Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM :

PEMANFAATAN KULIT PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca var sapientum) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP SERANGAN Aeromonas hydrophilla IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.)

BIDANG KEGIATAN PKM Penelitian


Diusulkan Oleh : Ekasari, 060710286P, Angkatan 2007 Barkah Salasa, 060710135P, Angkatan 2007 Mohammad Faizal Ulkhaq, 060810320P, Angkatan 2008 Putri Pratamaningrum, 060810353P, Angkatan 2008 Hiprita Putri Karlina, 060810029P, Angkatan 2008

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010

Halaman Pengesahan : PEMANFAATAN KULIT PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca var sapientum) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP SERANGAN Aeromonas hydrophilla IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T ( ) PKM-M 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama a. Nama Lengkap : Ekasari b. NIM : 060710286P c. Jurusan : Budidaya Perairan d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Airlangga e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Bulak Cumpat 2/61, Surabaya f. Alamat email : eka_sari090588@yahoo.com 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang 6. Dosen Pendamping : a. Nama Lengkap dan Gelar : Rr.Juni Triastuti, S.Pi, M.Si. b. NIP : 19690621 1997032 001 c. No Tel./Hp : 08123170139 6. Biaya Kegiatan Total : Dikti : Rp. 9.955.000 7. Jangka Waktu Pelaksanaan Menyetujui Wakil Dekan I Ir. Moch.Amin Alamsjah, M.Si.,Ph.D NIP. 19700116 199503 1 002 Direktur Kemahasiswaan Universitas Airlangga, Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes NIP. 19600427 198701 1 001 : 5 bulan Surabaya,08 Oktober 2010 Ketua Pelaksana Kegiatan Ekasari NIM. 060710028P Dosen Pembimbing Rr. Juni Triastuti, S.Pi, M.Si. NIP. 19690621 1997032 001 1.Judul Kegiatan

A. JUDUL PEMANFAATAN KULIT PISANG AMBON KUNING (Musa paradisiaca var sapientum) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP SERANGAN Aeromonas hydrophilla PADA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) B. LATAR BELAKANG MASALAH Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) banyak diminati oleh masyarakat karena kandungan protein yang cukup tinggi di dalamnya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) mulai banyak dibudidayakan secara intensif. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya secara intensif adalah padat tebar yang tinggi dan nilai parameter kualitas air yang terkontrol. Apabila parameter kualitas air menurun yang diikuti penurunan sistem imun, maka ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) tersebut akan mudah terserang penyakit. Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) dalam budidaya secara intensif yaitu Aeromonas hydophilla. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) dapat dilakukan dengan pemberian imunostimulan. Imunostimulan diketahui dapat menstimulir prekursor limfosit T pada sistem imunitas ikan dan meningkatkan aktivitas makrofag sebagaimana peningkatan level enzim neutrofil (Siwicki et al. 1994). Salah satu, imunostimulan yang sering digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) adalah serotonin yang banyak terkandung dalam kulit pisang ambon kuning. Kulit pisang ambon kuning (Musa paradisiaca var sapientum) yang merupakan suatu limbah telah diketahui mengandung serotonin sebanyak 49.900 g/g (Foy and Farrat, 1962). Aktivitas serotonin untuk antidepresan dapat meningkatkan sistem imun pada ikan Gurami. Serotonin mampu mengontrol regulasi level kortisol yang berperan penting dalam adaptasi ikan dan sebagai indikator saat ikan berada pada kondisi stres. Pengaturan sistem imun oleh serotonin mengakibatkan bertambahnya jumlah limfosit yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respon imun. Respon antibodi saat depresi pada ikan air tawar diatur oleh sistem hormonal. Limfosit ikan mengekspresikan reseptor glukokortikoid yang menekan sistem imun selama kondisi stres; dengan demikian serotonin disini berfungsi menghasilkan limfosit baik itu dalm bentuk sel T atau sel B, kedua sel tersebut berfungsi untuk meningkatkan sistem imun. Ikan mempunyai pengatur kimiawi (sitokin) yang disekresikan oleh sel imun khususnya makrofag. Interleukin (IL)-1 dan IL-2 yang merupakan suatu sitokin berperan dalam merangsang sel T untuk tumbuh dan membelah meningkatkan suhu tubuh. C. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah pengaruh pemberian kulit pisang ambon kuning sebagai bahan pakan terhadap sistem pertahanan tubuh ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) ? 2. Berapakah dosis pemberian kulit pisang ambon kuning yang dapat kekebalan tubuh ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) secara optimal?

D. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kulit pisang ambon kuning (Musa paradisiaca var sapientum) sebagai bahan pakan terhadap kekebalan tubuh ikan gurami ((Osphronemus gouramy Lac.) yang terserang Aeromonas hydrophilla. 2. Untuk mengetahui dosis kulit pisang ambon kuning apakah kandungan serotonin dalam kulit pisang ambon kuning (Musa paradisiaca var sapientum) yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Dosis yang tepat dalam penggunaan kulit pisang ambon kuning (Musa paradisiaca L. var sapientum) dalam meningkatkan kekebalan tubuh ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.). Dengan adanya dosis yang tepat diharapkan adanya pemanfaatan limbah kulit pisang ambon kuning sebagai salah satu bahan dalam pembuatan pakan ikan komersial yang dapat dimanfaatkan sebagai immunostimulan bagi ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.). F. KEGUNAAN Adapun kegunaan dari penelitian yang kami usulkan ini adalah dapat memanfaatkan limbah kulit pisang ambon kuning yang melimpah, dapat meminimalkan biaya pakan selama budidaya ikan gurami karena limbah kulit pisang ambon kuning dapat diperoleh dengan mudah dan biaya yang relatif murah. G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pisang Ambon Kuning (Musa paradisiaca var sapientum) Menurut Suyanti Satuhu (1996) pisang ambon kuning diklasifikasikan dalam golongan: Divisio : Speratophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas : Monocotylendonlae Ordo : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca var sapientum

Gambar 1. Pisang ambon kuning

Pisang ini memiliki kulit yang berwarna berwarna kuning keputihan pada saat matang, ketebalan kulit 0,3ml, halus, aromanya tajam khas pisang ambon sedangkan daging buahnya berwarna putih kekuningan, rasa daging buahnya manis sedikit asam selain sebagai buah meja pisang ambon digunakan sebagai makanan pemula bayi. Berat tiap tandanya 15-25 kg terdiri dari 10-14 sisir. Setiap sisir terdiri dari 14-24 buah dengan panjang 15-20cm dan diameternya 3,5 (Satuhu, 1996). Tanaman Pisang (Musaceaea sp.) merupakan tanaman penghasil buah yang banyak terdapat di Indonesia. Buahnya banyak disukai untuk dikonsumsi secara langsung sebagai buah atau diolah menjadi produk konsumsi lain sepert sale pisang, kripik pisang, selai pisang, dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengolahan limbah dari kulit pisang yang sangat banyak jumlahnya. Limbah ini banyak terdapat di daerah-daerah yang memproduksi keripik dan sale pisang. Limbah ini masih tidak bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, melainkan hanya sebagai limbah tak berguna (Yusuf dan Satria, 2007). Kandungan dari buah pisang yaitu flavonoid, glukosa, fruktosa, sukrosa, tepung, protein, lemak, minyak menguap, dan kaya akan vitamin (A, B, C dan E), mineral (kalium, kalsium, fosfor, Fe), pektin, serotonin, 5-hidroksi triptamin, dopamin dan noradrenalin. Kandungan kalium pada buah pisang cukup tinggi yang kadarnya bervariasi tergantung jenis pisangnya. Buah muda banyak mengandung tannin (Dalimartha, 2005). Menurut Morton (1981), buah pisang ambon kuning (Musa paradisiacal) mengandung tannin, eugenol, tyramine. Sedangkan serotonin, levarterenol, norepinephrine dan dopamine terdapat dalam buah yang masak dan kulit. Kandungan lainnya meliputi alkaloid, steroid, dan zat besi.

2. Serotonin Serotonin yang juga dikenal sebagai pineal hormone pada mamalia, memainkan peranan penting dalam beberapa kondisi seperti mood, stress dan sebagainya (Kang et al. 2009). Serotonin (5-hydroxytryptamine) merupakan monoamine yang memainkan perana penting sebagai neurotransmitter, hormone dan factor mitogenik dan menghubungkan berbagai aktivitas dalam bervariasi sel hewan (Frazer and Ensler, 1999). Dalam tanaman serotonin ditemukan dalam berbagai macam tanaman (Roshchina, 2001) sejak dilaporkan pertama kali dalam tanaman Mucuna pruriens (Bowden et al., 1954). Beberapa studi telah dilakukan untuk mengetahui distribusi subtype reseptor serotonin dalam otak ikan. Dengan menggunakan teknik audioradiografik, Palacios dan dietl (1998) mennunjukkan keberadaan reseptor 5-HT1A dalam otak ikan. Reseptor serotonergik, terutama 5HT1 (1A, 1B, 1C, 1D), 5-HT2 (2A, 2B), 5-HT4, 5-HT6 dan 5-HT7 termasuk dalam superfamili pasangan reseptor G-protein (Peroutka, 1993). Serotonin mengontrol regulasi level kortisol yang berperan penting dalam adaptasi ikan dan sebagai indikator saat ikan berada pada kondisi stres. Pengaturan sistem imun oleh serotonin mengakibatkan bertambahnya jumlah limfosit yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respon imun. Respon antibodi saat depresi pada ikan air tawar diatur oleh sistem hormonal. Limfosit ikan mengekspresikan reseptor glukokortikoid yang menekan sistem imun selama kondisi stres; dengan demikian serotonin disini berfungsi menghasilkan limfosit baik itu dalm bentuk sel T atau sel B, kedua sel tersebut berfungsi untuk meningkatkan sistem imun. Ikan mempunyai pengatur kimiawi (sitokin) yang disekresikan oleh sel imun khususnya makrofag. Interleukin (IL)-1 dan IL-2 yang

merupakan suatu sitokin berperan dalam merangsang sel T untuk tumbuh dan membelah meningkatkan suhu tubuh (Aune et al., 1993). 3. Ikan Gurami Klasifikasi ikan gurami menurut Ensiklopedi Indonesia (2010), adalah sebagai berikut: Klas : Pisces Sub Kelas : Teleostei Ordo : Labyrinthici Sub Ordo : Anabantoidae Famili : Anabantidae Genus : Osphronemus Species : Osphronemus goramy

Gambar 2. Ikan Gurami Ikan gurami (Oshpronemus gouramy Lac.) merupakan ikan asli Indonesia dan berasal dari perairan daerah Jawa Barat. Ikan ini merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang cukup penting apabila dilihat dari permintaannya yang cukup besar dan harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila, tambakan dan tawes, dan merupakan salah satu sumber protein yang cukup tinggi. Bagi masyarakat umum, ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan bergengsi dan biasanya disajikan pada acara-acara yang dianggap penting. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ikan gurami menjadi salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan air tawar. (Ensiklopedi Indonesia, 2010). Gurami merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan/ keperak-perakan. Ikan gurami merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurami agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya Giant Gouramy, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg. 4. Aeromonas hydrophilla

Buchanan dan Gibbon (1974), mengklasifikasikan bakteri Aeromonas sebagai berikut: Filum : Protophita Klas : Schizomycetes Ordo : Pseudomonadales Famili : Vibrionaceae Genus : Aeromonas Spesies : Aeromonas hydrophilla

Gambar 3. Aeromonas hydrophila


Aeromonas hydrophila termasuk kelompok bakteri gram negatif (Bullock et al., 1971). Yang tumbuh maksimal pada kisaran suhu 380C- 410C dan pertumbuhan minimal pada suhu 00 C-50C dengan kisaran pH 5,5-9 (Afrianto dan Liviawaty, 1992). Perkembangbiakan bakteri ini dapat berlangsung secara aseksual dengan pemanjangan sel yang diikuti pembelahan inti yang disebut pembelahan biner. Waktu yang diperlukan untuk pembelahan satu sel menjadi dua sel lebih kurang 10 menit (Volk dan Wheeler, 1988). Bakteri Aeromonas hydrophila mempunyai habitat didaerah estuaria dan air tawar, keberadaannya berhubungan dengan kandungan bahan organik atau sedimen dasar perairan. Bakteri Aeromonas hydrophila banyak terdapat didaerah tropis dan subtropis dibandingkan di daerah dingin (Bullock et al., 1971). Bakteri Aeromonas hydrophila dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar meskipun pada kolam yang terawat dengan baik, sehingga dapat menimbulkan kerugian besar karena menyebabkan kematian ikan secara masal. Hal ini terjadi karena kondisi padat tebar yang tinggi, suhu yang tinggi dan kandungan bahan organik yang tinggi dapat menimbulkan stress ikan sehingga mudah terserang penyakit. Serangan bakteri Aeromonas hydrophila biasanya muncul pada musim kemarau karena pada saat tersebut kandungan bahan organik di perairan relatif tinggi. Bakteri Aeromonas hydrophila berperan dalam penguraian bahan organik sehingga sering ditemukan di perairan yang subur. Kandungan oksigen yang rendah, suhu yang tinggi, akumulasi bahan organik atau sisa metabolisme ikan dan padat tebar ikan yang tinggi sangat menunjang perkembangbiakan bakteri ini (Sutjiati, 2004). Di daerah tropik dan subtropik penyakit haemorrhagic septicaemia yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila pada umumnya muncul pada musim kemarau pada saat kandungan bahan organik tinggi. Aeromonas hydrophila banyak ditemukan pada insang, kulit, hati dan ginjal. Ada juga pendapat bahwa bakteri ini dapat hidup pada saluran pencernaan (Kabata, 1985). Infeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophila bisa terjadi melalui permukaan tubuh yang luka, saluran pencernaan makanan atau bisa melalui insang, kemudian masuk dalam pembuluh darah dan

menyebar pada organ dalam lainnya yang menyebabkan pendarahan yang disertai haemorrhagic septicaemia (keracunan darah karena darah keluar dari pembuluh darah melalui poripori) (Kabata, 1985). Bakteri Aeromonas hydrophila menyebar secara cepat pada ikan dengan padat penebaran tinggi dan bisa mengakibatkan kematian benih hingga 90%. Penularan penyakit dapat melalui air, kontak badan, kontak dengan peralatan yang tercemar atau dengan pemindahan ikan yang telah terserang Aeromonas hydrophila dari satu tempat ke tempat lain (Afrianto dan Liviawaty, 1992). Penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila bersifat opportunis yaitu mampu berkembang menjadi lebih ganas pada keadaan optimum. Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila bersifat sekunder artinya bakteri ini akan menimbulkan penyakit apabila keadaan ikan lemah karena stres (Anonymous, 2005). Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan penyebab penyakit haemorrhagic septicaemia yang juga disebut sebagai MAS (Motile Aeromonas Septicaemia), ditandai dengan adanya luka di permukaan tubuh, lokal hemorrhagi terutama pada insang, borok, abses, exopthalmia dan perut kembung (Austin dan Austin, 1993). Kemampuan menimbulkan penyakit dari bakteri Aeromonas hydrophila cukup tinggi. Gejala yang menyertai serangan bakteri ini antara lain ulser yang berbentuk bulat/tidak teratur dan berwarna merah keabu-abuan, inflamasi dan erosi di dalam rongga dan di sekitar mulut seperti penyakit mulut merah (red mouth disease). Tanda lain adalah haemorhagi pada sirip dan eksopthalmia (pop eye) yaitu mata membengkak dan menonjol (Nitimulyo et al., 1993). Selain itu ciri-ciri lainnya adalah pendarahan pada tubuh, sisik terkuak, borok, nekrosis, busung, dan juga ikan lemas sering di permukaan atau dasar kolam (Dana dan Angka, 1990). Cara penularannya yang utama secara horizontal, antara lain melalui air yang terkontaminasi, berhubungan dengan ikan sakit/carrier, telur yang erkontaminasi, berhubungan dengan alat/wadah yang digunakan dalam budidaya atau pakaian manusia yang terkontaminasi dan melalui bulu burung air (Nitimulyo et al., 1993).

H. METODE PELAKSANAAN Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap, satu faktor yaitu, pemberian cacahan kulit pisang ambon kuning dengan empat perlakuan yaitu: P0 = tanpa pemberian cacahan kulit pisang ambon kuning, P1 = pemberian cacahan kulit pisang ambon kuning dosis 50g/kg, P2 = pemberian cacahan kulit pisang ambon kuning dosis 75 g/kg, P3 = pemberian cacahan kulit pisang ambon kuning dosis 100g/kg. Untuk mengurangi kekeliruan dilakukan ulangan tiga kali untuk setiap perlakuan. Bahan yang digunakan adalah ikan gurami (O. gouramy) berukuran 10-15 cm sebanyak 240 ekor, keramba ukuran 0,5 x 0,5 x 1,2 m sebanyak 12 buah dengan kedalaman air 75 cm. Padat tebar 20 ekor/keramba. Bahan lain yang diperlukan adalah kulit pisang ambon kuning, pakan komersil dan lain-lain. Pemberian pakan komersial yang diaplikasikan dengan cacahan kulit pisang ambon kuning dilakukan tiga kali dengan rentang waktu empat minggu. Selanjutnya dilakukan uji tantang dengan menggunakan Aeromonas hydrophilla. Parameter yang diamati adalah: sintasan, kondisi darah ikan (menghitung kadar hematokrit, total eritrosit, dan leukosit), serta kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut, pH, dan amoniak. Pengitungan sintasan mengacu pada rumus Effendie (1979), hematokrit mengacu pada prosedur Anderson dan Siwicki

(1993), sedangkan total eritrosit dan leukosit mengacu pada Blaxhall dan Daisley (1973), serta Alifuddin (1999). Pengamatan dilakukan pada hari ke-0 (sebelum diberi perlakuan), hari ke-10 setelah dilakukan uji tantang. I. JADWAL KEGIATAN No. Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. Perizinan Persiapan alat dan bahan Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Laporan Presentasi Jumlah Rp. 480.000 Rp. 500.000 Rp.1.250.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000 I XX XX II XX XXXX XX XX X XXXX Bulan KeIII IV

J. RANCANGAN BIAYA No Jenis Pengeluaran Volume . 1. Bahan Habis: -Pembelian ikan gurami @Rp.2.000. 240 ekor -Pembelian stok Aeromonas 1 buah hydrophilla. -Biaya kultur Aeromonas hydrophilla -Pakan komersial -Kulit pisang ambon kuning 10 bks 10 sisir 2. Peralatan Penunjang: -Jaring untuk pembuatan keramba 12 buah -Bambu untuk pembuatan keramba 20 buah -Bak untuk perendaman uji tantang 12 buah @Rp15.000

Rp. 1.200.000 Rp. 400.000 Rp. 1.800.000

3.

Administrasi: Pembuatan proposal dan laporan penelitian Fotokopi ATK(Kertas A4, Spidol, Ballpoint,) Biaya Perjalanan: Survey dan Pembelian bahan Lain-lain: Biaya Internet Sewa Laboratorium Dokumentasi 2 kali

Rp. 500.000 Rp. Rp. Rp. 225.000 250.000 550.000

4.

5.

5 bulan 5 bulan

Rp.

