OUTLINE
Perekonomian Riau
Keuangan Daerah
Indikator Pembangunan
Pertumbuhan Global
Arah Kebijakan Pembangunan
PEREKONOMIAN RIAU
INVESTASI
2011
PMDN
Proyek (Unit)
Nilai (Rp. Milyar)
Penyerapan TK
PMA
Proyek (Unit)
Nilai (US$. Juta)
Penyerapan TK
2012
Perkembangan
2013
2014
64
81
7.462,60 5.450,40
15.769
12.865
168
4.874,27
33.284
129
7.707,50
-
56
51
212,34 1.152.85
3.038
12.194
64
1.304,94
26.095
76
1.369,53
-
2015
243
9.943,04
-
Pert.
(%)
49,78
12,40
180 43,04
653,39 102,19
-
Sumber:
UNSUR PERTUMBUHAN
Ekonomi Riau tumbuh 1,11 persen (y-on-y) membaik dibanding periode yang sama pada tahun
2015 yang terkontraksi sebesar -1,38 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 16,60 persen.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga yang tumbuh 5,12 persen.
Ekonomi Riau triwulan III/2016 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,40 persen (qto-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini disebabkan oleh faktor musiman pada Lapangan
Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 4,80 persen.
Dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan membaiknya Ekspor ke Luar Negeri (8,32 persen),
Pembentukan Modal Tetap Bruto (3,63 persen) dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1,76
persen).
Ekonomi Riau triwulan I s/d III/2016 terhadap triwulan I s/d III/2015 tumbuh sebesar 1,96
persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan pada Industri
Pengolahan (4,61 persen) dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (3,52 persen).
Dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (5,77 persen) dan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (3,16 persen) dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0,16
persen).
10
11
Total PDRB ADHB Pulau Sumatera pada triwulan III-2016 mencapai Rp715.288 miliar atau
sekitar 22,02 persen dari total PDRB 34 Provinsi di Indonesia, sedangkan PDRB ADHK Pulau
Sumatera pada triwulan III-2016 mencapai sebesar Rp520.481 miliar. Adanya
pemotongan/penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah berdampak pada kondisi
perekonomian yang ada.
12
Tujuh provinsi (Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Kepulauan Riau, dan Jambi) berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera,
yaitu di atas 3,88 persen. Sementara Provinsi Riau bersama dua provinsi lainnya (Aceh dan
Bangka Belitung) berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Provinsi
Sumatera Utara mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,28 persen, diikuti Lampung
sebesar 5,27 persen, dan Bengkulu sebesar 5,19 persen.
13
Secara kumulatif, jika dibandingkan dengan triwulan III-2015 (c-to-c), maka enam provinsi
pertumbuhan ekonominya berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera, yaitu
di atas 4,14 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi empat provinsi lainnya (termasuk Riau)
berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Barat
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,40 persen, diikuti Bengkulu sebesar 5,20 persen,
dan Lampung sebesar 5,19 persen. Sementara Provinsi Riau berada di urutan terakhir dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 1,96 persen.
