Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini maka penerapan teknologi sangat di

butuhkan untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia, terutama dalam sistem perhitungan waktu tercepat pada perlombaan balap mobil yang sedang digunakan saat ini sering terjadi kesalahan dalam perhitungan waktu, seperti kesalahan yang tidak akurat dalam pengambilan waktu pada finish. Selain itu dalam penentuan atau pengaturan posisi juga yang masih tidak teratur, sehingga akan membutuhkan waktu yang lama dalam pekerjaan dan mungkin bisa terjadi kesalahan. Pada perlombaan balap mobil yang sedang digunakan saat ini biasanya sering terjadi kesalahan dalam perhitungan waktu memakai stopwatch, seperti kesalahan yang tidak akurat dalam pengambilan waktu pada saat mobil start atau pada saat mobil finish yang masih membutuhkan tenaga manusia yang manual, sehingga akan membutuhkan waktu yang lama dalam pekerjaan dan memungkinkan bisa terjadi kesalahan. Dengan adanya perancangan sistem yang dibuat maka prosentase kesalahan dalam sistem ini pun sangat kecil karena dalam pengambilan waktu start dan finish sudah menggunakan bantuan alat mikrokontroler yang berfungsi mengontrol jalannya sistem dan waktu sehingga efisiensi dalam hal perhitungan waktu dapat terwujud.

1.2

Rumusan Masalah Penyusunan design project ini didasarkan pada rancangan rumusan masalah sebagai

berikut: 1) Bagaimana perancangan minimum system mikrokontroller Atmega16 untuk input output ? 2) Bagaimana perancangan antar muka sensor inframerah dengan mikrokontroller ? 3) Bagaimana perancangan program untuk perancangan sistem perhitungan waktu tercepat perlombaan balap drag race mobil berbasis ATmega16 ? 4) Bagaimana cara menampilkan waktu balap kedalam LCD ? 5) Bagaimana perancangan program untuk system perhitungan waktu tercepat perlombaan balap drag race mobil berbasis atmega 16 ?

Page 1

1.3

Tujuan Berdasarkan latar belakang masalah diatas design project ini menghasilkan alat yang

dapat menghitung waktu tercepat pada perlombaan balap mobil drag race, sehingga dapat mempermudah pekerjaan manusia dalam perlombaan balap mobil drag race.

1.4

Manfaat

1.4.1 Institusi Hasil pembuatan alat ini diharapkan dapat member informasi dan ilmu pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa, dosen, serta masyarakat. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengembangkan system penghitung waktu tercepat pada perlombaan.

1.4.2

Industri Hasil pembuatan alat ini diharapkan dapat memberikan suatu bahan untuk

pengembangan agar menciptakan alat yang dapat menghitung waktu tercepat pada perlombaan balap mobil drag race,. Sehingga dapat mengurangi tingkat kecurangan yang terjadi pada perlombaan serta dapat meminimalisir kesalahan terhadap waktu yang dihasilkan.

1.5

Batasan Masalah Batasan masalah yang terdapat pada penyusunan design project ini adalah sebagai

berikut : 1) Alat yang dibuat dalam bentuk miniatur. 2) Tidak membahas kecepatan pada mobil yang dipakai. 3) Sensor yang digunakan pada design project ini adalah sensor limit switch 4) Komponen pemroses yang digunakan adalah mikrokontroler Atmega16. 5) Pada prototype yang akan dibuat hanya ada dua buah lintasan yang akan terpasang sensor limit switch

1.6

Metodologi Untuk menyelasaikan design project ini digunakan beberapa metodologi seperti

berikut ini: 1) Studi literature, yaitu menggunakan referensi yang sesuai dengan tema dan juga datasheet serta rangkaian-rangkaian yang berhubungan dengan pembuatan prototype alat yang dapat menghitung waktu tercepat pada perlombaan balap mobil drag race,
Page 2

2) Perencanaan alat, yaitu merancang dari tahap pembuatan blok diagram system sampai dengan membuat system alat. 3) Pembuatan alat, dalam pembuatan alat terbagi menjadi dua bagian yaitu pembuatan perangkat keras dan pembuatan perangkat lunak. 4) Pengujian alat, untuk mengetahui cara kerja dari alat yang dibuat apakah sesuai dengan harapan atau masih terdapat kekurangan. 5) Analisa data, untuk mengetahui apakah alat yang telah diuji sudah memenuhi syarat dan siap untuk dipakai.

Page 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Mikrokontroller AVR Atmega16 AVR merupakan mikrokontroller RISC (Reduce Instruction Set Compare) 8 bit

berdasarkan arsitektur Harvard, yang dibuat oleh Atmel pada tahun 1996. AVR memiliki kepanjangan Advanced Versatile RISC atau Alf and Vegars Rish processor. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroller lain, keunggulan mikrokontroller AVR yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat karena sebagai instruksi di eksekusi dalam satu siklus clock. Selain itu mikrokontroller AVR memiliki fitur yang lengkap (ADC internal, EEPROM internal, timer / counter, Watchdog Timer, PWM, Port I/O, komunikasi serial,komparator).

2.1.1 Keistimewaan AVR ATMEGA16 1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang memilliki kemampuan tinggi dengan konsumsi daya rendah 2. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16MHz 3. Memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte dan SRAM 1 Kbyte 4. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D 5. CPU yang terdiri dari 32 buah register 6. Unit interupsi dan eksternal 7. Port USART untuk komunikasi serial 8. Fitur peripheraL Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan (compare) Dua buah Timer/Counter 8 bit dengan Prescaler terpisah dan Mode Compare Satu buah Timer/Counter 16 bit dengan Prescaler terpisah, Mode Compare dan Mode Capture Real Time Counter dengan Oscillator tersendiri Empat kanal PWM 8 kanal ADC 8 Single-ended Channel dengan keluaran hasil konversi 8 dan 10 resolusi (register ADCH dan ADCL) 7 Diferrential Channel hanya pada kemasan Thin Quad Flat Pack (TQFP)
Page 4

2 Differential Channel dengan Programmable Gain

Antarmuka Serial Peripheral Interface (SPI) Bus Watchdog Timer dengan Oscillator Internal

2.1.2 Konfigurasi Pin AVR ATMEGA16

Gambar 2.1.2 Konfigurasi Kaki (pin) ATMEGA16 Konfigurasi pin ATMEGA16 dengan kemasan 40 pin Dual In-line Package (DIP) dapat dilihat pada Gambar 2.1.2. Dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi dari masingmasing pin ATMEGA16 sebagai berikut. 1. VCC merupakan pin yang brfungsi sebagai masukan catu daya 2. GND merupakan pin Ground 3. Port A (PA0 PA7) merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain itu merupakan pin masukan ADC 4. Port B (PB0 PB7) merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain itu merupakan pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 5

Tabel 2.1.2.1 Fungsi Khusus Port B

5. Port A (PC0 PC7) merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain itu merupakan pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1.2.2 Fungsi Khusus Port B

6. Port D (PD0 PD7) merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain itu merupakan pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 6

Tabel 2.1.2.3 Fungsi Khusus Port D

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler 8. XTAL1 dan XTAL2, merupakan pin masukan external clock 9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC 10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.

2.2

LIMIT SWITCH Limit Switch adalah sensor yang bersifat mekanis dan deteksi terjadi setelah adanya

kontak fisik. Penggunaan sensor ini biasanya digunakan untuk membatasi gerak minimum/maksimum sebuah mekanik. Contohnya pada elevator, perintah untuk

menghentikan elevator pada setiap pintu menggunakan limit switch.

Basic Switch

Page 7

Bagian-bagian dari Limit Switch:

Unpressed Condition

Pressed Condition

Beberapa Type aktuator yang ada disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan

2.3

LCD LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan

kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal alat elektronik seperti televisi, kalkulator, ataupun layar komputer. Pada bab ini aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat. Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah : a. b. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris. Mempunyai 192 karakter tersimpan.

Page 8

c. d. e.

Terdapat karakter generator terprogram. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit. Dilengkapi dengan back light.

Gambar 2.3 LCD 2*16 Tabel 2.3 Konfigurasi Pin LCD 2*16 Pin Deskripsi 1 Ground 2 Vcc 3 Pengatur kontras 4 RS Instruction/Register Select 5 R/W Read/Write LCD Registers 6 EN Enable 7-14 Data I/O Pins 15 Vcc 16 Ground 2.3.1 Cara kerja LCD 2*16 Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah 0. Bus data terdiri dari 4bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high 1 dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus.

Page 9

Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke 0 dan tunggu beberapa saat, dan set EN kembali ke high 1. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low 0, d ata yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau 1, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf A pada layar maka RS harus diset ke 1. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high 1, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke 0. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting. Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data).Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.

Page 10

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1

Diagram Blok
Sensor Limit Switch Start LCD / Display

Sensor Limit Switch Finish

ATMEGA 16

Lampu Start Sirkuit

Tombol aktifasi lampu start

Penjelasan masing-masing blok : 1. Sensor limit switch start sebagai masukan untuk menentukan apakah mobil telah berjalan atau tidak, sensor ini berada pada garis start lintasan. 2. Sensor limit switch finish sebagai masukan untuk menentukan apakah mobil telah berada pada garis finish atau tidak, sensor ini berada pada garis finish lintasan. 3. Tombol aktifasi lampu start berfungsi sebagai masukan untuk mengaktifkan lampu start sirkuit, tombol berada pada samping lintasan. 4. Microcontroller Atmega16 berfungsi sebagai pengontrol system kerja rangkaian melalui software yang telah diprogram. 5. LCD atau display sebagai keluaran dan menampilkan waktu tempuh yang dibutuhkan oleh mobil untuk mencapai garis finish, lcd berada pada garis finish. 6. Lampu start sirkuit sebagai keluaran dan menyalakan lampu start pada garis start sirkuit. 3.2 Prinsip kerja rangkaian Pada bagian start dan finish pada track atau lintasan drag race dipasang masingmasing satu buah limit switch pada masing-masing sisi lintasan. Ketika mobil berada digaris
Page 11

start dan pada posisi yang dama maka tombol akan ditekan. Dengan ditekannya tombol maka akan mengaktifkan lampu start sirkuit, mobil di ijinkan lewat apabila lampu start sirkuit berwarna hijau. Apabila sebelum lampu hijau mobil telah berjalan maka mobil akan didiskualifikasi. Tanda diskualifikasi ini akan ditampilkan pada LCD. Setelah mobil melewati garis finish maka sensor yang berada pada bagian finish akan aktif dan akan menampilkan waktu tempuh yang dihasilkan pada masing-masing mobil. 3.3 Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega16 Sistem minimum (sismin) mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sismin ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu. Dimana dalam sistem minimun ini terdapat pin untuk input dan output dari dan ke mikrokontroler. Sistem minmum ini mengoperasikan pembacaan waktu oleh microcontroller dan kemudian waktu tempuh yang dihasilkan akan ditampilkan pada LCD.

LCD

Limit Switch + push button

Gambar 3.2 Skematik Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega16

Skematik rangkaian di atas terdapat LED sebagai indikator mikrokontroler. Selain itu terdapat push button sebagai reset yang dihubungkan ke pin 9 (pin reset) pada

mikrokontroler dengan resistor pull up dan kapasitor yang berfungsi untuk menghindari bouncing atau penekanan push button sekali yang di anggap berkali kali oleh mikrokontroler.

Page 12

Sistem minimum berikut menggunakan X-tal 11.0592 KHz karena sesuai dengan datasheet yang diperlukan oleh mikrokontroler untuk pendetak. Penggunaan port B untuk LCD, dan port D untuk limit switch dan push button.

3.4

Rangkaian LCD Perancangan LCD rangkaian LCD pada tugas desain project ini digunakan untuk

menampilkan waktu tempuh yang dibutuhkan oleh miniatur mobil untukbergerak dari garis start ke garis finish. Rangkaiaan LCD ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Ragkaian LCD

Page 13

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

4.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega16 Pengujian rangkaian mikrokontroler ATMega16 dengan Pengujian rangkaian mikrokontroler ATmega 16 dan downloader dilakukan dengan pemberian program sederhana seperti pada Lampiran 1, kemudian mengukur tegangan tiap-tiap port. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui performance dari rangkaian sismin, sehingga nantinya dapat mempermudah pengaplikasian dari port-port keluaran mikrokontroler. Pengujian mikrokontroller dilakukan dengan memberikan program sederhana yang digunakan untuk menguji kondisi logic 1(High) dan logic 0 (low). Untuk menandakan apakah mikrokontroler tersebut bekerja maka digunakan led sebagai indikator. PortA didapatkan tegangan rata-rata saat tegengan tinggi sebesar 4,70Volt dan tegangan rendah sebesar 1,3 Volt. PortB didapatkan tegangan rata-rata saat tegengan tinggi sebesar 4,75 Volt dan tegangan rendah sebesar 1,2 Volt. PortC didapatkan tegangan rata-rata saat tegengan tinggi sebesar 4,74 Volt dan tegangan rendah sebesar 1,0 volt. PortD

didapatkan tegangan rata-rata saat tegengan tinggi sebesar 4,73 Volt dan tegangan rendah sebesar 0,8 Volt. Dari data di atasmengindikasikan bahwa mikrokontroler ATmega 16 berada dalam keadaan dapat digunakan (tidak rusak) dan dapat diisi dengan program yang lebih kompleks.

4.2 Pengujian Limit Switch Pengujian limit switch dengan memenyentuh limit switch secara singkat serta melepaskannya. Berikut menguji tegangan VoutLimit Switch pada rangkaian dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2PengujianVout Limit Switch Posisi Sensor Saat Ditekan Saat Dilepas Logic Vout 1 0 4,64 0.23

Saat limit switch ditekan akan menghasilkan logic 1 pada port Microco ntroller serta menghasilkan Vout sebesar 4,64 Volt. Saat limit switch dilepas akan menghasilkan logic 0 pada port Microcontroller serta menghasilkan V out sebesar 0,23 Volt.
Page 14

4.3 Pengujian Keseluruhan Alat Pengujian keseluruhan alat meliputi rangkaian limit switch untuk pembacaan posisi mobil, rangkaian LCD untuk menamilkan tampilan waktu tempuh yang digunakan sebuah mobil untuk menempuh jarak 1 meter. Awal percobaan alat secara keseluruhan dimulai dengan peletakan panjang lintasan mobil yaitu 1 meter. Selanjutnya mengaktifkan timer pada microcontroller untuk menghitung waktu yang dibutuhkan oleh sebuah mobil, ketika mobil menyentuh pada limit switch start. Ketika mobil menyentuh limit switch finish maka micro akan berhenti menghitung dan akan menampilkan waktu ke LCD.