500.000

Rp. 1.000.000

TOTAL

Rp. 300.000 Rp. 9.955.000

K. DAFTAR PUSTAKA Arifianto, E. dan Liviawaty, E., 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan Kanisius, Jakarta. AUNE, T. M., GRATH, M. C., SARR, K. M., BOMBARA, M. P. AND KELLEY, K. A. (1993). Expression of 5-HT1A receptors on activated human T-cells. J. Immunol. 151, 11751183.
Austin, B and D.A. Austin. 1993. Bacterial Fish Pathogens. Disease in Farmed and Wild Fish. Second Edition. Ellis Horwood. New York.

Bowden K, Brown BG, Batty JE (1954) 5-Hydroxytryptamine: its occurrence in cowhage. Nature 174: 925926 Bullock R.E., D.A. Conroy and S.F. Sniesko, 1971. The Identification of Fish Pathogenic Bacteria. Book 2 B. T.H.F. Publication. Engkland.
Dana, D. Dan S.L. Angka. 1990. Masalah penyakit parasit dan bakteri pada ikan air tawar serta cara penanggulangannya. Hal.: 10 23. Prosiding Seminar Nasional II Penyakit Ikan dan Udang. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Bogor. 227 hal.

Kabata Z., 1985. Parasites and Diseases of Fish Cultured in Tropics. Taylor and Francisco Ltd. London.
M. Lies Suprapti. 2005. Aneka Olahan Pisang. Yogyakarta : Kanisius

Morton J. (1981). Atlas of medicinal plants of Middle-America: Bahamas to Yucatan: Musaceae. Illinois: Charles Thomas 101170.
Munadjim. 1986. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta : PT. Gramedia Nitimulyo, K.H., I.Y.B. Lelono, dan A. Sarono. 1993. Deskripsi Hama dan Penyakit Ikan Karantina Golongan Bakteri Buku 2. Pusat Karantina Pertanian. Jakarta

PEROUTKA, S. J. (1993). 5-Hydroxytryptamine receptors. J. Neurochem. 60, 408416. Sutjiati M., 2004. Penyakit Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.

Volk W.A. dan Wheller M.F., 1988. Mikrobiolog Dasar. Alih Bahasa : Markham. Erlangga. Surabaya L. LAMPIRAN 1) BIODATA a. Ketua Nama NIM Alamat No.Telp Perguruan Tinggi Waktu kegiatan PKM

: Ekasari : 060710286P : Jalan Bulak Cumpat 2/61 Surabaya : 085648382747 : Universitas Airlangga : 5 bulan

(Ekasari) b. Anggota 1 Nama NIM Alamat No.Telp Perguruan Tinggi Waktu kegiatan PKM : Barkah Salasa : 060710135P : Jalan Jambangan V/17 Surabaya : 085731556047 : Universitas Airlangga : 5 bulan

(Barkah Salasa) c. Anggota 2 Nama NIM Alamat No.Telp Perguruan Tinggi Waktu kegiatan PKM : Mohammad Faizal Ulkhaq : 060810320P : Jalan Bulak Banteng Madya 1/10 Surabaya : 085732454985 : Universitas Airlangga : 5 bulan

(Mohammad Faizal U.) d. Anggota 3 Nama NIM Alamat : Putri Pratamaningrum : 060810353P : Jalan Gubeng kertajaya XIIB/15 Surabaya

No.Telp Perguruan Tinggi Waktu kegiatan PKM

: 08563351481 : Universitas Airlangga : 5 bulan

(Putri Pratamaningrum) e. Anggota 4 Nama NIM Alamat No.Telp Perguruan Tinggi Waktu kegiatan PKM : Hiprita Putri Karlina : 060810029P : Jl.Candi Lontar Tengah I/6 Surabaya : 08993896194 : Universitas Airlangga : 5 bulan

(Hiprita Putri Karlina) 2) BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama Lengkap NIP Golongan / Pangkat Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Fakultas/Program Studi Perguruan Tinggi Bidang Keahlian : Rr. Juni Triastuti, S.Pi, M.Si : 19690621 1997032 001 : III C / Penata Tingkat I : Lektor : : Perikanan dan Kelautan/S1Budidaya Perairan : Universitas Airlangga : Biologi Molekular Reproduksi

Anda mungkin juga menyukai