Anda di halaman 1dari 31

BATUAN BEKU

I. PENDAHULUAN Petrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan tersebut dan hubungannya dengan proses proses geologi dan sejarah geologinya. Batuan beku adalah batuan yang tebentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal. Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal kristal mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas. Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral mineral mafik umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik. Bowen memberikan suatu seri reaksi menerus !"ontinous# dan tidak menerus !discontinous#.

%ambar $ & Siklus 'eaksi Bowen 1.1. Ruang Lingkup Praktikum. (alam pelaksanaan praktikum petrologi praktikan diarahkan pada penguasaan jenis dan nama batuan secara megaskopis, melalui pemerian parameter, komposisi dan struktur batuan. Sebatas yang dapat ditangkap oleh mata bebas, disamping juga dibantu dengan lensa tangan !loupe#. 1.2. Diferensiasi Magma. Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersuhu antara )*** $$*** " dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas !+ide ,.,.%routs, $)-. & turner / +erheogan, $)0* & 1.2illiams, $)03#.

Magma sebagai larutan silikat alam mengandung semua ion ion yang bakal membentuk semua mineral mineral pembentuk batuan, namun mineral tersebut tidak terbentuk bersamaan karena tergantung pada fasa silikat dengan kondisi tertentu. (alam arti mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur dan kondisi tertentu. Pada umumnya diterima pendapat bahwa magma asli bersifat basa !(ally, $)44 & 2inkler +ide 2.5. 1uang, $)03#. 5etapi sifat magma dapat dirubah menjadi magma dengan sifat yang lain, oleh proses proses yang disebut & 1ibridisasi & ialah pembentukan magma baru, karena pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya. Sinteksis & ialah proses pembantukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping atau terlarutnya batuan asing kedalam magma. Anateksis & ialah pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar. (ari magma dengan kondisi tertentu ini, selanjutnya mengalami diperensiasi magnetik, ialah semua proses yang mengubah magma homogen berskala besar menjadi batuan beku denagn komposisi yang berfariasi !2.5. 1uang, $)03#. Proses proses tersebut antara lain & ,raksinasi & ialah pemisahan kristal dari larutan pada waktu terjadi pendinginan magma atau kristal kristal pada waktu pendinginan magma tidak dapat mengikuti perkembangan komposisi larutan magma yang baru. Proses fraksinasi ini merupakan proses diferensiasi yang paling utama. %ra6itational Settling & ialah pengendapan kristal kristal oleh gaya gra6itasi, sehingga mineral yang berat akan memperkaya bagian dasarnya !waduk magma# dan posisinya berada dibawah mineral yang lebih ringan. 7i8uid 9mmissibility & ialah larutan magma yang mempunyai suhu dan tekanan tinggi, pada suhu rendah akan pecah menjadi fraksi larutan yang masing masing membeku membentuk batuan yang heterogen.

%ambar 3 & (iferensiasi (apur Magma :omposisi Pada batuan beku mineral sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu & $. Mineral mineral felsik ; tersusun atas silica dan alumina, umumnya berwarna cerah. Mineral tersebut antara lain & :warsa <rtoklas mineral mineral ini berwarna gelap. Plagioklas Musko6it

3. Mineral mineral mafik ; tersusun atas unsur unsur besi magnesium kalsium, umumnya

Mineral tersebut antara lain &

oli6ine hornblende

Piroksen Biotit

Batuan beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi batuan beku intrusif !membeku dibawah permukaan bumi# dan batuan beku ekstrusif !membeku dipermukaan bumi#. (isamping itu batuan beku juga dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu & 1. Batuan eku !"#kanik. Biasanya mempunyai ukuran kristal yang relati6e halus, karena membeku dipermukaan atau dekat dengan permukaan bumi. 2. Batuan eku $ipa isa#. Biasanya mempunyai kristal kristal yang berukuran sedang atau percampuran antara kasar dan halus, karena membeku di dalam permukaan bumi. %. Batuan eku p#ut"nik. Biasanya mempunyai kristal kristal yang berukuran kasar, karena membeku jauh di dalam permukaan bumi. :elompok diatas dapat dibedakan dengan melihat ukuran kristalnya . Batuan beku 6olkanik dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu, batuan 6olkanik instrusif, batuan beku ekstrusif !ekplosif# yang sering disebut dengan batuan fragmental dan batuan 6olkanik ekstrusif !efusif#, seperti aliran la6a. (i 9ndonesia batuan beku ekstrusif lebih didominasi batuan yang bertekstur fragmental atau sering disebut batuan piroklastik yang akan dikelompokkan dengan klasifikasi yang berbeda dengan batuan beku non fragmental. II. BATUAN BEKU N&N 'RA(MENTAL Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku instrusif ataupun aliran la6a yang tersusun atas kristal kristal mineral. (alam pengamatan batuan beku ini hal hal yang harus diperhatikan adalah & A. )arna atuan 2arna batuan beku berkatan erat dengan kompoisi mineral penyusunnya, mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari

warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral mineral felsik misalnya kwarsa, potas feldsfar, musko6it. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral mineral mafik. Batuan beku berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik disebut batuan beku ultrabasa dengan komposisi hampir seluruhnya mineral mafik. B. *truktur atuan. Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian bagian batuan yang berbeda. Pada batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah & 1. Masif. Bila batuan pejal tanpa retakan ataupun lubang lubang gas. 2. +"inting. Bila batuan tampak mempunyai retakan retakan, kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan. %. ,esiku#er. (icirikan dengan adanya lubang lubang gas dengan arah teratur,lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu pembekuan berlangsung. Struktur ini dibagi lagi menjadi yaitu & a. Skoriaan ; bila lubang lubang gas tidak saling berhubungan. b. Pumisan ; bila lubang lubang gas saling berhubungan c. Aliran ; bila adanya kenampakan aliran dari kristal kristal maupun lubanglubang gas. d. Amigdaloidal ; bila lubang lubang gas telah terisi oleh mineral mineral skunder. e. >enolit ; struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan beku.

