Anda di halaman 1dari 2

Tugas Dokter Muslim : Najis sedang Angga Maulana Ibrahim 1110103000085

Menurut bahasa najis artinya semua perkara yang menjijikkan, sedang menurut syara najis ialah setiap sesuatu yang haram memperolehnya dalam keadaan luas serta mudah membedakannya. Jadi tidak karena haramnya, menjijikkannya, dan tidak karena perkara itu berbahaya dalam tubuh atau akal. Najis terbagi atas 3 jenis yaitu najis mukhaffafah, mutawasithah dan mughaladoh. Dan pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai najis mutawasitthah atau najis sedang.

Najis Mutawassithoh (sedang), Yang termasuk kelompok najis ini adalah : a. Bangkai Yang dimaksud bangkai adalah binatang yang mati karena tidak disembelih ata disembelih tidak menurut aturan syariat Islam, termasuk bagian tubuh dari hewan yang dipotong ketika masih hidup. "Diharamkan atas kamu bangkai". (QS. Al-Maidah : 3). "Segala sesuatu (anggota tubuh) yang dipotong dari binatang yang masih hidup termasuk bangkai". (HR. Abu Daud dan Turmudzi dari Abi Waqid Al-Laitsi). bangkai yang tidak termasuk najis adalah ikandan belalang, keduanya halal untuk dimakan. b. Darah Semua macam darah termasuk najis, kecuali darah yang sedikit seperti darah nyamuk yang menempel pada badan atau pakaian maka hal itu dapat dimaafkan. "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi." (QS. Al-Maidah : 3). c. Nanah Nanah pada hakikatnya adalah darah yang tidak sehat dan sudah membusuk. Baik nanah ini kental ataupun cair hukumnya adalah najis. d. Muntah

e. Kotoran manusia dan binatang Kotoran manusia dan binatang, baik yang keluar dari dubur atau qubul hukumnya najis, kecuali air mani. Walaupun air mani tidak najis tetapi hendaknya dibersihkan. f. Arak (khamar) Semua benda yang memabukkan termasuk benda najis, berdasarkan firman Allah : "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan." (QS. Al-Maidah : 90). Najis mutawashithoh terbagi dua, yaitu : (1) Najis 'Ainiyah, yaitu najis mutawashitoh yang masih kelihatan wujudnya, warnanya dan baunya. Cara membersihkannya dengan menghilangkan najis tersebut dan membasuhnya dengan air sampai hilang warna, bau dan rasanya. (2) Najis Hukmiyah, yaitu najis yang diyakini adanya tetapi sudah tidak kelihatan wujudnya, warnanya dan baunya. Contohnya adalah air kencing yang sudah mengering. Cara membersihkannya cukup dengan menggenangi/menyirami air mutlaq pada tempat yang terkena najis hukmiyah tersebut.

Referensi : Syekh Muhammad bin qassim asy-syafii. Fathul qarib, jilid II

Anda mungkin juga menyukai