Gambar hasil pengujian alat

Ketika tombol power ditekan

ketika tombol stat ditekan

Page 15

Page 16

BAB IV KESIMPULAN

Dari hasil pembuatan alat Perancangan Sistem Perhitungan Waktu Tercepat Perlombaan Balap Drag Race Mobil Berbasis ATMEGA 16 ini, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada desain menggunakan 2 buah microcontroller, hal ini dikarenakan pada desain membutuhkan banyak pin dan port untuk dapat bekerja secara optimal. 2. Apabila kita ingin menggunakan program yang berisi interrupt atau counter berjumlah banyak sebaiknya menggunakan microcontroller sejumlah 2 buah, hal ini dikarenakan untuk mendukung masing-masing program, agar program dapat bekerja secara optimal. 3. Untuk menampilkan hasil keluaran proses pada lcd yang berjumlah lebih dari 1, sebaiknya menggunakan microcontroller berjumlah sama dengan lcd yang digunakan, hal ini bertujuan untuk mencukupi jumplah pin yang digunakan untuk lcd tersebut, dan untuk mempermudah dalam trouble shooting rangkaian. 4. Pada desain perhitungan waktu, waktu yang dihitung dalam satuan detik. 5. Sensor yang digunakan untuk mendeteksi posisi mobil dalam lintasan menggunakan sensor limit switch, hal ini dikarenakan sensor ini memiliki kinerja yang baik dan membutuhkan sedikit konfigurasi.

Page 17

Daftar Pustaka

1. Tambaani E. Fidel, Perancangan Sistem Perhitungan Waktu Tercepat Perlombaan Balap Mobil, Teknik Elektro-FT, UNSRAT,Manado 2. Buku ajar teknik elektro Universitas Sumatera Utara 3. Buku ajar mikrokontroller Universitas Sumatera Utara 4. Nicholas Edwin, LDR & PHOTODIODA, Tugas Komponen Sistem Kontrol, Magelang 2009 5. Hadi Mokh Solihul, Mengenal Mikrokontroller AVR Atmega 16,Ilmu computer.com, 2011 6. http://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/cara-kerja-lcd-secara-umum/ diakses pada tanggal 17 September 2013. 7. http://gudang-science.blogspot.com/2012/01/pengertian-lcd.html diakses pada tanggal 17 September 2013

Page 18

LAMPIRAN

Listing program utama #include <avr/io.h> #include <util/delay.h> #include <stdio.h> #include <stdlib.h> #include <avr/interrupt.h> #include "lcd.h" void init_IO(){ DDRD = 0xf0; PORTD = 0x0f; } int main(){ init_IO(); lcd_init(); lcd_goto(0,0); lcd_puts("^^DISPRO 2014^^"); lcd_goto(1,0); lcd_puts(">>>DRAG RACE<<<"); while(1){ if(bit_is_clear(PIND,0)){ lcd_clear(); for(int i=0; i<5; i++){ lcd_goto(0,0); lcd_puts(" READY READY "); PORTD |= (1<<PORTD4); _delay_ms(2000); PORTD &= ~(1<<PORTD4); lcd_goto(1,0); lcd_puts(" READY READY "); _delay_ms(2000); } lcd_goto(0,0); lcd_puts(" GOOOOOO!!! "); lcd_goto(1,0); lcd_puts(" GOOOOOO!!! "); PORTD |= (1<<PORTD5); PORTD &= ~(1<<PORTD4); _delay_ms(3000);
Page 19

PORTD &= ~(1<<PORTD5); PORTD &= ~(1<<PORTD4); _delay_ms(2000); lcd_clear(); } if(bit_is_clear(PIND,1)){ lcd_goto(0,0); lcd_puts("****Mobil 2****"); lcd_goto(1,4); lcd_puts("00:00:"); char count = 0; char count1 = 0; char str[16]; for (int i=0; i<99; i++){ count++; _delay_ms(500); if(bit_is_clear(PIND,2)){ count1 = count; sprintf(str, "%i", count1); lcd_goto(1,10); lcd_puts(str); i=100; } sprintf(str, "%i", count); lcd_goto(1,10); lcd_puts(str); } } }return 0; }

Page 20

Anda mungkin juga menyukai