-. Tekstur atuan eku 5ekstur dalam batuan beku dapat diterangkan sebagai hubungan atau keadaan yang erat antara unsur unsur mineral dengan massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan. 5ekstur dalam batuan beku di bagi menjadi beberapa faktor, antara lain ; tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granulitas dan hubungan antar butir !fabric#. $. Tingkat Krista#isasi. 5ingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan magma berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan fase dari cair ke padat sehingga akan terbentuk kristal kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relati6e cepat maka kristal yang di hasilkan kecil kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas. 5ingkat kristalisasi batuan beku dapat di bagi menjadi & a. 1olokristalin . Bila seluruh batuan tersusun atas kristal kristal mineral. b. 1ypokristalin?1ypohyalin?Merokristalin. Bila batuan beku terdiri dari sebagian kristal dan gelas. c. 1olohyalin. Bila seluruh batuan tersusun oleh gelas. 2. Ukuran Krista#.

%. (ranu#itas. (alam batuan beku granulitas menyangkut derajat kesamaan ukran butir dari kristal penyusun batuan. %ranulitas pada batuan beku non fragmental dapat di bagi menjadi beberapa macam yaitu& a. @8uigranular. (isebut e8uigranular apabila memiliki ukuran kristal yang seragam. 5ekstur e8uigranular di bagi menjadi & $# ,anerik granular Bila kristal mineral dapat dibedakan dengan mata telanjang dan berukuran seragam. :ristal fanerik dapat dibedakan menjadi ukuran ukuran & 1alus, apabila ukuran diameter rata rata kristal indi6idu A $ mm. Sedang, apabila ukuran diameterkristal kristal antara $ mm = mm. :asar, apabila ukurannya berkisar antara = mm 4* mm. Sangat kasar apabila ukurannya A 4* mm.

%ambar 4 & 5ekstur ,anerik %ranular 3# Afanitik. Apabila ukuran kristal kristal mineral sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Batuan yang bertekstur afanitik dapat tersusun atas kristal, gelas atau keduanya. Selain itu dikenal pula istilah Mikrokristalin dan :riptokristalin. (isebut mikrokristalin apabila kristal indi6idu dapat dikenal?dilihat dengan menggunakan mikroskop, sedangkan :riptokristalin apabila tidak dapat dikenal dengan mikroskop.

%ambar - & 5ekstur Afanitik b. 9ne8uigranular.

(isebut memiliki tekstur ine8uigranular apabila ukuran kristal pembentuknya tidak seragam. 5ekstur ini dibagi menjadi & $# faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar !fenokris# dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil !massa dasar# dan dapat dikenal dengan mata telanjang.

%ambar = & 5ekstur ,aneroporfiritik 3# Pirfiroafanitik Bila fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik.

%ambar 0 & 5ekstur Porfiroafanitik.

4# gelasan !glassy# Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas. .. Bentuk Butir. Cntuk kristal kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. 1al ini dapat memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi & a. @uhedral ; yaitu apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang bidang kristal yang jelas. b. Subhedral ; yaitu apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidang bidang kristal. c. Anhedral ; yaitu apabila bidang batas kristal tidak jelas. /. K"mp"sisi Minera#. Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi - !empat# yaitu& a. kelompok %ranit 'iolit& berasal dari magma yang bersifat asam, terutama tersusun oleh mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Da, kadang terdapat hornblende biotit musko6it dalam jumlah kecil. b. :elompok (iorit andesit; berasal dari magma yang bersifat intermediet, terutama tersusun atas mineral mineral plagioklas, hornblende, piroksen dan kuarsa biotit ortoklas dalam jumlah kecil. b. kelompok %abro Basalt; tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan terdiri dari mineral mineral oli6ine plagioklas "a, piroksen dan hornblende. c. kelompok Cltra basa; terutama tersusun oleh oli6ine, piroksen. Mineral lain yang mungkin adalah plagioklas "a dalam jumlah sangat kecil. III. BATUAN BEKU 'RA(MENTAL Batuan beku fragmental sering juga disebut dengan piroklastik !pyro E api, klastika E butiran ? pecahan#. Secara defenitif batuan piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh proses litifikasi bahan bahan lepas yang dilemparkan dari pusat 6olkanik selama erupsi yang

$*

bersifat eksplosif. Bahan bahan tersebut mengalami litifikasi sebelum atau sesudah mengalami reworking oleh air ataupun es. Bahan bahan piroklastik secara genesa dapat dikelompokkan menjadi 0 yaitu & $. bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat 6olkanik langsung jatuh ke darat melalui medium udara. Fika bahan tersebut jatuh pada lereng 6ulkan yang curam maka dapat terjadi gerakan yang disebabkan gra6itasi. 5umpukan jatuhan piroklastik !tepra# tersebut bila mengalami litifikasi akan menjadi batuan beku fragmental. 3. bahan bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat erupsi diangkut ke tempat pengendapan dalam mediu gas yang keluar bersama dengan mekanisme glowing a6alance. Bahan yang terendapkan mengalami litifikaso menjadi batuan beku fragmental. Pada jenis ini sering ditemukan struktur mirip dengan struktur yang ada pada batuan sediment misalnya silang siur, laminasi atau gradasi. 4. bahan bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat erupsi yang berada di darat ataupun di bawah permukaan laut kemudian diendapkan pada kondisi air yang tenang. Bahan piroklastik tersebut tidak mengalami reworking dan tidak tercampur dengan bahan piroklastik. Pada jenis ini tidak didapatkan struktur struktur sediment internal dan komposisi seluruhnya adalah bahan piroklastik. Bila dilihat dari paleoen6irontment maka jenis ini termasuk batuan sedimen dengan pro6enance piroklastik. -. bahan bahan piroklastik setelah dikeluarkan dari pusat erupsi jatuh pada air yang aktif ! mengalir atau bergelombang #. Sebelum mengalami litifikasi bahan bahan tersebut mengalami reworking dan bias juga bercampur dengan bahan bahan yangbukan piroklastik. Bahan bahan tersebut kemudian terendapkan pada suatu tempat dan mengalami litifikasi. Pada jenis ini batuan menunjukkan adanya strukturstruktur sediment. Apabila klasifikasi bersifat genetic maka batuan sediment dengan pro6enance piroklastik. =. Bahan bahan piroklastik setelah jatuh, sebelum mengalami litifikasi terangkut oleh media air atau es dan diendapkan di suatu cekungan pengendapan. Pada jenis ini dapat ditemukan adanya struktur struktur sedimen. Apabila klasifikasi bersifat genetic maka batuan ini termasuk batuan sediment yang memiliki pro6enance piroklastik.

