Anda di halaman 1dari 24

PAJAK DI DALAM PEREKONOMIAN DAERAH: KOTA PEKANBARU

Dahlan TAMPUBOLON, Ph.D Disampaikan Di Dalam Seminar Regulasi Perpa a!an un"u! Men#pang

Per"u$%uhan E!#n#$i 30 Desember 2013

Fakultas Ekonomi dan Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru

PENDAHULUAN Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi (economic growth and development selalu men!adi perhatian "ang besar di dalam membi#arakan masalah ekonomi se!ak berabad$abad "ang lampau% Pertumbuhan ekonomi diperlukan dan merupakan ukuran utama di dalam penentuan standar hidup (standard of living penduduk "ang !umlahn"a terus meningkat% Pertumbuhan ekonomi didorong oleh adan"a in&estasi "ang dilakukan oleh pihak s'asta dan pemerintah "ang dibelan!akan untuk keperluan modal% (n&estasi pihak pemerintah di'u!udkan di dalam pembelan!aan "ang bersumber dari penerimaan$ penerimaan "ang ada% )ntuk men!alankan akti&itasn"a, pemerintah selalu meningkatkan belan!a langsungn"a atau untuk pembangunan serta belan!a tidak langsung% Peningkatan ini diperlukan karena adan"a pembangunan sarana dan prasarana "ang baru bagi memenuhi kebutuhan mas"arakat, dan !uga pera'atan dan perbaikan sarana "ang telah dibangun pada periode sebelumn"a% Pemerintah daerah di dalam memperoleh sumber pembia"aan dari pendapatan asli daerah dan penerimaan trans*er dari pemerintah pusat% Sesuai dengan )ndang )ndang +o% 33 ,ahun 200- tentang Perimbangan .euangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Pendapatan /sli Daerah dapat bersumber dari penerimaan "ang berasal dari 0 1asil pa!ak daerah, 1asil retribusi daerah, .euntungan perusahaan daerah (2)3D , dan pendapatan lain$lain daerah "ang sah%

(mplikasin"a adalah bagi daerah kabupaten dan kota, untuk tidak han"a ter*okus pada dana perimbangan keuangan, namun lebih kepada penggalian dan mengembangkan potensi ekonomi daerahn"a sehingga sumber dana pembangunan bagi daerah "ang bersumber dari Pendapatan /sli daerah dapat lebih dioptimalkan serta men!adi kontributor dana pembangunan daerah kedepan% Pada tanggal 14 September 2005 dikeluarkan dan diundangkan dasar hukum "ang baru mengenai pa!ak daerah dan retribusi daerah "akni )) +o% 26 tahun 2005 pengganti )) +o% 3- tahun 2000 dimana, pa!ak dan retribusi diharapkan men!adi salah satu sumber pembia"aan pen"elenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta untuk meningkatkan dan meratakan kese!ahteraan mas"arakat% Pa!ak merupakan pungutan "ang dipaksakan oleh pemerintah untuk tu!uan$tu!uan tertentu% 3isaln"a untuk membia"ai pen"ediaan barang dan !asa publik, untuk mengatur perekonomian dan !uga untuk mengatur konsumsi mas"arakat% .arena si*atn"a "ang dipaksakan tersebut maka pa!ak akan mempengaruhi perilaku ekonomi mas"arakat atau seseorang%

PAJAK DALAM PEMBAN&UNAN Pa!ak merupakan kontra produkti* bagi pertumbuhan output% 7omer dan 7omer (2010 menemukan e*ek negati* pa!ak dimana kenaikan pa!ak dari 1 persen dari PD2 menurunkan PD2 riil sekitar 3 persen setelah sekitar dua tahun% /rnold et al% (2011 men"ebutkan pa!ak berbaha"a bagi pertumbuhan ekonomi, terutama pa!ak korporasi, pa!ak pribadi penghasilan, pa!ak konsumsi, dan pa!ak properti% 2arro dan 7edli#k (2011 melihat, *aktor perubahan di dalam pa!ak mar!inal lebih berpengaruh dibandingkan rata$ rata tari* pa!ak terhadap penerimaan negara% Ferede dan Dahlb" (2012 menemukan potongan pa!ak perusahaan 10 poin akan menaikkan tingkat pertumbuhan per kapita tahunan sebesar 1 sampai 2 poin% 8emmell et al% (2011 menemukan menemukan bah'a pa!ak distorsi "ang paling merusak pertumbuhan ekonomi dalam !angka pan!ang, diikuti oleh de*isit, dan pa!ak non$ distorti*% 7eed (2006a, 2006b !uga mendapati adan"a hubungan negati* "ang signi*ikan antara pa!ak dan pertumbuhan ekonomi negara di berbagai spesi*ikasi dan estimasi

prosedur% 3asih ban"ak lagi ka!ian$ka!ian "ang mengemukakan adan"a trade-off antara pa!ak dan pertumbuhan seperti 1ol#ombe dan 9a#ombe (200- , Poulson dan .aplan (2006 serta 8abe dan 2ell (200- % Di sisi lain, pa!ak merupakan modal dasar pembangunan% 9ebih dari dua pertiga modal dasar pembangunan adalah berasal dari pa!ak% 3ekanisme beker!an"a sistem pa!ak seperti ini dapat di!elaskan seperti berikut% Pada saat pemerintah melakukan belan!a barang dan !asa ter!adi aliran pendapatan dari pemerintah ke dalam mas"arakat% ,ermasuk !uga dalam hal ini beberapa multiplier effect dalam bentuk, misaln"a employment creation dan peningkatan output% .enaikan pendapatan mas"arakat ini akan merangsang peningkatan permintaan dan dalam kondisi pena'aran "ang relati* terbatas akan ter!adi ke#enderungan kenaikan harga (untuk selan!utn"a mengarah pada in*lasi % Dalam situasi seperti ini sebagian dari pendapatan mas"arakat "ang meningkat itu diambil oleh pemerintah melalui pa!ak untuk membia"ai de*isit anggaran berikutn"a% 1al inilah "ang dikatakan sebagai forced saving, "ang selan!utn"a dapat diman*aatkan untuk pembentukan modal% Fungsi pertama perda pa!ak dan retribusi adalah *ungsi anggaran "ang erat kaitann"a dengan *ungsi peren#anaan% Dengan *ungsin"a "ang demikian, maka pa!ak dan retribusi mempun"ai posisi "ang strategis bagi kegiatan pembangunan "ang diinginkan di daerah% .egagalan memenuhi target penerimaan sesuai dengan anggaran, akan berpengaruh terhadap pelaksanaan peren#anaan pembangunan "ang telah ditetapkan% 3uara akhir semuan"a ini adalah kegagalan bagi daerah dalam melaksanakan misin"a mengembangkan dan meningkatkan pembangunan dalam rangka kese!ahteraan rak"at di daerah% Fungsi kedua perda pa!ak dan retribusi sehu$bungan dengan anggaran adalah *ungsi pengaturan% Dalam hal ini pemerintah daerah harus menetapkan pengaturan "ang !elas tentang !enis maupun besarn"a tari* pa!ak dan retribusi "ang dibebankan kepada rak"at% Pengaturan "ang dituangkan dalam perda harus dapat men!amin kepastian hukum bagi rak"at di daerah% 3akna kepastian hukum dalam *ungsi pengaturan adalah tidak boleh ada tumpang tindih antara sebuah !enis pa!ak atau retribusi lainn"a "ang diikuti dengan ke!elasan 'e'enang pemerintah pro&insi dan 'e'enang kabupaten atau kota%

