Anda di halaman 1dari 46

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya maka kami

dapat menyelesaikan kajian “Business dan Market Intelligence ekspor kuliner

Indonesia ke Filipina”, khususnya dalam pembukaan restoran Indonesia.

Dalam rangka mendukung pengembangan dan promosi ekspor pada tahun 2018-2019

yang telah dicanangkan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor

Nasional (Ditjen. PEN), maka atase perdagangan KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia)

Manila menyusun “Business dan Marget Inteligence Ekspor Kuliner” yang khusus

membahas potensi restoran Indonesia di Manila. Adapun metode yang digunakan dalam

pembuatan penulisan ini ialah berupa wawancara dan research secara academik sesuai

dengan ketentuan yang di sampaikan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (

242/PEN.4/SD/8/2019).

Oleh sebab itu, kami berharap agar kajian ini boleh dipergunakan untuk

mengembangkan ekspor kuliner Indonesia ke dunia khususnya di Filipina. Bilamana ada

kekurangan dalam pemaparan kajian ini, maka kami terbuka dengan masukan dan saran

demi kemajuan bangsa dan negara dan memperkaya informasi tentang peluang ekspor jasa

kuliner di luar negri kususnya Filipina.

Manila, 18 September, 2019

LAZUARDI NASUTION

Atase Perdagangan Manila


BAB I

PENDAHULUAN

A. PROFIL FILIPINA

1) Geografi

Filipina kelompok atau gugus pulau-pulau yang berjajar di lepas pantai Indochina,

membentuk batas timur laut bagi Malaysia. Filipina merupakan negara yang terletak di

kawasan Asia Tenggara yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Filipina terletak di antara 116° 40', dan 126° 34' BT, dan 4° 40', dan 21° 10' LU.

Filipina adalah negara kepulauan hamper sama dengan Indonesia karena terdiri atas 7. 107

pulau dengan garis pantai 22,549 mil yang menjadikannya negara dengan garis pantai

terpanjang kelima di dunia.

Gambar 1)
Peta Filipina
2) Demografi Filipina

Population 108,256,076 (August 2018 est.)


Age structure 0-14 years: 33.39% (male 17,764,826/female 17,050,168)
15-24 years: 19.16% (male 10,199,389/female 9,780,025)
25-54 years: 36.99% (male 19,597,675/female 18,964,900)
55-64 years: 5.97% (male 2,844,739/female 3,375,139)
65 years and over: 4.49% (male 1,930,273/female 2,748,942) (2017
est.)
Dependency total dependency ratio: 58.2
ratios youth dependency ratio: 51
elderly dependency ratio: 7.2
potential support ratio: 13.8 (2015 est.)
Median age total: 23.5 years
male: 23.1 years
female: 24 years (2017 est.)
Population 1.57% (2017 est.)
growth rate
Birth rate 23.7 births/1,000 population (2017 est.)
Death rate 6.1 deaths/1,000 population (2017 est.)
Net migration -2 migrant(s)/1,000 population (2017 est.)
rate
Urbanization urban population: 44.2% of total population (2017)
rate of urbanization: 1.57% annual rate of change (2015-20 est.)
Major cities – MANILA (capital) 12.946 million; Davao 1.63 million; Cebu City
population 951,000; Zamboanga 936,000 (2015)
Sex ratio at birth: 1.05 male(s)/female
0-14 years: 1.04 male(s)/female
15-24 years: 1.04 male(s)/female
25-54 years: 1.03 male(s)/female
55-64 years: 0.84 male(s)/female
65 years and over: 0.72 male(s)/female
total population: 1.01 male(s)/female (2016 est.)

3) Ekonomi

a) Pada tanggal 15 April 2019, Presiden Rodrigo Roa Duterte telah menandatangani

estimasi anggaran nasional pemerintahan untuk tahun 2019 sebesar Php. 3,757

Trilliun. Anggaran tersebut difokuskan untuk investasi pembangunan

infrastruktur dan layanan sosial. Fokus ini merupakan upaya konsisten


pemerintah dalam mencapai status pendapatan menengah keatas dan menjadi

kompetitif secara global pada tahun 2022.

