Anda di halaman 1dari 40

REVIEW EKONOMI KEUANGAN RIAU 2016

DAN OUTLOOK 2017

Disampaikan dalam acara:

SEMINAR OUTLOOK EKONOMI RIAU 2017


02 Desember 2016,
Hotel Pangeran Pekanbaru
Oleh:

Dahlan Tampubolon, Ph.D


Dosen FE-UR

OUTLINE
Perekonomian Riau
Keuangan Daerah
Indikator Pembangunan
Pertumbuhan Global
Arah Kebijakan Pembangunan

PEREKONOMIAN RIAU

INVESTASI

2011
PMDN
Proyek (Unit)
Nilai (Rp. Milyar)
Penyerapan TK
PMA
Proyek (Unit)
Nilai (US$. Juta)
Penyerapan TK

2012

Perkembangan
2013
2014

64
81
7.462,60 5.450,40
15.769
12.865

168
4.874,27
33.284

129
7.707,50
-

56
51
212,34 1.152.85
3.038
12.194

64
1.304,94
26.095

76
1.369,53
-

2015

243
9.943,04
-

Pert.
(%)
49,78
12,40

180 43,04
653,39 102,19
-

PMA & PMDN DI INDONESIA

REALISASI INVESTASI TW III-2016

NILAI PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU

NILAI PDRB TANPA MIGAS:


- 2014
: Rp. 436.989.740,46
- 2015
: Rp. 481.653.084,10

NILAI PDRB DENGAN MIGAS


- 2014
: Rp. 679.692.178,06
- 2015
: Rp. 652.386.422,52

EKONOMI RIAU TRIWULAN III 2016


Perekonomian Riau yang diukur berdasarkan besaran Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku TW
3/2016 mencapai Rp172,82 triliun dan atas dasar harga konstan
2010 mencapai Rp 116,01 triliun.
Provinsi Riau berkontribusi sebesar 5,32 persen thd nasional.
Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-5 di
Indonesia atau PDRB terbesar di Pulau Sumatera, diikuti oleh PDRB
Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Sumber:

Berita Resmi Statistik


BPS Provinsi Riau

LAJU PERTUMBUHAN DAN DISTRIBUSI PDRB


PER PROVINSI DI PULAU SUMATERA
ADHK 2010 TRIWULAN III-2016 (%)

UNSUR PERTUMBUHAN
Ekonomi Riau tumbuh 1,11 persen (y-on-y) membaik dibanding periode yang sama pada tahun
2015 yang terkontraksi sebesar -1,38 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai
oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 16,60 persen.
Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga yang tumbuh 5,12 persen.
Ekonomi Riau triwulan III/2016 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,40 persen (qto-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini disebabkan oleh faktor musiman pada Lapangan
Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 4,80 persen.
Dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan membaiknya Ekspor ke Luar Negeri (8,32 persen),
Pembentukan Modal Tetap Bruto (3,63 persen) dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1,76
persen).
Ekonomi Riau triwulan I s/d III/2016 terhadap triwulan I s/d III/2015 tumbuh sebesar 1,96
persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan pada Industri
Pengolahan (4,61 persen) dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (3,52 persen).

Dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (5,77 persen) dan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (3,16 persen) dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0,16
persen).
10

STRUKTUR & PERTUMBUHAN PDRB


MENURUT PENGELUARAN (%)

11

PERTUMBUHAN PDRB DI SUMATERA TW II 2016


(q to q)

Total PDRB ADHB Pulau Sumatera pada triwulan III-2016 mencapai Rp715.288 miliar atau
sekitar 22,02 persen dari total PDRB 34 Provinsi di Indonesia, sedangkan PDRB ADHK Pulau
Sumatera pada triwulan III-2016 mencapai sebesar Rp520.481 miliar. Adanya
pemotongan/penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah berdampak pada kondisi
perekonomian yang ada.

12

PERTUMBUHAN PDRB DI SUMATERA TW III 2016


(y to y)

Tujuh provinsi (Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Kepulauan Riau, dan Jambi) berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera,
yaitu di atas 3,88 persen. Sementara Provinsi Riau bersama dua provinsi lainnya (Aceh dan
Bangka Belitung) berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Provinsi
Sumatera Utara mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,28 persen, diikuti Lampung
sebesar 5,27 persen, dan Bengkulu sebesar 5,19 persen.
13

Secara kumulatif, jika dibandingkan dengan triwulan III-2015 (c-to-c), maka enam provinsi
pertumbuhan ekonominya berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera, yaitu
di atas 4,14 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi empat provinsi lainnya (termasuk Riau)
berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Provinsi Sumatera Barat
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,40 persen, diikuti Bengkulu sebesar 5,20 persen,
dan Lampung sebesar 5,19 persen. Sementara Provinsi Riau berada di urutan terakhir dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 1,96 persen.
14