$$

0. Bahan bahan piroklastik yang jatuh ke bawah mengalami litifikasi, kemudian mengalami pelapukan, tererosi dan tertansport kemudian diendapkan di tempat lain. Fenis ini termasuk batuan sediment yang memiliki pro6enance piroklastik. 9stilah istilah yang sering di jumpai & $. Ash flow !tufls# fragmental flow. a. breksi aliran piroklastik adalah bahan piroklastik yang tersusun atas fragmen runcing runcing hasil endapan piroklastik ! ,isher, $)0* #. b. 9gnimbrite adalah suatu batuan yang terbentuk dari aliran abu panas !Mac(onald, $).3#. c. 2elded tuff adalah endapan aliran abu panas yang terelaskan akibat deposisi pada saat masih panas. 3. Ash fall yaitu primary piroklastik atau bahan yang belum mengalami pergerakan dari tempat semula diendapkan oleh proses jatuhan selama belum mengalami pembatuan?litifikasi ! ,isher, $)0* #. a. Agglomerate diartikan sebagai batuan yang terbentukdari hasil konsolidasi material yang mengandung bomb !tuff agglomerate merupakan batuan yang kandungan bomb sabending atau lebih banyak dari abu 6ulkanik # ! widiasmoro dkk,$).. #. b. Agglutinate merupakan hasil akumulasi fragmen fragmen pipih yang terelaskan, berasal dari erupsi basaltic yang sangat encer ! tryrell, $)4$ #. c. Breksi piroklastik adalah batuan yang mengandung block lebih dari =*G !mac(onald,$).3 dan ,isher $)=B#. d. 5uff pyroclastic brecia adalah batuan yang mengandung block sebanding dengan abu 6olkanik atau bias juga lebih dominant abu 6olkanik ! Dorton $)$. dan Mac(onald, $).3 #. e. 7apilistone adalah batuan yang penyusun utamanya berukuran lapili yaitu 3 0- mm ! fisher, $)0$ #. f. 7apili tuff batuan yang kandungan lapili dan abu 6olkanik sebanding atau lebih dominant abu 6olkanik ! ,isher, $)0$ dan Mac(onald, $).3 #. g. 5uff adalah batuan yang tersusun atas abu 6olkanik.

$3

4. Dama batuan tidak berkaitan dengan genesanya, misalnya breksi 6olkanik adalah batuan yang terdiri dari penyusun utama fragmen 6olkanik yang runcing runcing, dengan matriks berukuran sekitar 3 mm dengan bermacam macam komposisi dan tekstur !bisa berupa endapan piroklastik, autoklastik,alloklastik dll#, ! ,isher, i)=B #. -. Breksi 6olkanik autoklastik terbentuk sebagai akibat letusan gas yang terkandung di dalam la6a atau akibat pergerakan la6a sebelum mengalami pembatuan. a. Breksi aliran terbentuk pada bagian tepi la6a aliran akibat pemadatan pada tepi kerak dan gerakan mengalir setelah pendinginan ! ,isher $)0*, 2right / owes, $)04, Mac(onald, $).3 #. b. Breksi letusan terbentuk akibat letusan gas yang terkandung didlam la6a sehingga terjadi fragmentasi pada kerak bagian luar la6a yang mulai membeku. =. Breksi 6olkanik aloklastik adalah breksi yang terbentuk dari hasil fragmentasi, batuan yang telah ada sebelum mengalami pengerjaan oleh proses 6olkanisme. a. Breksi intrusi yaitu breksi yang mengandung fragmen batuan yang diterobos magma dalam matriks batuan beku ! 1arker, $)*B dan Bowes, $)0* #. b. @Hplosion brecia terbentuk dari hancuran batuan karena adanya ledakan 6olkanik yang terjadi dibawah permukaan ! 2right / bowes, $)0* #. c. 5uffisite merupakan material klastik yang dihasilkan dari pelarutan material tufaan oleh gas didalam pipa 6olkanik ! ,isher, $)0$ #. d. 5uffisite brecia merupakan breksi yang tersusun atas fragmen batuan yang diintrusi magma dengan tuff sebagai matriks dan mengandung bekas aliran gas didalamnya !2right / Bowes, $)0*#. 0. Breksi 6olkanik epiklastik. a. Breksi laharik merupakan breksi yang dihasilkan dari aliran 7umpur pekat, berupa percampuran antara batuan 6olkanik berukurn beragam dengan bahan non 6olkanik !,isher, $)0* #. b. Batupasir tufaan?konglomerat tufaan merupakan batuan sedimen epiklastik yang terangkut juga didalamnya komponen piroklastik misalnya pumis atau shard.