b) Selama 2019, Filipina merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan

ekonomi tertinggi di Asia. Performa ekonomi Filipina pada 2016 sebesar 6.9% dan

6.7% pada 2017. Tahun 2018, performa ekonomi Filipina mencapai 6,2% (PSA)

lalu tahun 2019, Januari-Juni menurun mencapai 5,3% (PSA). World Bank dan Asia

Development Bank (ADB) memprediksi rata-rata GDP sampai akhir tahun 2019

mencapai 6,2%.

c) Kuatnya konsumsi domestik, pertumbuhan pesat sektor jasa, dan tingginya

remittance dari Overseas Filipino Workers (OFW) yang menyumbang 8-10% dari

GDP merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi. Performa remittance

per tahunnya adalah sebagai berikut: USD 25,6 Milyar (2015) dan USD 26,9 Milyar

(2016), USD 28,1 Milyar (2017), USD 21,294 Milyar (BSP, Jan-September 2018).

d) Filipina sebagai salah satu negara tetangga terdekat memiliki nilai strategis yang

kuat bagi Indonesia. Hubungan diplomatik antara kedua negara telah terjalin sejak

tahun 1949. Selain kedekatan geografis, kedua negara juga memiliki cukup banyak

persamaan antara lain sebagai negara kepulauan dan latar belakang budaya,

sehingga terdapat potensi kerja sama saling menguntungkan di berbagai bidang.

e) Sebagai sesama pendiri ASEAN, hubungan Indonesia – Filipina memiliki arti

penting dalam memelihara perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan.

Namun demikian, hubungan Indonesia dan Filipina yang erat ini bukan tanpa

persoalan, diantaranya perundingan perbatasan maritim kedua negara serta

proses perdamaian dan stabilitas di kawasan, khususnya di Filipina Selatan.


f) Data Philippine Statistic Authority (PSA) dari sektor perdagangan Januari-Mei

2019, angka ekspor Filipina mengalami peningkatan sebesar 1.0% dari tahun 2019

dan nilai ekspor mencapai USD 6.154,90 Juta yang didominasi oleh produk-produk

elektronik sebesar USD 3.449,80 juta jika dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2018. Sementara untuk impor, presentase impor Filipina menurun 5,4%

bernilai sebesar USD 9.429,52 juta dari sebelumnya yaitu USD 9.972,39 juta tahun

2018.

g) Defisit neraca perdagangan Filipina menurun seiring dengan menurunnya nilai

impor pada tahun 2019. Data PSA dari Januari-Mei 2019 menyebutkan bahwa nilai

perdagangan keseluruhan menurun sebesar 3% dengan nilai USD 15.58 Miliar

dibandigkan tahun 2018 mencapai USD 16.06 Miliar. Dan defisit neraca

perdangangan berkurang menjadi USD 3,28 Miliar dari USD 3,88 Miliar pada tahun

2018.

4) Kebijakan Ekonomi di Filipina

Presiden Rodrigo Duterte, memberlakukan kebijakan ekonomi sebanyak 10

program, yakni:

• Mempertahankan Kebijakan Makroekonomi - mempertahankan dan

mengoptimalkan kebijakan makroekonomi yang bersahabat dengan pasar dan

investor asing, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tidak turun di bawah 6%.

• Meningkatkan Anggaran Infrastruktur – dinaikkan hingga Php. 8 trilyun, terutama

untuk pembangunan infrastuktur. Proyek prioritas adalah pembangunan jalur

kereta api Manila ke Provinsi Nueva Vizcaya di utara, Provinsi Sorsogon dan

Batangas di selatan, dan sistem transportasi bagi seluruh wilayah Mindanao.


Transportasi udara telah dibangun di Cavite atau Pampanga. Selain itu, diajukan

pula rencana pembangunan jalan bebas hambatan yang akan menghubungkan

Clark dan Kota Makati. Promosi teknologi, sains, dan kesenian juga menjadi salah

satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pembangunan yang mandiri dan

inklusif.

• Memperkuat Implementasi Program Orang Tua Bertanggung Jawab dan Hukum

Keluarga Berencana untuk Membantu Para Pasangan Miskin dalam

Merencanakan Rencana Keuangan dan Berkeluarga.

• Meningkatkan Fasilitas dan Akses Pasar untuk Petani – Alokasi anggaran Php. 2.6

Milyar untuk irigasi gratis.

