasi lebih
ramping/kurang kompleks, orang sering melaksanakan berbagai fungsi, proses yang telah
disiapkan. dan mengakses ke manajemen lebih sederhana. Ini dapat keuntungan nyata untuk
manajemen lingkungan yang efektif.
Kebanyakan model SMKL ( termasuk standard ISO 14001, diuraikan kemudian) dibangun
pada " Rencana, Apakah melakukan pemeriksaan, tindakan" model Shewart dan Deming. Yang
memperkenalkan konsep peningkatan [yang berkesinambungan.

Gambar 2: Model Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan

Plan
Do

Act
Check

15

Model SMKL diuraikan di dalam pedoman ini, " Rencana, Kegiatan, pemeriksaan, tindakan"
langkah-langkah yang telah diperluas ke dalam tujuh belas elemen-elemen yang dihubungkan
bersama-sama. Elemen-elemen SMKL ini dan keterkaitannya.
Beberapa kunci keberhasilan SMKL termasuk
Menerapkan prinsip TQM kepada area lingkungan dan sumber daya

yang memadai

menyediakan tenaga manajemen puncak. Untuk memulai dan mendukung kegiatan SMKL,
manajemen puncak harus mengkomunikasikan kesemua karyawan suat hal yang penting: 1).
pembentukan kesehatan lingkungan adalah suatu prioritas organisatoris

(berpikir tentang

efektifitas manajemen kesehatan lingkungan sebagai pokok kemajuan organisasi), 2).


pengintegrasian manajemen kesehatan lingkungan secara menyeluruh ( berpikir tentang
lingkungan sebagai bagian dari product/service dan pengembangan proses dengan aktivitas
lain), 3).memperhatikan masalah sebagai peluang (mengidentifikasi masalah, menentukanlah
sebab utama dan munculnya masalah pencegahan)
Fleksibilitas
Suatu SMKL yang efektif harus dinamis untuk mengijinkan organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan cepat untuk mengubah lingkungan. Karena alasan ini, kamu perlu memelihara SMKL
yang fleksibel dan sederhana. Ini juga membantu SMKL yang dapat dimengerti setiap orang
yang harus menerapkan termasuk manajer organisasi dan karyawan yang lain
Gambar 3: Langkah-langkah Awal Perencanaan Sistem Manajemen Kesehatan
Lingkungan
Jaminan Komitmen
Manajemen

Menjaga
pertemuan
awal
Menjamin sumber
daya, bantuan

Memilih
EHMS
Baik

Membangun
Implementasi
Tim

Melakukan tinjauan
ulang

Pengembangan
rencana proyek,
jadwal
Memonitor dan
mengkomunikasikan
program

Awal pelibatan
karyawan

SIAP!
E. Indikator Penilaian
16

Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:


1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan Contoh;
Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja Sama Tim
Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam menetapkan prioritas
masalah kesehatan lingkungan (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring dan evaluasi
kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
6. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan; Ketelitian;
Kemampuan Analogi (20)

17

BAB III. PENUTUP

Kuliah ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-2 s/d 4 dari mata kuliah Perencanaan
dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,.

Pada kuliah/pertemuan ke dua sampai ke empat

menyajikan materi tentang pengertian, keuntungan dan kerugian, sistem manajemen dan
langkah-langkah dalam sistem manajemen kesehatan lingkungan. Pada kuliah selanjutnya secara
berturut-turut dibahas modul II sampai modul V.
Dengan demikain

penyajian kelima sub pokok bahasan tersebut, dapat membuka

khasanah pengetahuan mahasiswa tentang perencanaan dan evaluasi kesehatan lingkungan,


sehingga dapat menerima pelajaran selanjutnya yang bersifat lebih dalam dan menuntut
penghayatan dan kreatifitas. Perlu juga dipelajari secara mandiri mekanisme kerja masingmasing fungsi perencanaan kesehatan Lingkungan. Untuk memperdalam pembahasan modul ini
mahasiswa diberikan tugas, diskusi kelompok dan portfolio.
Tugas :
1. Minggu 3
Membuat tugas Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan di daerahnya masisng-masing
(lingkupnya desa/kelurahan). Diskusikan dengan teman sekelompok anda, dan buat sebuah
porto folio yang memuat tentang :

Mengapa anda memilih topik itu, apa tujuannya, siapa sasarannya, kapan
dilaksanakan, bagaimana keberlanjutannya.

Mungkinkah ini bisa diterapkan di tempat lain? Berikan alasan.

18

DAFTAR PUSTAKA

A. Kerde, The National Environmental Health Action Plan Of Estonia, Was Approved By The
Government Of Estonia,1999
Anonimus, National Environmental Health Action Plan Minister of Health of the Slavak
Republic, 2000
Anonimus, Environmental Health: Technical And Program Background, U.S. Agency For
International Development Bureau For Global Health, 2004.
Anonimus, Action Plan,Environmental Health, Implementing more Powerful Policy, 2002
Anjus et al, Technical Assistance to the Government of India for Urban Health Planning and
NationalGuidelines, NEHAP,2004.
Christopher L. McGahey, Urban Environmental Health Pilot Activities Evaluation of Progress
and Lessons Learned, 2001
George V.& Michael F, The National Health Action Plan, 1997
Jarkko Eskola, Finnish Environmental Health Action Plan, Helsinki,1997
Jill M. D. & Christopher M, Urban Environmental Health Strategies Three Community-based
Environmental Sanitation and Hygiene Projects Conducted in the Democratic Republic
of Congo, Activity Report 119, 2003
NEHAP, Brief Analysis Of The Status Of Environmental Health And Its Impact On The
Population In The Republic Of Macedonia And Action Plan, National Environmental
Health Action Plan, 2000
Philip J, Environmental Management Systems: An Implementation Guide for Small and
Medium-Sized Organizations,2001
Stapleton, Philip J. et al,
Environmental Health Management System, An Implementation
Guide for Small and Medium-Sized Organizations, Second Edition, NSF ISR 789 N.
Dixboro Road Ann Arbor, MI 481581-888-NSF-9000. 2001,
Stephenson, Peter, Environmental Health Planning And Action, A Handbook For Indigenous
Practitioners Prepared By Indigenous Communities Environmental Health Workforce
Capacity Building Program, University Of Western Sydney,2003,
Siddharth A.,& Arti M, Participatory Community Health Enquiry and Planning in Selected
Urban Slums of Indore, Madhya Pradesh, 2004
Suzanne McKenzie, Society and Health Handbook, 2006
Roy Steven N., et al , Making Cities Work The Greater Cairo Healthy Neighborhood
Program An Urban Environmental Health Initiative in Egypt, EHP, Activity Report
142, 2004
WHO, Palau National Environmental Health Action Plan (NEHAP) 2004-2007, World Health
Organization Regional Office for the Western Pacific, 2003.
WHO, Evaluation of Swedish and International Health Related Environmental Objectives: A
Pilot Study for WHO, Autumn 2002
WHO, External evaluation of the impact of WHO environmental health policies and action plan
in Bulgaria, 2002,

19

MODUL II

JUDUL : Proses Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul ini menggambarkan secara jelas dua dokumen dalam proses perencanaan
kesehatan lingkungan berbasis masyarakat. Dokumen pertama berhubungan dengan
tindakan dan perencanaan di dalam kesehatan lingkungan pada penduduk Indonesia
secara luas. Dokumen kedua adalah menguatkan perencanaan berbasis masyarakat di
Sulawesi Selatan.
Modul ini disiapakan untuk dibaca terutama untuk mahasiswa, LSM, Praktisi
kesehatan lingkungan lokal, tokoh masyarakat dan masyarakat lokal. Tiap-Tiap usaha
telah dibuat sesuai kebutuhan dan pengalaman Masyarakat Sulawesi Selatan dan
Indonesia pada umumnya. Tetapi kita harus mengenal perbedaan masyarakat lokal dan
tantangan yang dihadapi masing-masing, ketersediaan sumber daya dan keterampilan
serta minat individu. Kita mengajak mereka untuk menggunakan modul ini untuk
kesesuaian masyarakat setempat dan untuk mengetahui dengan baik kegiatan apa yang
dapat dilakukan dan apa yang\ tidak.
Piagam Australian untuk Kesehatan Lingkungan memperkenalkan bahwa semua
orang berhak atas tempat di dalam suatu lingkungan yang sehat dan aman. Piagam ini
mengedepankan tanggung-jawab dasar terhadap kesehatan lingkungan untuk masyarakat
dan individu, industri dan pemerintah.
Pekerja

Kesehatan

Lingkungan

berbasis

masyarakat

(Community-Based

Environmental Health Workers-EHWs) telah berperan penting untuk mengurangi risiko


lingkungan terhadap kesehatan penduduk.

E. Ruang Lingkup isi


Ruang lingkup modul II ini adalah :
20

1. Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat


2. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat

F.

Kaitan Modul
Modul ini adalah kedua yang membahas tentang perencanaan kesehatan lingkan
berbasis masyarakat (Community-Based Environmental Helath Planning) dan
langkah-langkah perencanaan kesehatan lingkungan berbasis masyarakat.
Pada modul ini diberikan tentang perencanaan efektif dan sesuai keinginan
masyarakat, Kekuatan Perencanaan EHWs, Perencanaan Kesehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat yang Praktis. Setelah modul kedua ini dilanjutkan dengan modul
berikutnya yaitu modul

tentang Penetapan Prioritas Masalah dalam Bidang

Kesehatan Lingkungan

G. Sasaran Pembelajaran Modul


Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa semester Ganjil (Awal) Jurusan
Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas hasanuddin.

21

BAB II. PEMBAHASAN

A. Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (Community-Based


Environmental Helath Planning)
Gagasan perencanaan kesehatan lingkungan di dalam masyarakat sangat sederhana.
Adalah bertindak untuk memutuskan apa yang kamu ingin atau harus lakukan untuk
mengatur kesehatan lingkungan di dalam masyarakat, sekarang dan di masa datang,
dan bagaimana kamu akan meninggalkan sesuatu pada masyarakat.
Perencanaan kesehatan lingkungan pada masyarakat anda mungkin sebuah proses baru
tetapi perencanaan berbasis masyarakat umumnya bukan hal baru. Perencanaan telah
dilakukan oleh sekelompok anggota masyarakat, dengan bantuan karyawan dan
anggota yang terpilih serta tokoh masyarakat untuk tahun sekarang menjadi
kepercayaan bahwa pengembangan masyarakat mengapa dan untuk apa.
1. Perencanaan Berbasis Masyarakat:
a) apakah

proses

berkelanjutan

dalam

menentukan

tujuan

dan

strategi

pengembangan untuk mencapai tujuan.


b) mempromosikan dan mengendalikan penduduk dari apa yang terjadi di dalam
masyarakat.
c) Apa yang terbaik dilaksanakan oleh anggota masyarakat, dan bukan oleh
konsultan eksternal atau penasehat.
Perencanaan berbasis masyarakat yang baik tidak mengabaikan atau kurang
memikirkan penggantian proses perencanaan yang ada. Oleh karena itu adalah sangat
menolong untuk menilai sistem perencanaan yang ada di dalam masyarakat sebelum
menetapkan suatu proses perencanaan kesehatan lingkungan baru yang spesifik.
Untuk melakukan ini kamu harus tanyakan diri sendiri:
Bagaimana perencanaan siap untuk dilaksanakan di dalam masyarakat.
Aspek yang mana direncanakan agar menyentuh kehidupan masyrakat, dan mana yang
tidak. Apakah informasinya pendek dalam perencanaan dasar? Bagaiaman mengoleksi?
Siapa yang mengset prioritas? Apa dasarnya?

22

a. Apakah perencanaan efektif dan sesuai keinginan masyarakat?


