Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Enteritis sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan penyakit diare. Enteritis bukan haya disebabkan oleh faktor infeksi tetapi juga faktor lain seperti malabsort. Penyakit Enteritis hingga kini merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakaan angka kesakitan berkisar antara 150 430 perseribu penduduk pertahunnya. Banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari Enteritis antara lain dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik atau hipertonik), renjatan hipovolemit, hipokalemia, hipoglikemia, intoleransi laktosa skunder, kejan, malnutrisi energi protein, dan yang paling fatal adalah kematian. Namun, dengan penanggulangan yang cepat dan tepat, bahaya-bahaya yang mungkin akan timbul dapat dicegah dan ditanggulangi. Untuk itulah penulis tertarik untuk mengambil kasus gastroenteristis akut dengan dehidrasi sedang pada anak E. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada anak E dengan enteristis dan. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mengetahui pengertian enteritis. b. Mahasiswa mengetahui penyebab enteritis c. Mahasiswa mengetahui patofisiologi enteritis d. Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala enteritis. e. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan enteritis

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian a. Enteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, neonatus >< kali/haid, bayi dan anak > 1 bulan frekuensinya > 3x/hari. (FKUI, Ilmu Kesehatan Anak 1, 2000: 283) b. Enteritis adalah peningkatan frekuensi dan kandungan air pada feses. (Rosenstein, Fosanelli, Intisari Pediatri, 1997:115) c. Enteritis adalah deteksi encer > 5x/hari dengan tanpa darah/lendir. (FKUB, Pediatri, 2001:5) d. Enteritis akut adalah Enteritis yang terjadi mendadak pada anak yang semula sehat. (FKUB, Pediatri, 2001:9) B. Etiologi Penyebab dari Enteritis akut antara lain : a. Faktor infeksi 1. Infeksi virus Retavirus - penyebab tersering Enteritis akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah. - timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin. - dapat ditemukan demam atau muntah. - didapatkan penurunan HCC. Enterovirus - biasanya timbul pada musim panas. Adenovirus - timbul sepanjang tahun - menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan Norwalk 2

- epidemik - dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam). 2. Bakteri Stigella - semusim, puncaknya pada bulan Juli-September - insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun - dapat dihubungkan dengan kejang demam. - muntah yang tidak menonjol - sel polos dalam feses - sel batang dalam darah Salmonella - semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun. - menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid. - mungkin ada peningkatan temperatur - muntah tidak menonjol - sel polos dalam feses - masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari. - organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan. Escherichia coli - baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin. - pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit. Campylobacter - Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan Enteritis berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain. - kram abdomen yang hebat. - muntah/dehidrasi jarang terjadi Yersinia Enterecolitica - feses mukosa - sering didapatkan sel polos pada feses 3

- mungkin ada nyeri abdomen yang berat - Enteritis selama 1-2 minggu - sering menyerupai apendicitis b. Faktor Non Infeksiosus 1. Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride. Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin 2. Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, down milk protein senditive enteropathy/CMPSE). C. Patofisiologi Penyebab entritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia,

Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada entritis akut. Penularan entritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam 4

rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

D. Gejala Klinis a. anak cengeng, gelisah b. suhu tubuh meningkat c. nafsu makan menurun/tidak ada d. timbul Enteritis (tinja cair dengan atau darah/lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijau karena tercampur empedu). e. anus dan sekitarnya lecet, karena seringnya defeksi yang makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dan pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus. f. muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare) g. dehidrasi (banyak kehilangan air dan elektrolit) dengan gejala : BB turun pada bayi UUB cekung tonus otot dan turgor kulit berkurang selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Berikut ini adalah tanda/gejalanya :

Tingkat dehidrasi Parameter Sensori Sirkulasi Respiratori Rasa haus Oligori Turgor Tonus Mata UUB Mulut

Ringan

Sedang

Berat

Baik 120 Biasa + Biasa Agak kurang Biasa Agak cekung Agak cekung Normal

Gelisah 120 140 Agak cepat ++ Sedikit Kurang Agak Cekung Cekung Agak kering

Apatis/coma > 140 Kusmaull + Sangat kurang Menurun Cekung sekali Cekung sekali Kering + sianosis

Keterangan : < 1 detik : turgor agak kurang 1-2 detik : turgor kurang > 2 detik : turgor sangat kurang E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang meliputi : 1. Pemeriksaan tinja a. Makroskopis dan mikroskopis b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula. c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi. 2. Pemeriksaan darah a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa. b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal. 3. Doudenal Intubation

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita Enteritis kronik. F. Penatalaksanaan 1. Pemberian cairan a. Jenis cairan Cairan dehidrasi oral (Oral Rehidration Salt) Formula lengkap (oralit) mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa. - anak di atas 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi: kadar natriumnya 90 mEg/l (untuk pencegahan dehidrasi) - anak di bawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi : kadar natriumnya 50-60 mEg/l. Formula sederhana (tidak lengkap) mengandung NaCl dan Sukrosa atau Karbohidrat lain. Misalnya : larutan gula garam/LGG (1/4 sdt + 1 sdm + 200 ml air), larutan air tajin, garam, larutan tepung beras garam dsb. Ditujukan untuk pengobatan pertama di rumah pada semua anak dengan Enteritis akut baik sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan. Cairan parenatal - dengan aa (1 bagian larutan darrow + 1 bagian glukosa 5%) - RL 9 (1 bagian RL + 1 bagian glukosa 5%) - RL (ringen laktat) - 3 (1 bagian NaCl 0,9% + 1 bagian glukosa 5% + 1 bagian natrium laktat 1/6 mol/l) - DG 1 : 2 (1 bagian larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5%) - RLG 1 : 3 ( 1 bagian RL + 3 bagian glukosa 5%) - Cairan 4 :1 (4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaHCO3 1,5% atau 4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaCl 0,9%) 7

b. Jalan pemberian cairan Parenal untuk dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi bila anak mau minum dan kesadaran baik. Intragastrik untuk dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi bila anak tidak mau minum atau kesadaran menurun. Intravena untuk dehidrasi berat. c. Jumlah cairan Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun. Derajad dehidrasi Ringan Sedang Berat PWL 50 75 125 NW 100 100 100 CWL 25 25 25 Jumlah 175 200 250

d. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan belum ada dehidrasi - Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air besar. - Parental dibagi rata-rata 24 jam. Dehidrasi ringan - 1 jam pertama : 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik. - selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitum Dehidrasi sedang - 1 jam pertama : 50-100 ml/kgBB personal atau intragastrik - selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitum Dehidrasi berat, untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3-10 kg. - 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam atau 10 tetes/kgBB/menit (dengan infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes/kgBB/menit (dengan infus berukuran 1 ml = 20 tetes) 8

- 7 jam kemudian : 12 ml/kg/jam atau 3 tetes/kgBB/menit (dengan infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes/kgBB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes. 2. Pengobatan Dietetik Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg. Jenis makanan : - Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh misalnya LLM, Almiron). - Makanan setengah padat (bubur syusu) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu karena di rumah sudah biasa diberi makanan padat. - Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktose atau susu dengan asam lemak tak jenuh, sesuai dengan kelainan yang ditemukan. - Hari 1 : setelah dehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila diberi ASI atau susu Formula, Enteritis masih sering, hendaknya diberikan tambahan oralit atau air tawar selangseling dengan ASI, misalnya : 2x ASI/susu formula rendah laktosa, 1 x oralit/air tawar atau 1x ASI/susu formula rendah laktosa, 1 x oralit/air tawar. - Hari 2-4 : ASI/susu formula rendah laktosa penuh - Hari 6 : Dipulangkan dengan ASI (susu formula sesuai dengan kelainan yang ditemukan dari pemeriksaan laboratorium) Bila tidak ada kelainan, dapat diberikan susu biasa seperti SGM, Lactogen, Dancow dsb, dengan menu makan sesuai dengan umur dan BB bayi. 3. Obat-obatan a. Obat anti sekresi - Asetosal Dosis : 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg 9

- Klorpiomazin Dosis : 0,5 1 mg/kgBB/nasi b. Obat antispasnolitik Pada umumnya obat anti sparmolitik seperti papaverine, ekstrak beladona, opium, laperamid dan sebagainya tidak diperlukan untuk mengatasi Enteritis akut. c. Obat pengeras tinja Obat pengeras tinja seperti kaolin, pelktin, diarcoal, tabonal dan sebagianya tidak ada manfaat untuk mengatasi diare. d. Antibiotika Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi Enteritis akut, kecuali jika penyebabnya jelas seperti : - koleksi, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari - campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari

10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Data Subyektif 1. Identitas Umur : lebih sering terjadi pada usia 6-11 bulan 2. Keluhan utama BAB cair > 4x 3. Riwayat kesehatan sekarang Mula-mula pasien cengeng, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian timbul diare. Tinja cair dengan atau tanpa darah/lendir, warna makin lama berubah menjadi kehijauan. Gejala muntah bisa timbul sebelum atau sesudah diare. 4. Riwayat penyakit dahulu Anak pernah menderita penyakit campak. 5. 6. 7. 8. 9. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat imunisasi Riwayat kehamilan dan persalinan Riwayat tumbuh kembang Riwayat psikologi