$4

c. Batupasir?konglomerat 6olkanik merupakan batuan epiklastik yang tersusun atas fragmen fragmen berupa batuan 6olkanik yang telah mengalami erosi dan pengangkutan yang kemudian terendapkan. I0entifikasi atuan eku. Cntuk melakukan identifikasi batuan beku ada beberapa perbedaan antara identifikasi yang dilakukan pada contoh setangan dengan identifikasi singkapan di lapangan. Pada umumnya pengamatan singkapan di lapangan diikuti pengamatan contoh setangan. Selain itu ada juga perbedaan antara identifikasi batuan beku fragmental dengan batuan beku non fragmental. Pada batuan beku fragmental identifikasi dititik beratkan pada struktur dan hubungan antar komponen pembentuk batuan ! bahan bahan piroklastik # sedangkan pada identifikasi batuan beku non fragmental lebih dititik beratkan pada hubungan unit unit pembentuk batuan yaitu kristal kristal mineral. a. (eskripsi singkapan batuan beku. (alam melakukan deskripsi singkapan di lapangan ada beberapa hal yang harus diamati dan dicatat dalam buku catatan lapangan & $. Menentukan lokasi pengamatan dengan tepat, memberi nomor lokasi pengamatan dan membuat deskripsi menyeluruh kenampakan yang teramati di lapangan dan membuat sketsa singkapan atau membuat foto singkapan. 3. Mengamati dan mencatat orientasi 6ein, kelompok kelompok kekar yang ada. 4. Fika singkapan menunjukan kenampakan 6ein, apatit pegmatite, dykes atau kontak kontak sederhana antara beberapa tipe batuan yang berbeda terutama di daerah dekat kontak dilakukan pengamatan orientasi baik linier atau krnampakan bidang serta kedudukannya. -. Fika pada singkapan menunjukkan kenampakan banding atau laminasi batuan beku maka harus diamati dan diukur orientasi alami banding dan laminasi tersebut serta pengamatan batas antara keduanya. =. Membuat catatan detail dari pengamatan struktur, tekstur dan mineralogy serta penamaan batuan ! Brown, $)B= #. b. (eskripsi "ontoh Setangan.

$-

(ari hasil determinasi contoh setangan dapat dihubungkan dengan data pengamatan singkapan untuk mendapatkan data yang lebih detail. (ata data tersebut akan saling melengkapi seperti berikut & $. Pengamatan kenampakan lapuk dan warna segar batuan, kekerasan mineral relati6e baik yang telah mengalami pelapukan ataupun belum. Mengidentifikasi mineral yang mengalami pelapukan dari warna hasil lapukan nya. 3. Cntuk contoh yang menyimpan data yang penting dapat dilakukan analisa petrografi dengan membuat sayatan tipis pada bagian yang segar. 4. Mengamati warna permukaan segar dan apabila mungkin membuat estimasi mengenai color indeH. -. Pengamatan butiran pada contoh setangan bila batuan afanitik, catat tekstur lain dan dilakukan pengamatan apakah batuan tersebut felsik atau mafik. Amati hubungan antar mineral pada batuan yang memiliki kristal kasar sampai medium. Amati dan catat hubungan fenokris dan nama dasar pada batuan yang bertekstur porfiritik. =. Amati dan catat derajat homogenitas, layering, laminasi aliran, banding, lubang gas, tekstur, dan inklusi. 0. Amati dan catat proporsi mineral mineral yang berbeda dan deskripsi mineral seperti warna, kilap pecahan, belahan, kekerasan, cirri khas dll. .. %unakan hasil pengamatan untuk menentukan nama mengunakan klasifikasi tertentu. "ontoh ,ormat (iskripsi. Acara 1ari?5gl Do Crut Do Peraga & jjenis Batuan & & & & &

(iskripsi 2arna, sifat batuan, struktur, derajad kristalisasi,tektur,, komposisi !mineralogi atau jenis material piroklastik# sifat lain yang dapat menjadi ciri khas batuan.

$=

(iskripsi :omposisi & $. !mineralogi# & warna, kilap, kekerasan, pecahan, belahan, bentuk kristal, kedudukan dalam tekstur, jumlah dalam G. 3.. !piroklastik# & 2arna, bentuk, struktur luar, ukuran, mineral, jumlah dalam G.. 4.. dst.. Dama Batuan & IIIIIIIIIII....!klasifikasi, $) I# Petrogenesa & !assisten# K#asifikasi 0an penamaan atuan. Berbagai klasifikasi telah dikemukakan oleh beberapa ahli, sehingga kadang kadang satu batuan pada klasifikasi yang lain namanya bisa berlainan pula. (engan demikian seorang petrologi harus benar benar mengerti akan dasar penamaan yang diberikan pada suatu batuan beku. K#asifikasi er0asarkan 1ara ter2a0in3a. (engan dasar ini '<S@DBCS1 !$B.. $)0.# membagi tiga macam batuan beku yaitu & $. @ffusi6e 'ock ; untuk batuan beku yang terbentuk dipermukaan. 3. (iko 'ock ; untuk batuan beku yang terbentuk dekat dengan permukaan. 4. (eep seated rock ; untuk batuan beku yang jauh didalam bumi.oleh 2.5 1uang $)03, jenis batuan ini disebut batuan plutonik, sedangkan batuan effusi6e rock disebut batuan 6olkanik. Ta$apan penentuan 2enis atuan. 5ahapan pertama untuk pemerian nama batuan beku disini adalah dengan mengamati kehadiran kuarsa bebas serta menghitung proporsi secara relati6e dalam batuan. Fika kuarsa hadir dan mencapai $*G atau lebih maka jenis batuannya adalah batu beku asam, sebaliknya jika kuarsanya kurang dari $*G maka jenis batuannya adalah kalau tidak intermediate kemungkinan lain adalah basa. Pada jenis intermediate dicirikan dengan melimpahnya ortoklas dan plagioklas asam !sodic plagioklas#. Sedangkan pada jenis basa dicirikan dengan melimpahnya plagioklas basa !calcic plagioklas#, plagioklas asam relati6e lebih cerah disbanding plagioklas basa. $0