14
NEGARA TUJUAN
5457
Spanyol
286
1066
Banglades
296
957
Singapura
311
Mesir
328
776
121
AS
547
92
Pakistan
548
Tembakau (24)
84
Malaysa
553
80
Belanda
Buah-Buahan (08)
34
India
18
Tiongkok
0
Sumber:
621
1469
1505
0
500
1000
1500
2000
15
KEUANGAN DAERAH
16
REALISASI BELANJA
36.43
PEKANBARU
BENGKALIS
48.62
30.87
KEP. MERANTI
34.96
BENGKALIS
49.97
SIAK
KEP. MERANTI
50.22
PROVINSI RIAU
38.68
ROHIL
39.12
RATA-RATA
57.55
SIAK
59.53
PEKANBARU
PELALAWAAN
60.22
RATA-RATA
ROHUL
60.45
INHIL
KAMPAR
62.13
ROHUL
DUMAI
62.57
PELALAWAAN
37.70
40.06
41.16
42.20
43.10
44.28
PROVINSI RIAU
64.58
INHU
INHIL
65.05
DUMAI
55.10
55.10
KUANSING
66.76
KAMPAR
INHU
66.98
KUANSING
48.53
56.45
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
17
PENDAPATAN TRANSFER
80.00
80.00
71.76
70.00
70.00
69.01
68.02 67.99
65.32 65.05 64.95
62.44 62.14 61.65
60.00
57.25
50.30
50.00
45.89 46.37
58.26
60.00
51.81
60.41
59.06
50.33
50.00
49.28
43.36 43.54
40.00
40.00
34.71
30.00
26.62
30.00
20.00
20.00
10.00
10.00
18
38,736.38
15,943.95
41.16
BELANJA OPERASI
26,353.93
13,034.59
49.46
Belanja Pegawai
12,353.04
7,557.86
61.18
Belanja Barang
9,148.31
3,499.69
38.26
Belanja Subsidi
53.12
17.36
32.68
1,680.91
1,084.65
64.53
85.83
21.80
25.41
3,032.72
853.22
28.13
10,366.06
2,002.96
19.32
45.00
2.41
5.36
1,971.39
903.99
45.86
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
19
REALISASI BELANJA
0.02 5.67
45.86
12.56
5.36
19.32
BELANJA MODAL
81.75
49.46
BELANJA OPERASI
41.16
BELANJA
BELANJA OPERASI
BELANJA MODAL
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
20
INDIKATOR PEMBANGUNAN
21
2015
2014
DKI Jakarta
Jawa Timur
Kalimantan Timur
Provinsi
2015
2014
Sulawesi Barat
18
25
Sumatera Selatan
19
16
Kalimantan Barat
20
18
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
21
21
Jawa Barat
Sulawsi Tenggara
22
29
DI Yogyakarta
Bengkulu
23
30
Kepulauan Riau
11
Aceh
24
13
Banten
12
Lampung
25
24
Bali
14
Gorontalo
26
28
Kalimantan Selatan
10
27
22
Sulawesi Selatan
11
Papua Barat
28
26
Sulawesi Utara
12
10
29
32
Kalimantan Tengah
13
15
Maluku
30
23
Jambi
14
27
Bangka-Belitung
31
20
Sumatera Utara
Riau
15
16
19
9
Maluku Utara
Papua
32
33
33
31
Sumatera Barat
17
17
Asia Competitiveness
Institute
Lee Kuan Yew of Public Policy
National University of
Singapore
22
23
AHH
69,35
68,04
68,32
70,76
70,43
68,93
68,37
69,66
69,72
69,15
72,27
72,23
73,88
74,50
70,45
69,13
71,20
64,90
65,91
69,76
69,39
67,47
73,62
72,12
70,94
67,18
69,60
70,39
67,00
64,04
65,01
67,34
65,14
64,84
70,59
EYS
13,53
12,61
13,48
12,45
12,38
11,75
13,01
12,24
11,18
12,51
12,38
12,08
12,17
14,85
12,45
12,31
12,64
12,73
12,65
11,89
11,93
11,96
13,17
12,52
12,16
12,71
12,90
12,78
12,49
11,78
13,53
12,72
11,87
9,94
12,39
MYS
8,71
8,93
8,29
8,47
7,92
7,66
8,28
7,48
7,35
9,64
10,54
7,71
6,93
8,84
7,05
8,19
8,11
6,67
6,85
6,83
7,82
7,60
9,04
8,35
8,86
7,89
7,49
8,02
6,97
6,88
9,15
8,34
6,96
5,76
7,73
Pengeluaran
8.297
9.391
9.621
10.262
9.141
9.302
8.864
8.476
11.691
13.019
16.898
9.447
9.640
12.294
10.012
11.150
12.831
8.987
6.934
8.175
9.682
10.748
11.019
8.289
9.628
8.602
9.723
8.555
8.762
8.170
7.925
7.234
6.944
6.416
9.903
IPM
68,81
68,87
69,36
70,33
68,24
66,75
68,06
66,42
68,27
73,40
78,39
68,80
68,78
76,81
68,14
69,89
72,48
64,31
62,26
64,89
67,77
67,63
73,82
68,64
69,96
66,43
68,49
68,07
65,17
62,24
66,74
65,18
61,28
56,75
68,90
Kategori