• Menyelesaikan Masalah Keamanan dan Manajemen Kepemilikan Tanah di

Wilayah Terpencil – Investasi sebesar Php. 3,5 trilyun dialokasikan ke daerah

terpencil, didukung oleh perombakan terhadap sistem keamanan dan manajemen

kepemilikan tanah. Hal ini untuk menjamin proses kepemilikan lahan demi

menarik investor asing masuk ke daerah terpencil di Filipina. Selain itu,

Departemen Keuangan menurunkan pajak tanah dan perkebunan dari 20%

menjadi 6%.

• Memperkuat Sistem Pendidikan Dasar dan Kesesuaian Pendidikan dengan

Lapangan Kerja - Anggaran pendidikan dinaikkan menjadi Php. 400 milyar pada

tahun 2017. Selain untuk pembangunan infrastruktur, dana tersebut juga

digunakan untuk mengoptimalkan program K-to-12 (dari TK hingga SMA kelas

12, dari semula hanya sampai kelas 10).


• Reformasi Sistem Perpajakan - Direncanakan 17 proyek untuk mereformasi

sistem perpajakan senilai Php. 580 milyar pada tahun 2017. Pajak pendapatan

pribadi dan perusahaan diturunkan dari 32% menjadi 25%, di offset peningkatan

pajak terhadap produk minuman beralkohol, barang mewah, bahan bakar serta

rokok. Masyarakat berpendapatan di bawah Php. 25.000 akan dibebaskan dari

pajak. Kebijakan reformasi pajak ditargetkan akan menambah pemasukkan pajak

sebesar Php. 600 milyar di tahun 2019.

• Jaring Pengaman Sosial atau Conditional Cash Transfer (CCT)- dialokasikan Php.

54,9 milyar untuk program CCT (Pantawid Pamilyang Pilipino Program). Fokus

diberikan pada efisiensi penggunaan anggaran, terutama untuk masyarakat

miskin, seperti dalam pemberian bantuan pendidikan untuk maksimal 3 anak,

dimana per-anak mendapatkan Php.300/bulan).

• Mempromosikan sains, teknologi dan kesenian untuk meningkatkan inovasi dan

kreativitas menuju pembangunan yang inklusif dan berkesinambungan - Komite

Ekonomi dan Pembangunan Infrastruktur Nasional (NEDA-InfraCom) menyetujui

rencana adopsi ukuran standar rel kereta api untuk semua proyek pembangunan

kereta api masa depan di Filipina. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

kecepatan dan daya guna kereta api. (alokasi anggaran sebesar Php. 170,7

milyar).

• Meningkatkan Ease of Doing Business – hal ini bertujuan memudahkan proses

bisnis sehingga dapat meningkatkan Gross Domestic Product (GDP), antara lain

melalui peningkatan keamanan bagi pelaku bisnis dan konsumen, serta

menurunkan pajak perusahaan; kecepatan pemberian lisensi bisnis baru menjadi


dua hari. Contoh: Sebuah perusahaan asing yang ingin melakukan bisnis harus

mempersiapkan lisensi dari otoritas pemerintah terkait. Untuk perusahaan atau

kemitraan, diperlukan izin dari Securities and Exchange Commission. Dalam

kasus kepemilikan tunggal, diperlukan izin pendaftaran dari Biro Peraturan

Perdagangan & Perlindungan Konsumen Department of Trade and Industry (DTI).

5) Kiat mengembangkan bisnis di Filipina

Bisnis ritel kini menjadi sesuatu yang semakin menarik di Filipina maka dari itu,

para pelaku usaha Indonesia khususnya di sektor retail dapat memasarkan

produknya ke Filipina. Hal ini terlihat dari jumlah ritel Indonesia (Alfamart)

berjumlah 530 outlet.

Menurut PSA (Philippines Statistics Authority) pada survey tahun 2016, bisnis

yang paling banyak didirikan adalah bisnis di bidang makanan yaitu sebesar 12,2%,

kemudian disusul oleh produk plastik sebesar 8,0% dan terakhir adalah produk

fashion yakni sebesar 7,7%. Selain ketiga bisnis tersebut, bisnis produksi lain yang

didirikan adalah bisnis dibidang printing, produk berbahan besi, furniture, produk

berbahan kertas & kertas, bahan kimia, produk berbahan mineral dan produk yang

berbahan besi, tank, dan alat uap.

National Capital Region (NCR) merupakan daerah dengan pendirian bisnis /

industry terbanyak yang disusul oleh Calabarzon. Selengkapnya dapat dilihat dalam

grafik:
Sumber : https://psa.gov.ph/content/2016-annual-survey-philippine-business-and-
industry-aspbi-manufacturing-sector-total

Menurut data Annual Survey of Philippine Business and Industry (ASPBI), tahun

2017, bisnis indutri banyak bergerak di bidang jasa, sains dan teknik. Pendirian

bisnis yang bergerak di bidang arsitektur dan teknik sipil menduduki peringkat

tertinggi dengan total pendirian sebanyak 21,8% disusul dengan bisnis konsultan

management sebesar 21,2% dan periklanan sebesar 17,5%, data selengkapnya dapat

dilihat dari grafik:


Peluang bisnis di Filipina: Elektronik, makanan dan minuman berlabel BPOM,

Food/drink, restauran makanan Indonesia, semen dan batubara. Terkait dengan

produk impor Filipina dari Indonesia, berikut daftar produk-produk yang memiliki

peluang mobil dan kendaraan bermotor, batubara, bijih tembaga dan konsentratnya,

CPO, sepeda motor, kopi dan teh atau mate.

Rendahnya minat pengusaha memanfaatkan jalur kapal Roll-On Roll-Off (RORO)

antara Bitung, Indonesia dengan General Santos dan Davao, Filipina. Pada tahap awal

jalur RORO dimanfaatkan untuk pengiriman melalui Davao menuju Bitung adalah

produk tepung. sedangkan komoditas yang akan dibawa dari Bitung antara lain:

jagung, kopra, dan mesin.

Duta Besar RI untuk Filipina dan Duta Besar Filipina untuk Indonesia telah

menginiasi dibukanya kembali jalur penerbangan antara Manado, Indonesia dan

Davao, Filipina melalui maskapi penerbangan nasional Indonesia. Kedua Duta Besar

sepakat akan mendorong usulan dimaksud. Usulan tersebut telah disampaikan ke

Jakarta. Pada tanggal 27 September 2019, jalur penerbangan Manado-Davao dengan

maskapai penerbangan Garuda Indonesia resmi dibuka.

Peraturan perundangan perpajakan terbaru di Filipina, atau yang lebih dikenal

dengan Tax Reform for Acceleration and Inclusion (TRAIN) akan mengenakan pajak

bea masuk yang lebih tinggi bagi produk tertentu, dimana dikawatirkan akan

memiliki dampak terhadap beberapa produk Indonesia seperti batubara, minuman

gula manis, minyak bumi, mobil / kendaraan bermotor, produk mineral dan logam,

dan tembakau yang terhitung mulai efektif Januari 2018. Namun demikian mengingat
Indonesia telah menerapkan FTA dengan ASEAN sehingga bea masuk yang dikenakan

adalah 0% untuk produk-produk tersebut diatas.

Ekspor sawit Indonesia ke Filipina dikhawatirkan menurun karena adanya

kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit di Eropa. Di Indonesia, ekspansi

kelapa sawit telah menjadi isu terhadap deforestasi, degradasi gambut, hilangnya

keanekaragaman hayati, kebakaran hutan dan berbagai macam konflik sosial yang

belum terselesaikan. Maka dari itu, perlu adanya diplomasi promotif perdagangan

sawit untuk tetap mendukung lajunya nilai ekspor sawit ke negara-negara

pengimpor, termasuk Filipina. Filipina juga dalam waktu dekat akan menerapkan

safeguard terhadap produk kelapa sawit dari Indonesia ke Filipina.

B. TUJUAN PENGKAJIAN

Kuliner tidak pernah putus dari kehidupan setiap orang. Pada zaman postmodern ini

hampir semua usia suka dengan kuliner. Pertumbuhan usaha kuliner diberbagai tempat

sangat terasa, baik di dalam negri maupun luar negeri. Ada banyak faktor pendukung

terhadap pertumbuhan usaha kuliner pada saat ini. Faktor pertama adalah kesibukan kerja.

Pekerjaan yang dihadapi oleh setiap orang baik di perusahaan, pemerintahan, home industry

telah menyita banyak waktu sehingga tidak ada waktu untuk memasak makanan sendiri

akhirnya pilihan terbaik adalah makan di restaurant terdekat atau favorit. Faktor kedua

adalah ekonomi. Ekonomi yang semakin membaik menyebakan banyak orang

menghabiskan sebagian uangnya untuk membeli makanan sesuai dengan seleranya tanpa

memikirkan harganya. Ketiga adalah meningkatnya wisata kuliner. Wisata bukan hanya

menikmati alam atau pemandangan indah, akan tetapi wisata saat ini telah bergeser kepada

wisate kuliner. Banyak kaum millenial atau pecinta kuliner rela bepergian ke berbagai
tempat untuk menikmati makanan kesukaannya. Ke-empat adalah meningkatnya e-

commerce. E-commerce mendorong seseorang untuk gampang memesan makan lewat

layanan belanja online tanpa harus perge ke restaurant kesukaannya. Dari tempat kerja

maupuan dari rumah atau sekolah, seseorang dapat dengan cepat memesan makannya. Ke-

lima, meningkatnya kreatifitas dalam mengolah makanan. Dengan kemajuan tehnologi dan

pendidikan, telah banyak ditemukam variasi makanan sehingga memanjakan selera banyak

orang.

Fenomena pertumbuhan usaha kuliner tidak hanya terjadi di negara maju saja tetapi

telah menjamur di negara berkembang seperti Filipina. Bertumbuhnya perekonomian

Filipina dalam beberapa tahun berikut terakhir ini telah mendorong pertumbuhan usaha

kuliner. Usaha kuliner bertumbuh pesat diberbagai tempat saat ini di Filipina. Kuliner di

negera itu bukan hanya dari sajian makanan tradisional atau lokal akan tetapi usaha kuliner

telah banyak dari berbagai negara. Berkembangnya usaha kuliner mancana negara yang ada

di Filipina tidak banyak dinikmati oleh pengusaha kuliner Indonesia karena usaha kuliner

Indonesia di Filipina tidak lebih dari 10. Oleh sebab itu adalah sangat urgent agar usaha

kuliner/restaurant Indonesia di buka di berbagai kota di Filipina khususnya yang berlabel

halal untuk memenuhi kebutuhan pasar kuliner yang menjanjikan.

C. METODOLOGI

Metodologi yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan menggunakan metode

wawancara. Beberapa wawancara dilakukan diantarannya adalah: (1) wawancara terhadap

pelaku usahan kuliner di Filipina baik pengusaha lokal, Internasional, pengusaha kuliner
Indonesia, pengusaha kuliner yang bercitarasa Indonesia; dan (2) wawancara terhadap

regulator (pemerintah) untuk mengetahui prosedur pembukaan restaurant asing di Filipina.

Wawancara ini dilakukan guna mendatkan informasi yang akurat dan tepat untuk digunakan

sebagai panduan untuk penggiat/pengusaha kuliner Indonesia yang ingin mengembangkan

usaha kulinernya di Filipina. Selain itu, kajian ini juga menggnakan metode SWOT khususnya

di kesimpulannya (Strengths, Weakness, Opportunities, Treats). Sumber sumber yang

digunakan berupa data primer dan sekunder baik dari pelaku usaha kuliner, akademisi dan

regulator.
BAB II

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN KULINER DI FILIPINA

Dalam beberapa tahun belakangan ini industri kuliner Filipina semakin berkembang.

Bertumbuhnya Industri kuliner Filipina adalah didorong pertumbuhan ekonomi yang kuat

seperti analisa ekonomi yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam kurun waktu lima

tahun belakangan pertumbuhan ekonomi Filipina diatas 6% setiap tahun, lebih baik dari

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut pengamatan tim Atase perdangan KBRI Manila, seiring dengan

pertumbuhan ekonomi yang telah dirasakan oleh Filipina dalam beberapa tahun belakangan

ini mendorong pertumbuhan usaha kuliner di berbagai tempat. Usaha kuliner yang paling

berkembang adalah fastfood dan diikuti dengan restaurant. Menurut data darai Philippines

Statistic Authority (PSA), usaha kuliner Filipina sangat berpengaruh terhadap roda

perekonomian negera tersebut. Pedapatan negara dari industri kuliner Filipina di kisaran

PHP. 600 Miliar per tahun dan restaurant menduduki peringkat kedua dari industri kuliner

di Filipina.

Pertumbuhan kuliner FIlipina dapat dilihat dari bertumbuhnya usaha kuliner di

negara tersebut. Menurut PSA hampir 3000 gerai fastfood dan restaurant yang terdaftar

berdiri setiap tahun. Supermarket dan mal-mal besar berdiri dimana mana sehingga usaha

kuliner semakin meningkat. Hampir setiap mall di Filipina selalu padat dikunjungi setiap

hari terlebih pada saat siang sampai malam. Tentunya salah satu tujuan pengunjung adalah

untuk berselancar dalam memanjakan selera kuliner mereka.


Masyarakat Filipina (Filipino) dikenal dengan budaya pesta dan sosial. Disetiap

kesempatan dan pertemuan, kegiatan kuliner merupakan hal yang wajib dilakukan. Dalam

mengeluarkan kebutuhan sehari-hari, Filipino mengeluarkan sebagian besar uang yang

mereka ia miliki untuk mengkonsumsi produk-produk makanan. Di dalam kehidupan sehari-

hari, terdapat satu motto yang sangat dipegang teguh oleh Filipino yang berbunyi “Life is like

an Ice Cream, enjoy it before melted”. Dengan kata lain, Filipino menikmati hidup dengan cara

mengkonsumsi makanan sesuai dengan keinginan mereka. Dengan selera makan Filipino

yang begitu tinggi tidak dapat dipungkiri usaha restaurant dan fastfood tumbuh dimana-

mana. Salah satu contoh kecil dapat dilihat di provinsi Cavite dimana terdapat begitu banyak

orang Indonesia tinggal, bekerja dan sekolah di kota tersebut. Menurut pengamatan

beberapa masyarakat Indonesia yang berada di kota tersebut, dalam kurun waktu satu thaun

(2019) ada sekitar 20 restaurant yang sudah berdiri dan fastfood bertambah sebanyak 5

cabang. Bertambahnya usaha restaurant dan fastfood tersebut bukan hanya didorong oleh

ekonomi yang semakin membaik juga tetapi juga karena masyarakat Filipina suka makan di

restaurant dan cepat saji.

Bertumbuhnya restaurant di Filipina bukan hanya dirasakan oleh pengusaha lokal

yang menyuguhkan masakan tradisional Filipina. Akan tetapi pertumbuhan kuliner Filipina

dirasakan oleh negara negara mitra bisnis sperti Korea, USA, China dan Jepang serta

beberapa negara Asia dan Eropa lainnya. Bertumbuhnya kuliner mancanegara di Filipia

dipicu gaya makan dan gidup orang Filipina itu sendiri. Filipino memiliki budaya yang

hamper sama dengan budaya yang terdapat di negara-negara barat sehingga tidak

dipungkiri bahwa makanan yang datang dari negara barat khususnya Amerika menjadi hal

yang biasa bagi mereka khususnya bagi kelas menengah keatas. Akan tetapi dalam dalam
sepuluh tahun belakangan ini, makan khas Asia khusunya dari Asia timur (Korea, China dan

Jepang) tumbuh subur dinegara tersebut. Salah satu fenomena yang paling menonjol adalah

bertumbuhnya restaurant Korea di berbagai tempat di Filipina khususunya di beberapa

tempat pariwisata. Ada satu hal yang membuat restaurant Korea bertumbuh di Filipina yaitu

meningkatnya popularitas K-Pop dalam beberapa tahun belakangan ini dan kaum millenial

Filipina sangat mengidolakan K-Pop termasuk kuliner yang berasal dari Korea. Akan tetapi

sangat disayangkan restaurant dari Asia tenggara khususnya Indonesia belum banyak

dikenal di Filipina.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuliner Filipina semakin berkembang

dan semakin maju. Ada dua hal yang utama yang mendorong hal tersebut antara lain ialah

pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dan gaya hidup Filipina yang suka dengan

makanan baik tradisional maupun manca negara. Menurut seorang analist kuliner Filipina

yang dimuat di http://www.ifexphilippines.com/en/General-Info/Philippine-Food-

Industry, usaha kuliner Filipina akan menyumbang seperlima dari PDP negara tersebut pada

tahun 2025.

B. PELUANG JASA

Dari tiga sektor utama, yaitu industri, jasa dan pertanian, sebesar 57,8% pekerja

Filipina bekerja di sektor jasa (Juli 2019), 18,7% di sektor industri, dan 23,5% di sektor

pertanian (Juli 2019).

