Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PSIKIATRI

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis kelamin Agama Pendidikan Status Pekerjaan Alamat : Ny. R : 57 Tahun : Perempuan : Protestan : Kuliah (Tidak Tamat) : Sudah Kawin : Ibu Rumah Tangga : Rawamangun

II.

RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 11 November 2013 pukul 11.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.

a. Keluhan Utama Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan dengan keluhan tidak nafsu makan.

b. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan dengan keluhan tidak nafsu makan. Keluhan ini pasien rasakan sudah sekitar 2 minggu. Pasien mengatakan dirinya merasa malas memakan apapun, padahal diakui pasien bahwa makanan yang tersedia di rumah rata-rata adalah makanan yang pasien suka. Pasien mengakui dirinya sering merasa lapar sampai terkadang penyakit gastritis yang dia derita sering kambuh karena perut pasien kosong seharian penuh. Pasien mengakui bahwa dahulu dirinya makan 3 kali per hari, namun sekarang porsinya berkurang yaitu 1 kali per hari atau bahkan dirinya tidak makan sama sekali, sehingga berat badannya sekarang menurun. Dahulu diakui pasien berat badannya 65 kilogram, namun sekarang berat badannya

hanya 60 kilogram. Pasien mengatakan terkadang dirinya harus memaksakan untuk makan karena dirinya takut penyakit gastritisnya kambuh. Pasien mengatakan bahwa keluhan pasien tidak nafsu makan karena pasien selalu memikirkan anak-anaknya. Diakui pasien dirinya telah mempunyai 4 orang anak. Anak pertamanya seorang perempuan, anak keduanya seorang laki-laki, anak ketiga dan keempatnya adalah perempuan. Pasien mengakui dirinya selalu memikirkan anak kedua dan ketiganya. Pasien mengatakan khawatir dengan anak keduanya yang belum menikah. Pasien mengatakan dia merasa takut anaknya belum mendapatkan jodoh sampai dirinya meninggal. Pasien sering mengatakan ke anak keduanya agar jangan terlalu pemilih untuk memilih pasangan hidup. Dirinya juga merasa malu kepada tetangganya kalau anak keduanya belum menikah sampai saat ini, apalagi anak keduanya kini sudah berusia 31 tahun dan sudah dilangkahi oleh kedua adik perempuannya yang telah menikah lebih dulu. Pasien mengatakan dirinya juga merasa khawatir dan sedih memikirkan anak ketiganya yaitu seorang perempuan yang telah menikah. Pasien menceritakan bahwa anak ketiganya dahulu hamil dan mengalami pendarahan saat usia kehamilan 8 bulan. Pasien mengatakan dirinya saat itu merasa sangat sedih karena dirinya mengetahui bahwa anak ketiganya mengalami keguguran akibat pendarahan yang dialami anaknya saat usia kehamilan 8 bulan dan saat itu juga anaknya didiganosa oleh dokter kandungan mengalami kanker rahim yang telah menyebar ke organ lain sehingga diharuskan melakukan tindakan pengangkatan rahim. Tindakan pengangkatan rahim ini akan berdampak pada anaknya yang tidak akan bias memiliki anak seumur hidup. Hal inilah yang menyebabkan dirinya merasa sedih dan khawatir kepada anaknya. Dirinya takut anaknya tidak dapat kuat menghadapi cobaan seperti ini. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya merasa khawatir dengan rumah tangga anak ketiganya ini. Pasien bercerita bahwa anaknya sekarang tinggal di daerah cilegon, sementara menantu (suami anak ketiganya) tinggal di daerah karawaci.
2

Anak ketiganya dan menantunya tinggal berpisah karena tuntutan pekerjaan dari menantunya. Pasien mengatakan dirinya tidak begitu suka dengan menantunya dengan alasan pada awal pacaran hingga anaknya menikah dengan menantunya dirinya tidak pernah setuju karena dia menganggap menantunya tidak pernah dekat dengan dirinya. Pasien juga mengatakan hubungan dirinya dengan menantunya tersebut tidak akrab. Pasien sudah menikah, mempunyai seorang suami dan 4 orang anak. Saat ini pasien mengatakan dirinya tinggal di daerah rawamangun bersama suaminya, pasien tinggal di rumah miliknya. Pasien mengatakan hubungan pasien dengan suami dan keempat anaknya baik. Diakuo pasien tidak mempunyai masalah dengan suami dan keempat anaknya. Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Pasien mengatakan dirinya kini tidak bekerja, sehari-hari pasien hanya dirumah sebagai ibu rumah tangga dan kadang mengurus cucu-cucunya yang berjumlah 6 cucu. Pasien mengatakan dahulu pasien bekerja di RSU Persahabatan di bagian rekam medik, pasien baru pensiun sekitar satu tahun setengah yang lalu. Pasien mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari dapat

terpenuhi dari hasil uang pensiun dirinya dan suami pasien. Pasien mengakui terkadang dirinya suka diberikan uang oleh anak-anaknya, sehingga pasien mengatakan tidak ada kesulitan ekonomi. Pasien mengatakan saat lahir pasien dilahirkan secara normal dan tidak ada kelainan serta penyulit apapun, kemudiaan saat kanakkanak sampai dewasa pertumbuhannya tidak terdapat gangguan maupun perlambatan dan seperti orang normal lainnya. Pasien adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pasien mengakui saat SD tamat, prestasinya cukup baik. Saat SMP pasien tamat, setelah SMP pasien melanjutkan pendidikan SMA. Pasien mengatakan bahwa pada SMa prestasinya baik, hubungan pasien dengan teman-teman sebayanya baik-baik saja. Lalu setelah SMA pasien melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah yanitu IKIP. Namun pada semester 6 pasien putus kuliah dengan alasan menikah.
3

Sehingga pasien tidak tamat kuliah dan tidak melanjutkam pendidikannya lagi. Pasien mengatakan tidak pernah ada riwayat trauma kepala. Pasien juga mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman alcohol dan tidak pernah menggunakan NAPZA. Pasein beragama Kristen protestan dan sering ke gereja dan sering membaca Al Kitab setiap pagi. Pasien mengatakan dahulu saat tahun 2011 dirinya pernah berobat ke Poli Psikiatri RSU persahabatan dengan keluhan yang sama seperti yang dia alami sekarang, lalu diberi obat namun obatnya tidak pernah diminum sampai habis. Pasien menyangkal pernah melihat bayangan atau sesuatu benda yang orang lain tidak dapat melihat bayangan atau benda tersebut. Pasien tidak pernah mencium bau-bauan yang tidak tahu sumbernya, serta orang lain tidak dapat mencium bau-bauan tersebut. Pasien tidak pernah merasakan ada rasa yang aneh-aneh pada indera pengecapnya. Pasien juga tidak pernah merasakan ada sesuatu yang berjalan ditubuhnya. Pasien menyangkal merasakan bahwa dirinya diomongin oleh orang lain. Pasien juga menyangkal orang-orang sekitarnya

mengetahui apa yang sedang dia pikirkan. Pasien juga menyangkal dirinya seperti mau diikuti seseorang atau merasakan sedang ingin dicelakai oleh seseorang. Pasien juga menyangkal merasakan ada perubahan pada dirinya, pasien merasa bukan dirinya yang dahulu. Pasien juga menyangkal ada perasaan yang asing atau berubah pada lingkungan sekitar dan juga menyangkal ada perasaan senang yang berlebih atau terlalu bersemangat sehingga tidak butuh tidur. Pasien juga menyangkal ada perasaan sedih berlebihan sehingga pasien kehilangan minat untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan membuat pasien mudah lelah. Ketika pasien ditanya mengenai 3 harapannyaa saat ini, pasien mengatakan bahwa dirinya ingin sehat, ingin dirinya ceria seperti yang dulu dan dirinya ingin tidak mengingat masa lalu.
4

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya Terdapat gangguan psikiatri sebelumnya 2. Riwayat Gangguan Medik Pasien memiliki riwayat sakit penyakit Hipertensi, Kelainan Jantung dan Gastritis 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol Tidak ada riwayat pengguna obat-obatan NAPZA

d. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat perinatal : pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal 2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja : pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya sehingga pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan. 3. Riwayat masa akhir kanak-kanak : pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan tidak memiliki masalah. 4. Riwayat pendidikan : SD, SMP, SMA (Tamat) dan Kuliah di IKIP (tidak tamat) 5. Riwayat pekerjaan : pasien tidak bekerja 6. Riwayat agama : pasien menganut agama Kristen Protestan dan pasien sering beribadah ke gereja dan membaca Al Kitab 7. Riwayat pernikahan : pasien sudah menikah. 8. Hubungan dengan keluarga : pasien mengatakan dirinya tinggal di daerah rawamangun bersama suaminya, pasien tinggal di rumah miliknya. Pasien mengatakan hubungan pasien dengan suami dan keempat anaknya baik. Hanya hubungan dengan menantu ketiganya tidak begitu akrab. 9. Aktivitas sosial : pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga dan lingkungan sekitar.

e. Riwayat Keluarga Di keluarga pasien tidak ada anggota yang mempunyai keluhan yang serupa dengan pasien.
5

f. Riwayat Situasi Sosial Sekarang Pasien adalah seorang perempuan tidak bekerja. Pasien mengatakan dirinya tinggal di daerah rawamangun bersama suaminya, pasien tinggal di rumah miliknya. Pasien mengatakan hubungan pasien dengan suami dan keempat anaknya baik. Hanya hubungan dengan menantu ketiganya tidak begitu akrab. Pasien mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dari hasil uang pensiun dirinya dan suami pasien. Pasien mengakui terkadang dirinya suka diberikan uang oleh anak-anaknya, sehingga pasien mengatakan tidak ada kesulitan ekonomi. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri tanpa perlu bantuan orang lain. Sosialisasi pasien dengan lingkungan tidak mengalami kesulitan.

g. Persepsi (anggapan) Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya Saat ditanya tiga harapan apa yang diinginkan pasien saat ini, pasien mengatakan bahwa dirinya ingin sehat, ingin dirinya ceria seperti yang dulu dan dirinya ingin tidak mengingat masa lalu..

STATUS MENTAL a. Deskripsi Umum 1. Penampilan Perempuan berusia 57 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya, warna kulit sawo matang, berpakaian cukup rapi, ekspresi sedih, perawatan diri baik. 2. Kesadaran Umum Compos mentis 3. Kontak Psikis Dapat dilakukan pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan baik oleh pemeriksa 4. Perilaku dan Aktivitas psikomotor Cara berjalan : baik

Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, ekpresi sedih, kontak mata baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas.

5. Pembicaraan Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas Kualitas : bicara spontan, volume bicara kecil, artikulasi jelas dan pembicaraan dapat dimengerti. 6. Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif

b. Keadaan Afektif 1. Mood 2. Afek 3. Keserasian 4. Empati : : : : Pasien merasa sedih Afek terbatas Mood dan afek serasi Pemeriksa tidak dapat meraba rasakan

perasaan pasien saat ini

c. Intelektualitas (kognitif) 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan Taraf Pendidikan Pasien tamat SD, SMP, SMA dan tidak tamat kuliah di IKIP Pengetahuan Umum Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya nama Gubernur DKI Jakarta saat ini 2. Daya konsentrasi Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan 100 7 = 93.

3. Orientasi Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat yaitu siang hari.

Tempat : Baik, pasien mengetahui sedang berada di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan. Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang tanya jawab.

4. Daya ingat Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik dimana pasien bersekolah ketika SD, SMP, SMA dan Kuliah. Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik pasien ke RSUP Persahabatan dengan menggunakan angkutan umum. Daya ingatan segera : Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali 5 nama kota yang disebutkan pemeriksa. Akibat hendaya daya ingat pasien : Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini . 5. Pikiran abstrak : Baik, pasien mengerti makna pribahasa Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian dan persamaan baju dengan celana yaitu sama-sama pakaian, yang diberikan oleh pemeriksa. 6. Bakat Kreatif : Pasien senang menyulam pakaian. 7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik, pasien mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain

d. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi dan ilusi Halusinasi : Tidak terdapat halusinasi. Ilusi : Tidak terdapat ilusi pada pasien

2. Depersonalisasi dan derealisasi Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi

e. Proses Pikir 1. Arus pikir a. Produktivitas ditanya b. Kontinuitas : Baik, pembicaraan pasien sampai pada tujuan. : Baik, pasien dapat menjawab spontan bila

c. Hendaya bahasa : Tidak terdapat hendaya bahasa. 2. Isi pikiran a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham.

f. Pengendalian Impuls Kurang baik, karena pasien tidak dapat mengendalikan dirinya (perasaan sedih dan menangis) dan melakukan wawancara dengan baik dan tidak ada gerakan involunter.

g. Daya Nilai 1. Norma Sosial : pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. 2. Uji Daya Nilai : baik, ketika diberikan permasalahan jika pasien ingin menyebrang dan melihat anak kecil ingin menyebrang apa yang akan dia lakukan, pasien menjawab : pasien akan menyebrang bersama anak kecil itu agar anak kecil itu tidak tertabrak. 3. Penilaian Realitas : tidak terdapat gangguan dalam menilai realitas, karena tidak terdapat waham dan halusinasi.

h. Persepsi (tanggapan) Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien Menurut penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini pasien dalam keadaan sadar bahwa dia sedang sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien mau kontrol ke dokter agar mendapatkan pengobatan akan tetapi pasien malas untuk meminum obat.

Tilikan Tilikan 5, pasien menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.

i. Taraf dapat Dipercaya Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir

III.

PEMERIKSAAN FISIK a. Status Generalis 1. Keadaan Umum 2. Tanda Vital : Baik, Compos Mentis. : TD = 140/80 mmHg N = 80 x/min RR = 18 x/min S = afebris 3. Sistem Kardiovaskular 4. Sistem Muskuloskeletal 5. Sistem Gastrointestinal 6. Sistem Urogenital 7. Gangguan Khusus : Hipertensi, Kelainan Jantung : Kesan dalam batas normal. : Gastritis. : Kesan dalam batas normal. : Tidak ada.

b. Status Neurologis 1. Saraf Kranial 2. Saraf Motorik 3. Sensibilitas 4. Susunan Saraf Vegetatif 5. Fungsi Luhur 6. Gangguan Khusus : Kesan dalam batas normal. : Kesan dalam batas normal. : Kesan dalam batas normal. : Tidak ditemukan kelainan. : Tidak ditemukan kelainan. : Tidak ada.

10

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA a. Pasien Pasien perempuan usia 57 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan Jakarta keluhan tidak nafsu makan. Keluhan ini pasien rasakan sudah sekitar 2 minggu. Pasien mengatakan dirinya merasa malas memakan apapun. Pasien mengakui bahwa dahulu dirinya makan 3 kali per hari, namun sekarang porsinya berkurang yaitu 1 kali per hari atau bahkan dirinya tidak makan sama sekali, sehingga berat badannya sekarang menurun. Dahulu diakui pasien berat badannya 65 kilogram, namun sekarang berat badannya hanya 60 kilogram. Pasien mengatakan terkadang dirinya harus memaksakan untuk makan karena dirinya takut penyakit gastritisnya kambuh. b. Pasien mengatakan bahwa keluhan pasien tidak nafsu makan karena pasien selalu memikirkan anak-anaknya. Diakui pasien dirinya telah mempunyai 4 orang anak. Anak pertamanya seorang perempuan, anak keduanya seorang laki-laki, anak ketiga dan keempatnya adalah perempuan. Pasien mengakui dirinya selalu memikirkan anak kedua dan ketiganya. Pasien mengatakan khawatir dengan anak keduanya yang belum menikah. Pasien mengatakan dia merasa takut anaknya belum mendapatkan jodoh sampai dirinya meninggal. c. Pasien mengatakan dirinya juga merasa khawatir dan sedih memikirkan anak ketiganya yaitu seorang perempuan yang telah menikah. Pasien menceritakan bahwa anak ketiganya dahulu hamil dan mengalami pendarahan saat usia kehamilan 8 bulan dan mengalami keguguran. saat itu juga anaknya didiganosa oleh dokter kandungan mengalami kanker rahim yang telah menyebar ke organ lain sehingga diharuskan melakukan tindakan pengangkatan rahim. Tindakan pengangkatan rahim ini akan berdampak pada anaknya yang tidak akan bisa memiliki anak seumur hidup. Hal inilah yang menyebabkan dirinya merasa sedih dan khawatir kepada anaknya. Dirinya takut anaknya tidak dapat kuat menghadapi cobaan seperti ini. d. Pasien dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar sebagaimana orang normal lainnya

11

e. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap semua pertanyaan. f. Dari status mental tidak didapatkan adanya halusinasi, waham, depersonalisasi dan derealisasi. g. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa dengan pasien. h. Fungsi kognitif pada pasien masih cukup baik, dan pengendalian impuls pada pasien ini kurang baik. i. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. j. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek, jangka panjang, dan jangka segera baik. k. Tidak terdapat masalah pada pikiran abstrak pasien dimana mengerti makna pribahasa Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian dan persamaan baju dengan celana yaitu sama-sama pakaian. l. Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA), minuman alkohol dan bukan perokok aktif. m. Pasien menempuh pendidikan dari SD, SMP, SMA (Tamat) dan Kuliah tidak tamat sampai semester 6 dengan alasan menikah. n. Selama ini pasien mempunyai riwayat penyakit Hipertensi, Kelainan Jantung dan Gastritis. o. Pasien mengatakan dahulu saat tahun 2011 dirinya pernah berobat ke Poli Psikiatri RSU persahabatan dengan keluhan yang sama seperti yang dia alami sekarang, lalu diberi obat namun obatnya tidak pernah diminum sampai habis. p. Pasien sudah menikah, mempunyai seorang suami dan 4 orang anak. Saat ini pasien mengatakan dirinya tinggal di daerah rawamangun bersama suaminya, pasien tinggal di rumah miliknya. q. Pasien mengatakan dirinya kini tidak bekerja, sehari-hari pasien hanya dirumah sebagai ibu rumah tangga dan kadang mengurus cucu-cucunya yang berjumlah 6 cucu. Pasien mengatakan dahulu pasien bekerja di RSU Persahabatan di bagian rekam medik, pasien baru pensiun sekitar satu tahun setengah yang lalu. r. Pasien mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dari hasil uang pensiun dirinya dan suami pasien. Pasien mengakui terkadang
12

dirinya suka diberikan uang oleh anak-anaknya, sehingga pasien mengatakan tidak ada kesulitan ekonomi s. Ketika pasien ditanya mengenai 3 harapannyaa saat ini, pasien mengatakan bahwa dirinya ingin sehat, ingin dirinya ceria seperti yang dulu dan dirinya ingin tidak mengingat masa lalu. t. Pada pasien didapatkan gejala sedang (moderate), disability sedang.

V.

FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan

pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

a. Diagnosis Aksis I Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0). Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol dan buka perokok aktif. Maka pasien ini bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi, waham dan depersonalisasi. Maka pasien ini bukan merupakan penderita gangguan psikotik (F.2). Pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, afek elasi, aktivitas fisik dan pembicaraan meningkat, maka pasien ini bukan pasien mania. Pada pasien saat ini ditemukan mood yang menurun, afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini menderita gangguan depresi. Karena pasien ini bukan menderita mania dan tetapi ditemukan gangguan depresi, maka pada pasien ini menderita gangguan mood berupa depresi (F.32).

13

Pada pasien ini ditemukan 3 gejala utama depresi yaitu afek depresi, kehilangan minat, gairah dan kegembiraan, penurunan aktivitas fisik, tidur terganggu, konsentrasi dan perhatian berkurang, menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan pekerjaan dan urusan rumah tangga yang berlangsung lebih dari 1 bulan dan keluhan pasien ini sebelumnya pernah sembuh kemudian timbul kembali akibat adanya pencetus, maka pada pasien ini menderita gangguan mood berupa gangguan depresi berulang (F.33).

b. Diagnosis Aksis II Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa secara normal. Pasien memiliki teman meskipun tidak banyak. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien bukan penderita gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMA (Tamat) dan Kuliah semester 6 (Tidak Tamat) dengan alasan menikah. Dari hasil anamnesa fungsi kognitif baik, pengetahuan pasien baik dan luas. Sehingga pasien bukan penderita gangguan retardasi mental. Karena tidak adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pasien pada aksis II adalah tidak terdapat diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan tekanan darah pasien 140/80 mmHg dan pasien memiliki riwayat penyakit Hipertensi, Kelainan Jantung dan Gastritis. Maka pada aksis III adalah terdapat diagnosis Hipertensi, Kelainan Jantung dan Gastritis.

d. Diagnosis Aksis IV Pasien sudah menikah, mempunyai seorang suami, empat orang anak dan enam orang cucu. mempunyai seorang suami dan 4 orang anak. Saat ini pasien mengatakan dirinya tinggal di daerah rawamangun bersama suaminya, pasien tinggal di rumah miliknya. Pasien mengakui dirinya selalu memikirkan anak kedua dan ketiganya. Pasien mengatakan khawatir dengan anak keduanya yang belum menikah dan memikirkan anak ketiganya yaitu seorang
14

perempuan yang telah menikah dan mengalami pendarahan saat usia kehamilan 8 bulan sehingga mengalami keguguran dan menjalani

pengangkatan rahim karena didiagnosa memiliki kanker rahim yang telah menyebar ke organ lain dank arena tindakan tersebut anaknya tidak akan dapat memiliki anak seumur hidup, inilah yang menyebabkan dirinya merasa sedih dan khawatir kepada anaknya. Dirinya takut anaknya tidak dapat kuat menghadapi cobaan seperti ini. Pasien mengatakan hubungan dengan menantu ketiganya tidak baik. Pasien mengatakan untuk kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dari hasil uang pensiun dirinya dan suami pasien. Pasien mengakui terkadang dirinya suka diberikan uang oleh anak-anaknya, sehingga pasien mengatakan tidak ada kesulitan ekonomi. Maka pada aksis IV pada pasien ini dapat diambil kesimpulan adanya masalah keluarga dan tidak terdapat masalah sosioekonomi.

e.

Diagnosis Aksis V Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sedang (moderate), disability sedang. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 70 61.

VI.

EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Gangguan depresi berulang (F.33) : Tidak terdapat diagnosis : Hipertensi, Kelainan Jantung dan Gastritis : Terdapat masalah keluarga : GAF Scale 70 61.

VII.

DAFTAR PROBLEM Organobiologik :

- Hipertensi, Kelainan Jantung dan Gastritis. Psikologis :

15

- Pasien memikirkan masalah keluarga yang terdahulu sehingga tidak nafsu makan dan tidak bersemangat dalam menjalani kegiatan rumah tangga.

Sosioekonomi

- Pasien dan suami tidak bekerja, biaya hidup ditanggung dari uang pensiun pasien dan suaminya, terkadang dirinya suka diberikan uang oleh anak-anaknya untuk biaya kebutuhan sehari-hari.

VIII. PROGNOSIS a. Prognosis ke Arah Baik : Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

b. Prognosis ke Arah Buruk : Pasien tidak patuh minum obat. Pasien memiliki masalah dengan keluarga. Pasien mempunyai riwayat penyakit medik : Hipertensi, Kelainan Jantung dan Gastritis.

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah : Ad vitam Ad functionam Ad sanationam : ad bonam. : ad bonam. : dubia ad malam.

IX. a.

TERAPI Psikofarmaka Fluoxetine : 1 x 20 mg

b. Psikoterapi

16

Pada pasien : - Edukasi pada pasien pentingnya untuk hadir kontrol rutin setiap bulan dan minum obat secara teratur. - Sharing dengan suami dan anak-anaknya jika memiliki masalah. - Mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut. - Menyarankan agar pasien lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dirinya diberi ketenangan dalam menghadapi masalah yang ada.

Pada Keluarga : - Keluarga pasien diharapkan ikut mendampingi pasien untuk kontrol rutin setiap bulan. - Memberikan perhatian dan dukungan semangat kepada pasien. - Mengingatkan pasien untuk meminum obat sesuai jadwalnya.

17

DAFTAR PUSTAKA

1.

Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001.

2.

Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007.

3.

Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

18

Anda mungkin juga menyukai