10. Pola kebiasaan sehari-hari B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum KU Kesadaran Nadi Suhu : gelisah, rewel : composmentis : normal (120-140) : meningkat

2. Pemeriksaan fisik (infeksi, palpasi,perkusi) 11

Kepala Mata Mulut Dada Perut Kulit Genetalia

: UUB cekung : cowong : selaput lendir mulut dan bibir kering : paru : pernafasan agak cepat : bising usus meningkat, peristaltik usus meningkat : turgor kulit kurang (1-2 detik) : daerah anus dan sekitarnya lecet

3. Pemeriksaan penunjang/lab 4. Program terapi - pemberian cairan - pemberian makanan - obat-obatan

12

C. Rencana keperawatan No 1 Diagnosa keperawatan Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit BHD banyak nya kehilangan cairan tubuh ditandai dengan = Tujuan / KH Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi. KH = - mukosa bibir lembab - k/u baik - turgor baik - pasien tidak mencret lagi. RENCANA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI 1. catat intake dan out put 1. untuk mengetahui cairan pasien. keseimbangan intake dan 2. ukur tanda-tanda vital out put cairan pasien. pasien. 2. guna mengidentifikasikan 3. anjurkan pasien untuk perubahan TTV/ perubahan minum air hangat yang hernodinamik. banyak. 3. untuk mempercepat 4. kolaborasi dengan dokter pergantian cairan yang dalam bemberian hilang. pengobatan. 4. guna mendapat teraphy yang sesuai sengan kebutuhan pasien. 1. beri makan dalam porsi 1. agar memenuhi kebutuhan sedikit tapi sering. nutrisi pasien. 2. jelaskan pentingnya nutrisi 2. diharapkan dapat untuk kesembuhan pasien. memotivasi pasien untuk 3. anjurkan keluarga pasien makan. agar pasien mengkonsumsi 3. guna memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi dan nutrisi pasien cepat banyak serat. terpenuhi. 4. beri makanan yang hangat 4. untuk meningkatkan nafsu dan bervariasi. makan pasien. 5. kolaborasi dengan tim ahli 5. agar mendapat diet yang gizi. sesuai dengan kebutuhan pasien. 1. Berikan kompres hangat. 1. Untuk menurunkan 2. atur posisi senyaman suhu tubuh.

Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pemenuhan nutrisi tubuh BHD anoreksia ditandai dengan = terpenuhi. KH = - k/u membaik - nafsu makan menungkat. - porsi yang disediakan dapat dihabiskan.

Gangguan rasa nyaman BHD peningkatan Rasa nyaman terpenuhi suhu tubuh ditandai dengan = KH = 13

- pasien tidak mengeluh badannya terasa panas lagi. - - suhu tubuh normal. - - temp = 36,5-37,5 c - TD = 120/80 mmHg - N = 75 x /m - RR = 24 x/m - pasien tampak rileks

mungkin. 3. anjurkan pasien untuk menggantikan pakaiannya setiap kali defekasi. 4. pertahankan ruangan yang tenang. 5. kalaborasi dengann dokter untuk pemberian antipireutik.

2. Guna merilekkan pasien agar psien terasa nyaman. 3. Pakaian yang bersih bisa memberikan rasa nyaman pada pasien. 4. Guna pasien merasa lebih rileks. 5. Untuk mendapat teraphy yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Enteritis merupakan gejala dari penyakit pada sistem pencernaan/gastro istestinal. Apabila apabila tidak segera ditanggulangi dapat menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi, renjatan hipofolemik, hipolemia, hipoglikomia, intoleransi lakbora sekunder, kejang, malnutrisi energi protein. Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut maka hal yang perlu dilakukan adalah : a. Rehidrasi peroral maupun perparenteral. b. Asupan nutrisi yang cukup. c. Pengobatan penunjang yang adekuat. B. Saran Untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien diare, maka kita sebagai tenaga kesehatan perlu : 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pertolongan pertama pada pasien Enteritis yaitu dengan rehidrasi oral (oralit maupun LGG). 2. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang baik agar kita bisa mencegah terjadinya komplikasi pada pasien diare.

15

DAFTAR PUSTAKA

_____. 1998. Ilmu kesehatan anak 1 FKUB. Jakarta :infamedika _____. 2001. Catatan pedriati FKUB. Malang :FKUB Rosenstein; Fosarelli.1997 Intisari Pediatri. Suharyono; Aswitha, EM Halimun. 1998. Gastroeteristis. FKUI. Jakarta : Balai penerbit FKUI Nastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai