Anda di halaman 1dari 12

RANCANGAN APLIKASI SENSOR GERAK INFRAMERAH UNTUK KEAMANAN DI REL KERETA API

ALWI WIDI PRADANA

Latar Belakang
Studi Literatur
Penyebab terjadinya kecelakaan tersebut umumnya karena tidak adanya pintu perlintasan, kegagalan pintu menutup saat dibutuhkan atau kegagalan operator untuk memerintahkan penutupan pintu perlintasan (human error). Dalam rangka mengurangi kecelakaan tersebut perlu kiranya setiap perlintasan diberi pintu perlintasan. Dan untuk mengurangi human error sebaiknya pintu tersebut bekerja secara otomatis.

Fakta
Kecelakaan lalu lintas pada perlintasan rel kereta api kerap terjadi akhir-akhir ini di Indonesia, misalkan kecelakaan yang terjadi di Bintaro baru-baru ini.

MASALAH

Judul

RANCANGAN APLIKASI SENSOR GERAK INFRAMERAH UNTUK KEAMANAN DI REL KERETA API
Rumusan Masalah

Bagaimana merancang dan membuat suatu alat otomatisasi pintu perlintasan kereta api yang praktis dan efisien

Tujuan Penelitian
Merancang aplikasi sensor gerak infra merah pada perlintasan rel kereta api

Manfaat Penelitian

1. Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dari internet ke dalam bentuk implementasi/rancangan alat yang dapat diterapkan dibidang industry misalnya perkeretaapian. 2. Sebagai salah satu bentuk/model penyelesaian masalah pada pintuperlintasan kereta api yang sering terjadi kecelakaan.

Lanadasan Teori
1. Pintu terbagi menjadi dua jalur yakni searah dan tidak searah yang dimaksudkan untuk memudahkan perhitungan dalam pengolahan data di mikrokontroller. 2. Lampu LED hanya sebagai indikator, atau penanda harus berhenti yang berada di dekat palang kereta. Dalam hal ini range untuk lampu merah. 3. Mengaktifkan alarm hanya jika kereta lewat(Buzzer). 4. LCD hanya berfungsi untuk penampil kata STOP. 5. (Sensor 1) Passive Infra Red (PIR)sebagai sensor deteksi orang dan mikrokontroller yang digunakan jenis ATmega 8535. 6. Sensor Passive Infra Red (PIR) diletakkan di jalan dekat jalan kereta yang terletak di samping rel kereta. 7. (Sensor 2) Sensor Light Dependent Resistor (LDR) sebagai sensor pendeteksi cahaya 8. LDR di letakan di bawah perlintasan kereta

Pembahasan Komponen Sensor Gerak Inframerah 1) Alarm 2) Lampu indikator peringatan 3) LCD 4) Mikrokontroler 5) Motor servo 6) Palang pintu perlintasan

Lampu indikator

Motor servo

Pembahasan Flowchar Rangkaian

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Sistem otomatisasi buzzer &LCD di pintu kereta api ini hanya berbentuk prototype saja yang sesungguhnya. Dengan skala tersebut penulis dapat menentukan jarak sensor ke palang dan jarak sensor 1 ke sensor 2 dengan membandingkan jarak 15m 2. Rancangan palang pintu perlintasan mampu Berbunyi di palang pintu sebelum kereta api melewati daerah perlintasan dan semua output-outputnya berkerja sesuai dengan interuksi yang telah di download ke mikrokontroler ATMega8535 menggunakan bahasa C melalui ISP (In System Programming).

Kesimpulan dan Saran Saran 1. Dalam pemasangan sensor, yaitu Inframerah dan Photodioda dilakukan sejajar mungkin. Inframerah dan Photodioda disini berperan sebagai sensor halangan, jika pemasangan tidak sejajar, titik jatuh cahaya dari Inframerah ke Photodioda tidak tepat sehingga output dari sensor tidak baik. Dengan kata lain, terjadi kesalahan (error) pembacaan logika sensor. 2. Penyusunan algoritma dan flowchart dilakukan dengan sebaik mungkin agar mudah dipahami dan mudah diperbaiki jika terjadi kesalahan penyusunan logika. 3. Alat ini masih bisa dikembangkan lagi dengan fitur yang lebih lengkap, seperti penambahan sensor garis untuk penutupan palang yang lebih cepat, motor servo, pemasangan kamera, menggunakan mikrokontroler AVR dengan fasilitas dan fitur yang lebih lengkap pula serta pengembangan logika pemrograman.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai