Anda di halaman 1dari 8

Pada bayi prematur, dimana bayi lahir sebelum pembuluh darah retina terbentuk secara sempurna, paparan oksigen

pada bayi, menimbulkan reaksi berupa terbentuknya garis demarkasi antara daerah yang sudah tumbuh pembuluh darah dengan yang belum, sehingga timbul stimulus pembentukan pembuluh darah baru yang abnormal (neovaskularisasi, gambar 2). Proses ini dapat sembuh secara spontan (regresi) atau sebaliknya berkembang menjadi keadaan yang lebih buruk, yang disebut retinal detachment atau ablasio retina (lepasnya retina), (gambar 3) yang dapat menyebabkan kebutaan pada satu atau bahkan kedua belah mata. faktor risiko ROP pada umumnya terjadi pada bayi prematur dengan usia gestasi (masa kehamilan) kurang dari 32 minggu dan/atau berat lahir kurang dari 1500 gram, atau bayibayi prematur yang lebih tua dan besar namun memiliki kondisi klinis yang tidak stabil.

Apakah penyebab ROP? Normalnya, retina atau bagian mata yang memiliki fungsi sebagai penerima bayangan objek sebelum diolah di otak, mulai terbentuk pada usia kehamilan 16 Minggu. Retina mendapat suplai makanan melalui pembuluh darah yang tumbuh dari saraf optik menuju bagian tepi retina. Pembuluh darah retina sendiri terbentuk sempurna sekitar 2 minggu setelah bayi dilahirkan pada usia kehamilan normal, yaitu sekitar 40 minggu.

Ternyata bayi prematur itu ada 3 tingkatan. Kalo lahirnya di usia kehamilan 27-30 minggu, itu disebut very premature. Walaupun semua organ udah terbentuk, tapi bayinya sangat-sangat belum siap untuk lahir karena masih kekecilan banget (kira-kira baru 1 kg), paru-paru belum matang, dan suhu badan belum bisa terkontrol. Berikutnya kalo lahirnya di usia kehamilan 31-34 minggu disebut moderate premature,sedangkan kalo lahir di usia kehamilan 35-38 minggu itu disebut late premature. Semakin bertambah usia kehamilannya tentunya semakin bagus karena berarti tingkat survival bayi nya semakin tinggi dan kemungkinan adanya kelainan di masa depan semakin kecil. SERVIKS INKOMPETEN Ketika seorang wanita hamil mengalami kasus ini, maka ada kemungkinan kasus ini dapat berulang di kehamilan berikutnya. Itulah sebabnya perlu untuk dilakukan diagnosa secara pasti oleh dokter kandungan. Dan biasanya jika terjadi kemungkinan kasus inkompetensi serviks, maka dokter akan memasang cerclage (setelah usia kehamilan 14 minggu), untuk menahan mulut rahim tidak membuka dan melebar (dilatasi). Bahkan kadang juga ditambah dengan dijahit di sekitar daerah mulut rahim, dan nanti jahitan akan dibuka sekitar usia kehamilan 37 minggu untuk persiapan persalinan.

Risiko Keguguran Akibat Penipisan Mulut Rahim Beberapa faktor risiko yang dipercaya merupakan penyebab terjadinya kondisi inkompetensi serviks tersebut, diantaranya:Riwayat inkompetensi serviks sebelumnya antara lain trauma atau riwayat

prosedur melalui mulut rahim, Konisasi atau biopsi mulut rahim, dan kelainan anatomis mulut rahim. Selain faktor-faktor diatas, infeksi juga dicurigai bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya inkompetensi serviks. Sedangkan metode atau prosedur dilakukannya kuret seharusnya tidak menimbulkan kemungkinan inkompetensi serviks. Beberapa faktor risiko dipercaya merupakan penyebab terjadinya kondisi inkompetensi serviks tersebut, diantaranya:

Riwayat inkompetensi serviks sebelumnya Trauma atau riwayat prosedur melalui mulut rahim Konisasi atau biopsi mulut rahim Kelainan anatomis mulut rahim

Bayi baru lahir a. Pengertian Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir disebut juga neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. (Nanny, 2010) b. Ciri- ciri Bayi Baru Lahir : 1) Berat badan 2500 - 4000 gram 2) Panjang badan 48 - 52 cm 3) Lingkar dada 30 - 38 cm 4) Lingkar kepala 33 - 35 cm 5) Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit 6) Pernafasan - 60 40 kali/menit 7) Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 9) Kuku agak panjang dan lemas

10) Genitalia : Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora Laki laki : testis sudah turun, skrotum sudah ada 11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 12) Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik 13) Reflek graps atau menggenggan sudah baik

14) Eliminasi BAB : baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan BAK : baik, 6 kali perhari, kuning jernih

2.

Bayi Berat Lahir Rendah a. Pengertian Menurut Manuaba (2002) sejak tahun 1961 WHO mengganti istilah premature dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi premature, selanjutnya menurut Pantiawati (2009), BBLR adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram sedangkan menurut Proverawati (2010) BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan, sejalan dengan pendapat Prawiroharjo (2011) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 (sampai dengan 2499 gram). b. Menurut Proverawati (2010), Gambaran Klinis/ Ciri- ciri Bayi BBLR :

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)

Berat kurang dari 2500 gram Panjang kurang dari 45 cm Lingkar dada kurang dari 30 cm Lingkar kepala kurang dari 33 cm Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang Umur kehamilan kurang dari 37 minggu Kepala lebih besar Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya

10) Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif pada lengan dan sikunya 11) Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea 12) Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, tumit mengkilap, telapak kaki halus. 13) Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah. 14) Pernapasan 40 50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/ menit c. Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah Neonatus / bayi yang termasuk dalam BBLR merupakan salah satu dari keadaan berikut ini menurut (maryunani, 2009) :

1)

NKB SMK (Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan) adalah bayi prematur dengan berat badan lahir yang sesuai dengan masa kehamilan.

2)

NKB KMK (Neonatus kurang bulan kecil masa kehamilan) adalah bayi prematur dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut usia kehamilan. Tanda-tanda bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK)

Klasifikasi : a) b) c) d) Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya kurang dari 2500 gram Gerakanya cukup aktip, tangisan cukup kuat Kulit kriput, lemak bawah kulit tipis Bila kurang bulan, jaringan payudara kecil, putting kecil . bila cukup bulan, payudara dan putting sesuia masa kehamilan e) f) g) h) Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora Bayi laki-laki testis mungkin telah turun Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian Menghisap cukup kuat. 3). NCB KMK (Neonatus cukup bulan kecil untuk masa kehamilan) adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang normal. Menurut Sedangkan menurut Proverawati (2010), klasifikasi BBLR terbagi atas 2 yaitu : 1) a) b) c) 2) a) Berdasarkan harapan hidupnya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gram Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram. Berdasarkan masa gestasinya Prematuritas murni Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKBSMK). b) Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu.Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK). d. Etiologi

Menurut Proverawati (2010) Penyebab terbanyak penyebab terjadinya BBLR adalah kelainan premature. Semakin muda usia kehamilan semakin besar resiko jangka pendek dan jangka panjang dapat terjadi. Berikut adalah factor-faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum yaitu : 1) Faktor ibu a) Penyakit : mengalami komplikasi kehamilan seperti anemiasel berat, perdarahan antepartum, hipertensi, pre eklamsi berat, eklamsi, infeksi selama kehamilan, menderita penyakit menular seksual. b) Ibu : Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, kehamilan ganda, jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun), mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. c) Keadaan sosial ekonomi, kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah, mengerjakan aktifitas fisik beberapa jam tanpa istirahat, keadaan gizi yang kurang baik, pengawasan antenatal yang kurang. d) Sebab lain, seperti ibu perokok, peminum alkohol, pecandu obat narkotik, penggunaan obat anti metabolik. 2) Faktor janin : kelainan kromosom (trisomy autosomal), infeksi janin kronik, disautonomia familial, radiasi,kehamilan ganda (gameli), dan aplasia pancreas. 3) Faktor plasenta : plasenta yang lepas, tumor, luas permukaan berkurang, plasentitis vilus (bakteri, virus dan parasite), infark, tumor (korioangioma, mola hidatidosa), hidramnion, dan sindrom tranfusi bayi kembar. 4) Faktor lingkungan : bertempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi dan terpapar zat beracun.