Sejak tahun 2000, sektor jasa selalu menyumbang lebih dari 50% dari total GDP

Filipina. Pada tahun 2017, sektor jasa menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan GDP

Filipina yaitu sebesar 59,89% jika dibandingkan sektor industri yang menyumbang 30,45%

dan sektor pertanian menyumbang 9,66%


Filipina adalah negara berkembang, maka jalur pembangunan ekonomi yang didorong

adalah sektor jasa yang merupakan karakteristik dari negara-negara maju. Bahkan, sektor

jasa di negara itu berkontribusi 58,5% terhadap GDP dan 55% dari tenaga kerja yang jauh

lebih tinggi daripada di Indonesia (43,6 dan 47,9) dan Viet Nam (43,7 dan 31).

C. PELUANG TENAGA KERJA

Upah Minimum Regional (UMR) Filipina merupakan salah satu yang tertinggi di Asia

Tenggara setelah Singapura dan Malaysia. UMR tertinggi berlaku di National Capital Region

(NCR) Metro Manila, yaitu sebesar Php. 429 (Rp. 115.830) per hari. Sedangkan yang

terendah berlaku di Autonomous Region of Moslem Mindanao (ARMM) sebesar Php. 232

(Rp. 62.640) per hari. Berdasarkan sektornya, 57,3% (60.3 Juta) penduduk Filipina bekerja

di sektor jasa, 19,4% di sektor industri dan 23,1% di sektor pertanian tahun 2018.

D. PELUANG INVESTASI

Persetujuan investasi asing pada Januari-Desember 2018 sebesar USD 9,8 milyar (turun

4%) dibanding periode yang sama pada tahun 2017 sebesar USD 10,3 milyar dengan

komitmen terbesar diterima dari Singapura (USD 935,6 juta), Hongkong (USD 270,2 juta),

Jepang (USD 218,9 juta), China (USD 198,7 juta) dan Amerika (USD 160,4 juta) pada sektor

manufaktur, financial and insurance activities, real estate, listrik, gas serta steam and

airconditioning supply. Sedangkan pada kuartal pertama tahun 2019, persetujuan investasi

mencapai Php 46 milyar (USD 886,686 juta, 76% (Php 35 milyar) dari total investasi berada

di sektor manufaktur disusul dengan administrative and support service 7,7% (Php 3,5

milyar) lalu accommodation and food service sebesar 6,4% (Php 2,9 milyar).
Hutang luar negeri hingga akhir Januari-Desember 2018 dari sektor public & private

tercatat sebesar USD 79 milyar (naik 8% dibanding periode yang sama tahun 2017). Adapun

pada kuartal ke-2 tahun 2019 hutang luar negeri Filipina berjumlah USD 81,2 milyar.

Negative List.

Berdasarkan Philippine Executive Order No. 184 Tahun 2015 (Lampiran List A) yang

termasuk investasi tertutup dan dibatasi di negara akreditasi adalah:

PELARANGAN KEPEMILIKAN ASING

• Media masa kecuali bisnis rekaman


• Praktek Profesi meliputi farmasi, teknologi radiologi dan x-ray, kriminologi, kehutanan, dan
hukum.
• Perusahaan dagang ritel dengan modal disetor kurang dari US$ 2,500,000
• Koperasi
• Badan keamanan swasta
• Pertambangan berskala kecil
• Pemanfaatan sumber daya laut di perairan kepulauan, laut teritorial, dan zona ekonomi
eksklusif serta pemanfaatan skala kecil dari sumber daya alam di sungai, danau, teluk, dan
laguna.
• Kepemilikan, operasi dan manajemen cockpit
• Pembuatan, perbaikan, penimbunan, dan / atau distribusi senjata nuklir
• Pembuatan, perbaikan, penimbunan, dan / atau distribusi senjata biologi, kimia dan radiologi
dan anti-personnel mines
• Pembuatan petasan dan perangkat piroteknik lainnya
• Jaringan komunikasi radio swasta (Catatan: kepemilikan asing hanya 20%)
KEPEMILIKAN ASING HINGGA 25%

• Perekrutan swasta, baik untuk tenaga kerja lokal atau luar negeri
• Kontrak untuk pembangunan dan perbaikan pekerjaan umum yang didanai secara lokal
kecuali proyek infrastruktur / pembangunan dan Proyek yang didanai pihak asing atau
dibantu dan diminta untuk menjalani penawaran kompetitif internasional
• Kontrak untuk pembangunan struktur yang berhubungan dengan pertahanan
• Pengiklanan (advertising) (Catatan: kepemilikan asing hanya 30%)
KEPEMILIKAN ASING HINGGA 40%