5etapi pada kenyataannya secara megaskopis kita sulit untuk membedakan. Cntuk membedakannya kita lihat prosentasi kandungan mineral mafik !yang utama#. Bowen berpendapat bahwa batuan basa mengandung mineral oli6ine dan piroksin lebih banyak dibanding mineral hornblende. Sebaliknya batuan menengah cenderung lebih banyak mengandung hornblende disbanding oli6ine dan piroksen. Damun keadaan ini tidak dapat selamanya dipakai, terutama pada batuan beku 6ulkanik. Pada batuan beku menengah sering ditemukan piroksen, seperti pada andesit dimana kehadiran piroksen melimpah sehingga sulit dibedakan dengan basalt. Cntuk ini praktikan kembali pada prinsip 2.5 1uang $)03, dimana untuk batuan beku menengah plagioklas basa !lebih gelap#. Ta$apan menentukan nama atuan. Setelah jenis batuan diketahui,untuk menentukan nama batuan lebih dahulu harus menentukan kelompok batuannya. :alau kelompoknya sudah diketahui, untuk mengetahui nama batuannya tinggal mengetahui relasinya. Sedangkan untuk mengetahui kelompoknya kita mesti membandingkan kehadiran dan proporsi antara alkali feldsfar dengan plagioklas, serta mineral utama yang lain. Sebagai contoh & (ari hasil pemerian diketahui kandungan kuarsa 3=G, Plagioklas $*G dan <rtoklas -*G. 'elasinya panidiomorfik granular. :arena kuarsa lebih dari $*G maka jenis batuannya adalah asam, sedang kelompoknya adalah granit granit porfir riolit. Setelah mengetahui relasinya adalah panidiomorfik granular maka dapat ditentukan nama batuannya adalah %ranit. Fika relasinya porfiro afanitik maka nama batuannya adalah 'iolit. Pengena#an Batuan Beku $. kelompok %abro Basalt. :elompok gabro termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika -=G $.$.%abro atau %abro Dormal. :omposisi mineral & =0G dengan indeks warna -* .*. Cmumnya plagioklas atau lebih, yang termasuk didalamnya adalah& banyak mengandung plagioklas asam !lebih cerah# sedang batuan beku asam banyak mengandung

$.

%abro mineral utamanya adalah piroksen dan plagioklas basa, mineral yang lain berupa oli6in, felspatoid dengan mineral tambahan biasanya limenit dan apatit. :isaran jumlah masing masing mineral dalam G & Piroksen, <li6in, 1ornblenda IIIIIIIIIIIIIIIIII3=G =*G Plagioklas basa IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII..-=G .*G 5ekstur & 5ermasuk batuan beku instrusif, plutonik dengan derajat kristalisasi holokristalin, fanerik kasar dan jarang dijumpai porfiritik, oli6ine hadir biasanya menampakkan bentuk yang baik. Sering sekali terdapat produkdekomposisi seperti sepertin !dari oli6ine# dan klorit !dari piroksen# sering menunjukkan tekstur khusus sub afanitik afanitik. +arietas & Damanya bisa diberikan menurut mineral mafik yang ada selain augit, misalnya gabro oli6ine, apabila oli6ine hadir dalam jumlah yang banyak. Dama dan sebutan untuk 6arietas gabro & %abro kuarsa & bila mengandung kuarsa $*G atau lebih. Dorit & apabila kaya hipersten dengan plagioklas utama bitonit. 5roctolite & apabila kaya oli6ine, plagioklas basa !labradorit atau bitonit# dijumpai piroksen dengan jumlah sedikit. Pseudoleusit & apabila kaya akan leusit, aegirin dan augit. $.3.(olerit atau (iabas. :omposisi seperti pada gabro tetapi berbeda dalam nilai komposisinya. Cntuk (iabas memiliki prosentasi sejumlah & Piroksen IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII 3=G 0=G. Plagioklas IIIIIIIIIIIIIIIIIIIII. 4*G .*G. Cntuk 5eschenite memiliki prosentasi sejumlah & Piroksen IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII -=G .=G. Plagioklas !labradorit# IIIIIIIIIIIIIIII.. $*G 4*G. ,elspatoid IIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.. $*G $=G.

$B

5ekstur & Bila plagioklas yang terbentuk membilah dilingkupi augit sebagian atau seluruhnya membentuk tekstur intergranular, pada umumnya bertekstur khusus diabasik. +arietas & (iantaranya dikenal sebagai dolorit kuarsa, dolorit oli6in dan diabas. $.4.Basalt. :omposisi mineral utamanya adalah plagioklas basa dan augit, magnetit dan limenit biasanya dijumpai sebagai mineral tambahan, oli6in bisa juga melimpah. Pada umumnyaserimh didapatkan mineral mineral yang mengisi lubang 6esikuler, antara lain adalah kalsit, klorit dan kalsedon. :isaran jumlah nilai prosentase mineral penyusunnya & Plagioklas !labradorit# IIIIIIIIIIII... -* G 0* G. Piroksen IIIIIIIIIIIIIIII. 4= G == G. 5ekstur & 5erdapat sebagai lelehan 6ulkanik, kadangkala ada juga yang didapatkan dengan massa dasar afanitik. tekstur khusus biasanya intergranular atau intersertal, sulit mengamati mineral dalam contoh, kecuali yang porfiritik dan sering berstruktur amigdaloidal. +arietas & Jang umum adalah Basalt <li6in atau Dormal Basalt. Cntuk gelas basalt kuarsa, basalt leusit, spilit, melaphyro. Sedangkan yang dimaksud foidal basalt adalah basalt kaya felspatoid, ada 3 kelompok & Banyak plagioklas asam, disebut & Basanit, apabila banyak mengandung oli6in , 5eprit,apabila memiloki sedikit oli6in. Sedikit atau tidak mengandung plagioklas asam & Basalt foidal, apabila oli6innya banyak & Defelinit, apabila oli6innya sedikit. 3. :elompok (iorit Andesit. 5ermasuk batuan beku menengah, dengan indeks warna -*. 3.$.(iorit.

