Anda di halaman 1dari 5

Dasar Islam: Tauhid – Mengesakan Allah

Agus Nizami (nizaminz@yahoo.com)

Assalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa


barokatuhu,

Seorang Muslim wajib beriman atau mempercayai bahwa Tuhan itu ada.
Sebagaimana TV, Mobil, Kulkas, dan lain-lain yang tidak mungkin terjadi
dengan sendirinya tanpa ada pembuatnya, begitu pula langit, bumi,
bintang, matahari, manusia, dan lain-lain. Tentu ada yang membuatnya,
yaitu Allah!

“Kawannya (yang mu'min) berkata kepadanya sedang dia


bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan)
yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air
mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang
sempurna?” [Al Kahfi:37]

“Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya


pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi orang-orang mu'min.” [Al ‘Ankabuut:44]

Setelah mempercayai keberadaan Tuhan, ummat Islam wajib beriman


bahwa Tuhan itu satu.

Sesungguhnya, Nabi Muhammad SAW diutus Allah dengan misi


menyampaikan kalimat Tauhid, yaitu agar manusia menyembah Allah
semata dan menyembah sembahan lainnya selain Allah:

“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia


seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".” [Al Kahfi:110]

Nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim juga mengajarkan tauhid


kepada ummatnya, yaitu agar hanya menyembah satu Tuhan, yaitu: Allah,
dan tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat


dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-
kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
(Tuhan),” [An Nahl:120]
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah
agama Ibrahim seorang yang hanif." dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” [An Nahl:123]

Luqman yang saleh pun dalam Al Qur’an diceritakan menasehati agar


anaknya tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu


ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".” [Luqman:13]

Seharusnya setiap orang tua mencontoh Luqman untuk menanamkan


ajaran Tauhid kepada setiap anaknya.

Dalam Islam, mengesakan Allah adalah rukun yang pertama. Jika seorang
masuk Islam, dia harus menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusannya:

“Hadis Ibnu Umar r.a: Nabi s.a.w telah bersabda: Islam


ditegakkan di atas lima perkara yaitu mengesakan Allah,
mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa pada
bulan Ramadan dan mengerjakan Haji “ [HR Bukhori-Muslim]

Sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang Maha Pencipta:

“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang


menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama
yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.” [Al An’aam:79]

“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi,
dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang
kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.” [Al
An’aam:1]

Jika ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah, misalnya berhala-
berhala itu adalah perbuatan yang sia-sia, karena berhala itu bukanlah
Tuhan yang Maha Pencipta. Justru berhala itulah yang dibuat oleh
manusia:

“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-


berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan
berhala-berhala itu sendiri buatan orang.” [Al A’raaf:191]

“Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah,


sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak
(pula) memberi manfa`at?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” [Al Maa-idah:76]

Menyembah Yesus atau Isa sebagai Tuhan adalah dosa yang amat besar.
Tuhan adalah Pencipta alam semesta, sedang Yesus atau Isa bukanlah
pencipta alam semesta. Yesus atau Isa adalah seorang manusia yang
dilahirkan dari rahim ibunya, Siti Maryam:

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:


"Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam", padahal Al
Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [Al Maa-idah:72]

Sesungguhnya, kafirlah orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu bisa


beranak dan dilahirkan layaknya manusia, sehingga ada lebih dari 1 Tuhan
seperti Tuhan Bapa dan Tuhan Anak. Bagaimana Allah bisa punya anak,
padahal dia tidak punya istri? Adakah (na’udzubillah min dzalik!) mereka
mengira bahwa Tuhan berzina dengan Maryam sehingga punya anak di
luar nikah? Allah SWT membantah kebohongan itu:

“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak


padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala
sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” [Al An’aam:101]

Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:

“Katakanlah: Allah itu Satu


Allah tempat meminta
Dia tidak beranak dan tidak diperanakan
Dan tak ada satu pun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]

Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan adalah dosa yang


amat besar:

“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu


dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan
Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar
oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” [Al
Hajj:31]

“Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah


bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".”
[Ar Ruum:42]
Jelas sekali bukan ayat Al Qur’an di atas bagi orang-orang yang berpikir
atau berakal bahwa syirik itu adalah perbuatan sesat dan dosa.

Sesungguhnya syirik atau mempersekutukan Tuhan itu adalah dosa yang


tidak terampuni. Ini adalah perkataan Allah SWT sendiri yang tertulis di
dalam kitab suci Al Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan


Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar.” [An Nisaa’:48]

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan


(sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari
syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya
ia telah
tersesat sejauh-jauhnya.” [An Nisaa’:116]

Jika seseorang melakukan kemusyrikan, maka sia-sialah amalnya meski


mereka banyak berbuat hal-hal yang dianggap oleh manusia “baik”:

“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk


kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah
dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” [Al An’aam:88]

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada


(nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi.” [Az Zumar:65]

“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-


mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri
kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka
kekal di dalam neraka.” [At Taubah:17]

Sesungguhnya, Tauhid (Mengakui Tuhan itu ada dan satu, yaitu Allah
SWT), adalah hal paling penting dan pertama-tama yang harus dipelajari
oleh seorang Muslim. Nabi Muhammad SAW selama 13 tahun masa-masa
pertama kenabiannya, gigih menyampaikan ajaran Tauhid kepada orang-
orang kafir Quraisy, begitu pula setelahnya.

Saya melihat banyak orang yang terlalu fokus pada masalah fikih, tasauf,
dan lain-lain, tapi kurang mengkaji masalah Tauhid. Padahal Tauhid ini
adalah dasar dari agama Islam. Akibatnya, aqidah ummat Islam jadi
lemah. Betapa banyak orang yang sholat, tapi tetap korupsi, betapa
banyak orang yang haji tapi tetap berzinah, dan bahkan ada muslimah
yang berjilbab, akhirnya nikah dengan orang kafir dan menjadi kafir pula.
Banyak orang yang murtad karena kurang beres Tauhid-nya. Itulah jika
kita terlalu sibuk pada hal sekunder, sehingga lupa pada hal yang primer:
Tauhid!

Wassalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuhu

Anda mungkin juga menyukai