Fungsi ketiga perda pa!ak dan retribusi sebagai instrumen anggaran adalah *ungsi distribusi% Pemda memainkan peran sebagai *asilitator "ang baik dalam distribusi ken"amanan kepada rak"at dengan prinsip saling dukung (subsidi silang % Peranan ini tidak dapat lepas dari rasionalitas prinsip keadilan dalam proses distribusi penikmatan *asilitas "ang dibia"ai dari pa!ak dan retribusi% /dan"a pa!ak pula sebagai upa"a untuk mengatur alokasi pendapatan mas"arakat% Dengan menarik pa!ak sesuai mekanismen"a, maka pemerintah dapat mengalokasikan pendapatan pada upa"a$upa"a in&estasi "ang dapat dinikmati ban"ak orang% Dengan tersedian"a ban"ak in&estasi, maka akan timbul lapangan peker!a% Sehingga se#ara tidak langsung pemerintah telah melakukan realokasi dan redistribusi pendapatan% :adi se#ara tidak langsung adan"a penarikan pa!ak "ang tepat akan membuka peluang bagi kemakmuran mas"arakat serta men!aga stabilitas dengan pen#iptaan lapangan ker!a% Pemerintah, termasuk pemerintah daerah perlu melaksanakan perpa!akan "ang dapat memenuhi kebutuhan /PD2, namun tidak bersi*at kontraprodukti* "ang dapat mema#u mun#uln"a high cost economy (ekonomi bia"a tinggi % .arena pa!ak selain mampu men!adi penopang utama sumber pembia"aan pemerintah daerah, !uga dapat mengurangi da"a saing daerah serta menghambat pertumbuhan ekonomi%

Prinsip Pengenaan Pa a! Pengenaan pa!ak "ang terbaik dipandang dari sudut pandangan ilmu ekonomi adalah sistem perpa!akan "ang memiliki pengaruh$pengaruh ekonomi paling baik atau setidakn"a 'alaupun memberikan pengaruh tidak baik, adalah "ang paling sedikit% Soal prinsip pengenaan pa!ak agar dapat dihasilkan suatu kebaikan telah dikemukakan oleh /dam Smith dengan cannon of taxation% Suatu sistem pa!ak "ang baik haruslah memenuhi beberapa kriteria di antaran"a adalah (1 Distribusi dari beban pa!ak harus adil, setiap orang harus memba"ar sesuai dengan bagiann"a "ang 'a!ar; (2 Pa!ak$pa!ak harus sedikit mungkin men#ampuri keputusan$keputusan ekonomi; (3 Pa!ak$pa!ak haruslah memperbaiki ketidake*isienan "ang ter!adi di sektor s'asta, apabila instrumen pa!ak dapat melakukann"a; (- Struktur pa!ak haruslah mampu digunakan dalam kebi!akan *iskal untuk tu!uan stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi; (4 Sistem pa!ak harus dimengerti 'a!ib pa!ak; (< /dministrasi pa!ak dan bia"a pelaksanaann"a haruslah sesedikit mungkin; (= Pasti; (6 Dapat dilaksanakan; dan (5 Dapat diterima% .onsep keadilan pada kriteria (1 si*atn"a relati*% Dalam perpa!akan konsep dibedakan men!adi dua klasi*ikasi "aitu keadilan datar (horizontal equity dan keadilan tegak (vertical equity % >ang dimaksud dengan keadilan datar adalah pengenaan pa!ak di mana setiap orang "ang keadaann"a sama haruslah menderita beban "ang sama pula besarn"a% Sedangkan keadilan tegak adalah situasi di mana orang "ang keadaann"a berbeda haruslah menderita beban pa!ak "ang berbeda pula% 2isa dimaklumi bah'a konsep keadilan ini sangat kabur karena tidak !elas apa "ang dimaksud dengan orang "ang keadaann"a sama%

DAMPAK PAJAK DALAM EKONOMI Terha'ap !ese ah"eraan (welfare) /pabila suatu barang dikenakan pa!ak maka harga "ang diba"ar konsumen lebih tinggi daripada harga "ang diterima oleh produsen atau pen!ual, karena sebagian harga diba"arkan kepada pemerintah% Dalam beberapa hal kadang$kadang suatu pa!ak akan menimbulkan beban "ang lebih berat dibandingkan nilai "ang dipungut% .elebihan beban "ang ditimbulkan oleh pa!ak itulah "ang disebut kese!ahteraan "ang hilang karena pa!ak (welfare cost of taxation % Penting sekali membedakan se#ara !elas antara bia"a tak

langsung (the welfare cost taxation dan bia"a langsung (direct cost of taxation dalam hubungann"a dengan penarikan sumber$sumber produkti* dari sektor s'asta% Perbedaan ini dapat diilustrasikan se#ara !elas dengan #ontoh sebagai berikut0 misaln"a suatu pa!ak pen!ualan dikenakan pada produk tertentu, tetapi pa!ak tersebut dikenakan sedemikian tinggi sehingga produk tersebut menurun sampai nol% Dalam hal demikian berarti tidak ada bia"a langsung dari suatu pa!ak sebab tidak ada penerimaan pa!ak "ang dapat dikumpulkan oleh pemerintah% ,etapi !elas ada beban bagi mas"arakat karena pa!ak "aitu produk tersebut tidak diproduksi padahal sangat dibutuhkan mas"arakat% Dengan demikian ada mis$alokasi sumber$sumber produksi sehingga konsumen men!adi kurang senang dan kehilangan kese!ahteraan, "ang berarti mereka memikul beban pa!ak% :adi dalam hal ini ada welfare cost of taxation meskipun tidak ada direct cost of taxation% /pabila pa!ak pen!ualan tersebut dipungut pada tingkat tertentu "ang masih menghasilkan se!umlah penerimaan pa!ak berarti akan timbul baik welfare cost of taxation maupun direct cost of taxation% 9ebih !elasn"a dapat diikuti pada gambar berikut0

&a$%ar *. Da$pa! Pa a! Terha'ap +el,are.