KOMODITI & TUJUAN EKSPOR RIAU


JANUARI OKTOBER 2016 (Juta USD)
EKSPOR UTAMA
Minyak & Lemak Hewan/Nabati
(15)

NEGARA TUJUAN
5457

Kertas & Karton (48)


Pulp (47)
Berbagai Produk Kimia (38)

Spanyol

286

1066

Banglades

296

957

Singapura

311

Mesir

328

776

Bahan Kimia Organik (29)

121

AS

547

Ampas & Sisa Industri Makanan


(23)

92

Pakistan

548

Tembakau (24)

84

Malaysa

553

Berbagai Makanan Olahan (21)

80

Belanda

Buah-Buahan (08)

34

India

Bahan-Bahan Nabati (14)

18

Tiongkok

0
Sumber:

1000 2000 3000 4000 5000 6000

621
1469
1505
0

500

1000

1500

2000

Berita Resmi Statistik


BPS Provinsi Riau

15

KEUANGAN DAERAH

16

REALISASI PENERIMAAN DAN BELANJA


PEMERINTAH DAERAH S.D. TW III 2016
REALIASASI PENDAPATAN
ROHIL

REALISASI BELANJA

36.43

PEKANBARU

BENGKALIS
48.62

30.87

KEP. MERANTI

34.96

BENGKALIS

49.97

SIAK

KEP. MERANTI

50.22

PROVINSI RIAU

38.68

ROHIL

39.12

RATA-RATA

57.55

SIAK

59.53

PEKANBARU

PELALAWAAN

60.22

RATA-RATA

ROHUL

60.45

INHIL

KAMPAR

62.13

ROHUL

DUMAI

62.57

PELALAWAAN

37.70

40.06
41.16
42.20
43.10
44.28

PROVINSI RIAU

64.58

INHU

INHIL

65.05

DUMAI

55.10
55.10

KUANSING

66.76

KAMPAR

INHU

66.98

KUANSING

10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

48.53

56.45
-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

17

REALISASI PAD DAN PENDAPATAN TRANSFER


PEMERINTAH DAERAH S.D. TW III 2016
PENDAPATAN ASLI DAERAH

PENDAPATAN TRANSFER
80.00

80.00
71.76

70.00

70.00

69.01

68.02 67.99
65.32 65.05 64.95
62.44 62.14 61.65

60.58 60.90 61.08 61.39

60.00

57.25

50.30

50.00

45.89 46.37

58.26

60.00

51.81

60.41

59.06

50.33

50.00

49.28

43.36 43.54

40.00

40.00

34.71

30.00

26.62

30.00

20.00

20.00

10.00

10.00

18

REALISASI BELANJA DAERAH TW III DI RIAU


TA 2016 (DALAM JUTA
RUPIAH)
Pagu
Realisasi
%
BELANJA

38,736.38

15,943.95

41.16

BELANJA OPERASI

26,353.93

13,034.59

49.46

Belanja Pegawai

12,353.04

7,557.86

61.18

Belanja Barang

9,148.31

3,499.69

38.26

Belanja Subsidi

53.12

17.36

32.68

1,680.91

1,084.65

64.53

85.83

21.80

25.41

3,032.72

853.22

28.13

10,366.06

2,002.96

19.32

45.00

2.41

5.36

1,971.39

903.99

45.86

Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Keuangan


BELANJA MODAL
BELANJA TAK TERDUGA
TRANSFER/BAGI HASIL KE DAERAH

19

REALISASI BELANJA DAERAH


Komposisi Realisasi Belanja Daerah s.d.
Triwulan III di Provinsi Riau

Perbandingan Tingkat Realisasi Belanja


Daerah per Jenis Belanja Tw II 2015 dan
2016 di Provinsi Riau

REALISASI BELANJA (%)