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Kategori IPM:
Rendah
IPM < 60
Sedang
60 IPM < 70
Tinggi
70 IPM < 80
Sangat Tinggi
IPM 80
24
70.60
69.10
68.65
67.30
70.33
69.15
69.91
68.90
70,33
Angka Harapan
Hidup saat Lahir:
70,76 th
Rata-rata Lama
Sekolah: 8,47 th
Harapan Lama
Sekolah: 12,45 th
Metode Lama
Metode Baru
Pengeluaran per
Kapita yang
Disesuaikan:
Rp 10.262.000
1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: BPS, 1996-2013
25
KEMISKINAN DI RIAU
26
PENGANGGURAN DI RIAU
27
27
PERTUMBUHAN GLOBAL
28
29
PROYEKSI
PERTUMBUHAN
KAWASAN DAN TIONGKOK
EKONOMI
30
31
33
34
34
ARAH PEMBANGUNAN
35
Pembangunan
Infrastruktur,
Peningkatan Kualitas
SDM, Sarana dan
Prasarana
Pemerintahan,
Meningkatkan
Kapasitas Aparatur,
serta Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
Pembangunan
Infrastruktur,
Peningkatan Kualitas
SDM, Sarana dan
Prasarana
Pemerintahan serta
Penguatan Ekonomi
Inklusif dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan Rakyat
Penguatan Jaringan
Infrastruktur, Pengem
bangan Budaya,
Peningkatan Prestasi
Aparatur
Pemerintahan dan
Pemantapan
Pembangunan Ekonomi
Berdaya Saing serta
Melanjutkan Kebijakan
Tahun Sebelumnya.
Pemantapan
Infrastruktur dan
Aparatur
Pemerintahan Dalam
Rangka Peningkatan
Ekonomi dan
Kesejahteraan Rakyat,
seta Melanjutkan
Kebijakan Tahun
Sebelumnya
Pemantapan
Pembangunan SDM,
Perekonomian
Berkelanjutan dan
Aparatur dengan
Menyelesaikan Target
Kebijakan Tahun
Sebelumnya
36
37
PRIORITAS PEMBANGUNAN
DAERAH
1. Pembangunan dan Pemantapan
Infrastruktur
2. Pemantapan Aparatur dan
Birokrasi Pemerintahan
3. Peningkatan Ekonomi Berdaya
Saing serta Kesejahteraan Rakyat
4. Peningkatan Kualitas Sumberdaya
Manusia
5. Pengembangan Budaya, Olahraga,
Seni dan Kemasyarakatan
FOKUS PEMBANGUNAN
DAERAH
1. Pariwisata (Alam dan Budaya)
2. Pengembangan UMKM
3. Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana
38
FOKUS PENGEMBANGAN
Fokus pengembangan kawasan industri dan infrastruktur yang mendukung industrialisasi
seperti sarana jalan, pelabuhan dan kelistrikan dengan terus melakukan monitoring progress
dan evaluasi secara intensif terutama untuk mendukung program hilirisasi sawit
(menciptakan nilai tambah produk kelapa sawit); Pembangunan infrastruktur jalan tol,
irigasi dan pelabuhan (Tanjung Buton dan Kuala Enok) membutuhkan peran pemerintah
pusat dikarenakan kebijakan dan penggunaan anggaran APBN yang memiliki porsi lebih
besar.
Perlunya penyusunan roadmap pengembangan kemaritiman di Provinsi Riau mengingat
potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar. Hal ini tercermin dari total produksi
perikanan yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun fokus pengembangan terhadap
sektor kemaritiman di Riau relatif minim. Sampai dengan saat ini, tidak ada industri pakan
ikan sehingga biaya pengembangan perikanan di Riau menjadi lebih mahal.
Riau perlu untuk melakukan percepatan perbaikan infrastruktur menuju daerah wisata
disertai dengan peningkatan fasilitas pendukung dan kondisi akomodasi agar lebih memadai.
Disamping itu, diperlukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor Pariwisata dan
sektor Jasa, peningkatan sosialisasi dan kampanye Sadar Wisata, serta menarik wisatawan
dengan mengadakan event wisata tahunan seperti Bakar Tongkang, Pacu Jalur, Bono, dan
Festival Pulau Rupat.
39
40