Anda di halaman 1dari 15

ILUSTRASI KASUS

I.

Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Kebangsaan / suku Agama Nama Orang tua Pekerjaan Alamat No rekam medis : An. A : 3,5 th : Laki-laki : Indonesia : Islam : Tn. Suryadi : Petani : Abung Tengah : 10.48.09

II.

Anamnesis : Dilakukan dengan alloanamnesis pada tanggal 3 November 2012 pukul 08.00 WIB. Keluhan utama : tersiram air panas 2 jam SMRS

Keluhan Tambahan : tidak ada. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang ke IGD RSD H. M Ryacudu dengan rujukan Puskesmas Bukit Kemuning, dengan keluhan utama tersiram air mendidih 2 jam SMRS. Pasien terkena siraman air panas di badan, tangan dan kaki sebelah kanan. Menurut orangtua pasien, pasien saat itu bermain dengan panci berisi air mendidih. Pasien tidak mengalami jatuh atau benturan kepala. Pasien tidak pingsan, tidak mual ataupun muntah. Pasien

terus menangis dan menjadi agak demam pasca tersiram air panas. Pasien dibawa ke puskesmas namun belum mendapat terapi apapun.

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien belum pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat sakit apapun selain batuk pilek dan diare biasa. Pasien tidak memiliki riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat apapun. Riwayat penyakit dalam keluarga :

Orangtua pasien tidak mengetahui penyakit keturunan apa saja yang ada dalam keluarga. Riwayat Imunisasi : Orangtua pasien tidak mengetahui jenis imunisasi apa saja yang sudah diberikan kepada pasien

Riwayat Keluarga : Pasien merupakan anak tunggal.

III.

Pemeriksaan Fisik

Primary survey A : Bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas B : Spontan, frekuensi nafas 36x/menit, reguler C : Akral hangat, CRT < 2, frekuensi nadi 128x/menit, D : GCS 15 Secondary survey Status Generalis
2

Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital

: Tampak sakit sedang , tampak rewel : Compos Mentis : Pernafasan Heart rate Suhu = 36 x/mnt = 128 x/mnt = 38,30C

Status gizi Kepala Bentuk Rambut Wajah Mata : : :

: BB = 12 Kg

Normocephali, simetris Hitam, lurus, penyebaran merata, tidak mudah dicabut Tidak ada kelainan

: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, lensa jernih, pupil isokor, reflek

cahaya (+/+) - Hidung : Nafas cuping hidung -/- , septum deviasi (-), sekret -/-,

mukosa hiperemis(-) - Mulut : Bibir kering (+), edema (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), faring tidak hiperemis

- Leher Bentuk Trakea KGB : Simetris : Di tengah : Tidak ada pembesaran

- Thoraks Paru - Inpeksi - Palpasi - Perkusi - Auskultasi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri simetris : simetris kanan kiri pada kedua lapang paru : Sonor pada kedua lapang paru : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru, wheezing -/-, ronki -/-

Jantung - Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat


3

- Palpasi - Perkusi

: Iktus kordis teraba di ICS V 2 cm medial dari linea midklavikula sinistra : Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra Batas kiri : ICS V 1 cm medial dari linea midklavikularis sinistra

- Auskultasi: Bunyi jantung I - II reguler murni, murmur (-), gallop (-)

- Abdomen - Inspeksi - Palpasi - Perkusi : Perut datar, simetris : Supel, asites (-), nyeri tekan (+) epigastrium, hepar dan lien tidak teraba : Timpani, shifting dullness (-)

- Auskultasi : Bising usus (+) normal

- Ekstremitas Superior Inferior : Oedem -/-, sianosis -/-, akral dingin -/-, palmar manus pucat (-) : Pitting oedem -/-, sianosis -/-, akral dingin -/-

Lihat status lokalis

Status Lokalis

Trunkus Anterior Ekstremitas qtas kanan Ekstremitas bawah kanan Genitalia Total Luka Bakar : 25 %

9%

: 4,5 % :10,5 % : 1%

IV.

Pemeriksaan Penunjang : Hb : 11,4 gr/dl Leukosit : 11.370 Trombosit : 436.000 Hematokrit : 36 % Golongan darah : A rhesus ( + ) Waktu perdarahan : 230 Waktu pembukuan : 400

V.