Masyarakat dapat menilai tujuan terdahulu untuk melihat jika ini telah dicapai. Jika tidak,
mengapa bukan? Jika masyarakat belum menemukan tujuan sebelumnya, proses perencanaan
yang efektif atau sesuai? Barangkali beberapa tujuan yang diinginkan untuk mencapai.
Barangkali beberapa tujuan tak realistis. Barangkali beberapa hasil akan telah lebih baik jika
kelompok tertentu tadinya yang dilibatkan. Adakah tujuan yang disampaikan ke pemerintah
dan melakukan/ mereka mendengarkan?
Apakah perencanaan kesehatan lingkungan cukup ditujukan?
Kesehatan lingkungan tidak mungkin telah diberi prioritas tinggi di dalam perencanaan
komunitas sebelumnya. Apakah kamu ingin mulai perencanaan kesehatan lingkungan pada
skala kecil atau menggabungkan dengan segera ke dalam pendekatan perencanaan komunitas
yang lebih besar? Tidak ada jawaban atas salah satu pertanyaan ini dan pilihan lain. Mungkin
ada pertimbangan yang lebih baik untuk mulai mengembangkan dari rencana kesehatan
lingkungan yang kecil dan spesifik. Secepatnya meskipun demikian kamu akan harus
menghubungkan rencana itu ke dalam sistem perencanaan komunitas yang lebih luas.
Salah satu cara, merencanakan kesehatan lingkungan baik adalah sangat penting untuk
keamanan bangunan dan masa depan kesehatan untuk masyarakat. Perencanaan kesehatan
lingkungan yang baik akan menghasilkan aktivitas terperinci dan ter jadwal sesuai dengan
dengan kegiatan-kegiatan perencanaan masyarakat yang lain. Perencanaan menjadi
bermanfaat kalau menentukan prioritas, implementasi dan pengambilan keputusan yang
terjadwal dan secara hati-hati memecahkan persoalan, sejumlah masyarakat perlu untuk
dilibatkan. Banyak dari masyarakat ini tidak mungkin mempunyai kesadaran penuh akan
pentingnya kesehatan lingkungan, tetapi memperoleh dukungan dari mereka akan sangat
penting untuk penguasaan pengenalan kesehatan

lingkungan pada masyarakat untuk

peningkatan dan perubahan pencapaian yang berkelanjutan


c. Kekuatan Perencanaan, EHWs akan mampu:
1. menetapkanlah suatu visi jelas dan satu set tujuan dan sasaran kesehatan lingkungan pada
masyarakat;
2. mengambil keuntungan dari peluang dan menyadari dan memenege ancaman;

23

3. Menginformasi secara langsung tentang keinginan kesehatan lingkungan ke dalam


perencanaan

dan sistem anggaran dari masyarakat itu sendiri, baik secara regional

nasional yang dinyatakan tergantung pada para donatura


4. mengjustifikasi keinginan masyarakat;
5. menunjukkan kerjasama dalam pembiayaanm para donatur masyarakat apa yang ingin
dilakukan untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan masa depan;
6. membantu para agen menilai usulan proyek dengan cepat;
7. meminta inter agen kerjasama pada proyek;
8. Mengsetup perencanaan dan manajemen operasional yang disediakan;
9. meningkatkan hubungan masyarakat dengan region konsultan, para agen pemerintah lain
dan kelompok yang tertarik;
10. Harus diberitahukan sebelum membuat keputusan dan memahami dampak jangka panjang
dari keputusan ini.
Dengan dokumen kedua aktivitas kesehatan lingkungan berorientasi sekarang dan ke
depan di dalam masyarakat, CEHAPS dapat membantu dalam menyimpan satu pandangan
pada gambar besar' dengan waktu yang sama seperti anda berhadapan dengan hari-hari kerja.
Mereka dapat digunakan untuk pertunjukan lokal, regional dan nasional atau Organisasi yang
mempunyai suatu strategi pada tempatnya dalam hubungan dengan isu pada masyarakat.
Mereka dapat bantuan yang digunakan untuk menjamin dukungan yang diperlukan dari
stakeholder internal (sebagai contoh, anggota dewan masyarakat dan manajer CDEP) dan
stakeholder eksternal (contoh, HAKLI, ASPEKLIN)
Kesehatan lingkungan tidak perlu merencanakan suatu bentuk standar. EHWs dapat
bekerja dengan masyarakat untuk mendisain dokumen sendiri, tetapi itulah yang terbaik
dalam membuat rencana pada komputer yang dapat diperbaharui secara teratur dan dengan
mudah.
Worksheets disiapkan dalam bentuk Modul untuk memberi suatu struktur yang
menggunakan untuk beberapa bagian dokumen perencanaan dan proses implementasi.
Mungkin mereproduksi worksheet dan menggunakannya] ' seperti halnya', atau dapat
menyesuaikan keinginan yang lebih baik, atau dapat mengembangkan cara sendiri
penampilan rencana dan informasi rekaman.
d. Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat yang Praktis
24

Kita baru saja membaca tentang tujuan dan keuntungan-keuntungan perencanaan kesehatan
lingkungan. Sekarang kita ingin bertemu bagaimana itu bisa dilaksanakan. Bagian ke dua
Modul ini

menguraikan secara singkat enam

unsur-unsur penting dalam perencanaan

kesehatan lingkungan berbasis masyarakat:


1. Di mana memutuskan
2. Memulai dari mana
3. Mendapatkan mitra
4.Mengendalikan keinginan masyarakat
5. Pembuatan hal-hal yang akan terjadi
6. Menyongsong masa depan
Masing-Masing bagian ini diperkenalkan di bawah.
Dimana memutuskan
Kebanyakan praktisi kesehatan lingkungan dilatih untuk berpikir sampai merencanakan
apa yang mereka harus lakukan sebelum benar-benar mengaktualisasikan pekerjaan itu.
Contoh. Banyak yang sangat sederhana bisa dilakukan seperti pengambilan
sampel air pada masyarakat untuk diangkut ke laboratorium kota untuk analisa. EHWs
akan membuat rencana, sekurang-kurangnya di dalam kepalanya:
1. dari di mana sampel akan diambil;
2. peralatan apa yang

diperlukan sehingga sampel tidak terkontaminasi selama dan

setelah pengumpulan;
3. bagaimana sampel akan dilabel dan dikenali;
4. bagaimana sampel akan disiapkan untuk transportasi;
5. kapan dan bagaimana caranya sampel harus meninggalkan masyarakat cocok untuk
diterapkan dan tiba pada waktunya di laboratorium;
6. Apa laki-laki/perempuan yang

mungkin melakukan jika hasil terindikasi

mengkontaminasi air minum.


Setelah suatu gagasan/ide baik tentang apa

dan bagaimana mungkin mendekati

masing-masing pekerjaan kecil adalah penting untuk penggunaan waktu yang efisien dan
kelangkaan sumber daya. sama dikatakan untuk program jangka panjang dan besarbesaran di dalam kesehatan lingkungan. Program ini adalah sangat sukar untuk diatur

25

jika tidak dipikirkan secara hati-hati. Sebagai EHWs adalah suatu mata rantai penting
antara masyarakat dan manajer atau dewan masyarakat.
Kamu juga telah mempunyai koneksi dengan staf kesehatan berbasis masyarakat
lain ofiser perumahani, air dan kekuatan personil dan sejumlah anggota profesional dan
kontraktor lain yang mengunjungi masyarakat itu. Untuk menemukan apa sesungguhnya
dipikirkan stakeholder tentang lingkungan lokal dan kesehatan mereka sekarang, dan apa
yang mereka inginkan di masa datang.
Pengembangan Visi
Visi adalah suatu langkah penting pertama di dalam mengembangkan suatu rencana
kegiatan. Membantu memutuskan apa yang kamu dan masyarakat harapkan untuk
mencapainya. Setelah suatu visi dapat membantu mendapatkan ketersediaan sumber daya
kesehatan lingkungan masyarakat yang terbatas, Kamu tinggal mempelajari proyek dari
waktu ke waktu dan menolong kamu menghindari kekacauan. Visi adalah bukan target
tentang pengaturan. Pekerjaan ini berlangsung kemudian, kapan waktu berharga telah
disediakan untuk berpikir tentang masa depan kamu dan masyarakat. Visi adalah sedikit
seperti bermimpi dan bergeser gagasan/ide ke arah tujuan yang lebih tinggi untuk
tindakan dan pengembangan komunitas. Proses dalam penggunaan visi pertanyaan
berpikir maju dan kekuatan imajinasi untuk membantu kamu menggambarkan suatu masa
depan yang lebih baik. Pertanyaan Visi mempunyai kaitan dengan mengidentifikasi
secara ideal debgan baik, bermimpi dan menilai. Nilai-Nilai, cita-cita dan membagi
bersama tujuan oleh karena itu muncul betul-betul di dalam visi masyarakat.
B. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat
Visi dapat dilaksanakan dalam beberapa jalan yang berbeda: gambar, mengeluarkan
pendapat, pengalaman khusus bersama. Satu pendekatan mungkin digambarkan di empat
langkah-langkah berikut .
Langkah 1
Tanyalah penduduk yang tinggal dan bekerja dengan membayangkan apa yang akan dilihat
masyarakat seperti yang dikatakan pada 10 tahun yang lalu, jika semua isu kesehatan
lingkungan diatur dengan baik.
Tanya jawablah sama mereka untuk pertanyaan di dalam Box 1 seputar masa depan dan
bagaimana cara mencapainya.
26

Pertanyaan Visioner
1. Masyarakat kelihatan seperti apa di masa datang? (Uraikanlah

lingkungan yang

diinginkan masyarakat, sosial, kesehatan dan karakteristik ekonomi).


2. Karakteristik lingkungan apa yang telah dijaga dan meningkat? (Tentukanlah tempat di
sekitar masyarakat yang perlu untuk diawasi).
3. Pelayanan kesehatan lingkungan apa yang disajikan ke anggota masyarakat? (uraikanlah
semua pekerjaan yang mungkin sedang lakukan atau memanage masyarakat).
4. Jenis hubungan apa yang

ada? (putuskanlah bagaimana hubungan antara anggota

masyarakat, memilih anggota, manajer masyarakat, organisasi layanan para agen


regional, industri dan pebisnis).
5. Komponen masyarakat apa yang tinggal dan aktip harus dilindungi dari semua
pembiayaan? (tunjukanlah secara fisik utama, pertimbangan dan sosial rohani untuk
menjadi bagian dari masyarakat).
Jawab atas pertanyaan ini mungkin salah satu yang spesifik atau luas. Jawab luas
adalah berguna bagi menetapkan visi masyarakat sedang jawab yang lebih spesifik dapat
digunakan kemudian untuk membantu tujuan yang di-set sedemikian rupa, sehingga tidak
kehilangan informasi, ini adalah berguna bagi record gagasan dari stakeholder di dalam
sebuah kata-kata, gambar, atau bahkan pada video.
Langkah 2
Mengelompkkan berbagi kejadian pada langkah ini manakala semua orang memberikan
tanggapan terhadap langkah 1 (Step 1).
Langkah 3
Kembangkanlah yang sesuai untuk masa depan dengan mengidentifikasi kesesuaian bersama
yang berhubungan dengan rekaman semuanya untuk dilihat. kesesuaian bersama oleh semua
orang dijadikan dasar nilai umum.
Langkah 4
Kembangkanlah statemen nilai yang mencerminkan kesesuaian bersama. Statemen visi
kemudian adalah menghasilkan luaran visi proses. Hal itu menguraikan arah masa depan
lebih baik di dalam kesehatan lingkungan untuk masyarakat dan organisasi pemerintah.
Statemen perlu memasukkan nilai-nilai masyarakat yang paling utama, isu masyarakat dari

27

gambaran dan perhatian utama masa depan yang diinginkan masyarakat itu. Statemen visi
bertindak sebagai suatu titik awal untuk rencana aksi.
Lembaran Kerja 1 : Di mana kamu ingin bekerja?
Menentukan Visi Masyarakat
Visi Kita adalah:
5 untuk tinggal di suatu masyarakat di mana kita semua bekerja sama untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan lingkungan masyarakat kita.
masyarakat kita menjadi bersih, sehat dan aman untuk semua orang, bekerja dan saling
mengunjungi satu sama lainnya.
orang kita dapat menikmati hidup bermasyarakat dan mengembangkan lingkungan, secara
budaya, sosial dan ekonomis.
tidak punya permasalahan debu, hama dan binatang, tidak ada bangkai mobil dan sampah lain
Mengapa?
Sebab Visi Kesehatan Lingkungan
masyarakat adalah.
yang berada di sekitar kita dan tidak ada perilaku yang tidak suka bergaul.
..Bahwa generasi sekarang dan yang akan datang hidup lebih sehat dan lebih panjang harapan
4
masyarakat
kehidupan
mengembangkan
lingkungan,
secara
hidupnya,
di dalammenikmati
suatu lingkungan,
bekerjadan
dengan
baik bersama masyarakat
lokal, di
mana ada
suatu perasaan
mendalam
dari kebanggaan budaya, dan sosial serta tanggung jawab lingkungan
Mengapa?
Sebab

cultural,
sosialkami
dan akan
ekonomis.
adalah sangat dihargai.

3 masyarakat kita ingin menjadi bersih, sehat dan aman untuk semua orang yang
hidup, bekerja
dan saling mengunjungi satu sama lain.
Mengapa?
Sebab kami
akan .
2 tinggal di suatu masyarakat di mana kita semua bekerja sama untuk meningkatkan
kesehatan
dan kesejahteraan lingkungan masyarakat kita.
Mengapa?
Sebab
kami akan
1 Tidak punya permasalahan debu, hama dan binatang, tidak ada bangkai mobil
dan sampah lain berserakan di sekitar kita dan tidak ada perilaku yang tidak suka
Pada waktu 10 tahun kita inginkan masyarakat..?
Latihan 1 : Di mana kamu ingin bekerja?
Menentukan Visi Masyarakat
Visi Kita adalah:
5

Mengapa? Sebab Visi Kesehatan Lingkungan masyarakat adalah


4
Mengapa? Sebab kami akan .
3.
Mengapa? Sebab kami akan..

kami akan

2
28

Mengapa? Sebab kami

akan .

Pada waktu 10 tahun kita inginkan masyarakat..

Lembaran Kerja 2: Kertas Kerja Aksi Perencanaan


Contoh
Pernyataan Visi
Bahwa generasi sekarang dan yang akan datang angka harapan hidup mereka lebih sehat dan
lebih panjang, di dalam lingkungan di mana ada kesempatan baik untuk pekerjaan lokal, di mana
ada suatu perasaan kuat dari kebanggaan budaya, dan tanggung jawab lingkungan dan sosial
adalah sangat dihargai.
Tujuan
Masyarakat
bebas hama

Strategis
1.1. Menyusun
program bersih
halaman dari
rumah ke rumah

1.2. Kembangkan
program
pengamanan di
setiap rumah

1.3. Mendidik

Aksi

Indikator capaian

1.1.1. Menentukan
aktivitas & biayabiaya
1.1.2. Memperoleh
dukungan bantuan
dana
1.1.3. Menyusun hari,
staf dan sumber
daya
1.1.4. Mempromosikan
melalui dewan
sekolah, gereja,
mesjid, took &
radio
1.1.5. Melaporkan hasil
ke dewan.
1.2.1 Pertemuan dengan
penjaga rumah
1.2.2 Mendapat dukungan
dewan & anggaran
1.2.3 Mempromosikan
program
penyaringan
1.2.4 Install penyaringan
1.2 5 Laporkan hasil ke
dewan
Kembangkan aksi yang

Meningkatkan
jumlah
rumah tangga yang ambil
bagian
dalam
hari
kebersihan
masyarakat,
mengurangi halaman yang
berisi sampah, mengoleksi,
mengumpulkan
dan
membuang setelah masingmasing menyapu setiap hari
bersih.

Pengembangan indikator
capaian

Pengembangan indikator
29

masyarakat
sesuai
tentang jenisjenis hama
1.4. Kembangkan
Kembangkan aksi yang
kebijakan dewan sesuai
melalui peraturan
perundangundangan
1.5. Kembangkan
Kembangkan aksi yang
strategi lain
sesuai
Latihan : 2: Kertas Kerja Aksi Perencanaan

Tujuan

Strategis

Statemen Visi
Aksi

capaian

Pengembangan indikator
capaian

Pengembangan indikator
capaian

Indikator capaian

30

Lembaran kerja 3a : List Mitra masyarakat


Mitra Masyarakat
Title

Phone

Nama

Prof.
Dr
dr
SKM
SKP
Apt
Potensial Baru Mitra Masyarakat
Title
Phone
Nama
Father
Mother
Uncle
Brathers

Alamat

Fax

Email

Lainnya

Alamat

Fax

Email

Lainnya

Phone

Fax

Email

Lainnya

Phone

Fax

Email

Lainnya

Lembaran Kerja 3b : List Mitra Eksternal


Mitra Eksternal
Organisasi

Title &
Nama

Alamat

Depkes
IAKMI
HAKLI
PERSAKMI
PPI
PB
Potensial Baru Mitra Eksternal
Organisasi
Title &
Alamat
Nama
WHO
UNICEF
EPA
ATSDR
LSM

31

Lembaran Kerja 4: Kisi-Kisi Aplikasi Aksi Perencanaan


Nama Kegiatan

Prioritas

Siapa
Ketua?

Siapa
Berapa
Pembantu? lama?

Apa
sumber
Dayanya?
Pembantu
Sopir truk
dll
Clening
service dll
Tenaga
Kesehatan
Petani

Anggaran?
(Rp)

kebersihan halaman Utama


dari rumah ke rumah

EHWs

Mahasiswa

2 hari

Pengaman Pintu
dan jendela
Mengkomunikasikan
kepada masyarakat
tentang
pengendalian
nyamuk
Mengembangkan
pemeliharaan hewan
melalui peraturan
perundang-undangan
Melakukan
pengolahan air
bersih
Melakukan
pemilahan,
pengumpulan, dan
pembuangan sampah
yang benar

menengah

JR

Ibu rumah
tangga

1 hari

menengah

EHWs

menengah

EHWs

Peternak

1 bulan

Petugas
peternakan

1.500.000

Utama

EHWs

Utama

EHWs

Masyarakat
Mahasiswa
Siswa
Masyarakat
Mahasiswa
Siswa

Setiap
tahun

Petugas
PDAM

10.000.000

Setiap
tahun

Petugas
2.500.000
Kebersihan
Kota

5 hari

100.000

50.000
1.000.000

Latihan 4: Kisi-Kisi Aplikasi Rencana Aksi


Nama Kegiatan

Prioritas

Siapa
Ketua?

Siapa
Berapa
Pembantu? lama?

Apa
sumber
Dayanya?

Anggaran?
(Rp)

32

Lembaran Kerja 5 : Tabel Waktu Kegiatan


Strategy

Menyusun program
kebersihan halaman dari
rumah ke rumah

Aksi
Bulan
Minggu
Menentukan kegiatan dan
biayanya

Batas Waktu
Jan

Feb

mar

Apr

Mei

Jun

mar

Apr

Mei

Jun

keuntungan dukungan dan


anggaran
Menyusun jadwal, staff, sumber
daya
Mempromosikan melalui dewan,
sekolah, radio
Melaporkan hasil ke dewan
Mengembangkan program Pertemuan dengan penjaga rumah
pengamanan rumah
Mendapat bantuan dukungan dan
anggaran
Mempromosikan program
pengamanan
Membuat jejaring
Melaporkan hasil ke dewan
Menentukan Aksi Tambahan
Mendidik masyarakat
Tentang pengendalian
nyamuk

Menentukan strategi
tambahan

Latihan 5 : Tabel Waktu Kegiatan


Strategy

Aksi

Batas Waktu

Bulan
Minggu

Jan

Feb

xxxiii

Menentukan Aksi Tambahan

Menentukan strategi
tambahan

Lembaran Kerja 6: Pandangan Masyarakat


Visi: generasi sekarang dan yang akan datang akan hidup lebih sehat dan harapan
umur panjang, di dalam lingkungan di mana terdapat kesempatan kerja lokal yang
baik, di mana ada suatu perasaan mendalam tentang kebanggaan budaya, sosial dan
tanggung jawab lingkungan dan adalah yang sangat dihargai.
Tujuan 1 # : Masyarakat terbebas dari hama
Penunjuk Prestasi:
1 Peningkatan jumlah rumah tangga yang ambil bagian dalam masyarakat untuk
kebersihan sehari-hari
2 Mengurangi volume sampah halaman dengan cara memilah, mengumpulkan dan
membuang setelah
kebersihkan sehari-hari
Pendapat Masyarakat
Nama
Tanggal Komentar
2 hari menyapu/membersihkan halaman adalah suatu ide
besar. Dan memperoleh hadiah sepanjang dikerjakan dengan
baik. Mereka mengambil sebanyak 8 tempat sampah di sekitar
sini. Aku berpikir mereka menyukai bekerjasama dan
Ahmad 03/03/08 meringankan pelayanan dengan menggunakan truk.
Aku memperhitungkan waktu yang tepat untuk menggunakan
sarung tangan. Dan kita perlu mengenakan pagi dan sore hari,
minum dan makan kue. Kita inginkan mereka menikmati
pekerjaan dan memperhatikan.
Membersihkan adalah suatu program besar. Itu sangat
menolong untuk mempunyai PKL (Pekerja Kesehatan
Lingkungan) yang muncul terlebih dahulu dan menjelaskan
05/03/08
apa yang akan dikerjakan dan bagaimana kami bekerja
Abdullah
dengan seluruh masyarakat. Pada awalnyanya sebagian dari
kelas dikelompokkan yang terlambat mulai tetapi mereka
segera digairahkan untuk berpacu satu sama lain terhadap
kebersihan sampah.

xxxiv

Masing-Masing kelompok mencoba untuk mengumpulkan


sebanyak-banyaknya, karena membersihkan, kita sudah
melanjutkan program di dalam kelas kita. Mereka telah
menyusun suatu nyanyian tentang masyarakat bebas dari
sampah dan meyakinkan bahwa sering memotong rumput di
dalam halaman adalah hal penting. Dan kita sudah
memutuskan untuk melakukan suatu permainan agar kita
dapat menjelaskan kepada anak-anak dalam kelas dengan
muda tentang pentingnya suatu pekarangan yang rapi dan
bersih suatu masyarakat
Kita mempunyai suatu tingkat partisipasi yang baik- jauh lebih
besar dibanding kalau kita pikir. Kita melakukan banyak
pekerjaan- Saya menghitung 46 halaman penuh sampah yang
dibersihkan. Lelaki menggunakan pemotong rumput dan
gunting pakaian, sekitar separuh (28 halaman). Untuk
07/03/08 mengambil sampah yang akan dibuang, kita menghabiskan 95
Abubakar
sampai 200 kantong sampah yang kita kemas dan kita
membutuhkan 11 truk untuk mengambil sejumlah bahanbahan besar. Tahun depan akan kita layani rumah yang lain
dan melibatkan mereka, kita juga akan menggunakan mesin
pemilah sampah yang besar dan mobil pengangkut yang baru
untuk menggantikan mobil yang sudah tua.
Lihat banyak tempat yang lebih baik dan pekarangan/halaman
selalu bagus. Saya memelihara halamnku sejak menginjak
remaja. Gangguan adalah, kapan kamu memotong rumput
.
yang tumbuh melampaui batas dan menyemprot rumah
Usman
10/3/08
tetangga sebelah yang sudah lama tidak pernah diseprot. Ali,
semua kecoak dan tikus pada berlarian di atas atap rumahnya.
Tidak pernah membayangkan sebelumnya.
Latihan 6: Pendapat Masyarakat
Visi:

Tujuan 1 # : Masyarakat terbebas dari hama

Penunjuk Prestasi:

Pendapat Masyarakat

xxxv

Nama

Tanggal

Komentar

Pendidikan Masyarakat (Community Education)

Cheklist Semua Pertanyaan untuk konsideran


Langkah 1. Analisis Isu atau masalah

xxxvi

1. Apa yang merupakan masalah atau isu yang menjadi perhatian?


2. Seberapa luas suatu isu yang menjadi perhatian di dalam masyarakat kita?
3. Apakah masyarakat kita menyadari bahwa ada suatu masalah?
4. Apa yang merupakan pertimbangan atau penyebab masalah itu?
5. Bagaimana mungkin kita mempromosikan diskusi dan debat dengan masyarakat
tentang isu ini?
6. Apa kita memahami tentang isu itu? Riset apa yang kita harus lakukan?
7. Apa yang telah dilaksanakan? Siapa yang dilibatkan?
8. Apakah ' pendidikan' atau yang berhubungan dengan isu? Bagaimana pendekatan
lain seperti
9. Peraturan dan penyelenggaraan, ekonomi, teknik dan ilmu pengetahuan?
10. Apa yang kita ingin capai? Apa dapat kita capai? Apa tujuan kita?
11. Hasil apa kita inginkan dari pendidikan? Apakah kita berusaha untuk mendorong
berdebat?
12. mempengaruhi sikap? memberikan atau mengumpulkan informasi? kembangkan
ketrampilan? Untuk perubahan
13. Perilaku?
14. Apakah alternatif yang ingin kita promosikan secara praktis?
15. Mampukah kita merumuskan kebutuhan kita dalam kaitan dengan jangka pendek,
medium dan tujuan jangka panjang?
Langka 2: Identifikasi Stakeholder
1. Siapa mempunyai suatu pancang ( positif atau negatif) dalam masalah atau isu?
2. Siapa yang paling terpengaruh oleh masalah atau isu? Siapa terkait? Siapa punya
pendapat yang berbeda? (tentukanlah Prioritas.)
3. Dalam hubungan dengan masalah, siapa pemimpin opini dalam masyarakat?
4. Siapa tokoh kunci untuk membantu dalam memecahkan masalah?
5. Adakah seseorang yang bisa 'melaksanakan' proyek untuk kita?
6. Apa yang stakeholder ketahui, merasakan, inginkan, percaya dan nilai yang
berhubungan dengan masalah atau isu?
7. Apa yang merupakan ancaman, resiko, manfaat dan biaya-biaya untuk
stakeholder?
8. Bagaimana nantinya kita melibatkan stakeholder?
Langkah 3: Mengetahui Kelompok Sasaranya
1. Siapa kita usahakan menjangkau atau berpengaruh melalui proyek ini ?
xxxvii

2. Adakah kelompok target lebih dari satu? (member pengertianmasing-masing


kelompok dengan tepat.)
3. Perangsang apa yang ada di sana untuk kelompok sasaran yang dilibatkan dengan
proyek?
4. Kelompok sasaran apa mengetahui, merasakan, keinginan, kepercayaan dan nilai
tentang masalah atau isu?
5. Apa yang merupakan ancaman, resiko, manfaat dan biaya-biaya untuk kelompok
sasaran?
6. Apa yang merupakan jalan terbaik dalam mencapai kelompok sasaran?
7. Jika merekatidak telah siap dengan isu, apa yang akan memotivasi sasaran kita
untuk dilibatkan?
8. Apa dukungan mereka
Langkah 4: Hubungan tujuan dan luaran
1. Apa yang kita kerahkan untuk mencapai hasil proyek pendidikan ini?
2. Apa yang merupakan sasaran hasil bidang pendidikan spesifik menyangkut proyek
dalam kaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai, sikap dan praktek?
Apakah sasaran hasil ini terukur?
3. Apakah kita harus memperhatikan tujuan jangka panjang dan jangka pendek untuk
isu ini?
4. Apa yang merupakan pesan kunci kita yang ingin dikomunikasikan?
5. Hasil apa yang kita inginkan dari proyek ini?
6. Akankah produk ini dihasilkan oleh proyek kita? Apa yang akan kita mengatur
produk ini manakala proyek sudah selesai?
7. Bagaimana nantinya mencapai keberhasilan bantuan sasaran kita dalam
memecahkan masalah atau isu?
8. Penghalang apa [yang] mungkin merintangi prestasi dari sasaran hasil?
Langkah 5: Disain Metode Anda
1. Apa yang merupakan metoda terbaik dalam mencapai keberhasilan sasaran dan
hasil proyek, yang diberikan
2. Tersediakah waktu dan uang?
3. Apa yang merupakan metoda terbaik dalam mencapai keberhasilan sasaran dan
hasil proyek nampak dari apa yang kita pahami tentang kelompok sasaran?
4. Apakah metoda ini mencerminkan kebutuhan bidang pendidikan dari kelopmpok
target?
xxxviii

5. Akan berguna teknik lebih dari satu penggunaan untuk mencapai sasaran hasil?
6. Metoda apa yang akan mempunyai banyak dampak pada kelompok target?
7. Adakah solusi kepada masalah dan bagaimana cara kita menjangkau solusi ini?
Langkah 6. Pertimbangan Pembiayaan
1. Apakah estimasi biaya proyek kita?
2. Dana apa yang kita sudah tersediakan?
3. Dana apa yang kita butuhkan?
4. Apa 'sesuai' kita bisa mendapatkan?
5. Siapa akan tertarik mendukung keuangan proyek kita?
6. Apakah kita harus mempertimbangkan sponsor untuk proyek kita? Apa yang
merupakan manfaat untuk sponsor yang potensial?
7. Adakah sponsor potensial yang sesuai?
8. Jika kita tidak bisa menarik pembiayaan penuh untuk proyek kita, pilihan apa yang
kita punyai untuk dilakukan?
Langkah 7. Membuatlah Aksi Rencana dan Implement
1. Tindakan spesifik apa yang diperlukan untuk mencapai sasaran hasil proyek? Apa
yang merupakan tugas dan rencana aksi kunci?
2. Apa ada batas waktu untuk proyek? Apa yang merupakan keberhasilan?
3. Sumber Daya apa yang dimiliki, selain dari pada dolar, tenaga ( e.g. waktu dan
orang)?
4. Siapa bertanggung jawab untuk membuat masing-masing tugas?
5. Sudahkah kita mengenali monitoring dan langkah-langkah evaluasi di dalam aksi
rencana kita?
6. Bagaimana nantinya kita menjual proyek kepada masyarakat yang lebih luas?
Adakah yang menghargai pada peluncuran proyek ini?
7.Bagaimana nantinya kita melibatkan masyarakat lebih luas?
Langkah 8. Monitor dan Evaluasi
1. Bagaimana nantinya kita mengetahui jika mereka telah mencapai tujuan dan
sasaran kita?
2. Bagaimana nantinya kita mengukur efektivitas proyek?
3. Apakah proyek mencapai masyarakat target?
4. Apakah kelemahan dan kekuatan dari proyek?
5. Bagaimana nantinya kita mengumpulkan informasi bahwa proyek itu berhasil?
6. Siapa yang akan tertarik akan evaluasi dari proyek?
xxxix

7. Apa yang akan kita informasikan sebagai hasil monitoring dan evaluasi proyek
kita?
8. Bagaimana bisa proyek ditingkatkan? Siapa yang mengerjakan, apa yang tidak,
dan mengapa?

C.

Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan
Contoh; Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam menetapkan
prioritas masalah kesehatan lingkungan (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring
dan evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
6. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan;
Ketelitian; Kemampuan Analogi (20)

xl

BAB III. PENUTUP

Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-5 s/d 8 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke lima
sampai ke enam menyajikan Perencanaan Kesehatan Lingkungan Berbasis
Masyarakat

dan

Langkah-Langkah

Dalam

Perencanaan

Kesehatan

Lingkungan Berbasis Masyarakat. Pada kuliah selanjutnya secara berturutturut dibahas modul II sampai modul V.
Dengan demikain

penyajian keedua sub pokok bahasan tersebut, dapat

membuka khasanah pengetahuan mahasiswa tentang perencanaan dan evaluasi


kesehatan lingkungan, sehingga dapat menerima pelajaran selanjutnya yang
bersifat lebih dalam dan menuntut penghayatan dan kreatifitas. Perlu juga
dipelajari secara mandiri mekanisme kerja masing-masing fungsi perencanaan
kesehatan

Lingkungan

berbasis

masyarakat.

Untuk

memperdalam

pembahasan modul ini mahasiswa diberikan tugas, diskusi kelompok dan


portfolio.
Tugas :
Minggu 6
Membuat tugas Perencanaan Kesehatan Lingkungan berbasis masyarakat di
daerahnya masisng-masing (lingkupnya desa/kelurahan). Diskusikan dengan
teman sekelompok anda, dan buat sebuah prot folio yang memuat tentang :
a. Mengapa anda memilih topik itu, apa tujuannya, siapa sasarannya, kapan
dilaksanakan, bagaimana keberlanjutannya.
b. Mungkinkah ini bisa diterapkan di tempat lain? Berikan alasan.

xli

DAFTAR PUSTAKA

A. Kerde, The National Environmental Health Action Plan Of Estonia, Was


Approved By The Government Of Estonia,1999
Anonimus, National Environmental Health Action Plan Minister of Health of the
Slavak Republic, 2000
Anonimus, Environmental Health: Technical And Program Background, U.S.
Agency For International Development Bureau For Global Health, 2004.
Anonimus, Action Plan,Environmental Health, Implementing more Powerful Policy,
2002
Anjus et al, Technical Assistance to the Government of India for Urban Health
Planning and NationalGuidelines, NEHAP,2004.
Daud, Anwar, Program dan Evalusai Kesehatan Lingkungan, Jurusan Kesehatan
Lingkungan FKM-Unhas, Makassar, 2004
Christopher L. McGahey, Urban Environmental Health Pilot Activities Evaluation of
Progress and Lessons Learned, 2001
George V.& Michael F, The National Health Action Plan, 1997
Jarkko Eskola, Finnish Environmental Health Action Plan, Helsinki,1997
Jill M. D. & Christopher M, Urban Environmental Health Strategies Three
Community-based Environmental Sanitation and Hygiene Projects Conducted
in the Democratic Republic of Congo, Activity Report 119, 2003
NEHAP, Brief Analysis Of The Status Of Environmental Health And Its Impact On
The Population In The Republic Of Macedonia And Action Plan, National
Environmental Health Action Plan, 2000
Philip J, Environmental Management Systems: An Implementation Guide for Small
and Medium-Sized Organizations,2001
Stapleton, Philip J. et al,
Environmental Health Management System, An
Implementation Guide for Small and Medium-Sized Organizations, Second
Edition, NSF ISR 789 N. Dixboro Road Ann Arbor, MI 481581-888-NSF9000. 2001,
Stephenson, Peter, Environmental Health Planning And Action, A Handbook For
Indigenous Practitioners Prepared By Indigenous
Communities
Environmental Health Workforce Capacity Building Program, University Of
Western Sydney,2003,
Siddharth A.,& Arti M, Participatory Community Health Enquiry and Planning in
Selected Urban Slums of Indore, Madhya Pradesh, 2004
Suzanne McKenzie, Society and Health Handbook, 2006
Roy Steven N., et al , Making Cities Work The Greater Cairo Healthy
Neighborhood Program An Urban Environmental Health Initiative in Egypt,
EHP, Activity Report 142, 2004
WHO, Palau National Environmental Health Action Plan (NEHAP) 2004-2007,
World Health Organization Regional Office for the Western Pacific, 2003.
WHO, Roll Back Malaria Cabinet Project, 2000
WHO, Evaluation of Swedish and International Health Related Environmental
Objectives: A Pilot Study for WHO, Autumn 2002
WHO, External evaluation of the impact of WHO environmental health policies and
action plan in Bulgaria, 2002,

xlii

MODUL III
JUDUL : PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DALAM BIDANG
KESEHATAN LINGLKUNGAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah adalah antara harapan dan kenyataan atau apa yang telah
ditetapkan/ditargetkan tapi dalam kenyataan tidak demikian. Rumusan
masalah program berbeda dengan rumusan masalah kesehatan lingkungan
atau kesehatan masyarakat yang dikaji dari dampak sistem pelayanan
kesehatan atau out come. Aktifitas manajemen program tidak akan
langsung memecahkan masalah kesehatan lingkungan atau kesehatan
masyarakat
memperbaiki

karena

aktifitas

kualitas

manajemen

pelaksanaan

hanya

pelayanan

ditujukan
kesehatan

untuk
(seperti

peningkatan efisiensi, efektifitas dan rasionalitas kegiatan program) yang


ditujukan untuk mencapai target menurunkan angka kejadian penyakit atau
masalah kesehatan masyarakat.
Melalui langkah analisis situasi dihasilkan berbagai jenis data. Data
kemudian diproses dan dianalisis lebih lanjut untuk menjadi informasi yaitu
informasi tentang jenis dan besarnya masalah setelah digunakan pendekatan
epidemiologi dan sistem informasi tentang pentingnya masalah tersebut
dipecahkan dan kegiatan pengembangan program intervensi yang terkait
dengan masalah kesehatan lingkungan. Untuk menetapkan prioritas
masalah kesehatan lingkungan, para tim perencana sebaiknya duduk
bersama

B. Ruang Lingkup isi


Ruang lingkup modul III ini adalah :
1. Menganalisis Situasi
2. Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya
5. Kriteria Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Lingkungan

xliii

C. Kaitan Modul
Modul ini adalah ketiga yang membahas tentang penetapan prioritas
masalah dalam bidang kesehatan lingkungan.
Pada modul ini diberikan konsep metode analisis situasi, identifikasi
masalah dan penetapan prioritas masalah kesehatan lingkungan. Setelah
modul pertama ini dilanjutkan dengan modul berikutnya yaitu modul
tentang Program Kesehatan Lingkungan di Indonesia
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa semester ganjil
(awal) Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas hasanuddin.

xliv

BAB II. PEMBAHASAN

A. Menganalisis situasi
Langkah ini bertujuan untuk mencari data atau fakta yang telah diolah
dan dianalisis akan menjadi informasi yang dibutuhkan untuk penyusnan
rencana sebuah program kesehatan.
Jenis Informasi yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan adalah:
1. Penyakit dan kejadian sakit (Diseases and illnesess) yang berkembang di
suatu wilayah kerja. Untuk Puskesmas perlu difokuskan untuk
merumuskan masalah kesehatan yang potensial berkembang di wilayah
kerjanya dengan melakukan analisis data penyakit yang ada di pencatatan
Program Pengobatan.
2. Data kependudukan. Yang termasuk dalam data ini adalah jumlah dan
distribusi penduduk, kelompok umur, jumlah kelahiran, jumlah kematian,
perpindahan penduduk, keadaan perumahan penduduk dan lingkungannya,
lingkungan sekolah, tokoh-tokoh formal dan informal, jumlah dan jenis
organisasi kemasyarakatan, keadaan social ekonomi masyarakat (jenis
pekerjaan), system kepercayaan masyarakat dsb. Termasuk dalam hal ini
adalah persepsi masyarakat tentang penyakit.
3. Jenis dan organisasi pelayanan kesehatan yang tersedia di suatu wilayah.
Termasuk jumlah dan kualifikasi staf yang tersedia yang bias diajak
bekerjasama dalam pengembangan program kesehatan masyarakat.
4. Keadaan lingkungan dan aspek geografisnya. Data ini erat kaitannya
dengan perkembangan jenis penyakit dan masalah gizi masyarakat.
5. Sarana dan sumber daya penunjang lainnya. Analisis kemampuan dan daya
dukung organisasi khususnya SDM yang bias dimanfaatkan untuk
pengembangan kegiatan program kesehatan yang akan direncanakan.
Langkah analisi situasi sebenarnya juga menganalisis semua potensi
dan kendala yang dimiliki dan dihadapi organisasi dalam rangka
pengemabangan kegiatan program. Manfaatkan semaksimal mungkin potensi
yang ada dan waspadai kendala yang mungkin akan mengganggu
pelaksanaan program.
Semua data tersebut perlu diolah (dianalisis) dan disajikan dalam
bentuk tabel, dan grafik sehingga menjadi informasi untuk dapat digunakan
xlv

sebagai bahan masukan untuk penyususnan perencanaan. Langkah-langkah


penting proses analisis data sampai menjadi informasi untuk menunjang
kegiatan manajemen merupakan suatu paket system informasi manajemen.
Proses ini digambarkan di bagan dibawah ini.
Bagan 1.1. Proses Analisis Data Dalam Suatu Sistem Informasi Manajemen
Data

Analisis

Presentasi

Evaluasi

Informasi

Pemantauan

Perencanaan

Pelaksanaan program

Data yang akan dianalisis didapatkan dari catatan rutin kegiatan


program (Puskesmas atau Dinkes tk II), atau yang diambil dari sektor-sektor
lain. Misalnya: Dari pencatatan kegiatan program Puskesmas atau Dinas
Kesehatan TK II akan diperoleh data tentang jenis dan distribusi fasiltas
sanitasi, penyakit, jumlah dan kualifikasi personel kesehatan, jumlah anggaran
dan sarana lain yang tersedia.
Data dari kantor Kecamatan dan kelurahan akan dapat diperoleh data
kependudukan, data social ekonomi, data geografi dan data organisasi social
kemasyarakatan. Data ini setelah diolah juga perlu dikelompokkan menjadi
potensi dan kendala organisasi sosial kemasyarakatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas.
Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu langsung
dan tidak langsung:
1. Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung ke
lapangan
2. Membahas langsung suatu masalah kesehatan dan kebutuhan akan
pelayanan

kesehatan

bersama

tokoh-tokoh

formal

dan

informal

masyarakat.
3. Membahas bersama para petugas lapangan kesehatan, Sanitarian, bidan
desa, sektor lain (PLKB, PL Pertanian, Guru dsb) atau bersama dukun
bersalin tentang koordinasi pelaksanaan program di lapangan.
4. Membaca laporan kegiatan program kesehatan lingkungan di pusat-pusat
pelayanan kesehatan di suatu wilayah.

xlvi

5. Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan di


kecamatan, laporan khusus, hasil suatu survei, peraturan-peraturan atau
petunjuk pelaksanaan (juklak) program kesehatan lingkungan dan laporan
tahunan Puskesmas.
Tidak semua data tersebut dibutuhkan untuk perencanaan kesehatan
lingkungan. Data tersebut masih perlu diolah dan dikaji kembali, disesuaikan
dengan jenis dan ruang lingkup perencanaan program kesehatan lingkungan
yang akan disusun. Untuk membuat rumusan masalah tentang program
kesehatan lingkungan dan masalah kesehatan masyarakat, data yang
dikumpulkan haruslah lengkap.
Misalnya: Untuk merumuskan masalah diare , data tentang kejadian diare yang
berkembang di kalangan anak-anak SD atau anak pra sekolah harus dicari.
Selain itu, masalah program air bersih yang berhubungan erat dengan kegiatan
pencegahan diarea yang sudah pernah dilaksanakan oleh Puskesmas juga perlu
diidentifikasi.
Dapat dikatakan bahwa analisis situasi adalah langkah untuk mengkaji
masalah program dan masalah kesehatan lingkungan yang akan dipakai dasar
untuk menyusun perencanaan program aksi. Masalah kesehatan perlu
dibedakan menjadi masalah penyakit (aspek medis) dan masalah kesehatan
masyarakat. Masalah penyakit (medis) memerlukan intervensi medis yaitu
diagnosa penyakit, pengobatan dan tindak lanjutnya. Masalah kesehatan
masyarakat memerlukan intervensi public health dengan menggunakan Public
Health technology seperti studi ekologis, surveilan, analisis epidemioogi,
analisis masalah dengan pendekatan system. Intervensinya dapat dalam bentuk
promosi kesehatan, perlindungan spesifik dengan imunisasi, dan deteksi dini
yang berlanjut melaui surveilan lingkungan pasif dan aktif.
Dari hasil analisis situasi kemampuan organisasi kesehatan dalam memberikan
pelayanan dapat dirumuskan masalah program. Masalah program dapat
dikategorikan menjadi beberapa masalah yang bersumber pada In-put, Proses,
Out put, dan efek.
Rumusan masalah program berbeda dengan rumusan masalah kesehatan
lingkungan atau kesehatan masyarakat yang dikaji dari dampak system
pelayanan kesehatan atau out come. Aktifitas manajemen program tidak akan
langsung memecahkan masalah kesehatan lingkungan atau kesehatan
xlvii

masyarakat karena aktifitas manajemen hanya ditujukan untuk memperbaiki


kualitas pelaksanaan pelayanan kesehatan (seperti peningkatan efisiensi,
efektifitas dan rasionalitas kegiatan program) yang ditujukan untuk mencapai
target menurunkan angka kejadian penyakit atau masalah kesehatan
masyarakat. Dibawah ini diberikan beberapa contoh kedua jenis masalah
tersebut
Contoh masalah program
Masalah in-put: Jumlah staf kurang, keterampilan dan motivasi kerjanya
(Man) rendah; jumlah jumlah; jumlah peralatan medis kurang memadai, jenis
obat yang tersedia tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial
berkembang di wilayah kerja Puskesmas (material); jumlah dana untuk
pengembangan program sangat terbatas, dan turun dana sering terlambat.
Masalah Proses: masalah ini dapat dikaitkan pada fungsi manajemen (POAC).
Misalnya, kurang jelasnya tujuan program, kurang jelasnya rumusan masalah
program sehingga rencana kerja operasional tidak relevan dengan upaya
pemacahan masalah (P); Pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering
tidak ada (O); Koordinasi dan motivasi Staf kurang, kepemimpinan kepala
Puskesmas tidak disenangi staf (A); Pengawan (supervisi) lemah dan jarang
dilakukan, pencatatan data untuk monitoring program kurang akurat dan
jarang dimanfaatkan (C).
Contoh masalah kesehatan masyarakat atau kesehatan lingkungan untuk
program
KIA/KB: Tingginya prevalensi anemia pada remaja wanita dan ibu hamil
partus kasep, berat badan bayi pada saat lahir randah (BBLR), kematian ibu
bersalin kematian neonatal perinatal (misalnya akibat tetanus neonatorum,
ispa, diare, pertusis dsb), PID, invertility, fertility, fluor albus, mioma, ca
cervix, ca mamma, endometriosis dsb.
Kesehatan lingkungan: yang meliputi masalah air minum (terkontaminasi,
debitnya rendah.), masalah sampah dan jamban keluarga, masalah penjajah
dan pembuat makanan (food handler).
P2M: Prevalen beberapa penyakit yang ditularkan melalui vector (vector
borne diseases) cukup tinggi seperti demam berdarah, malaria, filariasis,
demikian pula dengan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
(immunizable diseases) seperti TBC, dipteri, tetanus, pertusis, polio, campak;
xlviii

penyakit menular melalui hubungan seks GO, sifilis, herpes, AIDS dsb. Gizi:
Prevalen gondok endemic, anemia ibu hamil (zat besi), KKP, BBLR, dan dif.
Vit

B. Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya


Melalui langkah analisis situasi dihasilkan berbagai jenis data. Data kemudian
diproses dan dianalisis lebih lanjut untuk menjadi informasi yaitu informasi tentang
jenis dan besarnya masalah setelah digunakan pendekatan epidemiologi dan system
informasi tentang pentingnya masalah tersebut dipecahkan dan kegiatan
pengembangan program intervensi yang terkait dengan masalah kesehatan. Jadi
informasi sangat dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang jenis intervensi
program yang akan dikembangkan. Apa kriteria untuk menetapkan priorotas
masalah, mulai dari langkah awal untuk mengkaji berbagai masalah kesehatan dan
masalah program yang berkembang di jajaran organisasi pelayanan kesehatan
(Puskesmas, RS, atau kantor Dinas Kesehatan TK.I dan II)
Apa batasan tentang suatu masalah? Masalah adalah kesenjangan yang
dapat diamati antara situasi yagn saat ini terjadi dengan situasi yang
diinginkan, atau kesenjangan yang dapat diukur antara hasil yang mampu
dicapai dengan tujuan yang ingin dicapai. Masalah juga dapat dirumuskan dalam
bentuk hambatan, dan kendala yang dihadapai oleh program. Berbagai jenis
masalah yagn dihadapi perlu dirumuskan dengan jelas dan dikelompokkan ke
dalam tiga kategori masalah yaitu masalah tentang penyakit, masalah manajemen
pelayanan kesehatan (masalah program), dan masalah tentang perilaku, sikap dan
pengetahuan

masyarakat

tentang

kegiatan

pelayanan

kesehatan.

Contoh

pengelompokan ketiga kategori masalah tersebut adalah:


1. Jumlah anak yang menderita diare cukup tinggi,
2. Sebagian sumber air minum penduduk telah terkontaminasi limbah pabrik,
3. Masyarakat membutuhkan penyuluhan kesehatan
4. Banyak tumpukan sampah di sepanjang jalan umum,
5. Pemilikan jamban keluarga masih rendah
6. Kurangnya persediaan oralit di posyandu
7. Staf yang mampu melakukan deteksi dini diare sangat terbatas.
Pada bagian sebelumnya dijelaskan tentang salah satu batasan manajemen:
"management is how to solve the problem." Dengan merumuskan masalah program
xlix

dan masalah kesehatan masyarakat secara jelas akan muncul kebutuhan untuk
mengembangkan kegiatan program. Upaya untuk lebih mengembangkan program
kesehatan adalah aktifitas manajemen
Kalau ketujuh contoh pernyataan masalah tersebut di atas dikaji kasalah
tersebut di atas dikaji kutama, maka tingginya jumlah anak yang menderita diare
akan menjadi masalah yang paling utama. Pernyataan masalah no. 2 s/d 7 mungkin
akan menjadi penyebab atau yang perlu diantisipasi selanjutnya. Oleh karena itu,
untuk menetapkan tujuan perencanaan program penanggulangan diare, rumusan
masalah tentang tingginya jumlah anak yang menderita diare perlu dianalisis lebih
lanjut.
Dengan menggunakan model identifikasi masalah tersebut di atas akan sangat
membantu para penanggung jawab (manajer) program kesehatan di lapangan
menganalisis suatu masalah. Yang pertama perlu dibedakan adalah mana masalah
program (input, proses, output, dan efek) mana masalah kesehatan (outcome/dampak dari sebuah system). Berikut ini diberikan contoh enam langkah
untuk mengidentifikasi masalah.

D. Kriteria Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Lingkungan


Untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan lingkungan, ada beberapa
pertanyaan yang dapat diajukan:
1. Apakah masalah tersebut menimpa sebagian besar penduduk?
2. Apakah masalah tersebut potensial sebagai penyebab tingginya kematian bayi?
3. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kesehatan dan kematian anak balita?
4. Apakah masalah tersebut mengganggu kondisi kesehatan dan mengakibatkan
kematian ibu hamil?
5. Apakah masalah kesehatan lingkungan tersebut bersifat kronis, menimbulkan
kecacatan dan mengganggu produktifitas kerja masyarakat disuatu wilayah?
6. Apakah masalah tersebut menyebabkan kepanikan masyarakat secara luas?
Untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan lingkungan, para tim
perencana sebaiknya duduk bersama. Anggota tim perencana harus terdiri dari
staf yang mengetahui dengan jelas perkembangan semua masalah tersebut di
lapangan dan juga mempunyai data penunjangnya. Keenam kriteria tersebut di
atas kemudian diberikan skor (1-10 atau 1-5). Tinggi-rendahnya skor yang
diberikan tergantung dari tinggi-rendahnya kejadian tersebut di masyarakat,
l

kemudahan masalah tersebut untuk ditanggulangi. Semakin tinggi skornya,


semakin penting masalah tersebut untuk dipecahkan. Masalah yang mendapat
skor tertinggi dipilih untuk mendapat prioritas utama untuk ditanggulangi.
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, rencana kerja operasional (RKO)
terpadu perlu disusun oleh tim perencana sesuai dengan potensi sumber daya
yang ada di wilayah kerjanya masing-masing dan kebijakan Depkes.
Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan kriteria kedua untuk menetapkan
prioritas masalah kesehatan yang akan ditanggulangi. Kriterianya lebih bersifat
fisibilitas (potensi dan kendala)dalam pelaksanaannya dilapangan dan sesuai
tidaknya dengan kebijakan nasional.
1. Apakah daerah itu mudah dicapai?
2. Bagaimana partisipasi masyarakat setempat?
3. Berapa cakupan kegiatan program yang telah mampu dicapai selama ini?
4. Apakah masalah kesehatan lingkungan tersebut adalah salah satu prioritas
program kesehatan yang berskala nasional atau regional?
5. Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan dengan menggunakan potensi
yang ada di masyarakat dan yang dapat disediakan oleh organisasi kesehatan
setempat (dana, SDM, teknologi, dan prasarana lain yang diperlukan)?
Setiap kriteria tersebut di atas juga perlu diberikan skor 1-5 atau 1-10. Jika
semakin mudah (fisibel) masalah tersebut di intervensi, dan semakin relevan
dengan kebijakan nasional, semakin tinggi skornya diberikan pada masalah
kesehatan tersebut. Ini berarti semakin tinggi prioritasnya untuk dipecahkan.
Dengan menggunakan kedua kelompok kriteria tersebut di atas, masalah
kesehatan lingkungan dapat dipilih prioritasnya. Kriteria pertama manggunakan
pendekatan kebutuhan masyarakat (aspek epidemiologi lingkungan) dan kriteria
kedua menggunakan pendekatan fisibilitas. Untuk kejadian luar biasa, apalagi
menimbulkan kepanikan masyarakat, konsep kriteria pertama yang lebih
diutamakan untuk menetapkan prioritas masalah yang akan diintervensi.

E. Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan Contoh;
Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).

li

2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam menetapkan
perencanaan kesehatan lingkungan berbasis masyarakat (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring dan
evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
6. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan;
Ketelitian; Kemampuan Analogi (20)

lii

BAB III. PENUTUP

Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-9 s/d 10 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke
sembilan sampai ke sepuluh

menyajikan

tentang analisis Situasi,

Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya dan Kriteria Penetapan Prioritas


Masalah Kesehatan Lingkungan
. Pada kuliah selanjutnya secara berturut-turut dibahas modul IV
sampai modul V.
Dengan demikain

penyajian ke tiga sub pokok bahasan tersebut, dapat

membuka khasanah pengetahuan mahasiswa tentang perencanaan dan evaluasi


kesehatan lingkungan, sehingga dapat menerima pelajaran selanjutnya yang
bersifat lebih dalam dan menuntut penghayatan dan kreatifitas. Perlu juga
dipelajari secara mandiri mekanisme kerja masing-masing fungsi perencanaan
kesehatan Lingkungan.

Untuk memperdalam pembahasan modul ini

mahasiswa diberikan tugas, diskusi kelompok dan portfolio.


Tugas :
Minggu 10
Membuat tugas Proses penetapan prioritas masalah Kesehatan Lingkungan di
daerahnya masisng-masing (lingkupnya desa/kelurahan). Diskusikan dengan
teman sekelompok anda, dan buat sebuah porto folio yang memuat tentang :
c. Mengapa anda memilih topik itu, apa tujuannya, siapa sasarannya, kapan
dilaksanakan, bagaimana keberlanjutannya.
d. Mungkinkah ini bisa diterapkan di tempat lain? Berikan alasan.

liii

DAFTAR PUSTAKA

Stapleton, Philip J. et al, 2001, Environmental Health Management System, An


Implementation Guide for Small and Medium-Sized Organizations, Second
Edition, NSF ISR 789 N. Dixboro Road Ann Arbor, MI 481581-888-NSF9000.
Stephenson, Peter, 2003, Environmental Health Planning And Action, A
Handbook For Indigenous Practitioners Prepared By Indigenous Communities
Environmental Health Workforce Capacity Building Program, University Of
Western Sydney
Supriyanto, S, 1998, Evalusi Bidang, Kesehatan, Brata Jaya Ofset, Surabaya
WHO, 1999, Environmental Management, Geneva

liv

MODUL IV
JUDUL : Program Kesehatan Lingkungan Di Indonesia
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program kesehatan lingkungan merupakan suatu program yang tujuannya
adalah untuk meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan masyarakat
dengan memodifikasi tidak hanya pada faktor-faktor lingkungan fisik
maupun sosial, namun juga terhadap pola perilaku masyarakat yang serasi
dengan program yang dipilih.
Program kesehatan lingkungan berguna untuk menunjang pelaksanaan aksi
perencanaan kesehatan lingkungan yang berbasis masyarakat. Dalam
Program kesehatan lingkungan mempunyai beberapa hambatan yaitu
sumber daya manusia, dan kondisi lingkungan.
B. Ruang Lingkup isi
Ruang lingkup modul IV ini adalah :
1. Pengertian Program Kesehatan Lingkungan
2. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan
3. Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program Kesehatan Lingkungan
4. Membuat Program Kerja
5. Tahap Pengambilan Keputusan Pada Program Kesehatan Lingkungan
C. Kaitan Modul
Modul ini adalah keempat yang membahas tentang program kesehatan
lingkungan.
Pada modul ini diberikan pengertian, tujuan dan hambatan serta
kelemahan, membuat program kerja, dan tahapan pengambilan
keputusan pada program kesehatan lingkungan. Setelah modul pertama
ini dilanjutkan dengan modul berikutnya yaitu modul tentang Evaluasi
Kesehatan Lingkungan
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa semester ganjil
(awal) Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas hasanuddin.
lv

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian-Pengertian Program Kesehatan Lingkungan


1. Program
Program adalah rangkaian kegiatan yang terorganisir, meliputi sumbersumber yang diungkapkan dan digunakan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam satu kesatuan waktu yang ditetapkan.
2. Program Plan
Progaram plan adalah rencana program yang dinyatakan asumtif dalam
ketepatan waktu dan ditujukan dalam pembangunan masyarakat
meliputi norma-norma, tujuan, kegiatan, berbagai perlengkapan yang
digunakan maupun sumber-sumber yang direncanakan.
3. Program Hipotesis
Program hipotesisi adalah suatu hubungan sebab akibat yang
diasumsikan untuk digunkan dalam penyusunan rancangan program
yang diperkirakan dapat diterapkan.
4. Program Kesehatan Lingkungan
Program kesehatan lingkungan adalah suatu program yang tuuannya
(objective) untuk meningkatkan kesehatan maupun kehidupan dengan
memodifikasi tidak hanya faktor-faktor lingkungan fisik maupun sosial,
namun juga terhadap pola pirilaku masyarakat yang serasi dengan
program yang dipilih.
5. Perencanaan Program
Yang termasuk elemen perencanaan program adalah:
a. Penentuan kebutuhan
b. Penetuan prioritas
c. Perumusan tujuan program
d. Penentuan sumber daya yang tersedia dan diperlukan
e. Penyiapan POA, termasuk organisasi
f. Perumusan sistem evaluasi.

B. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan


Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, manager program
menetapkan tujuan pemecahannya yang akan dijadikan dasar penyusunan
lvi

tujuan rencana program. Sebelum menyusun rencana kerja operasional,


ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab:
a. Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi
organisasi)?
b. Sejauh mana masalah yang telah diprioritaskan akan dipecahkan (target
program)?
c. Kapan target program tersebut akan dicapai (target waktu)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban atas
ketiga pertanyaan tersebut akan bermanfaat untuk:
1. Menetapkan langkah-langkah kegiatan program untuk mencapai
tujuan tersebut.
2. Memudahkan untuk evaluasi hasil yang dicapai.
Kriteria penetuan sebuah tujuan dapat dilakukan sbb: Tujuan harus
SMART: spesific (mempunyai interpretasinya sama), measurable (dapat
diukur kemajuannya, appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan
institusi dsb), realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan
kapasitas organisasi), time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan
kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan ini sesuai dengan target
waktu).
Beberapa kriteria di bawah ini juga penting untuk dijadikan pedoman
penyusunan sebuah tujuan program.
a. Tujuan adalah hasil yang diinginkan. Tujuan dipakai untuk mengukur
keberhasilan suatu program atau kegiatan.
b. Tujuan harus dengan masalah, bisa dicapai, bisa diukur, dan dapat diamati
hasilnya.
c. Tujuan penting untuk membuat perencanaan dan mengevaluasi hasilnya.
d. Target operasional berhubungan dengan waktu dan besarnya hasil dalam
pencapaian tujuan.

lvii

Bagan 1.2. Skema Hirarki Tujuan


Meningkatnya
Kesejahteraan
Masyarakat desa

Menurunnya masalah
Kesehatan di kalangan
masyarakat desa

Meningkatnya
status Gizi
masyarakat desa

Meningkatnya keadaan
Kesehatan lingkungan
Di desa

Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
pada kelompok ibu hamil
dan anak di desa

Menurunnya prevalensi diare


pada anak Balita sampai 40%
dalam waktu tiga tahun
Meluasnya jangkauan
SPAL dan jaga sampai
40% dari seluruh penduduk
di desa dalama waktu 3

Melusnya jangkauan air


bersih sampai 25% setiap
tahunnya

Memasang 250 SPT & 150


SPE setiap tahunnya
diwilayah kerja puskesmas

Keterangan :
1. Goal (tujuan umum)
2. Tujuan kebijaksanaan
3. Tujuan program

4. Tujuan pelayanan
5. Tujuan sumber
6. Tujuan implementasi

a. Di tingkat pelaksana, tujuan program kesehatan dijabarkan ke dalam tujuan


operasional (besarnya sasaran dan target). Kegiatan program ditetapkan untuk
mencapai tujuan tersebut.
b. Masalah dan faktor-faktor penyebabnya serta dampaknya dikaji lebih dahulu
sebelum tujuan dan target operasionalnya ditetapkan.
Apabila tujuan kegiatan (operasional) program sudah ditetapkan yaitu jelas
target dan sasarannya, tujuan tersebut akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu kegiatan program.

lviii

Skema hirarki tujuan adalah contoh rumusan tujuan program sesuai dengan hirarki
organisasi Depkes, mulai dari tingkat nasional (GBHN, SKN) yang lebih bersifat
umum sampai ketingkat yang lebih spesifik (operasional).
Kriteria penyusunan masing-masing tujuan tersebut:
1. Goal (tujuan umum): Bersifat jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak
terpengaruh oleh perubahan situasi. Tujuan ini biasanya dibuat oleh MPR dan
tertuang dalam GBHN Sektor kesehatan.
2. Tujuan kebijaksanaan: Merupakan bagian dari goal, sasaran populasinya masih
belum jelas. Tujuan ini sudah spesifik oleh karena sudah bersifat sektoral khusus
untuk masyarakat di desa. Tujuan seperti ini tertuang dalam system kesehatan
nasional (SKN). Misalnya menurunnya masalah kesehatan di kalangan masyarakat
desa.
3. Tujuan program: Target populasinya sudah lebih jelas, ada identifikasi dampak
khusus yang sudah dapat diukur hasilnya bila tujuan program sudah tercapai.
Misalnya, meningkatnya status gizi masyarakat desa, meningkatnya kesehatan
lingkungan di desa, menurunnya kejadian sakit dan kematian pada kelompok
umur tertentu dsb.
4. Tujuan pelayanan: untuk mencapai tujuan ini sudah lebih jelas spesialisasi jenis dan
tingkat pelayanannya. Menurunnya kejadian dan kematian akibat diare pada anak
balita di desa sebanyak 40% dalam kurun waktu tiga tahun.
5. Tujuan sumber: di sini diperlukan identifikasi masukan spesifik (input atau sumber
daya) untuk mencapai tujuan pelayanan. Meningkatnya cakupan penyediaan air
bersih sampai 25% setiap tahun; meningkatnya perbaikan system pembuangan air
limbah (SPAL) dan penyediaan JAGA (jamban keluarga) sampai: 40% dari
seluruh rumah tangga penduduk dalam kurun waktu 3 tahun. Bila tujuan ini
tercapai, diharapkan tujuan program (no 4) akan tercapai.
6. Tujuan Implementasi: Di sini perlu dijelaskan produk spesifik yang ingin dicapai
dan yang dapat diukur hasilnya setelah pelaksanaan program. Misalnya, perlu
ditingkatkan persediaan 500 JAGA, 200 SPT, 300 SPAL dalam kurun waktu 3
tahun. Bila sarana ini tersedia, tujuan penyediaan sumber (no 5) akan tercapai, dan
kegiatan program untuk menurunkan kejadian diare (no 4) akan tercapai.
Dari hirarki tujuan tersebut di atas dapat dilihat relevansi rumusan tujuan operasional
program (tujuan 4 s/d 6) dengan tujuan program di atasnya.
Contoh lain untuk rumusan tujuan operasional kegiatn program:
lix

a. Untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan ante natal care ibu-ibu hamil diseluruh
wilayah kerja Puskesmas pada akhir tahun 1999, perlu dirumuskan tujuan
pelayanan: "Meningkatnya cakupan K1 (kunjungan ibu hamil yang pertama) dari
80% menjadi 100% dan untuk K4 (kunjungan ke 4) dari 60% menjadi 80%. Untuk
itu perlu didistribusikan satu bidan desa di setiap desa. Setiap bidan desa perlu
disediakan dua set perlengkapan (kit) bidan lengkap setiap tahunnya.
b. Untuk peningkatan kegiatan program kesehatan lingkungan, perlu dirumuskan
tujuan kegiatan program: "Meningkatnya cakupan pemasangan jamban jamban
keluarga dari 60% menjadi 80% selama 2 tahun untuk seluruh rumah tangga yang
ada di lima desa di wilayah kerja Puskesmas (tujuan sumber). Untuk itu, perlu
dipasang 300 JAGA setiap tahunnya di semua desa di wilayah Puskesmas (tujuan
implementasi).

C. Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program Kesehatan Lingkungan .


