Anda di halaman 1dari 6

KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CIRACAS TAHUN 2013

Latar Belakang Pada era modernisasi saat ini, tingkat teknologi dan pengetahuan berkembang semakin pesat, perlu diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga antara teknologi dan sumber daya manusianya dapat berjalan secara dinamis. Untuk mencapai hal tersebut, salah satu faktor yang sangat berperan adalah peningkatan kesehatan dan gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu kecerdasan dan intelektual. Dengan ilmu pengetahuan akan menjadi salah satu tolak ukur SDM yang berkualitas akan tercapai (Zainuddin, 2008). Untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, maka kita perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan anak yang mendapat makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Nutrisi memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada bayi sampai usia enam bulan hanya ASI saja tanpa diberi makanan tambahan.Karena ASI mudah di dapat, selalu tersedia,siap diminum tanpa adanya persiapan khusus (Zainuddin, 2008). Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), 2001 mengatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama adalah makanan yang terbaik. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berusia nol sampai enam bulan, bahkan air putih pun tidak boleh diberikan pada tahap ini. Karena itu pada enam bulan pertama membutuhkan perhatian khusus dalam pemberian ASI. Dengan adanya modernisasi telah menggeser paradigma menyusui ASI seolah telah menjadi sesuatu yang kuno dan tidak modern sehingga banyak kaum ibu muda enggan memberikan ASI kepada anaknya dengan dalih merusak penampilan, merepotkan dan membuang waktu karena merasa ada susu formula yang bisa menggantikan ASI ( Depkes, 2001:31 ). Faktor yang dapat mempengaruhi dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif seperti mitos-mitos yang sering menghambat dalam pemberian ASI eksklusif diantaranya bayi yang menangis karena ingin makan, faktor lainnya adalah pengetahuan, pendidikan, usia ibu, paritas,

pekerjaan, pengaruh orang tua dalam keluarga serta kurangnya informasi mengenai ASI eksklusif dari pihak kesehatan maupun media lain seperti media televisi. Jarang sekali iklan atau kesempatan di media televisi yang menayangkan tentang manfaat dan keunggulan ASI eksklusif lebih gencar promosi susu formula yang dikemas sedemikian menarik menunjukkan kelebihannya (Depkes RI, 2002 :1). Padahal banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam program membantu menigkatkan keberhasilan ASI eksklusif diantaranya program Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ). Bayi baru lahir agar diletakan diatas dada ibunya untuk memulai menyusui. Bayi diharapkan terbiasa mendapat ASI sejak dini. Menyediakan pojok ASI untuk layanan konsultasi masalah ASI dan memberikan waktu luang pada ibu bekerja untuk memeras ASI-nya supaya tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Alasan utama Ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif yaitu factor umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan lain-lain. Rendahnya keinginan dan pemahaman ibu tentang pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran hidup kelahiran bayinya, hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. (Prasetyono,2009) Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mempengaruhi perilaku masyarakat dibidang kesehatan. Tidak hanya perilaku saja, masih ada faktor-faktor lain. Pengetahuan juga akan turut menentukan baik buruknya kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan di suatu masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pengetahuan memadai, lebih mudah dibawa dalam perilaku sehat, lebih mampu menciptakan kondisi lingkungan sehat, serta mempu menjangkau pelayanan kesehatan. Pengetahuan seseorang diperoleh melalui berbagai pendidikan baik formal maupun informal. Pengetahuan juga didapatkan dari pengalaman selama hidup seseorang. Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) pada tahun 2006-2007, pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 2 bulan hanya 64 %.Presentasi ini menurun menjadi 40 % pada bayi berusia 2-3 bulan dan 14 % pada bayi berusia 4-5 bulan dan hanya 4 % bayi mendapat ASI dalam satu jam kelahiran. Cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 45 %-12 % dan di pedesaan 4 %-25 % pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di parkotaan berkisar 1%-13 %,sedangkan di pedesaan 2 %-13 % (Depkes RI 2007 ).

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan pokok penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan : adakah hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas II Baturaden Kabupaten Banyumas Tahun 2010. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi b. Mengetahui hubungan antara umur dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi c. Mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi. d. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif bagi bayi. e. Mengetahui hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi masyarakat Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif. 2. Bagi instasi tempat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan atau tenaga kesehatan dalam memberikan penjelasan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif untuk bayi 3. Bagi pemerintah Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan kebijaksanaan yang baru tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. 4. Bagi pengembangan IPTEK dan Almamater Sebagai sumber refrensi dan bahan bacaan di perpustakaan di instansi pendidikan, terutama tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. 5. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang hubungan faktor predisposisi dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi. Dan sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan di pendidikan.

METODE PENELITIAN Penelitian Deskriptif dengan metode penelitian Cross-Sectional.


Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Praktek ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Ciracas Tahun 2013 Variable Independen : umur ibu yang muda, pendidikan ibu yang rendah, pekerjaan yang sibuk Variabel Dependen : ASI Eksklusif

Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yang dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel dependen dan variabel independen akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan. Penelitian ini menggunakan data primer yang menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap dan praktek ibu pada ASI Ekslusif. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di puskesmas kecamatan Ciracas tahun 2013

Populasi dan Sampel a. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang sedang menyusi di Puskesma Kecamatan Ciracas Tahun 2013 b. Sampel penelitian

Sampel diambil dari ibu-ibu berumur 25-30 tahun yang memberikan ASI dalam jangka waktu 6 bulan. Pengambilan sampel minimal pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus :

keterangan : n = Besar sampel p = Proporsi persalinan sebesar 90% Z = ( 1- /2)= Standart deviasi normal yaitu 1,96 sesuai dengan derajat kemaknaan 95% = presisi 10% d= derajat keakuratan Maka sampel yang dibutuhkan sebanyak : 50 orang

Jenis Data Jenis data yang di ambil berupa data primer dilakukan sendiri dan dibantu oleh staf yang ada di Puskesmas Kecamatan Ciracas melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner ini penulis menyaring responden untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu,sikap dan prakteknya tentang ASI Ekslusif di Puskesmas Kecamatan Ciracas pada tahun 2013. Caranya saat memberikan kuesioner, responden menerima satu perangkat instrumen penelitian yang terdiri dari permohonan kepada responden, persetujuan menjadi responden dan penelitian kuesioner. Setelah diterima kemudian responden mengisi kuesioner yang telah dibagikan. Sebelum responden mengisi kuesioner responden diminta untuk mengisi inform consent untuk persetujuan menjadi sampel, setelah itu diperkenankan membaca terlebih dahulu seluruh perangkat kuesioner. Kuesioner yang telah diisi, dikumpulkan kembali untuk dilakukan perhitungan dari analis. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner ( memberikan beberapa pertanyaan tentang tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif, paritas, umur ibu, pendidikan, dan pekerjaan ) Sebelum kuesioner ini digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba di Bidan Praktek Swasta kepada 10 orang ibu yang sedang menyusui bayi. Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini melalui langkah-langkah pengolahan data yaitu : a. Coding data : yaitu setelah diperiksa kelengkapan data lalu dilakukan pemberian nomor atau kode pada setiap jawaban agar memudahkan dalam pengolahan selanjutnya. b. Editing data: dimaksudkan untuk memastikan data yang diperoleh adalah data yang akurat untuk pengolahan data selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan yaitu memeriksa dan mengamati apakah semua pertanyaan terjawab. Jawaban yang ada atau tertulis harus dibaca secara konsisten. c. Cleaning : Yaitu data yang telah di entry dicek kembali untuk memastikan bahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan baik kesalahan dalam pengkodean maupun dalam membaca kode. Demikian diharapkan data tersebut benar- benar siap untuk dianalisis. d. Tabulasi data : Data yang sudah selesai dikumpulkan disesuaikan menurut variabel yaitu berdasarkan tingkat pengetahuan ibu pada ASI Ekslusif, umur ibu, pendidikan, dan pekerjaan. Dengan menggunakan metode tally sehingga frekuensi data mudah diketahui. Penyajian Data Agar data yang diperoleh merupakan suatu informasi, maka penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel data univariat . Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Analisis Univariat

Bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi variabel-variabel yang diukur baik variabel dependen maupun variabel independen. Analisis ini dilakukan dengan cara mentabulasi data, kemudian disusun dalam tabel sesuai dengan variabel yang akan diteliti dan dihitung dengan persentasi. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

keterangan : x = jumlah data diperoleh n = jumlah total data Analisis Bivariat Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square. Untuk menentukan kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Keterangan : X : Nilai Chi square : Penjumlahan 0 : Nilai obsservasi ( frekuensi hasil observasi) E : Nilai Ekspetesi ( Frekuensi hasil yang diharapkan ) Degree of Freedom pada tes Chi Square Df = ( k-1 ) ( B-1) Keterangan : K : Kolom B : baris

Anda mungkin juga menyukai