REALISASI BELANJA

0.02 5.67
45.86

TRANSFER/BAGI HASIL KE DAERAH

12.56

5.36

BELANJA TAK TERDUGA

19.32

BELANJA MODAL

81.75

49.46

BELANJA OPERASI

41.16

BELANJA

BELANJA OPERASI

BELANJA MODAL

BELANJA TAK TERDUGA

TRANSFER/BAGI HASIL KE DAERAH

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

20

INDIKATOR PEMBANGUNAN

21

PERINGKAT DAYA SAING NASIONAL


Provinsi

2015

2014

DKI Jakarta

Jawa Timur

Kalimantan Timur

Provinsi

2015

2014

Sulawesi Barat

18

25

Sumatera Selatan

19

16

Kalimantan Barat

20

18

Jawa Tengah

Sulawesi Tengah

21

21

Jawa Barat

Sulawsi Tenggara

22

29

DI Yogyakarta

Bengkulu

23

30

Kepulauan Riau

11

Aceh

24

13

Banten

12

Lampung

25

24

Bali

14

Gorontalo

26

28

Kalimantan Selatan

10

Nusa Tenggara Barat

27

22

Sulawesi Selatan

11

Papua Barat

28

26

Sulawesi Utara

12

10

Nusa Tenggara Timur

29

32

Kalimantan Tengah

13

15

Maluku

30

23

Jambi

14

27

Bangka-Belitung

31

20

Sumatera Utara
Riau

15
16

19
9

Maluku Utara
Papua

32
33

33
31

Sumatera Barat

17

17

Asia Competitiveness
Institute
Lee Kuan Yew of Public Policy
National University of
Singapore

22

INDEKS GINI 2015

23

IPM PROVINSI 2014 DAN KOMPONENNYA


Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
INDONESIA

AHH
69,35
68,04
68,32
70,76
70,43
68,93
68,37
69,66
69,72
69,15
72,27
72,23
73,88
74,50
70,45
69,13
71,20
64,90
65,91
69,76
69,39
67,47
73,62
72,12
70,94
67,18
69,60
70,39
67,00
64,04
65,01
67,34
65,14
64,84
70,59

EYS
13,53
12,61
13,48
12,45
12,38
11,75
13,01
12,24
11,18
12,51
12,38
12,08
12,17
14,85
12,45
12,31
12,64
12,73
12,65
11,89
11,93
11,96
13,17
12,52
12,16
12,71
12,90
12,78
12,49
11,78
13,53
12,72
11,87
9,94
12,39

MYS
8,71
8,93
8,29
8,47
7,92
7,66
8,28
7,48
7,35
9,64
10,54
7,71
6,93
8,84
7,05
8,19
8,11
6,67
6,85
6,83
7,82
7,60
9,04
8,35
8,86
7,89
7,49
8,02
6,97
6,88
9,15
8,34
6,96
5,76
7,73

Pengeluaran
8.297
9.391
9.621
10.262
9.141
9.302
8.864
8.476
11.691
13.019
16.898
9.447
9.640
12.294
10.012
11.150
12.831
8.987
6.934
8.175
9.682
10.748
11.019
8.289
9.628
8.602
9.723
8.555
8.762
8.170
7.925
7.234
6.944
6.416
9.903

IPM
68,81
68,87
69,36
70,33
68,24
66,75
68,06
66,42
68,27
73,40
78,39
68,80
68,78
76,81
68,14
69,89
72,48
64,31
62,26
64,89
67,77
67,63
73,82
68,64
69,96
66,43
68,49
68,07
65,17
62,24
66,74
65,18
61,28
56,75
68,90

Kategori
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah

Kategori IPM:

Rendah

IPM < 60

Sedang

60 IPM < 70

Tinggi

70 IPM < 80

Sangat Tinggi

IPM 80

IPM Riau masuk kategori


TINGGI, tertinggi ke-2 di
Sumatera setelah Kepri
IPM Riau beserta
Komponennya lebih tinggi
dibanding Indonesia
Rata-rata harapan hidup
masyarakat Riau sekitar 71 Th
Harapan anak bersekolah di
Riau hanya sampai pada level
D-1 (itupun tidak selesai)
Rata-rata masyarakat Riau
mengenyam pendidikan hanya
sampai pada level kelas 3 SMP
(tidak tamat)

24

PERKEMBANGAN IPM PROVINSI RIAU


Tren IPM Provinsi Riau, 1996-2014

70.60

69.10

76.53 76.90 77.25


74.63 75.09 75.60 76.07
73.81
73.63
72.20

68.65

67.30

70.33
69.15
69.91
68.90

IPM Metode Baru


Tahun 2014:
IPM

70,33
Angka Harapan
Hidup saat Lahir:

70,76 th
Rata-rata Lama
Sekolah: 8,47 th
Harapan Lama
Sekolah: 12,45 th

Metode Lama

Metode Baru

Pengeluaran per
Kapita yang
Disesuaikan:

Rp 10.262.000
1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber: BPS, 1996-2013