Diagnosis Kerja Luka Bakar derajat II 25%

VI.

Penatalaksanaan : Tirah baring Diet TKTP IVFD RL 45 tpm makro dalam 8 jam pertama 16 jam selanjutnya 20 tpm makro Cefotaxim 2x 500 mg i.v Ketorolac 3x 10 mg i.v Burnazin salf Kompres NaCl ATS 1500 IU secara intramuskuler Pro nekrotomi setiap 24 jam

VII.

Prognosis :

Ad vitam

: dubia ad bonam

Ad sanasionam : dubia Ad fungsionam : dubia ad bonam FORMAT PORTOFOLIO

Topik: Luka bakar derajat II 25 % Tanggal (kasus): 03 November 2012 Tangal presentasi: Desember 2012 Persenter: dr. Widya Destiny S Pendamping: dr. Yan Marcus, Sp. B dr. Christian Adimasta Tempat presentasi: RSD H.M Ryacudu Kotabumi Obyektif presentasi: Keilmuan Diagnostik Neonatus Deskripsi: Tujuan: Bahan bahasan: Cara membahas: Tinjauan pustaka Diskusi Riset Kasus Email Audit Pos Bayi Keterampilan Manajemen Anak Penyegaran Masalah Remaja Dewasa Tinjauan pustaka Istimewa Lansia Bumil

Presentasi dan diskusi

Data pasien:

Nama: An. A Telp: -

No registrasi: 10.48.09 Terdaftar sejak: -

Nama RSUD: RSD H.M Ryacudu Kotabumi

Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Luka bakar derajat II 25% 2. Riwayat kesehatan/ Penyakit: tersiram air panas 2 jam SMRS, demam (+) 3. Riwayat keluarga/ masyarakat: di keluarga tidak ada yang mengalami gejala serupa 4. Riwayat pekerjaan: Daftar Pustaka: 1. Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 735. 2. Moenadjat Y. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003. 3. Heimbach DM, Holmes JH. Burns. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007. 4. Naradzay JFX, Alson R. Thermal burns. Dalam: Slapper D, Talavera F, Hirshon JM, Halamka J, Adler J, editors. Diunduh dari: http://www.emedicinehealth.com. 28 Agusuts 2009. 5. Split & Full Thickness Skin Grafting. Diunduh dari

http://www.burnsurvivorsttw.org/burns/grafts.html. 30 Agustus 2009 Hasil pembelajaran: 1. Definisi Luka Bakar 2. Klasifikasi Luka Bakar 3. Penentuan Luas Luka Bakar 4. Tatalaksana Terapi Cairan pada Luka Bakar

Subyektif Pasien datang dengan keluhan utama tersiram air mendidih 2 jam SMRS. Pasien terkena siraman air panas di badan, tangan dan kaki sebelah kanan. Pasien tidak mengalami jatuh atau benturan kepala. Pasien tidak pingsan, tidak mual ataupun muntah. Pasien terus

menangis dan menjadi agak demam pasca tersiram air panas. Pasien dibawa ke puskesmas namun belum mendapat terapi apapun.

Obyektif Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Keadaan umum Kesadaran Tanda Vital Heart Rate RR Suhu : 128 x/menit : 36 x/menit : 38,30C : : : Tampak sakit sedang Compos mentis

Tampak bula dan jaringan berwarna merah muda pada trunkus anterior bagian kanan ekstremitas atas sebelah kanan, dan esktremitas bawah sebelah kanan, serta pada genitalia eksterna. Pemeriksaan penunjang didapatkan : Leukosit : 11.370 Assessment Diagnosis : Luka bakar derajat II 25 %

Plan Penatalaksanaan:

Tirah baring Diet TKTP


8

IVFD RL 45 tpm makro dalam 8 jam pertama 16 jam selanjutnya 20 tpm makro

Cefotaxim 2x 500 mg i.v Ketorolac 3x 10 mg i.v Burnazin salf Kompres NaCl ATS 1500 IU secara intramuskular Pro nekrotomi setiap 24 jam