$)

:omposisi mineral & :omposisi utamanya plagioklas dan hornblenda, kadang kadang ada yang mengandung biotit dan kuarsa. Prosentasi mineral penyusunnya & Plagioklas IIIIIIIIIIIIIIII. == G .* G. 1ornblenda, Biotit IIIIIIIIIIIII. 3= G -* G. 5ekstur & 1olokristalin, berbutir menengah sampai kasar, jarang yang forfiritik dan bila dibandingkan dengan granit ukuran butirnya lebih kecil. +arietas & (iorit biotita, diorit kuarasa dan diorit mikro untuk diorit porfir, bilamana mafik mineral selain hornblenda dan sebagai kristal sulung namanya ditambahkan, misalnya & Augit diorit porfir, mika diorit porfir, diorit kuarsa dicirikan dengan kandungan kuarsa mencapai 3* G ! 1.2illiams, $)B3#. 3.3 Andesit. (idapat sebagai aliran la6a dan instrusi hiabisal & nama batuan ini diambil dari pegunungan Andas, Amerika Selatan. :omposisi mineral & Penyusun utamanya adalh plagioklas dan mineral mafik, yang terdapat sebagai kristal sulung, kadang mineral oksida besi hadir sebagai mineral tambahan. 5ekstur & 1ipokristalin, holokristalin, porfiritik, 6itroferik dengan massa dasar afanitik atau massa gelas. 5ekstur khusus Pilotaksitik. +arietas & Andesit 1ornblenda, andesit augit, andesit biotit, andesit kuarsa. Batuan yang berasal dari andesit, yang telah terubah oleh aktifitas air 6ulkanik dengan produksi mineral skunder disebut propilit. Andesit augit secara contoh Khand SpecimenL sulit dibedakan dengan basalt. 5etapi pada basalt, plagioklasnya lebih keruh !basa# atau dapat dengan refleksi mineraloginya. 4. :elompok %ranit 'iolit.

3*

5ermasuk batuan beku asam dengan kandungan silika lebih dari 00 G. 9ndeks warna $* -* G, kaya kuarsa bebas dan ortoklas lebih besar dari palgioklas. 4.$.%ranit. :omposisi mineral & Mineral utamanya kuarsa dan ortoklas dengan mineral lain adalah biotit, musko6it dan plagioklas. Mineral tambahan Mircon atau garnet. :isaran prosentase mineral penyusunnya & :uarsa IIIIIIIIIIIIIIIII. III$* G -* G. Alkali ,elspar IIIIIIIIIIIIIIIII. 4* G 0* G. Plagioklas asam IIIIIIIIIIIIIIII.. * G 4= G. Biotit, Dornblenda IIIIIIIIIIIIIII.. $* G 4= G. 5ekstur & 5erdapat sebagai instrusi hypabisal maupun plutonik, holokristalin, fanerik kasar dengan mineral dapat dikenal dengan mata biasa. bisa dijumpai dengan tekstur porfiritik namun pada ummnya bertekstur grafik, yaitui pertumbuhan bersama antara kuarsa dan ortoklas. +arietas & Dama namanya tergantung pada mineral utama yang ada selain kuarsa dari felspar, sebagai contoh & granit musko6it & granit biotit & granit hornblenda. 4.3.'iolit. Serupa dengan granit tetapi terdapat massa gelas, dan dengan fenokris kuarsa terkorosi !"oroded bipyramidal fenocrist#. 5ekstur & Bisa menampakkan gejala perofiritik, hipokristalin, kriptokrista;in dengan kristal sulung kuarsa dan ortoklas, matriks afanitik, serimh menunjukkan struktur aliran dan terdapat sebagai batuan lelehan maupun instrusi hypabisal dengan tekstur grafik. +arietas & 5erdapat beberapa sebutan yang merupakan 6ariasi, yaitu & 'iolit sodik, khas dengan fenokris sanidin anortoklas dan albit. 'iolit potas, kaya akan sanidin andesin atau oligoklas sering disebut struktur Noning.

3$

-. :elompok %ranodiorit dasit. "iri umum juga mirip dengan granit, "uma plagioklasnya lebih banyak dibanding ortoklasnya. -.$ %ranodiorit. :omposisi mineral & terutama plagioklas asam, kuarsa, biotit dan hornblenda. 5ekstur & sama dengan granit. +arietas & %ranodiorit dan granodiorit porfir. -.3 (asit :omposisi sama dengan granodiorit. 5ekstur porfiro afanitik. "iri umum sama dengan granodiorit, "uma indeks warna lebih besar dibanding granodiorit !3* -* G# dan alkali felsparnya kurang dari $* G dari total felspar. Mineral mafik utama hornblenda dan biotit. (asit pada kelompok ini punya komposisi sama dengan tenalit, sedang teksturnya merupakan tekstur batuan 6ulkanik. =. :elompok %elas. 5ersusun oleh massa gelas, tekstur holohialin. +arietas & obsidian, seluruhnya terdiri dari massa gelas. Pitchstone, mengandung kristalit yang pecahannya merata, dan sifat konkoidalnya berkurang. Speolitik pitchstone, merupakan hasil de6itrifikasi pichstone dengan menampakkan kristal radier atau sperulit. ,elsite, bila proses de6itrifikasi telah berlangsung lanjut, maka akan membentuk kristal kristal yang halus. Pumica, sangat banyak dijumpai lubang K6esicaL serta ringan.

33

BATUAN *EDIMEN
Defenisi Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil akti6itas kimia organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. K"mp"sisi (alam batuan sedimen dapat dijumpai fragmen batuan maupun mineral. Mineral mineral yang umum dan banyak dijumpai dalam batuan sedimen adalah& :warsa ,eldsfar Mika (olomit :alsit Mineral lempung

Tekstur Berdasarkan kejadiannya, batuan sedimen dibedakan menjadi batuan sedimen klastik dan nonnkalstik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen terbetuk dari material material hasil perombakan batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen nonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari material material hasil akti6itas kimia !termasuk biokimia#. (ari kedua macam batuan sedimen tersebut dikenal tekstur klastik dan nonklastik.

34

1. Tekstur k#astik Semua batuan sedimen klastik mempunyai tekstur klastik. Jang perlu diperhatikan pada batuan tersebut adalah ukuran butir dan bentuk butir. Cntuk ukuran butir dipakai klasifikasi ukuran butir dari wentworth sebagai berikut & Dama Boulder !bongkah# "obble !berangkal# Pebble !kerakal# %ranule !kerikil# Sand !pasir# Silt !lanau# "lay !lempung# 2. Tekstur n"nk#astik Ckuran butir !mm# 7ebih besar dari 3=0 0- 3=0 - 03$?$0 3 $?3=0 $?$0 7ebih kecil dari $?3=0

Semua batuan nonklastik mempunyai tekstur nonklastik. "iri khas dari tekstur nonklastik adalah adanya kristal kristal yang saling menjari, tidak ada ruang pori pori antar butir dan umumnya monomineralik. :lasifikasi butiran kristal dalam tektur nonklastik Berbutir kasar Berukuran lebih besar dari = mm Sedang $ = mm 1alus Berukuran lebih kecil dari $ mm Beberapa tekstur nonklastik yang penting adalah & a. Amorf. Partikel partikel umumnya berukuran lempung Misal & rijang masif b. <olistik. 5ersusun oleh kristal kristal kecil berbentuk bulat atau elipsoid, terkumpul seperti telur ikan, butir butiran berukuran *,3= *,3 mm. Misal & batugamping oolit. c. Pisolitik. Seperti oolitik, tetapi butiran berukuran lebih besar dari 3 mm. Misal & batugamping pisolitik. d. Sakaroidal. Partikel pertikel berbutir halus, sama besar !e8uigranular#. Misal batugamping sakaroidal. e. :ristalin. Bila tersusun oleh kristal kristal besar. atau koloid, nonkristalin.

*truktur

3-

Struktur dari batuan sedimen lebih tergantung pada hubungan antara kelompok kelompok sedimenter dari pada hubungan antar butir yang menentukan dan mengontrol tekstur. Struktur batuan sedimen yang benar benar lebih baik dipelajari di lapangan dari pada dari contoh genggaman. Struktur batuan sedimen dibedakan menjadi tiga macam, yaitu & $. Struktur fisika !mekanik#, terbentuk karena proses proses fisika. Beberapa macam teksturnya adalah & a. Berlapis, terlihat di lapangan sebagai susunan yang berlapis lapis. Bila ketebalan indi6idu lapisan lebih besar dari $ cm dinamakan lapisan, sedangkan bila lebih kecil dari $ cm dinamakan laminasi. b. Bergradasi, bila butir butiran dalam tubuh batuan dari bawah ke atas makin halus. c. Silang siur, yaitu satu seri perlapisan yang saling potong memotong dalam tubuh batuan sedimen. d. Masif, bila dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat struktur sedimen.

IIIIII. III Berlapis Bergradasi Simpang siur

3. Struktur kimia, terbentuk karena proses proses kimia. Macam macamnya antara lain & a. b. :onkreasi, bila berbentuk bulat Dodul, bila berbentuk tidak teratur

4. Struktur organik, terbetuk karena akti6itas organisme. "ontoh & struktur reef pada batugamping Penamaan atuan Penamaan batuan sedimen klastik ditentukan terutama oleh ukuran butir !tekstur#, selain itu juga dibantu dengan komposisi atau struktur. Ckuran butir dalam batua sedimen klastik bisa seragam dan bisa tidak seragam, pada tidak seragam dikenal & a. ,ragmen, yaitu butiran berukuran lebih besar dai pasir.

3=

b. Matrik, yaitu butiran butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terdapat disela sela fragmen. c. Semen, yaitu material yang sanagt halus !hanya dapat dilihat dengan mikroskop# yang berfungsi sebagai pengikat. Semen umumnya terdiri dari silika, kalsit, oksida besi atau lempung. Penamaan batuan sedimen nonklastik lebih ditentukan oleh komposisi mineralnya atau kimianya. 1. Batuan se0imen k#astik "ontoh penamaan berdasarkan ; a. Ckuran butir $# batu pasir & bila butiran berukuran pasir 3# batu pasir krikilan & butiran dominan berukuran pasir tetapi ada juga ukuran kerikil yang cukup banyak. b. Ckuran dan bentuk $# konglomerat & bila fragmen dominan dan membulat 3# breksi & bila fragmen dominan dan meruncing c. Ckuran butir dan komposisi $# batupasir kwarsa& batupsir yang banyak mengandung kwarsa 3# batulempung gampingan; batulempung yang mengandung mineral karbonar d. Ckuran butir dan struktur Serpih !shale#; batulempung berlaminasi Cntuk penamaan batu gamping klastik, diberi nama& :alsirudit & bila berukuran butir lebih besar dari pasir :alkarenit & bila butiran berukuran pasir :alsilutit & bila butiran berukuran lempung.

2. Batuan se0imen n"nk#astik "ontoh penamaan berdasarkan komposisi & Batugamping kristalin & bila tersusun oleh kristal kristal kalsit Batugamping koral & bila tersusun oleh koral

30

(olomit & bila tersusun oleh dolomit 'ijang & bila tersusun oleh silika

7angkah langkah penentuan nama batuan sedimen Amati contoh batuan baik baik & a. 5entukan teksturnya& klastik atau nonklastik. Bila klastik tentukan ukuran butirannya !bila tidak seragam tentukan ukuran fragmen dan matrik#, bila nonklastik tentukan macam teksturnya. b. 5entukan strukturnya. c. 5entukan komposisinya. Cntuk mengetahui kandungan karbonat, contoh batuan ditetesi dengan 1"l, bila bereaksi berarti mengandung karbonat. d. 5entukan nama batuan berdasarkan kenampakan yang dominan. Misal & bila yang tampak dominan adalah ukuran butir butirannya maka penamaannya berdasarkan ukuran butirnya.

3.

BA5CAD M@5AM<',
Defenisi Proses metamorfosisme adalah proses yang menyebabkan perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur pada batuan karena panas dan tekanan tinggi, serta larutan kimia yang aktif. 1asil akhir dari proses metamorfisme adalah batuan metamorf. Fadi batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan asalnya !yang telah ada sebelumnya# dapat berupa batuan beku, sedimen maupun metamorf. K"mp"sisi minera# Mineral mineral penyusun batuan metamorf dapat dibedakan menjadi mineral mineral yang & $. Mineral yang berbentuk kubus& kuarsa, feldsfar,kalsit, garnet dan piroksin. 3. Berbentuk bukan kubus & mika, klorit, amfibol !hornblende#, hematit, grafit dan talk. *usunan minera# 4fa rik5 (ari kenampakan tiga dimensional, fabrik dapat dibedakan menjadi & $. 9sotropik & susunan butir ke segala arah tampak sama. 3. Anisotropik & kenampakan susunan butir mineral tidak sama ke segala arah. Tekstur Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan menjadi & $. ,anaretik & butiran cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata telanjang. 3. Afanitik & butiran terlalu kecil untuk dapat dikenal dengan mata telanjang. *truktur Struktur dalam batuan metamorf dikenal ada tiga & $. %ranular & bila butir butiran minerla yang berhubungan saling mengunci !inter locking#. 3. ,oliasi & bila mineral mineral pipih menbentuk rangkaian permukaan subparalel. 4. 7ineasi & bila mineral mineral prismatik membentuk kenampakan penjajaran pada batuan, seperti genggaman pensil.

3B

(i alam, batuan yang hanya mempunyai struktur lineasi sangat jarang, dan sebagian besar selain berlineasi juga berfoliasi. ,oliasi mungkin tidak teratur, melengkung atau terlipat bila terdeformasi. K#asifikasi :lasifikasi yang paling sering digunakan adalah berdasarkan keadaan foliasi yang berkembang, dengan komposisi mineral berperan sebagai tambahan. Berdasarkan foliasi, batuan metamorf dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan yang & $. Berfoliasi sangat kuat; yaitu yang mudah pecah melalui bidang foliasi, biasanya karena melimpahnya mika yang terorientasi. Batuannya adalah & a. KSlateL !batusabak#. Bersifat afanitik, mempunyai kilap suram pada bidang foliasi. Berkomposisi utama mineral lempung. Batusabak tampak merah bila banyak mengandung hematit, hijau bila klorit, dan umumnya abu abu sampai hitam bila banyak grafit. b. KPhylliteL !fillit#. Bersifat afanitik, berbutir lebih kasar dari pada batusabak, dan bidang foliasinya mengkilat karena mika dan klorit yang sudah lebih banyak dari pada batusabak. Batu ini merupakan peralihan dari batusabk ke skis. c. KSchistL !skis#. Bersifat faneritik, banyak mengandung mineral pipih yang terorientasi seperti & mika, klorit, grafit, talk. 3. Berfoliasi rendah & yaitu yang berfoliasi tetapi tidak mudah?tidak dapat pecah melalui bidang foliasi. <rientasi mineral mineral pipih berselingan dengan mineral mineral yang tidak pipih yang berbutir sama besar. Batuannya antara lain & a. %neiss !gneis#. Bersifat faneritik. Berbutir sedang sampai kasar. :omposisinya yang utama & kwarsa, feldsfar, mika dan kadang kadang hornblede. 4. Berfoliasi sangat lemah sampai non foliasi& batuan didominasi oleh mineral mineral berbentuk kubus, mineral mineral pipih bila ada orientasinya acak. Batuan ada yang granular atau berlineasi. Batuannya antara lain & a. OurtMite !kwarsit#. :omposisinya yang sangat utama adalah kwarsa; bila pecah tak rata dan tidak mengelilingi butiran. Don foliasi.

3)

b. Marble !marmer#. Berkomposisi utama kalsit; warnaabu abu !biasanya# karena grafit !bereaksi positif dengan 1"l#. c. 1ornfels. Bersifat afanitik sampai faneritik halus, berkomposisi kwarsa, feldsfar, mika !diketahui melalui pengamatan lapangan#. d. %ranofels. Bersifat faneritik kasar, non foliasi, berkomposisi kwarsa dan feldsfar !yang berbentuk kubus#. e. %ranulit. Bersifat faneritik kasar, non foliasi, berkomposisi piroksin dan garnet disamping kwarsa dan feldsfar. f. Serpentinite. Don foliasi sampai lineasi, berwarna hitam, hijau sampai kuning pucat. :omposisi utamanya serpentin. Selain penamaan penamaan dasr diatas, penamaan batuan dapat diberi awalan pada nama nama dasar tersebut seperti & :loritik skis & artinya skis yang banyak mngandung klorit. Skis kwarsa & artinya skis yang banyak mengadung kwarsa. (isamping itu ada beberapa awalan atau akhiran yang perlu diperhatikan !hanya sekedar dikatahui#. $. Blasto sebagai awalan, menunjukkan adanya tekstur sisa dari batuan asal, seperti& Blastoporfiritik; menunjukkan adanya tekstur sisa yang porfiritik dalam batuan metamorf. 3. blastik sebagai akhiran, menunjukkan akhir kristalisasi dalam kondisi padat. dari tekstur dan komposisi meneralogi yang masih bertahan, misal& Metaandesit, artinya masih ada kenampakan sisa andesit pada batuan metamorf. Metasedimen, artinya masih ada kenampakan sisa batuan sedimen pada batuan metamorf. Penamaan atuan Penamaan batuan metamorf dapat didasarkan pada foliasi dan komposisi. a. Penamaan berdasarkan komposisi, misal & :warsit Marmer Serpentinit %ranulit %ranofel 4. Meta sebagai awalan yang diikuti oleh nama batuan asal, menunjukkan kenampakan sisa

4*

b. Penamaan berdasarkan foliasi, misal & Skis ,ilit Slat %neis

Penamaan dengan foliasi dapat diikuti dengan nama mineral, bila mineral tersebut cukup bnayak, misal & Skis mika & skis yang banyak mika %neis hornblende & gneis yang banyak mengandung hornblende.

7angkah langkah penamaan batuan metamorf Amati contoh dengan baik, kemudian & a. 5entukan teksturnya b. 5entukan strukturnya, berfoliasi atau nonfoliasi. Bila berfoliasi tentukan foliasinya apa c. 5entukan komposisinya d. 5entukan nama batuan berdasarkan kenampakan yang dominan. Bila berfoliasi biasanya penamaan berdasarkan komposisi.

4$

Anda mungkin juga menyukai