Peptic Ulcer Disease secara umum terjadi pada daerah gaster (gastric ulcer) dan duodenum (duodenal ulcer). Secara klinis, duodenal ulcer lebih sering dijumpai daripada gastric ulcer. PUD secara anatomis didefinisikan sebagai suatu defek mukosa/submukosa berbatas tegas yang dapat menembus muskularis mukosa sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi.
ULKUS GASTER
Ulkus gaster merupakan luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar tukak ditutupi debris
oleh 2 faktor perusak: Perusak endogen (HCL, pepsinogen/pepsin dan garam empedu) Perusak eksogen ( obat-obatan, alkohol dan bakteri)
parietal mengeluarkan asam lambung/HCl, sel peptik/zimogen mengeluarkan pepsinogen yang oleh HCl dirubah menjadi pepsin. HCl dan pepsin tersebut merupakan faktor agresif terhadap mukosa lambung. Bahan iritan akan menimbulkan defek barier mukosa dan terjadi difusi balik ion H+. Setelah itu histamin akan terangsang untuk lebih banyak menimbulkan asam lambung, timbul dilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler,
DIAGNOSIS BANDING
GASTRIC ULCERS DUODENAL ULCERS
Dispepsia non ulkus Dispepsia fungsional Tumor lambung / saluran cerna atas proksimal Gastro esophageal reflux disease (GERD) Penyakit vaskular Penyakit pankreatobilier Penyakit gastroduodenal Chron's
Dispepsia non ulkus. Gastric ulcers Penyakit pankreatobilier Penyakit Chron's pada gastroduodenal Tumor saluran cerna bagian atas
TERAPI
Non Farmakologis - Istirahat - Diet: pemberian makanan dalam jumlah yang moderat dan menghindari makanan yang pedas, mengandung asam, selain itu makanan lunak dan yang mengandung susu juga tidak disarankan karena bisa merangsang pengeluaran asam lambung. Berhenti merokok karena dapat menghambat penyembuhan. - Obat-obatan : menghindari pemberian NSAID, bila memang perlu maka harus dikombinasikan dengan ARH2/PPI/misoprostol atau dosis NSAID
tidak tergantung apakah episode pertama atau tidak, keparahan keluhan, terdapatnya faktor pemberat seperti NSAID atau sedang masa remisi. Regimen terapi : I. Terapi tripel II. Terapi kuadripel
NO 1
TERAPI TRIPEL PPI (2X1) + Amoxicillin (2x1000mg) + Claritomisin (2X500mg) regimen terbaik
2
3 4
PPI (2X1) + Metronidazol (3x500mg) + Claritomisin (2x500mg) bila alergi terhadap penicilin
PPI (2X1) + Metronidazol (3x500mg) + Amoxicillin (2X1000mg) kombinasi yang termurah PPI (2X1) + Metronidazol (3X500mg) + Tetreasiklin (4x500mg) bila alergi terhadap claritomisin dan penicilin PPI Omeprazole (2x20mg) Lama pengobatan 1 minggu, ada anjuran untuk eradikasi selama 2 minggu, untuk kesembuhan tukak bisa dilanjutkan dengan pemberian PPI selama 3-4 minggu. TERAPI KUADRIPEL Terapi kuadripel digunakan jika gagal dengan terapi tripel. Regimennya adalah : PPI (2X1) + Bismuth Subsalisilat (4x2) + Metronidazol (4x250mg) +
TINDAKAN OPERASI
1. Elektif
: jika PUD refrakter atau ada gagal pengobatan. 2. Darurat : terdapat komplikasi perdarahan, perforasi, stenosis pilorik). 3. PUD dengan sangkaan keganasan
Komplikasi operasi :
Primer : akibat perubahan anatomi gaster pasca operasi. Semakin radikal tindakan operasi maka semakin berkurang kekambuhan PUD tetapi
KOMPLIKASI
GASTRIC ULCERS
Perdarahan Perforasi Stenosis Pilorik DUODENAL ULCERS Perdarahan Perforasi Penetrasi ulkus Gastric outlet obstruction Keganasan dalam duodenum
THANK YOU