25

KEMISKINAN DI RIAU

26

PENGANGGURAN DI RIAU

27

27

PERTUMBUHAN GLOBAL

28

PROYEKSI PERTUMBUHAN GLOBAL

29

PROYEKSI
PERTUMBUHAN
KAWASAN DAN TIONGKOK

EKONOMI

30

INDEKS HARGA KOMODITAS

31

PREDIKSI PDB 2017


PDB 2017
Pemotongan anggaran di tahun 2016
menyebabkan
pertumbuhan
konsumsi
pemerintah mengalami penyesuaian termasuk
untuk 2017
Konsumsi RT diperkirakan masih tumbuh
cukup tinggi sejalan dengan inflasi yang relatif
terkendali terutama harga barang kebutuhan
pokok
PMTB diperkirakan meningkat namun belum
cukup kuat terutama masih relatif lemahnya
permintaan domestik
Ekspor tumbuhpositif:
base effect tahun sebelumnya
masih lemahnya permintaan Negara Mitra
agang Utama
32

33

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2017

34

34

ARAH PEMBANGUNAN

35

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI


RIAU 2014 2018
TAHUN 2018
TAHUN 2017
TAHUN 2016
TAHUN 2015
TAHUN 2014

Pembangunan
Infrastruktur,
Peningkatan Kualitas
SDM, Sarana dan
Prasarana
Pemerintahan,
Meningkatkan
Kapasitas Aparatur,
serta Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat

Pembangunan
Infrastruktur,
Peningkatan Kualitas
SDM, Sarana dan
Prasarana
Pemerintahan serta
Penguatan Ekonomi
Inklusif dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan Rakyat

Penguatan Jaringan
Infrastruktur, Pengem
bangan Budaya,
Peningkatan Prestasi
Aparatur
Pemerintahan dan
Pemantapan
Pembangunan Ekonomi
Berdaya Saing serta
Melanjutkan Kebijakan
Tahun Sebelumnya.

Pemantapan
Infrastruktur dan
Aparatur
Pemerintahan Dalam
Rangka Peningkatan
Ekonomi dan
Kesejahteraan Rakyat,
seta Melanjutkan
Kebijakan Tahun
Sebelumnya

Pemantapan
Pembangunan SDM,
Perekonomian
Berkelanjutan dan
Aparatur dengan
Menyelesaikan Target
Kebijakan Tahun
Sebelumnya

36

PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 2017


PEMBANGUNAN DAN PEMANTAPAN INFRASTRUKTUR

PEMANTAPAN APARATUR DAN BIROKRASI PEMERINTAHAN

PENINGKATAN EKONOMI BERDAYA SAING SERTA


KESEJAHTERAAN RAKYAT

PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA

PENGEMBANGAN BUDAYA, OLAHRAGA, SENI DAN


KEMASYARAKATAN

37

FOKUS PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU 2017

PRIORITAS PEMBANGUNAN
DAERAH
1. Pembangunan dan Pemantapan
Infrastruktur
2. Pemantapan Aparatur dan
Birokrasi Pemerintahan
3. Peningkatan Ekonomi Berdaya
Saing serta Kesejahteraan Rakyat
4. Peningkatan Kualitas Sumberdaya
Manusia
5. Pengembangan Budaya, Olahraga,
Seni dan Kemasyarakatan

FOKUS PEMBANGUNAN
DAERAH
1. Pariwisata (Alam dan Budaya)
2. Pengembangan UMKM
3. Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana

38

FOKUS PENGEMBANGAN
Fokus pengembangan kawasan industri dan infrastruktur yang mendukung industrialisasi
seperti sarana jalan, pelabuhan dan kelistrikan dengan terus melakukan monitoring progress
dan evaluasi secara intensif terutama untuk mendukung program hilirisasi sawit
(menciptakan nilai tambah produk kelapa sawit); Pembangunan infrastruktur jalan tol,
irigasi dan pelabuhan (Tanjung Buton dan Kuala Enok) membutuhkan peran pemerintah
pusat dikarenakan kebijakan dan penggunaan anggaran APBN yang memiliki porsi lebih
besar.
Perlunya penyusunan roadmap pengembangan kemaritiman di Provinsi Riau mengingat
potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar. Hal ini tercermin dari total produksi
perikanan yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun fokus pengembangan terhadap
sektor kemaritiman di Riau relatif minim. Sampai dengan saat ini, tidak ada industri pakan
ikan sehingga biaya pengembangan perikanan di Riau menjadi lebih mahal.
Riau perlu untuk melakukan percepatan perbaikan infrastruktur menuju daerah wisata
disertai dengan peningkatan fasilitas pendukung dan kondisi akomodasi agar lebih memadai.
Disamping itu, diperlukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor Pariwisata dan
sektor Jasa, peningkatan sosialisasi dan kampanye Sadar Wisata, serta menarik wisatawan
dengan mengadakan event wisata tahunan seperti Bakar Tongkang, Pacu Jalur, Bono, dan
Festival Pulau Rupat.
39

40

Anda mungkin juga menyukai