ANALISIS KASUS An. A, usia 3,5 tahun datang dibawa kedua orangtua dengan keluhan utama tersiram air mendidih 2 jam SMRS. Pasien terkena siraman air panas di badan, tangan dan kaki sebelah kanan. Pasien tidak mengalami jatuh atau benturan kepala. Pasien tidak pingsan, tidak mual ataupun muntah. Pasien terus menangis dan menjadi agak demam pasca tersiram air panas. Pasien datang masih dalam fase akut luka bakar. Maka perlu diperhatikan ABCD dari pasien. Dari pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum yang baik, dan pasien cenderung rewel, sehingga kemungkinan dehidrasi berat atau syok dapat disingkirkan. Frekuensi denyut jantung pasien 128x/menit dan pernafasan 36x/menit masih berada dalam batas normal sesuai umur pasien. Tampak bula dan jaringan berwarna merah muda pada trunkus anterior bagian kanan (9%) ekstremitas atas sebelah kanan (4,5%), dan esktremitas bawah sebelah kanan (10,5%), serta pada genitalia eksterna (1%). Luas luka ditentukan menurut diagram rules of nine dari Wallace modifikasi untuk anak. Total luas luka bakar mencapai 25% dengan kedalaman derajat II. Luka bakar pada pasien ini digolongkan derajat II sebab kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang terlihat dari reaksi inflamasi akut dan proses eksudasi, ditemukan bula, dasar luka berwarna merah atau pucat dan nyeri akibat iritasi ujung saraf sensorik. Luka bakar pada pasien tidak digolongkan dalam derajat I sebab pada luka bakar derajat I kelainannya hanya berupa eritema, kulit kering, nyeri tanpa disertai eksudasi. Luka bakar juga tidak digolongkan dalam derajat III sebab pada luka bakar derajat III dijumpai kulit terbakar berwarna abu-abu dan pucat, letaknya lebih rendah (cekung) dibandingkan kulit sekitar dan tidak dijumpai rasa nyeri/hilang sensasi akibat kerusakan total ujung serabut saraf sensoris.
10

Dari pemeriksaan laboratorium darah tepi ditemukan peningkatan leukosit. Peningkatan leukosit ini disebabkan oleh reaksi inflamasi pada fase akut luka bakar. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah resusitasi cairan. Dengan cara Baxter modifikasi untuk anak dapat dihitung kebutuhan cairan pasien yaitu: 2 x BB x % luka bakar = 2 x 12 x 25% = 600mL / 24 jam Kebutuhan rumatan pasien : Usia > 3 tahun : BB x 50 cc 12 x 50 = 600 mL/24 jam Total kebutuhan cairan pasien 1200mL Pada 8 jam pertama pasien diberikan 600 mL. Kemudian pada 16 jam kemudian diberikan cairan sebanyak 600 mL. Pada hari kedua dan seterusnya diberikan kebutuhan cairan sesuai kebutuhan rumatan pasien sesuai berat badan. Tetapi observasi akan adanya tanda tanda dehidrasi perlu terus dilakukan. Setelah itu dilakukan perawatan luka bakar. Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang mengalir. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menurunkan suhu di daerah cedera, sehingga dapat menghentikan proses kombusio pada jaringan. Untuk menutup luka, digunakan kasa lembab steril menggunakan cairan NaCl atau salep untuk mencegah penguapan. Balutan dinilai dalam waktu 24-48 jam. Bula yang luas dengan akumulasi transudat, akan menyebabkan penarikan cairan ke dalam bula sehinggamenyebabkan gangguan keseimbangan cairan. Oleh karena itu perlu dilakukan insisi. Insisi ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan transudat tanpa membuang epidermis yang terlepas. Tutup luka dengan kasa lembab selama 2-3 hari, kemudian diberikan salep antibiotik sampai terjadinya epitelisasi. Prognosis ad vitam pada pasien ini adalah dubia ad bonam karena penyakit ini sudah didiagnosis dan saat ini apabila dilakukan terapi yang tepar tidak mengancam nyawa. Prognosis ad functionam pada pasien ini adalah bonam karena sesuai dengan luas dan kedalaman luka, penyembuhan dapat terjadi secara spontan dan telah dilakukan terapi pengobatan yang adekuat terhadap luka bakar. Prognosis ad sanactionam pada pasien ini adalah dubia karena faktor penyebab dapat dihindari dan tidak ada angka rekurensi.
11

TINJAUAN PUSTAKA Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau kontak dengan sumber panas seperti air panas, api, bahan kimia, dan listrik. Panas mempunyai efek merusak lapisan kulit sehingga mempermudah terjadinya infeksi, kehilangan panas, dan penguapan, karena hilangnya barrier. Terhadap darah dan pembuluh darah, panas menyebabkan permeabilitas kapiler bertambah sehingga cairan dan protein mudah keluar dari pembuluh darah. Derajat Luka Bakar. a. Derajat I : Kerusakan hanya terbatas pada lapisan epidermis (superficial) saja. Sifat luka bakar derajat ini adalah eritema, kerusakan jaringan dan edema minimum, serta nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan akan terjadi secara spontan dalam 5-10 hari. b. Derajat II : Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Dibedakan menjadi derajat II a (derajat II superfisial) dan II b ( derajat II profunda). Pada luka bakar derajat II a, kerusakan mengenai seluruh epidermis dan sebagian atas dermis namun organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea masih utuh. Akan didapatkan lepuh atau bula, jarang terjadi komplikasi, dan bisa sembuh dalam 1014 hari. Pada luka bakar derajat II b, kerusakan hampir mengenai seluruh dermis, warnanya merah atau merah muda, dan penyembuhan terjadi dalam 25-35 hari. c. Derajat III : Kerusakan seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam. Organorgan kulit rusak, dan tidak dijumpai lepuh atau bula. Kulit yang terbakar berwarna pucat. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. Terjadi anestesi karena kerusakan pada reseptor rasa nyeri,

12

sehingga pinprick test (+). Terjadi edema hebat dan kerusakan permanen. Penyembuhan luka lama karena tidak terjadi proses epitelisasi dari dasar luka. d. Derajat IV : Luka bakar yang mengenai otot bahkan hingga tulang.

Penentuan Luas Luka Bakar

Tatalaksana Terapi Cairan pada Kasus Luka Bakar Terdapat banyak formula untuk pemberian cairan pada pasien luka bakar. Pilihlah cara yang paling cepat dan mudah. a. Formula Evans : Dalam 24 jam I berikan : NaCl 0,9 % : BB x % luka bakar Koloid : BB x % luka bakar D5% : 2000 cc Dalam 8 jam pertama, cairan yang diberikan setengah dari kebutuhan total, dan setengahnya lagi diberikan 16 jam berikutnya. Dalam 24 jam II berikan : NaCl 0,9 % : BB x % luka bakar Koloid : BB x % luka baka D5% : 2000 cc
13

Bila pemberian cairan tepat, akan dicapai produksi urin 50 cc/jam. b. Formula Brooke : Dalam 24 jam I berikan : RL : 1,5 BB x % luka bakar Koloid : 0,5 BB x % luka bakar D5% : 2000 cc Dalam 24 jam II berikan : RL : 0,75 BB x % luka bakar Koloid : 0,25 BB x % luka bakar D5% : 2000 cc Cara pemberian sama dengan cara Evans c. Formula Baxter : Dalam 24 jam I berikan : RL : 4 x BB x % luka bakar Setengah dari jumlah kebutuhan total diberikan pada 8 jam I, dan sisanya diberikan 16 jam berikutnya. Dalam 24 jam II berikan : RL : 4 x BB x % luka bakar Modifikasi Formula Baxter pada anak : Hari pertama : jumlah resusitasi + kebutuhan faal: RL : Dextran = 17 : 3 2 cc x BB x % LB.

Kebutuhan faal: < 1 tahun 1 3 tahun 3 5 tahun : BB x 100 cc : BB x 75 cc : BB x 50 cc

kebutuhan cairan diberikan 8 jam pertama kebutuhan cairan diberikan 16 jam berikutnya. Hari kedua: Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.

14

DAFTAR PUSTAKA 1. Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. h. 735. 2. Moenadjat Y. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003. 3. Heimbach DM, Holmes JH. Burns. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartzs principal surgery. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007. 4. Naradzay JFX, Alson R. Thermal burns. Dalam: Slapper D, Talavera F, Hirshon JM, Halamka J, Adler J, editors. Diunduh dari: http://www.emedicinehealth.com. 28 Agusuts 2009, 5. Split & Full Thickness Skin Grafting. Diunduh dari

http://www.burnsurvivorsttw.org/burns/grafts.html. 30 Agustus 2009

15

Anda mungkin juga menyukai