8ambar 1 memperlihatkan bah'a harga mula$mula sebelum dikenakan pa!ak terhadap produk tersebut adalah Po dan kur&a suppl" adalah S, namun ketika dikenakan pa!ak pada produk tersebut maka kur&a suppl" bergeser dari S ke S?, sehingga harga men!adi naik dari Po men!adi P1 sedangkan produksi turun dari @o men!adi @1% Penerimaan pa!ak (the dire#t #ost taAation sama dengan PoP12/% 1arga bagi konsumen sekarang adalah P1 di atas harga a'al "aitu Po dan inilah sumber mis$alokasi "ang men"ebabkan adan"a 'el*are #ost% Pengurangan konsumsi atas produk tersebut dari @o ke @1 berarti hilangn"a man*aat sebesar 2B@o@1% Sumber$sumber produkti* "ang dipakai untuk memproduksi @o dan @1 dapat digunakan untuk memproduksi barang$barang lain "ang lebih ban"ak% :adi pa!ak membatasi produksi barang$barang "ang dikenakan pa!ak dan mendorong sumber$sumber ptodukti* berpindah ke pemakaian lain% ,etapi nilai barang lain "ang diproduksi (/B@o@1 lebih sedikit dibanding dengan hilangn"a nilai barang$barang "ang dikenakan pa!ak (2B@o@1 % Perbedaan atau selisih antara 2B@o@1 dan /B@o@1 C 2/B merupakan 'el*are #ost sebab ini merupakan besarn"a kehilangan neto akan man*aat% Dengan mengetahui 'el*are #ost maka dapat dibandingkan pa!ak "ang satu dengan "ang lain dan menentukan mana "ang memberikan beban lebih besar kepada mas"arakat sehingga pemerintah dapat membuat alternati* lain di bidang perpa!akan% Demikian pula besarn"a 'el*are #ost dapat memberi petun!uk kepada pemerintah untuk mengalokasikan sumberda"a produkti* see*isien mungkin% Terha'ap pr#'u!si Dampak pa!ak terhadap produksi dapat dibagi dalam pengaruh pa!ak terhadap produksi keseluruhan dan komposisi produksi% Pengaruhn"a terhadap produksi se#ara keseluruhan berlangsung melalui pengaruhn"a terhadap ker!a, tabungan dan in&estasi% 9ebih !auh dampak pa!ak ini terlihat dari kemampuan dan keinginan untuk beker!a, menabung dan mengadakan in&estasi% 3enurut Suparmoko (155= kemampuan seseorang untuk beker!a akan berkurang apabila dikenai pa!ak "ang dapat mengurangi e*isiensi ker!an"a% Dleh karena itu suatu pa!ak "ang dikenakan kepada golongan "ang mempun"ai tingkat penghasilan "ang rendah dalam suatu mas"arakat han"a akan menurunkan tingkat e*isiensi ker!an"a%

.emampuan menabung !uga akan berkurang akibat dikenakann"a pa!ak% Drang "ang dikenakan pa!ak penghasilan, kemampuann"a untuk menabung akan berkurang sebesar marginal propensity to save (mps dikalikan dengan !umlah pa!ak "ang dikenakan% 2agi orang$orang "ang tergolong mempun"ai pengahasilan rendah, pengenaan pa!ak tidak akan mengurangi kemampuann"a untuk menabung karena memang biasan"a mereka itu sudah tidak mempun"ai tabungan 'alaupun belum dikenakan pa!ak% Sehingga kalau dikenakan pa!ak tidak akan mengurangi tabungann"a melainkan akan mengurangi konsumsin"a% Dengan alasan "ang demikian ini maka masuk akal !ika kemudian pa!ak "ang dikenakan terhadap petani "ang sebagian besar berpenghasilan rendah tidak dilakukan% .emampuan untuk mengadakan in&estasi tergantung pada sumber$sumber dana "ang akan digunakan untuk mengadakan in&estasi itu% :elaslah kiran"a bah'a kemampuan untuk mengadakan in&estasi ini akan berkurang dengan adan"a pa!ak "ang mengurangi kemampuan untuk mengadakan tabungan% .arena tabungan adalah sumber dana untuk in&estasi maka dengan sendirin"a kemampuan untuk mengadakan in&estasi !uga akan berkurang bila kemampuan untuk menabung berkurang dengan adan"a pa!ak% Pengaruh pa!ak !uga dapat mengakibatkan adan"a pen"impangan dalam penggunaan *aktor produksi "aitu penggunaan *aktor produksi "ang seharusn"a dapat menghasilkan produksi maksimum menu!u ke arah penggunaan "ang menghasilkan produksi "ang lebih sedikit% Dleh karenan"a pa!ak "ang dikenakan !angan sampai mengakibatkan adan"a pen"impangan penggunaan *aktor$*aktor produksi atau kalau memang tidak dapat dihindarkan, pa!ak "ang dikenakan !angan sampai menimbulkan ban"ak pen"impangan$pen"impangan% Terha'ap 'is"ri%usi pen'apa"an 2aik atau tidakn"a suatu kebi!akan haruslah dipertimbangkan dari beberapa segi% 1endakn"a diketahui pula bah'a tu!uan pembangunan suatu negara pada umumn"a adalah berupa peningkatan pendapatan nasional per kapita, pen#iptaan lapangan ker!a, distribusi pendapatan "ang merata dan keseimbangan dalam nera#a pemba"aran internasional% .eempat tu!uan umum pembangunan ini tidak se!alan dan selaras dalam pen#apaiann"a, melainkan seringkali untuk men#apai tu!uan "ang satu terpaksa harus

mengurangi keberhasilan dari tu!uan "ang lain% Sebagai misal untuk men#apai la!u pertumbuhan ekonomi "ang tinggi seringkali ter!adi ketidakmerataan pendapatan% ,ingkat pa!ak "ang regresi* #enderung untuk memperbesar ketidakmerataan penghasilan dalam mas"arakat% Sebalikn"a semakin progresi* sistem pa!ak "ang dianut oleh suatu perekonomian akan semakin berkuranglah perbedaan penghasilan "ang terdapat dalam perekonomian, sehingga sistem pa!ak "ang digunakan hendaklah bersi*at progresi* ta!am% Suatu pa!ak dikatakan mempun"ai struktur "ang progresi* apabila persentase beban pa!ak terhadap pendapatan naik dengan meningkatn"a pendapatan% Sedangkan struktur pa!ak dikatakan bersi*at regresi* apabila persentase beban pa!ak terhadap pendapatan menurun denagan meningkatn"a pendapatan% Terha'ap !einginan un"u! %e!er a Pa!ak dan retribusi sebenarn"a merupakan eksesEnilai tambah dari lebih optimaln"a sektor industri ini (.ad!atmiko, 2001 % Dengan kata lain pertumbuhan output domestik dari sektor ini dapat digunakan untuk mengestimasi besarn"a P/D (pa!ak dan restribusi "ang akan diterima% :ika pa!ak progresi* dikenakan pada pendapatan tenaga ker!a maka tenaga ker!a tersebut akan berkurang keinginann"a untuk beker!a% ,enaga ker!a "ang bersangkutan akan kurang berkehendak untuk beker!a giat, sebab apabila penghasilann"a bertambah maka sebagian besar han"a akan dipungut oleh pemerintah sa!a% :adi pa!ak progresi* akan mengurangi insenti* ker!a% Sedangkan pa!ak regresi* merupakan pa!ak dengan perkembangan "ang kurang dari sebanding dengan perkembangan taxable capacity, persentase pa!ak "ang harus diba"ar men!adi semakin ke#il atau average tax rate menurun pada setiap peningkatan taA base% Pa!ak regresi* ini akan menambah insenti* ker!a, karena dengan semakin tinggin"a penghasilan "ang diperoleh, maka pa!ak "ang harus diba"arn"a semakin rendah persentasen"a% Para peker!a akan beker!a lebih giat agar memperoleh penghasilan "ang lebih besar dan dengan demikian pa!ak "ang harus diba"arn"a akan men!adi semakin ke#il persenatasen"a%