Menurut Maryunani (2009) berdasarkan tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLR dapat digolongkan menjadi sebagai berikut : 1) a) b) c) d) e) BBLR yang lahir kurang bulan-KMK : Berat badan ibu yang rendah Ibu hamil yang masih remaja Kehamilan kembar Ibu pernah melahirkan bayi premature/ berat badan rendah sebelumnya Ibu dengan inkompeten serviks (mulut rahim yang lemah sehingga tidak mampu menahan berat bayi dalam rahim) f) Ibu hamil yang sedang sakit

2) a) b) c) d)

BBLR yang lahir cukup bulan-KMK : Ibu hami dengan gizi buruk/ kekurangan nutrisi Ibu dengan penyakit hipertensi, pre eklampsi atau anemia Ibu yang menderita penyakit kronis (penyakit jantung, infeksi saluran kemih, dan malaria) Ibu hamil dengan penyalahgunaan obat dan merokok.

e. Patofisiologi Bayi premature pada umumnya relatif kurang mampu untuk bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur dan memperthankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi resiko tinggi lain juga dapat mengalami kesulitan yang sama karena hambatan atau gangguan pada anatomi, fisiologi, dan fungsi biokimia berhubungan dengan adanya kelainan atau penyakit yang diderita. Bayi premature dan imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, karena pusat pengaturan suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak coklat sebagai sumber kalori. Bagan 2.1 Hubungan antara malnutrisi ibu dan anaknya: Ibu malnutrisi Volume darah berkurang Peningkatan curah jantung yang tidak ade kuat Penurunan darah plasenta Klasifikasi BBLR dan interpretasinya BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi BBLR, yaitu : 1) a. Menurut masa gestasinya: Prematur Murni : Prematur Murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan (Ester, 2003). b. Dismaturitas : Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (Ester, 2003). 2) Menurut harapan hidupnya : Klasifikasi bayi berdasarkan berat lahir (Manuaba, 2007) :

v Bayi Berat Lahir Lebih (BBLL) > 4000 gr v Bayi Berat Lahir Cukup (BBLC) 2500 4000 gr v Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 1500 2500 gr v Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) 1000 1500 gr v Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) < 1000 gr Klasifikasi bayi berdasarkan masa gestasi (kehamilan), dihitung dari hari pertama haid terakhir sampai saat kelahiran (Manuaba,2007) : Bayi Kurang Bulan (preterm), bayi lahir dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari) Bayi Cukup Bulan (aterm), bayi lahir dengan masa gestasi 37 42 minggu (259 293 hari) Bayi Lebih Bulan (post-term / serotinus), bayi lahir dengan masa gestasi > 42 minggu (> 293 hari)

Klasifikasi bayi berdasarkan hubungan berat lahir terhadap masa gestasi Kecil untuk masa kehamilan (KMK) Bayi lahir dgn BB < 10 persentil menurut kurva Lubchenko Sesuai untuk masa kehamilan (SMK) Bayi lahir dgn BB 10 90 persentil menurut kurva Lubchenko Besar untuk masa kehamilan (BMK) Bayi lahir dgn BB > 90 persentil menurut kurva Lubchenko

BBLR lebih mudah meninggal atau mengalami masalah kesehatan yang serius. Berat bayi dan masa kehamilan menggambarkan risiko, semakin kecil berat bayi dan semakin muda masa kehamilan semakin besar risikonya. Adapun masalah yang sering terjadi adalah : Adaptasi pernafasan waktu hamil kurang baik Paru-paru belum matang dapat tejadi infeksi saluran pernafasan Pusat termoregulasi belum sempurna Lemak subkutan sedikit Simpanan energi sedikit Ukuran tubuh kecil, kurang energi, lemah, lambung kecil, tidak dapat melnghisap dengan baik Sistem kekebalan belum matang tubuh INFEKSI IKTERUS SEGERA RUJUK INJEKSI VITAMIN K

ASFIKSIA GANGGUAN NAFAS

RESUSITASI SEGERA RUJUK

HIPOTERMI HIPOGLIKEMI MASALAH PEMBERIAN ASI

METODE KANGURU ASI SEGERA BERIKAN ASI DENGAN BANTUAN

Fungsi hati belum matang Sistem metabolisme belum sempurna Selaput retina belum matang

OPTHALMOLOGIS

RUJUK SEGERA

Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai suatu periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan Tekanan Darah. Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya : Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot jantung. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan.

Anda mungkin juga menyukai