Langkah keempat dari proses perencanaan adalah mengkaji kembali hambatan
dan kelemahan program yang sudah pernah dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk
mencegah atau mewaspadai terjadinya hambatan serupasepertui yang pernah
dialami sebelumnya. Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, perlu juga
dibahas (memprediksi) kendala dan hambatan yang mungkin akan dihadapi pada
saat pelaksanaan program di lapangan.
Jenis hambatan atau kelemahan program dapat dikategorikan kedalam bentuk
hambatan seperti :
1. Hambatan pada sumber daya
Misalnya, staf pelaksana mempunyai motivasi rendah, pengetahun dan
keterampilan mereka kurang, tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.
Peralatan belum tersedia atau harganya cukup mahal. Imformasi juga dapat
menjadi hambatanprogram karena datanya yang tersedia kurang dapat
dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang dilakukan untuk perencanaan
kegiatan program sehingga staf terperangkap pada rutinisme, dan laporanya
belum dibuat. Dananya kurang dan sering datang terlambat serta sering masih
dipotong di Dinkes tk II. Waktu yang dimiliki oleh staf tidak cukup untuk
menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi. Semua jenis hambatan ini
sebenarnyasudah dapat dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi
(system) yang lebih difokuskan pada sumber daya dan proses (input dan proses)
lx

2. Hambatan yang terjadi pada lingkungan


Misalnya, hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau musim yang kurang
menguntungkan, masalah tingkat pendidikan yang rendah, sikap dan budaya
masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos dsb). Semua
kendala dan hambatan yang bersumber pada lingkungan sebaiknya dianalisis
pengaruhnya pada perilaku sehat-sakit masyarakat. Perilaku masyarakat yang
kurang partisipatif merupakan kendala utama pelaksanaan program.
Setelah semua hambatan dianalisis, kemudian dilakukan langkah-langkah sbb:
a. Dibuat kajian terhadap daftar hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf
atau para pelaksana, peralatan, informasi, biaya dan waktu, geografis, iklim,
dan peran serta masyarakat.
b. Setelah dibuat daftar hambatan dankendala program, pilih mana hambatan
dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang dapat dimodifikasi atau
dikurangi, dan mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.
c. Selanjutnya, sesuaikan tujuan operasional kegiatan program yang telah
disusun pada bagian 4 di atas dengan tetap mewaspadai munculnya berbagai
hambatan dan kendala di lapangan. Alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
program yang sudah mempertimbangkan hambatan dan kendala di lapangan
diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik (lebih produktif) yaitu
lebih efektif, efisien dan rasional.
D. Membuat Rencana Kerja Operasional.
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan
target yang ingin dicapai (langkah 1-4). Langkah dalam proses perencanaan yang
terakhir menetapkan alternatif kegiatan dan sumber daya pendukungnya. Langkah
ini dilakukan mendahului proses penyusunan rencana kerja operasinal (RKO).
Sebuah RKO yang baik perlu dilengkapi dengan berbagai informasi sbb:
Mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan? (why)
Jelaskan latar belakang masalah yang akan dipecahkan atau tujuan yang ingin
dicapai. Latar belakang ini adalah penjelasan terhadap pertanyaan mengapa
kegiatan program ini penting dilaksanakan. Informasi ini sudah didapat sebagian
pada langkah analisis situasi.
Apa yang akan dicapai (what)

lxi

Tuliskan apa yang ingin dicapai dalam bentuk tujuan operasional program. Disini
juga perlu dibuat target yang ingin dicapai sehingga kegiatan dapat diukur
keberhasilannya, Misalnya: menurunkan kejadian diare sampai 30% dalam kurun
waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa.
Bagaimana cara mengerjakannya (how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yagn akan dilakukan untuk mencapai
tujuan program. Jelaskan juga bagaimana mengatasi hambatan-kendala yang
mungkin muncul selama kegiatan berlangsung. Misalnya, meningkatkan jangkauan
pemasangan JAGA sampai 10% setiap tahunnya; meningkatkan peran serta
masyarakat melalui mekanisme perencanaan di LKMD.
Siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegiatannya (who)
Staf yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana kegiatan. Jelaskan jumlah dan
jenis kualifikasinya (apa keterampilan) yagn perlu dimiliki oleh staf. Jelaskan
bagaimana mereka akan diorganisir, apa uraian tugasnya , siapa sasaran kegiatan
programnya dan berapa jumlah kelmpok penduduk yag akan menerima palayanan
kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target cakupan). Misalnya, dibuthkan 10
kader aktif dan 3 petugas lapangan.
Sumber daya pendukung (what support)
Buat daftarnya jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang diperlukan dan
yang sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Berapa dana
(financial support, budgeting) yang diperlukan, berapa besar alokasinya untuk
setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan dana tambahan yang tidak diduga?
Di mana kegiatan akan dilaksanakan (where)
Di mana kegiatan operasional akan dilaksanakan? Hal ini penting dipertimbangkan
untuk mengetahui kebutuhan alat transport dan jenis komunikasi untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan.
Dalam program kesehatan lingkungan ini perlu dipikirkan tentang :
1. Need dari program
2. Objektif dari program
3. Law/peraturan-peraturan/undang-undang yang ada dalam masyarakat
4. Work and methode dalam mencapai objektif tersebut
5. Resources yang tersedia
6. Evaluation dari program
7. Anggaran yang tersedia
lxii

The American Public Health Association Committee ( Salvato,1972 ), telah


mengemukakan tentang Program Area Environmental Health yaitu :
1. Environmental Program Area
a. Wastes : 1. Air
2..Sewege and liquid
3. Solid
b. water supply
c. Housing and residential environment
d. Food and drug
e. Radiation
f. Noice
g. Accidents
h. Occupational and institutional
i. Vectors
j. Recreation
2. Planning Consideration
a. Health
b. Economics
c. Demographic and land use
d. Social
e. Asthetic
f. Resources conservation (also manpower, facilities, and services)
3. Methode and Techniques
a. Research
b. Demontration
c. Education
d. Standard
e. Legislation
f. Inspection
g. Enforcement
h. Planning
i. Evaluation
j. Incentive
k. System analysis
lxiii

Pada prinsipnya dalam suatu perencanaan perlu diketahui tentang :


1. Analisa situasi
2. Kebijakan pemerintah
3. Kendala
4. Rencana pemecahan masalah
Suatu contoh dari perencanaan pengendalian vektor, perlu diketahui tentang :
1. identifikasi masalah
2. Studi kelayakan : - cara/metode
- sumber dana yang ada
3. Percobaan lapangan (pre test)
- percobaan di lapangan
4.

Analysa dampak lingkungan


- dampak positif
- dampak negatif

5. Usulan program
Elemen-elemen dari program planning of Environment Health

(P. Walton

Purdom 1980) terdiri atas :


1. Determination of need
2. Establishment of prioritas
3. Formulation of program objectives
4. Examination of resources available and required
5. Preparation of plan of action, including organization
6. Preparation of budget, including the means of financing
7. Communication of the plan to the public and employees
8. Formulation of system for evaluation
E.

Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Pada Program Kesehatan


Lingkungan
Merumuskan masalah
Menemukan alternatip penyelesaian masalah
Penilaian terhadap masalah
Memilih satu diantara alternatip yang paling menguntungkan
Dalam pengambilan keputusan tersebut perlu dipikirkan tentang :
1. Dari sudut pemerintah ( policy maker )
2. Dari sudut masyarakat ( konsumer )
lxiv

3. Dari sudut provider ( petugas )


Seorang manajer bidang kesehatan lingkungan bila menghadapi masalah
kesehatan lingkungan di daerahnya misalnya masalah air bersih, maka ia harus
mempertimbangkan tentang :

Bagan 2. Pengambilan keputusan pada masalah air bersih

Keterbatasan
kemampuan
Keterbatasan
Pemerintah
Masalah air
bersih

Pengambilan
keputusan

Keterbatasan
kemampuan

Masalah air bersih dapat


diatasi (tujuan tercapai)

Keterbatasan masyarakat

lxv

Kegiatan Program Terpadu Dalam Mengatasi Suatu Masalah Kesehatan


Lingkungan

ORGANISAS
I

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN

PROGRAM
KESEHATAN
LINGKUNGA

PROGRAM
PENYULUHAN
KESEHATAN
MASYARAKA

ORGANISAS
I

PROGRAM
IMUNISASI

MASALAH
AIR
BERSIH

AIR
BERSIH
TIDAK
MENJADI
MASALAH

Dalam mengatasi suatu permasalahan kesehatan lingkungan dalam


suatu daerah misalnya masalah air bersih di kabupaten, maka perlu ada
kerjasama dinas kesehatan kabupaten dengan organisasi-organisasi lain untuk
memikirkan jalan keluar masalah air bersih tersebut.
Disamping kerjasama dangan organisasi lain diluar kesehatan perlu
pula adanya keterpaduan dalam dinas kesehatan sendiri dari program-program
yang ada misalnya Program Kesehatan Lingkungan dengan Program
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Imunisasi dan sebagainya.
Dalam menjalankan Perencanaan Kesehatan lingkungan sering
mengalami hambatan-hambatan antara lain :
a. batas kekuasaan wilayah
b. tersebarnya pembagian tugas komponen kesehatan lingkungan dalam
berbagai bentuk

lxvi

F. Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan
Contoh; Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam membuat program
kesehatan lingkungan berbasis masyarakat (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring
dan evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).
6. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan;
Ketelitian; Kemampuan Analogi (20)

lxvii

BAB III. PENUTUP

Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-11 s/d 12 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke
sebelas sampai ke dua belas

menyajikan

tentang Pengertian Program

Kesehatan Lingkungan, Tujuan Program Kesehatan Lingkungan, Mengkaji


Hambatan dan Kelemahan Program Kesehatan Lingkungan, Membuat
Program Kerja dan Tahap Pengambilan Keputusan Pada Program Kesehatan
Lingkungan
Pada kuliah selanjutnya secara berturut-turut dibahas modul V.
Dengan demikain

penyajian keedua sub pokok bahasan tersebut, dapat

membuka khasanah pengetahuan mahasiswa tentang perencanaan dan evaluasi


kesehatan lingkungan, sehingga dapat menerima pelajaran selanjutnya yang
bersifat lebih dalam dan menuntut penghayatan dan kreatifitas. Perlu juga
dipelajari secara mandiri mekanisme kerja masing-masing fungsi program
kesehatan

Lingkungan

berbasis

masyarakat.

Untuk

memperdalam

pembahasan modul ini mahasiswa diberikan tugas, diskusi kelompok dan


portofolio.
Tugas :
Minggu 12
Membuat tugas Program Kesehatan Lingkungan di daerahnya masisng-masing
(lingkupnya desa/kelurahan). Diskusikan dengan teman sekelompok anda, dan
buat sebuah prot folio yang memuat tentang :
1. Mengapa anda memilih topik itu, apa tujuannya, siapa sasarannya, kapan
dilaksanakan, bagaimana keberlanjutannya.
2. Mungkinkah ini bisa diterapkan di tempat lain? Berikan alasan.

lxviii

DAFTAR PUSTAKA

A. Kerde, The National Environmental Health Action Plan Of Estonia, Was


Approved By The Government Of Estonia,1999
Anonimus, National Environmental Health Action Plan Minister of Health of the
Slavak Republic, 2000
Anonimus, Action Plan,Environmental Health, Implementing more Powerful Policy,
2002
Anjus et al, Technical Assistance to the Government of India for Urban Health
Planning and NationalGuidelines, NEHAP,2004.
Daud, Anwar, Program dan Evalusai Kesehatan Lingkungan, Jurusan Kesehatan
Lingkungan FKM-Unhas, Makassar, 2004
Christopher L. McGahey, Urban Environmental Health Pilot Activities Evaluation of
Progress and Lessons Learned, 2001
George V.& Michael F, The National Health Action Plan, 1997
Jarkko Eskola, Finnish Environmental Health Action Plan, Helsinki,1997
Jill M. D. & Christopher M, Urban Environmental Health Strategies Three
Community-based Environmental Sanitation and Hygiene Projects Conducted
in the Democratic Republic of Congo, Activity Report 119, 2003
NEHAP, Brief Analysis Of The Status Of Environmental Health And Its Impact On
The Population In The Republic Of Macedonia And Action Plan, National
Environmental Health Action Plan, 2000
Philip J, Environmental Management Systems: An Implementation Guide for Small
and Medium-Sized Organizations,2001
Stapleton, Philip J. et al,
Environmental Health Management System, An
Implementation Guide for Small and Medium-Sized Organizations, Second
Edition, NSF ISR 789 N. Dixboro Road Ann Arbor, MI 481581-888-NSF9000. 2001,
Stephenson, Peter, Environmental Health Planning And Action, A Handbook For
Indigenous Practitioners Prepared By Indigenous
Communities
Environmental Health Workforce Capacity Building Program, University Of
Western Sydney,2003,
Siddharth A.,& Arti M, Participatory Community Health Enquiry and Planning in
Selected Urban Slums of Indore, Madhya Pradesh, 2004
Roy Steven N., et al , Making Cities Work The Greater Cairo Healthy
Neighborhood Program An Urban Environmental Health Initiative in Egypt,
EHP, Activity Report 142, 2004
WHO, Palau National Environmental Health Action Plan (NEHAP) 2004-2007,
World Health Organization Regional Office for the Western Pacific, 2003.
WHO, Evaluation of Swedish and International Health Related Environmental
Objectives: A Pilot Study for WHO, Autumn 2002
WHO, External evaluation of the impact of WHO environmental health policies and
action plan in Bulgaria, 2002,

lxix

MODUL V

JUDUL: Evaluasi Dalam Program Kesehatan Lingkungan


BAB I. PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Evaluasi kesehatan lingkungan merupakan suatu rangkaian perencanaan
kesehatan lingkungan yang tujuannya untuk menilai kegiatan yang telah
selesai maupun sedang berjalan guna melihat apakah ada yang perlu
diperbaiki

atau

dimodifikasi

proyek/kegiatan atau usaha itu

sehingga

tujuan

dan

sasaran

dari

bisa tercapai. Dalam evalusi program

kesehatan lingkungan ada beberapa metode yang digunakan baik secara


modern maupun secara tradisional. Tidak semua program perlu dievaluasi
karena program yang perlu dievaluasi hanyalah program yang mempunyai
dampak atau keuntungan yang besar atau luas terhadap perkembangan
masyarakat.
F. Ruang Lingkup isi
Ruang lingkup modul V ini adalah :
1. Pengertian Evaluasi Kesehatan Lingkungan
2. Program Kesehatan Lingkungan yang Perlu Evaluasi
3. Proses Evaluasi Kesehatan Lingkungan
4. Membuat Program Kerja
G. Kaitan Modul
Modul ini adalah kelima yang membahas tentang evaluasi program
kesehatan lingkungan.
Pada modul ini diberikan tentang pengertian, program yang perlu
dievaluasi, proses evaluasi serta kelemahan, membuat program kerja,

lxx

dan

tahapan

pengambilan

keputusan

pada

program

kesehatan

lingkungan. Setelah modul kelima ini dilanjutkan dengan ujian akhir


(final test).
Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran dalam pembelajaran ini adalah mahasiswa semester ganjil
(awal) Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas hasanuddin.

lxxi

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi

merupakan

prosedur/cara

membandingkan

informasi

tentang kegiatan pelekasanaan program atau hasil kerja dengan suatu


kriteria/tujuan yang telah ditetapkan Evaluasi merupakan sumber
informasi

untuk

memperbaiki

kegiatan

prigram

yang

sedang

dilaksanakan atau untuk perencanaan yg lebih baik di masa yang akan


datang.
Evaluasi adalah termasuk kegaitan analisa berbagai macam aspek
perkembangan dan pelaksanaan program dengan mempelajari relevansi,
adequase, progres, efektifitas, efesiensi dan dampak dari program
Evaluasi. adalah prosedur penilaian pelaksnaan kerja dan hasil kerja
secara menyeluruh dengan cara sistimatik dengan membandingkan
kriteria/tujuan yang telah ditetapkan guna pengambilan keputusan
pengontrolan terhadap kegiatan pencapaian tujuan modern:integral
dengan proses perencanaan. .
Evaluasi adalah suatu komponen dari proses pengambilan keputusan
dimana kegiatan dan hasilnya dinilai murut norma-norma dan kriteriakriteria untuk memungkinkan penentuan alternatif dalam kegiatan
berikutnya.
a. Evaluasi Tradisonal
Evaluasi yang pengontrolannya terhadap kegiatan pencapaian tujuan
b. Evaluasi Modern
Evaluasi yang dilakuakan secara integral

lxxii

c. Evaluasi summative:
Evaluasi yg dilakukan untuk menilai hasil keseluruhan dari suatu
program yang telah selesai dilaksanakan. evaluasi ini dilakukan pada
akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program, guna
menilai keberhasilan program
d. Evaluasi formative
Evaluasi. yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan program dengan
tujuan untuk mengubah atau memperbaiki program. program yang
sedang berjalandan didasarkan atas kegiatan sehari-hari mingguan,
bulanan bahkan tahunan, atau waktu yang relatif singkat
e. Evalusia hipotesis
Evaluasi hipotesis adalah suatu hipotesa program yang dinyatakan
dalam suatu rumusan bagi desain/pedoman evaluasi.
Adequacy
Adequascy adalah ketepatan, tepat dalam arti cocok dengan yang
dimaksud dalam proses perencanaan kesehatan lingkungan. Dalam hal
ini adequacy akan diartikan sejauh mana suatu problema kesehatn yang
menimbulkan masalah kesehatan lingkungan dapat dipecahkan
manakala menggunakan suatu program tertentu dapat memberikan
suatu liputan (coverage), hasil (output), dan keuntungan-keuntungan
dalam menanggulangi suatu masalah tersebut.
B. Program yang perlu dievaluasi
Tidak semua program dibidang kesehaan perlu dievaluasi. Programprogram prioritas yang dievaluasi ialah :

lxxiii

1.

Program-program yang potensial memberikan dampak (keuntungan)


kepada masyarakat luas.

2.

Program-program yang potensial memberikan efek sampingan yang


kurang menguntungkan kepada masyarakat.

3.

Proyek-proyek panduan, karena diharapkan dapat digunakan pada


tempat lain.

C. Proses Evaluasi
Proses kegiatan evaluasi secara keseluruhan dapat di simpulkan atas 4
dimensi/langkah kegiatan .
(1). Dimensi kegiatan berfikir secara konsepsual. Kegiatan disini meliputi
: 1). Formulasi tujuan, sasaran dan manfaat evaluasi. 2). Formulasi
sumber dan informasi yang dibutuhkan. 3). Formulasi kriteria yang
akan digunakan. 4). Formulasi model/kerangka kerja arau rancang
bangun.
(2). Dimensi kegiatan operasional.
Kegiatan disini meliputi kegiatan pengumpulan informasi baik melalui
kegiatan wawancara, observasi, nominal group tehnique, dan lain-lain.
Jenis informasi bisa primer ataupun sekunder.
(3). Dimensi kegiatan penilaian.
Kegiatan disini meliputi kegiatan :1). Formulasi derajat kebersihan . 2).
Formulasi dan identifikasi maslah. 3). Formulasi faktor-faktor
penunjang penunjang dan penghambat program. 4). Formulasi sebab
ketidak berhasilan program.
(4). Dimensi kegiatan tindak lanjut.

lxxiv

Kegiatan disini meliputi : 1). Formulasi rekomendasi tindak


pemecahan masalah. 2). Feedback mechanisme kebutuhan informasi
tambahan. 3). Feedback hasil evaluasi kepada institusi yang
membutuhkan. 4). Follow-up atau monitoring dari pelaksanaan tindak
koreksi / pemecahan masalah.
Kriteria yang dianjrkan WHO dalam evaluasi ialah :
1. RELEVANSI
2. ADEQUACY
3. PROGRESS
4. EFFECTIVENESS
5. EFFISIENSY
6. IMPACT
RELEVANSI.
Rasionalisasi program dengan kebijaksanaan sosial dan ekonomi serta kesesuaian
kebutuhan /prioritas kebijaksanaan kesehatan untuk masyarakat.
ADEQUACY
Adequacy (kecukupan) : menunjukkan beberapa besar perhatian telah diberikan
dalam program kegiatan untuk mengatasi masalah. Adequacy juga berhubungan :
sampai beberapa besar masalah telah dapat diatasi melalui program kegiatan yang
dilaksanakan.
Evaluasi adequacy lebih banyak berkaitan dengan outout/input dari sistem.
Adequacy dibedakan atas : adequacy of effort dan adequacy of performance.
Adequacy of effort.
Effort = the amount of actions.
(input)

lxxv

Adequacy of effort =
Jumlah kegiatan dilaksanakan

100%

Jumlah kegiatan ditentukan


Adequacy of performance
Performance = activity + achievement
(output)
Adequacy of performance
Pencapaian hasil kegiatan

100%

Target pencapaian hasil


PROGRESS
Progress atau pengamatan kemajuan : adalah perbandingan antara rencana dan
kenyataan yang ada. Untuk maksud ini perlu dilakukan analisa usaha yang
telah dilakukan dan sumber-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan
dibandingkan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan progress
adalah monitoring atau pengawasan jalannya usaha kegiatan, atau melihat
kemajuan yang telah dicapai.
Progress arau minitoring dilaksanakan pada saat kegiatan program sedang
berjalan, karena itu identitas dan tindakan koreksi terhadap penyebab
hambatan akan selalu dijumpai pada evaluasi progress.
EFFICIENCY
Effisiensi menggambarkan hubungan antara hasil yang dicapai suatu program
kesehatan dengan usaha-usaha yang diperkirakan dalam pengertian : tenaga
manusia (sumber-sumber lain, keuangan proses-proses di bidang keseshaan,
tehnoligi dan waktu).

lxxvi

Di bedakan effisiensi tehnis dan effisiensi biaya. Effisiensi biaya bial suatu
unit pelayanan : misalnya kunjungan, vaksinasi dll, dikaitkan dengan uang.
Effisiensi tehnis bila hasil suatu unit pelayanan dikaitkan dengan waktu,
metoda, sumber daya dan sumber lain.
EFFEKTIVITAS
Effektivitas menggambarkan akibat /efek yang diinginkan oleh suatu
program, kegiatan, institusi dalam usaha mengurangi masalah kesehatan.
Effektivitas juga dipergunakan untuk mengukur derajat keberhasilan dari suati
usaha tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
DAMPAK = IMPAK
Menggambarkan akibat keseluruhan dari program, kegiatan, institusi dalam
pengembangan kesehatan masyarakat dan pengembangan sosio ekonomi.
Penilaian dampak dibidang kesehatan, terutama ditujukan untuk menentukan
perubahan akibat pelaksanaan program agar dapat memberikan keuntungan
kepada derajat kesehatan (health status). Angka kematian, angka kesakitan dan
angka kecacatan adalah komponen yang ada pada health status.
F. Kriteria Penilaian
Kriteria yang dinilai pada mata kuliah sebagai berikut:
1. Ketepatan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dengan
Contoh; Kejelasan Uraian; Kemuktakhiran Bahan Pustaka (10%).
2. Ketuntasan Gagasan Pada Poster Dari Model Yang Dipilih; Kreativitas; Kerja
Sama Tim Pada Presentasi (15%).
3. Kelengkapan Isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan dalam membuat evaluasi
program kesehatan lingkungan berbasis masyarakat (15%).
4. Kelengkapan isi, Kejelasan Konsep Dan Penguasaan Transformasi kesehatan,
Kemampuan Menyelesaikan Problem Set; Kedisiplinan (30%).
5. Ketepatan dan kemampuan menyelesaikan tugas individu dalam monitoring
dan evaluasi kesehatan lingkungan, kedisiplinan (10).

lxxvii

7. Kejelasan Langkah Pemecahan Kasus; Ketepatan Langkah Dan Alasan;


Ketelitian; Kemampuan Analogi (20)

lxxviii

BAB III. PENUTUP

Modul ini merupakan kuliah pada pertemuan ke-13 s/d 14 dari mata
kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Lingkungan,. Pada kuliah ke tiga
belas sampai ke empat belas

menyajikan

tentang Pengertian Evaluasi

Kesehatan Lingkungan, Program Kesehatan Lingkungan yang Perlu Evaluasi,


Proses Evaluasi Kesehatan Lingkungan dan Membuat Program Kerja
Pada kuliah selanjutnya akan diberikan ujian kompotensi. Dengan
demikain

penyajian kelima modul tersebut, dapat membuka khasanah

pengetahuan mahasiswa tentang perencanaan dan evaluasi kesehatan


lingkungan, sehingga dapat menerima pelajaran selanjutnya yang bersifat lebih
dalam dan menuntut penghayatan dan kreatifitas.

Untuk memperdalam

pembahasan modul ini mahasiswa diberikan tugas, diskusi kelompok dan


portofolio.
Tugas :
Minggu 15 & 16
Membuat tugas Laporan akhir Program Kesehatan Lingkungan secara utuh di
daerahnya masisng-masing (lingkupnya desa/kelurahan). Diskusikan dengan
teman sekelompok anda, setelah itu didiskusikan secara fanel untuk penilaian
akhir.

lxxix

DAFTAR PUSTAKA

A. Kerde, The National Environmental Health Action Plan Of Estonia, Was


Approved By The Government Of Estonia,1999
Anonimus, National Environmental Health Action Plan Minister of Health of the
Slavak Republic, 2000
Anonimus, Environmental Health: Technical And Program Background, U.S.
Agency For International Development Bureau For Global Health, 2004.
Anonimus, Action Plan,Environmental Health, Implementing more Powerful Policy,
2002
Anjus et al, Technical Assistance to the Government of India for Urban Health
Planning and NationalGuidelines, NEHAP,2004.
Daud, Anwar, Program dan Evalusai Kesehatan Lingkungan, Jurusan Kesehatan
Lingkungan FKM-Unhas, Makassar, 2004
Christopher L. McGahey, Urban Environmental Health Pilot Activities Evaluation of
Progress and Lessons Learned, 2001
George V.& Michael F, The National Health Action Plan, 1997
Jarkko Eskola, Finish Environmental Health Action Plan, Helsinki,1997
Jill M. D. & Christopher M, Urban Environmental Health Strategies Three
Community-based Environmental Sanitation and Hygiene Projects
Conducted in the Democratic Republic of Congo, Activity Report 119,
2003
NEHAP, Brief Analysis Of The Status Of Environmental Health And Its Impact On
The Population In The Republic Of Macedonia And Action Plan,
National Environmental Health Action Plan, 2000
Philip J, Environmental Management Systems: An Implementation Guide for Small
and Medium-Sized Organizations,2001
Stapleton, Philip J. et al,
Environmental Health Management System, An
Implementation Guide for Small and Medium-Sized Organizations,
Second Edition, NSF ISR 789 N. Dixboro Road Ann Arbor, MI 481581888-NSF-9000. 2001,
Stephenson, Peter, Environmental Health Planning And Action, A Handbook For
Indigenous Practitioners Prepared By Indigenous
Communities
Environmental Health Workforce Capacity Building Program, University
Of Western Sydney,2003,
Siddharth A.,& Arti M, Participatory Community Health Enquiry and Planning in
Selected Urban Slums of Indore, Madhya Pradesh, 2004
Suzanne McKenzie, Society and Health Handbook, 2006
Roy Steven N., et al , Making Cities Work The Greater Cairo Healthy
Neighborhood Program An Urban Environmental Health Initiative in
Egypt, EHP, Activity Report 142, 2004
WHO, Palau National Environmental Health Action Plan (NEHAP) 2004-2007,
World Health Organization Regional Office for the
Western Pacific,
2003.
WHO, Roll Back Malaria Cabinet Project, 2000
WHO, Evaluation of Swedish and International Health Related Environmental
Objectives: A Pilot Study for WHO, Autumn 2002
WHO, External evaluation of the impact of WHO environmental health policies and
action plan in Bulgaria, 2002,

lxxx

Anda mungkin juga menyukai