IMPLIKA-I UNDAN&.UNDAN& PAJAK DAN RETRIBU-I DAERAH Di dalam )ndang$)ndang Pa!ak dan 7etribusi Daerah ,ahun 2005 telah ditetapkan beberapa !enis pa!ak daerah "ang dapat dipungut oleh daerah% :enis pa!ak tersebut antara lain0 Pertama, Pa!ak 1otel dan 7estoran; Kedua, Pa!ak 1iburan; Ketiga, Pa!ak 7eklame; Keempat, Pa!ak Penerangan :alan; Kelima, Pa!ak Pengambilan dan Pengelolaan 2ahan 8alian 8olongan B; Keenam, Pa!ak Peman*aatan /ir 2a'ah ,anah dan /ir Permukaan% Selain !enis pa!ak di atas, pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan &ide Pasal 2 a"at (3 dan !ika potensin"a kurang memadai !uga tidak perlu dilakukan pemungutan &ide Pasal 2 a"at (- % Posisi dilematis terdapat pada konteks ketentuan ini sangat membatasi kreasi daerah "ang dalam realitas sering dilakukan, dan di sisi lain hal ini #ukup memberikan perlindungan hukum bagi rak"at untuk tidak dipungut berbagai !enis pa!ak daerah "ang tidak mempun"ai &aliditas normati* dan legitimasi dari mas"arakat% Sementara itu, penetapan !enis 7etribusi "ang berlaku untuk suatu daerah dalam hal$hal tertentu harus sama% Prinsip keadilan harus diberlakukan dalam menetapkan !enis retribusi% Penetapan berlakun"a !enis retribusi dipengaruhi oleh dua *aktor utama, "aitu *aktor sumber da"a alam (geogra*is dan *aktor sumber da"a manusia "ang akan men!adi ob!ek dan 'a!ib retribusi% 3eskipun )ndang$)ndang Pa!ak dan 7etribusi Daerah telah menetapkan !enis 7etribusi, sebagaimana diatur dalam Pasal 106 a"at (1 , penerapan di masing$masing daerah akan berbeda$beda sesuai dengan kemampuan "ang ada di daerah tersebut% Pendapatan daerah dari sumber retribusi ini bergantung pada seberapa #epat dan tepat aparat pemerintah di daerah men"usun strategi penarikann"a% Db!ek retribusi adalah berbagai !enis !asa tertentu "ang disediakan oleh pemerintah daerah% +amun, tidak semua !enis !asa "ang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusi% 1al tersebut tentun"a berkaitan dengan pertimbangan sosisal ekonomi, la"ak atau tidak di!adikan ob!ek retribusi% :asa tersebut menurut ketentuan Pasal 106 a"at (1 )ndang$)ndang Pa!ak dan 7etribusi Daerah dibedakan kedalam0 Pertama, :asa )mum; Kedua, :asa )saha; Ketiga, PeriFinan ,ertentu% Pa!ak dan 7etribusi daerah merupakan bagian pendapat "ang strategis bagi daerah untuk bia"a pen"elenggaraan pemerintahan% Dalam upa"a mengelola urusan,

10

pemerintahan daerah harus mampu mengumpulkan uang sebagai instrumen pembia"aan% 2erdasarkan )ndang$)ndang Pemerintah Daerah, diatur pembagian urusan "ang si*atn"a 'a!ib dan urusan "ang si*atn"a pilihan "ang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah% )ntuk men#apai target anggaran, pemerintah setempat harus repaidly mere&isi semua peraturan daerah (2agi!o, 2011 % Salah satu instrumen dalam pelaksanaan desentralisasi *iskal dilakukan melalui pemberian ke'enangan kepada pemerintah daerah untuk memungut pa!ak (taxing power % .ebi!akan taxing power kepada daerah dilaksanakan berdasarkan )) +omor 26 ,ahun 2005, di mana dalam )) tersebut antara lain diatur0 1% Perubahan penetapan pa!ak daerah dan retribusi daerah dari open$list s"stem men!adi closed-list system% Salah satu pertimbangan penerapan closed-list system adalah untuk memberikan kepastian bagi mas"arakat dan dunia usaha mengenai !enis pungutan daerah "ang 'a!ib diba"ar, serta meningkatkan e*isiensi pemungutan pa!ak daerah dan retribusi daerah% Dengan closed-list system, pemerintah daerah han"a dapat memungut !enis pa!ak daerah dan retribusi daerah "ang ditetapkan sesuai undang$undang% 2% Pemberian ke'enangan "ang lebih besar kepada daerah di bidang perpa!akan dan retribusi daerah (local taxing empowerment , dilakukan melalui beberapa kebi!akan, "aitu0 a% Perluasan basis pa!ak daerah dan retribusi daerah "ang sudah ada, seperti perluasan basis Pa!ak .endaraan 2ermotor, 2ea 2alik +ama .endaraan 2ermotor, Pa!ak 1otel, Pa!ak 7estoran dan 7etribusi (Fin 8angguan% b% Penambahan !enis pa!ak daerah dan retribusi daerah, seperti Pa!ak 7okok, Pa!ak Sarang 2urung Galet, 2ea Perolehan 1ak atas ,anah dan 2angunan (2P1,2 , Pa!ak 2umi dan 2angunan Perdesaan dan Perkotaan (P22$P2 , 7etribusi Pela"anan ,eraE,era )lang, 7etribusi Pela"anan Pendidikan, 7etribusi Pengendalian 3enara ,elekomunikasi, dan 7etribusi (Fin )saha Perikanan% #% .enaikan tari* maksimum beberapa !enis pa!ak daerah, seperti Pa!ak .endaraan 2ermotor, 2ea 2alik +ama .endaraan 2ermotor, Pa!ak 2ahan 2akar .endaraan 2ermotor, Pa!ak 1iburan, Pa!ak Parkir, dan Pa!ak 3ineral 2ukan 9ogam dan 2atuan;

11

d% Pemberian diskresi penetapan tari* pa!ak kepada daerah ke#uali Pa!ak 7okok% Daerah diberikan ke'enangan sepenuhn"a untuk menetapkan besaran tari* pa!ak daerah untuk diberlakukan di daerahn"a sepan!ang tidak melampaui tari* minimum dan maksimum "ang ter#antum dalam )) +omor 26 ,ahun 2005% .e'enangan "ang lebih luas di bidang perpa!akan daerah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah sehingga dapat mengkompensasi hilangn"a penerimaan dari beberapa !enis pungutan daerah sebagai akibat dari adan"a kebi!akan closed-list system% Dalam kaitan ini, daerah didorong untuk mengoptimalkan pemungutan pa!ak daerah dan retribusi daerah dengan landasan hukum "ang kuat dan tidak men#iptakan !enis pungutan baru "ang potensin"a relati* ke#il dan tidak sesuai dengan peraturan perundang$undangan% 3% 3emperbaiki sistem pengelolaan pa!ak daerah dan retribusi daerah melalui kebi!akan bagi hasil pa!ak pro&insi kepada kabupatenEkota "ang lebih pasti, serta kebi!akan earmarking untuk !enis pa!ak daerah tertentu% .ebi!akan bagi hasil pa!ak ini men#erminkan bentuk tanggung !a'ab pemerintah pro&insi untuk ikut serta menanggung beban bia"a "ang diperlukan oleh kabupatenEkota dalam melaksanakan *ungsin"a memberikan pela"anan kepada mas"arakat% Sementara itu, dengan adan"a kebi!akan earmarking, sebagian hasil pendapatan pa!ak daerah tertentu dialokasikan untuk mendanai kegiatan "ang dapat dirasakan se#ara langsung oleh pemba"ar pa!ak tersebut% -% 3eningkatkan e*ekti&itas penga'asan pungutan daerah dengan mengubah mekanisme penga'asan dari sistem represi* (berdasarkan )) +omor 3- ,ahun 2000 men!adi sistem pre&enti* dan korekti*% Sebagai salah satu bentuk continuous improvement, Pemerintah se#ara konsisten berupa"a memperkuat dan men"empurnakan kebi!akan desentralisasi *iskal untuk mendukung ter#apain"a peningkatan la"anan publik di daerah% .onsistensi tersebut di'u!udkan tidak han"a melalui penguatan desentralisasi *iskal dari sisi pengeluaran, tetapi !uga dari sisi penerimaan berupa perluasan local taxing power% Salah satu 'u!ud n"ata komitmen tersebut adalah dengan mengalihkan beberapa pa!ak dan retribusi daerah men!adi penerimaan badan pengelola ka'asan% Pengalihan !enis pa!ak dan retribusi tersebut merupakan langkah *undamental "ang dilakukan dalam rangka memperbaiki struktur keuangan daerah dan kemandirian badan pengelola ka'asan% /pabila dilihat dari

12

karakteristikn"a, "akni dari sisi kepada siapa sebagian besar penerimaann"a diserahkan, kedua pa!ak dan retribusi tersebut merupakan pa!ak daerah% +amun, ke'enangan dalam hal penentuan basis pa!ak, pentari*an, pemberian hasil penerimaan (tax sharing dan pengelolaan administrasin"a masih berada pada Pemerintah Pusat% Dasar pemikiran dan alasan pokok pengalihan pa!ak dan retribusi daerah, antara lain0 pertama berdasarkan teori, property tax lebih bersi*at lokal (local origin , &isibilitas, ob!ek pa!ak tidak berpindah$pindah (immobile , dan terdapat hubungan erat antara pemba"ar pa!ak dan "ang menikmati hasil pa!ak tersebut (the benefit tax-link principle % .edua, pengalihan pa!ak dan retribusi daerah diharapkan akan meningkatkan P/D dan sekaligus memperbaiki struktur /P2D% retribusi daerah di dalam ka'asan% tax% /gar kualitas la"anan kepada Ga!ib Pa!ak dan stakeholders tetap ter!aga selama masa peralihan, maka proses peralihan pa!ak dan retribusi daerah di dalam ka'asan kepada badan pengelola ka'asan perlu dilakukan agar memenuhi kondisi sebagai berikut0 1% Proses peralihan ke'enangan pemungutan pa!ak dan retribusi daerah di dalam ka'asan dapat ber!alan lan#ar (smooth dengan harga (cost "ang minimal, baik untuk pihak "ang mengalihkan maupun pihak "ang menerima pengalihan; 2% Stabilitas penerimaan pa!ak dan retribusi di dalam ka'asan bagi Pemerintah Daerah tetap ter!aga dengan tingkat de&iasi "ang dapat ditekan seminimal mungkin sehingga daerah tidak ban"ak kehilangan penerimaan dengan adan"a pengalihan tersebut; 3% Perusahaan di dalam ka'asan sebagai Ga!ib Pa!ak tidak merasakan adan"a perubahan pela"anan atau bahkan dapat merasakan adan"a peningkatan "ang signi*ikan dalam hal kualitas dan ke#epatan pela"anan% .etiga, untuk meningkatkan pela"anan mas"arakat (public services , akuntabilitas, dan transparasi dalam pengelolaan pa!ak dan .eempat, bah'a berdasarkan praktek di ban"ak negara, pa!ak dan retribusi daerah di ka'asan ekonomi khusus termasuk dalam !enis local

PAJAK DAN PEMBAN&UNAN EKONOMI DAERAH: KOTA PEKANBARU Pelaksanaan desentralisasi *iskal memba'a konsekuensi pada pengelolaan sumber dana, dan pemerintah daerah harus semakin mampu menghadapin"a dengan menggali

13

potensi penerimaan pa!ak daerah% Peranan pa!ak di dalam pembangunan daerah men!adi sangat penting se!ak pelaksanaan otonomi daerah% Sampai saat ini pemerintah masih #enderung menambah bia"a in&estasi kepada pengusaha dengan berbagai pungutan retribusi% Selama peningkatan P/D masih men!adi titik tolak pembuatan kebi!akan daerah, maka persoalan high cost economy akan menghantui pengusaha, karena di dalam praktekn"a di luar bia"a "ang resmi ditanggung pengusaha masih harus mengeluarkan bia"a$bia"a ekstra di luar pa!ak dan retribusi% Per!e$%angan Keuangan Daerah Perkembangan pa!ak daerah di dalam P/D se!ak tahun 155- hingga 2012 telah meningkat dari 7p%2%232 !uta men!adi 7p%305,4 mil"ar% Perkembangan ini tidak terlepas dari kema!uan ekonomi "ang di#apai .ota Pekanbaru% Ta%el * : Realisasi Peneri$aan Dari Pa a! Daerah Di Dala$ PAD K#"a Pe!an%aru Tahun *//0 1 23*2 (Ju"aan Rupiah) Tahun 1551554 155< 155= 1556 1555 2000 2001 2002 2003 2002004 200< 200= 2006 2005 2010 2011 2012
Sumber0

Pa a! Daerah 2,231%56 2,--4%=3 3,225%03,5-0%11 -,365%<3 =,500%<1 6,1<<%-0 1=,25<%<< 22,=2=%36 30,143%06 36,214%--<,=-4%<6 -5,501%05 4<,261%6< <0,<22%2<5,6<4%3< 60,11=%6= 1-4,050%66 221,553%00
(ndonesia, 2013

PAD 4,630%5= =,234%51 6,4<1%<3 12,4=0%65 5,-11%6= 12,=5-%53 14,4=2%34 3=,<14%42 -6,25-%63 46,=01%64 =1,50=%16 6<,5-4%1< 10-,--5%-3 105,035%13 1-=,6=4%63 125,645%5= 146,460%-3 223,231%4= 305,43-%00

Peneri$aan 34,604%2< -1,=31%40 40,-05%4--,=65%-3 <<,=4<%61 ==,=<6%05 123,=-5%60 3-<,22<%5= --0,==3%04 415,20-%01 <--,24=%61 6-<,0=1%52 1,1-1,=16%4= 5=<,1-4%45 1,13=,<=2%66 1,03-,-55%63 1,163,103%11 1,43<,0<2%=< 1,26-,520%00

Direktorat :enderal Perimbangan .euangan, .ementerian .euangan 7epublik

14

Pendapatan /sli Daerah (P/D .ota Pekanbaru mengalami perkembangan "ang sangat pesat selama periode penelitian% ,ahun 155- !umlah realisasi P/D han"a men#apai 7p% 4,6 mil"ar dengan pertumbuhan "ang mengesankan hingga tahun 155= men!adi sekitar 7p% 12,4 mil"ar% +amun akibat krisis moneter "ang berlan!ut men!adi krisis ekonomi, ter!adi penurunan realisasi men!adi han"a 7p% 5,- mil"ar% Se!ak tahun 1555 realisasi penerimaan terus mengalami peningkatan dan !umlahn"a di atas 7p% 10 mil"ar% Peningkatan terbesar ter!adi di tahun 2001, "aitu tahun pertama pelaksanaan desentralisasi *iskal di (ndonesia% 2an"ak potensi penerimaan "ang dapat digali sehingga ter!adi kenaikan "ang drastis, dan di tahun$tahun berikutn"a terus mengalami kenaikan rata$rata lebih dari 20H per tahunn"a% Se#ara gra*is disa!ikan di dalam 8ambar 2%
250.00 221.99 200.00

150.00

145.09

100.00 80.12 69.87 60.62 56.28 49.90 46.75 38.22 30.15 22.73 17.30 2.23 2.45 3.23 3.94 4.39 7.90 8.17

50.00

&a$%ar * Per!e$%angan Peneri$aan Pa a! Daerah K#"a Pe!an%aru (Rp. *3/)

15

Sumber penerimaan Pemerintah .ota Pekanbaru berasal dari pendapatan asli daerah dan !uga trans*er dari pemerintah pusat dan pemerintahan pro&insi% ,ahun 2001 dimulain"a implementasi otonomi daerah se#ara luas, dan pa!ak dan retribusi daerah )) +o% 3- tahun 2000 mendorong penerimaan Pemerintah .ota Pekanbaru tumbuh men#apai 1=5,=6H dibandingkan tahun sebelumn"a% Per!e$%angan Ou"pu" Daerah Perkembangan output regional identik dengan perkembangan ekonomi daerah% PD72 .ota Pekanbaru /D1 2000 menun!ukkan peningkatan "ang relati* tinggi berkisar 6,6=H% .e#ondongan "ang ter!adi di dalam PD72 .ota Pekanbaru selalu meningkat ke#uali di tahun 1556 sebagai akibat dari krisis ekonomi "ang meluas ke segala aspek% Selepas krisis ekonomi, PD72 .ota Pekanbaru kembali meningkat bahkan se!ak tahun 2001 pertumbuhann"an di atas 10H sebagai akibat dari diimplementasikan otonomi daerah se#ara luas% .emudian peningkatan PD72 "ang beasar pada tahun berkemban"a daerag kabupaten sekitar% Se#ara rin#i disa!ikan di dalam ,abel 2% ,ahun 2003 ter!adi perlambatan ekonomi "ang men"ebabkan turunn"a tingkat pertumbuhan men!adi 5,62H namun nilain"a masih terus naik #ukup besar% ,ahun 200hingga 2011 PD72 .ota Pekanbaru kembali tumbuh di atas 6H, hal ini menu!ukkan bah'a penurunan di tahun sebelumn"a tidak mengganggu tren "ang ter!adi di dalam !angka menengah% Di dalam situasi ekonomi makro "ang stabil penerimaan dari pa!ak daerah akan memiliki trend positi*% Situasi ini menggarisba'ahi ke"akinan para ahli ekonomi, bah'a macro-economic stability is an important condition for economic growth (9oehr, 8uess, dan 3artineF, 1556 % 1asil analisis terhadap pengaruh output daerah .ota Pekanbaru terhadap penerimaan pa!ak menun!ukkan hubungan "ang positip dengan dera!at kepekaan sebesar 3,-5 atau peningkatan output daerah sekitar1H akan mendorong penerimaan pa!ak sekitar 3,-5H% 1al ini menun!ukkan bah'a perkembangan pa!ak sangat peka terhadap perubahan kondisi makro ekonomi .ota Pekanbaru, dengan demikian pengenaan pa!ak haruslah mempertimbangkan kondisi perekonomian terkini% 2001 ini dikarenakan ter!adi n"a peningktan /P2D dan pertumbuhan in&estasi s'asta dan

16

Ta%el 2 : Pr#'u! D#$es"i! Regi#nal Bru"# K#"a Pe!an%aru ADH 2333 Tahun *//0 1 23** ("riliun Rupiah) Tahun 1551554 155< 155= 1556 1555 2000 2001 2002 2003 2002004 200< 200= 2006 2005 2010 2011 PDRB 2%32 2%42 2%=6 3%02 2%50 3%16 3%-< 3%63 -%30 -%=2 4%24 4%=6 <%3= =%00 =%<3 6%30 5%05%6< Per". (4) $ 6%50 10%06 6%53 (-%06 5%46%510%=12%04 5%62 11%3< 10%04 10%14 5%65 5%04 6%61 6%66 5%0=

Sumber 0 2adan Pusat Statistik .ota Pekanbaru, 2013 (berbagai tahun terbitan

,ingkat absorpsi pa!ak (tax effort "ang diukur dari prosentase penerimaan pa!ak terhadap PD2 menun!ukkan ke#enderungan berikut% ,ingkat absorpsi pa!ak negara industri signi*ikan lebih tinggi dari tingkat absorpsi pa!ak negara berkembang% 7ata$rata penerimaan pa!ak negara berkembang han"a di ba'ah 10 H dari PD2% Sementara untuk negara industri angka ini terletak antara 30 hingga -5 H di negara industri (3usgra&e, 1553 % ,erdapat korelasi "ang positi* antara tingkat absorpsi pa!ak dan tingkat pendapatan% /rtin"a semakin tinggi tingkat pendapatan suatu negara, maka prosentase penerimaan pa!ak terhadap PD2 #enderung meningkat (semakin tinggi pendapatan nasional, tax effort !uga semakin tinggi % 2erbagai perda "ang ada, terlihat masih ada ketidaksesuaian antara potensi ekonomi dengan ob"ek pa!ak "ang diatur dalam perda% Galaupun PD72 .ota Pekanbaru dominan di sektor !asa$!asa dan perdagangan, namun potensi tersebut masih belum sepenuhn"a digali% .en"ataann"a masih ban"ak potensi penerimaan sektor ini masih luput dari pengenaan pa!ak, 'alaupun prinsip$prinsip pa!ak sebagaimana dia!ukan oleh

17

StiglitF (1566 , 3usgra&e (1553 political responsibility dan fairness%

dan /ronson (1564 , masih terpenuhi "ang pada

prinsipn"a menekankan 0 economic efficieny, administrative simplicit, flexibility,

9in dan 9iu (2000 men"atakan bah'a pemerintah perlu untuk meningkatkan in&estasi modal guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah% 3ereka menemukan adan"a korelasi "ang kuat antara share (belan!a in&estasi pada in*rastruktur dengan tingkat desentralisasi% Strategi alokasi anggaran pembangunan ini pada gilirann"a mampu mendorong dan memper#epat pembangunan ekonomi nasional, sekaligus men!adi alat untuk mengurangi disparitas regional (3ad!idi, 155= % Se#ara umum, besarn"a pengeluaran pemerintah sebagai instrumen kebi!akan *is#al, akan mendorong pertumbuhan ekonomi% .ebi!akan *iskal bertu!uan untuk mengarahkan perekonomian pada kondisi "ang lebih baik "ang berdampak terhadap keseimbangan ekonomi% /lat "ang digunakan adalah penerimaan pemerintah melalui pa!ak (tax dengan simbol , dan pengeluaran pemerintah (8 % Strategi "ang dilakukan dibedakan men!adi anggaran berimbang dan anggaran tidak berimbang% 1asil "ang di#apai dari kebi!akan *iskal merupakan interaksi (resultante dari dampak pa!ak dan pengeluaran pemerintah terhadap output (> % 9in dan 9iu (2000 "ang membuktikan adan"a hubungan "ang positi* dan

signi*ikan antara desentraliasasi *iskal dengan pertumbuhan ekonomi% 1asil ini mendukung sintesa "ang men"atakan bah'a, pemberian otonomi "ang lebih besar memberikan peluang bagi daerah untuk mengalokasikan se#ara lebih e*isien berbagai potensi lokal untuk kepentingan pela"anan publik (9in dan 9iu, 2000; 3ardiasmo, 2002; Gong, 200- % PENUTUP Pa!ak merupakan pungutan "ang dipaksakan oleh pemerintah untuk tu!uan$tu!uan tertentu% Pa!ak !uga ditu!ukan sebagai forced saving, "ang selan!utn"a dapat diman*aatkan untuk pembentukan modal% Semakin ban"ak akti&itas ekonomi di daerah akan mendorong semakin besarn"a total output daerah, hal ini mendorong peningkatan penerimaan%

18

)ndang$undang pa!ak dan retribusi daerah telah mendorong ke arah kemandirian daerah dengan semakin besarn"a peran pa!ak dan retribusi daerah di dalam /P2D%

RE5EREN-I TERPILIH /rnold, :%, 2% 2r"s, B% 1ead", I% :ohansson, B% S#h'ellnus, dan J 9%, Kartia, 2011 ,aA Poli#" For E#onomi# 7e#o&er" and 8ro'th, conomic !ournal 1210 hal% F45 $ F60 /ronson, :% 7%, 1564% Public "inance, 3#8ra'$1ill% +e' >ork 2arro, 7%, dan J B%:% 7edli#k, 2011% 3a#roe#onomi# E**e#ts o* 8o&ernment Pur#hases and ,aAes, #uarterly !ournal of conomics$%&0 hal% 41 L 102% Ferede, E%, dan J 2% Dahlb", 2012% ,he (mpa#t o* ,aA Buts on E#onomi# 8ro'th0 E&iden#e *rom the Banadian Pro&in#es, 'ational (ax !ournal <40 hal% 4<3 L 45-% 8abe, ,% 3%, dan .%P% 2ell, 200-% ,radeo**s bet'een 9o#al ,aAes and 8o&ernment Spending as Determinants o* 2usiness 9o#ation% !ournal of )egional Science --0 hal% 21$-1% 8emmell, +%, 7% .neller dan ( SanF, 2011% ,he ,iming and Persisten#e o* Fis#al Poli#" (mpa#ts on 8ro'th0 E&iden#e *rom DEBD Bountries, *+'+,-* !+.)'/0 1210 hal0 F33 $ F46% 1ol#ombe, 7% 8%, dan D%:% 9a#ombe, 200-% ,he E**e#t o* State (n#ome ,aAation on per Bapita (n#ome 8ro'th% Public "inance )eview 32 (3 0 hal% 252 L 312% .ad!atmiko, 2001% Perimbangan Keuangan Pusat dan 1aerah21ana /lokasi .mum3 3akalah Disampaikan pada Gorkshop Strategi 3ana!emen Sumber .euangan Daerah, 3alang, (ndonesia% 9in, :%>%, dan M% 9iu, 2000% Fis#al De#ntraliFation and E#onomi# 8ro'th in Bhina3 conomic 1evelopment and *ultural *hange% -50 hal% 1 L 21% 9oehr, G%8%, dan :% 3artineF, 1556% "iscal 1ecentralisation *ase Studies4 ,ethodological +bservations% .on*erensi .edua 3ana!emen Sektor Publik di 3as"arakat 3embangun dan ,ransisi% D/( and /B(P/% < +o&ember 15560 2ethesda, 3adison% 3a!idi, +%, 155=% /nggaran Pembangunan dan .etimpangan Ekonomi /ntar Daerah% Prisma 3 9P3ES0 hal% 3 L 22% 3ardiasmo, 2002% +tonomi dan ,ana5emen Keuangan 1aerah3 /ndi% >og"akarta% 3usgra&e, 7%/%, dan P%2%3usgra&e, 1553% Public "inance in (heory and Practice, Edisi .e$ 4, 3#8ra'$1ill 2ook Bompan", )S/% Poulson, 2%G%, dan :%8% .aplan, 2006% State (n#ome ,aAes and E#onomi# 8ro'th% *ato !ournal 26 (1 0 hal 43 L =1% 7eed, G% 7obert% 2006a% ,he 7obust 7elationship bet'een ,aAes and )% S% State (n#ome 8ro'th% 'ational (ax !ournal <1 (1 0 hal% 4= L 60%

19

7eed, G% 7obert% 2006b% ,he Determinants o* )%S% State E#onomi# 8ro'th0 / 9ess EAtreme 2ounds /nal"sis% conomic -nquiry -= (- 0 hal% <64 L =00% 7omer, B%, dan J D% 7omer, 2010% ,he 3a#roe#onomi# E**e#ts o* ,aA Bhanges0 Estimates 2ased Dn / +e' 3easure o* Fis#al Sho#ks% /merican conomic )eview 1000 hal% =<3 L 601 StiglitF, :% E%, 1566% conomics of the Public Sector, Edisi .e$2, G% G% +orton% +e' >ork% Suparmoko 3% 155=% Keuangan 'egara 1alam (eori dan Praktek% 2PFE% >og"akarta% Gong, :%D%, 200-% ,he Fis#al (mpa#t o* E#onomi# 8ro'th and De&elopment on 9o#al 8o&ernment Bapa#it"3 !ournal of Public 6udgeting3, /ccounting and "inancial ,anagement1< (3 0 hal% -13 L -23%

20

Lampiran Jenis Pajak Daerah #ia$a %&n'&!

Jenis Pajak Provinsi 1 Pajak ken(eraan ber)o!or 2 #ea #alik Na)a K# 3 Pajak ba*an bakar K# 4 Pajak +ir Per)&kaan 5 Pajak ,okok Kab&%a!en Ko!a 1 Pajak -o!el 2 Pajak ,es!oran 3 Pajak -ib&ran 4 Pajak ,ekla)e 5 Pajak Peneran'an Jalan Pajak .alian /ineral lo'al (an b&kan 6 lo'a) 7 Pajak Parkir 8 Pajak 0aran' #&r&n' 1ale! 9 P## Pe(esaan 2 Perko!aan 10 #P-T#

Tarif 5 10 5 20

Nasional

Prov 70 70 30 30

Kab Ko!a 30 30 70 70

"esa

10 10 35 25 10 20 20 0.1 5 10 20 16.2 16

90 90 90 90 90 90 90 64.8 64

10 10 10 10 10 10 10 9

Penerimaan Pajak Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pajak -o!el Pajak ,es!oran Pajak -ib&ran Pajak ,ekla)e Pajak Peneran'an Jalan Pajak Pen'a)bilan (an Pen'ola*an #a*an .alian .olon'an 4 Pajak Parkir Pajak +ir #a5a* Tana* Pajak 0aran' #&r&n' 1ale! #P-T# P## sek!or Perko!aan 13369935673259 21341530143654 5308135333683 9305439863892 37322833643787 23230543759 4352330413436 36334183620 47436003000 40300030003000 30300030003000

21

Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Riau Tahun 2012 1. 2. 3. 4. 5. Pajak Ken(araan #er)o!or Pajak Ken(araan "ia!as air #ea #alik Na)a Ken(araan #er)o!or Pajak #a*an #akar Ken(araan #er)o!or Pajak +ir Per)&kaan 530309430853062 15030003000 611380030003093 330385030003000 30300030003000

Penerimaan Retribusi Provinsi Riau 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6sa*a , Jasa 6sa*a , Jasa 6sa*a , Peri8inan !er!en!& , Jasa 6sa*a ,e!rib&si Pela$anan Kese*a!an ,e!rib&si Pen'&jian Ken(araan #er)o!or ,e!rib&si Pela$anan Tera Tera 6lan' ,e!rib&si Pe)akaian Keka$aan "aera* ,e!rib&si Te)%a! Pen'ina%an Pesan''ra*an 7illa ,e!rib&si Penj&alan Pro(&ksi 6sa*a "aera* ,e!rib&si 98in Tra$ek ,e!rib&si 6sa*a Per!anian 4381332003000 1030003000 30930003000 70334133200 25234473600 20630003000 2430003000 24530003000

Peneri)aan ,e!rib&si Ko!a Pekanbar& 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6)&) , Jasa 6sa*a ,e!rib&si Pela$anan Kese*a!an ,e!rib&si Pen'&jian Ken(araan #er)o!or ,e!rib&si Pela$anan Persa)%a*an Kebersi*an ,e!rib&si Pen''an!ian #ia$a KTP (an +k!e 4a!a!an 0i%il ,e!rib&si Pela$anan Pe)aka)an (an Pen'ab&an /a$a! ,e!rib&si Pela$anan Parkir (i !e%i jalan &)&) ,e!rib&si Pela$anan Pasar ,e!rib&si Pe)eriksaan +la! Pe)a(a) Kebakaran ,e!rib&si Pe)akaian Keka$aan "aera* ,e!rib&si Pela$anan Ke%elab&*an ,e!rib&si Ter)inal ,e!rib&si ,&)a* Po!on' -e5an ,e!rib&si 98in Tra$ek ,e!rib&si 98in /en(irikan #an'&nan ,e!rib&si 98in .an''&an Kera)aian 40932443404 3370336543350 2339030733206 1393134533347 4432473500 5373130103000 24539683175 30538803580 73131173345 1327031583000 30936193500 38734203000 6136803000 31344030223816 12398635063546

10. , Jasa 6sa*a 11. , Jasa 6sa*a 12. , Jasa 6sa*a 13. , Peri8inan !er!en!& 14. , Peri8inan !er!en!& 15. , Peri8inan !er!en!&

22

Realisasi APBD Kota Pekanbaru Tahun Pendapatan PAD Pajak (aera* ,e!rib&si (aera* -asil %en'elolaan keka$aan (aera* $an' (i%isa*kan :ain-lain P+" $an' sa* Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan "ana #a'i -asil Pajak "ana #a'i -asil #&kan Pajak ;0"+< "ana alokasi &)&) "ana alokasi k*&s&s Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya "ana =!ono)i K*&s&s "ana Pen$es&aian Transfer Pemerintah Pro insi Pen(a%a!an #a'i -asil Pajak Pen(a%a!an #a'i -asil :ainn$a Lain-!ain Pendapatan yang sah Pen(a%a!an -iba* Pen(a%a!an "ana "ar&ra! Pen(a%a!an :ainn$a "e!anja "e!anja #perasi #elanja Pe'a5ai #elanja #aran' #elanja #&n'a #elanja 0&bsi(i #elanja -iba* #elanja #an!&an sosial #elanja #an!&an Ke&an'an "e!anja $oda! Tana* Perala!an (an /esin .e(&n' (an #an'&nan Jalan3 iri'asi (an jarin'an +se! !e!a% lainn$a 2007 9763146 1093039 563282 363395 33626 123737 8673106 7843783 953856 3113737 3273161 503029 823324 823324 131233647 8063354 5773191 1773041 13268 503854 3173253 353817 393153 913169 1453648 53465 2008 131373673 1473876 603622 433515 13916 413823 9833797 9123021 1303113 4193633 3513339 103935 223360 223360 493416 493416 63000 63000 130733487 8993828 6563653 1893751 13869 263415 253141 1733660 83689 203404 563645 833696 43226 2009 130343500 1293860 693865 433690 23766 133539 9043640 7543108 1303778 2603292 3543901 83137 1503532 1473576 23956 131453460 9203330 6603546 1853431 473318 273035 2253129 533436 223870 383363 1093038 13423 2010 131833103 1583580 803118 593149 23794 163519 130243523 8223429 1403517 3903111 2803284 113517 1003751 1003751 1013343 1013343 131913153 9843853 7043906 2023580 413777 353591 2063299 133849 213716 543732 1153833 169 2011 135363063 2233232 1453091 573370 33091 173680 132913820 130533472 1223570 4243654 4883816 173432 1413906 1413906 963442 963442 213011 13789 183477 744 134433986 132043811 8373271 2483395 803632 383512 2383613 73343 303576 943557 1063053 86 123192 123192 135043970 132193240 8883257 2513121 250 483751 293959 900 2853730 373524 673712 533679 1263542 271 2012 132843920 3093534 2213993 573273 23500 273769 9633191 6783509 1253861 4663496 623218 233934 1253978 1253978 1583704 1583704 -

23

Tahun Kons!r&ksi "ala) Pen'erjaan +se! lainn$a "e!anja tidak terduga #elanja !i(ak !er(&'a Transfer #a'i -asil Pajak ke Kab Ko!a "esa #a'i -asil ,e!rib&si ke Kab Ko!a "esa #a'i -asil :ainn$a ke Kab Ko!a "esa Transfer :ainn$a ke Kab Ko!a "esa "e!anja dan Transfer Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan 0i:P+ T+ sebel&)n$a Pen>airan (ana >a(an'an -asil Penj&alan Keka$aan "aera* $an' "i%isa*kan Peneri)aan Pinja)an "aera* (an =bli'asi "aera* Peneri)aan Ke)bali Pe)berian Pinja)an Peneri)aan Pi&!an' "aera* Penge!uaran Pembiayaan Pe)ben!&kan "ana 4a(an'an Pen$er!aan /o(al ;9nves!asi< "aera* Pe)ba$aran Pokok 6!an' Pe)berian Pinja)an "aera* Pe)ba$aran Ke'ia!an :anj&!an Pen'el&aran Per*i!&n'an Pi*ak Ke!i'a SILPA Tahun Berkenaan

2007 40 40 2563099 2653862 2653862 93763 43700 53063 2563099

2008 763286 793840 753009 43831 33554 33554 1403472

2009 1383830 1403486 1403435 51 13656 13656 273870

2010 131913153 -

2011 562 562 -

2012 135043970 803420 1053227 1053227 19 93161 153647 243808 -

134433986 133151 133151 133132 -

24

Anda mungkin juga menyukai