• Eksplorasi, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam


• Kepemilikan tanah pribadi
• Operasi utilitas publik
• Lembaga pendidikan selain yang ditetapkan oleh kelompok agama dan mission boards
• Budaya, produksi, pengolahan, pemrosesan, perdagangan kecuali ritel beras dan jagung dan
perolehan dengan barter, pembelian atau sebaliknya, beras dan jagung dan dengan produk
daripadanya.
• Kontrak untuk supplai bahan, barang-barang dan komoditas untuk pemerintah atau
perusahaan yang dikendalikannya, perusahaan, agen, atau municipal corporation.
• Fasilitas operator infrastruktur untuk fasilitas pengembangan membutuhkan waralaba
utilitas publik.
• Operasi kapal penangkapan ikan komersial dalam laut.
• Adjustment companies
• Kepemilikan unit-unit apartemen.

E. HASIL WAWANCARA BERSAMA PELAKU USAHA

Dalam melaksanakan wawancara bersama pelaku usaha, tim Atase Perdagangan KBRI

Manila telah melakukan wawancara bersama dengan beberapa restaurant yang beroperasi

di Filipina, antara lain ialah:

1) Restaurant Garuda (Franchise)

Tanggal/Tempat Wawancara : 15 September 2019, Restaurant Garuda, Makati,

Metro Manila, Philippines.

Waktu : 03.00 P.M – 04.00 P.M (Zona Waktu Filipina)

Nara Sumber : Christine (Restaurant Manager)

Pewawancara : Tim Atase Perdagangan KBRI Manila

2) Warung Indo

Tanggal/Tempat Wawancara : 15 September 2019, Warung Indo, Makati

Waktu : 06.00 P.M – 07.30 P.M (Zona Waktu Filipina)

Nara Sumber : Marina Fang (Pemilik Restaurant)

Pewawancara : Lazuardi Nasution dan Tim Atase Perdagangan

KBRI Manila
Adapun kesimpulan dari hasil wawancara yang telah dilakukan bersama dengan kedua

pelaku usaha kuliner di atas, yaitu:

Hasil wawancara bersama Restaurant Garuda

Peluang. Hal pertama yang didiskusikan di dalam wawancara antara tim Atase

Perdagangan KBRI Manila bersama dengan narasumber adalah peluang pasar bagi pelaku

usaha Indonesia yang akan membuka usaha kuliner di Filipina. Menurut narasumber,

perkembangan usaha kuliner Indonesia di Filipina memiliki peluang yang cukup besar. Hal

ini dikarenakan terdapat beberapa faktor pendukung seperti keadaan ekonomi masyarakat

yang membaik dan meningkatnya jumlah tenaga kerja Indonesia serta masyarakat dari

negara-negara muslim yang ingin mengkonsumsi makanan halal.

Selain itu, harga yang terjangkau juga menjadi faktor untuk memberikan peluang bagi

pelaku usaha Indonesia untuk menarik minat konsumen untuk mengkonsumsi makanan

dari usaha kuliner yang telah dibangun di Filipina. Faktor-faktor inilah yang dipandang dapat

meningkatkan peluang bagi pelaku usaha Indonesia untuk mendirikan usaha kuliner di

Filipina khususnya di wilayah-wilayah yang mudah untuk dijangkau seperti Metro Manila.

Persepi mengenai Makanan Indonesia. Mengenai cita rasa masakan Indonesia bagi

masyarakat lokal (Filipino), makanan yang memiliki cita rasa khas Indonesia mempunyai

cukup banyak penggemar di Filipino tersendiri. Hal ini dibuktikan dengan kedatangan

pengunjung ke Restaurant Garuda yang berakhir menjadi regular konsumen.

Menurut Narasumber, 60% pengunjung adalah Filipino sedangkan 40% yang lain

terdiri dari orang Indonesia dan orang asing yang tinggal atau beraktivitas di daerah Makati

yang umumnya berasal dari negara mayoritas muslim. Namun hal yang menjadi sedikit

kendala adalah kebiasaan makan Filipino yang tidak mengkonsumsi makanan pedas. Tetapi
walau demikian, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk menarik minta konsumen

khususnya warga lokal dalam mengkonsumsi makanan yang memiliki cita rasa Indonesia.

Trend produk kuliner. Dalam melaksanakan wawancara bersama dengan

narasumber, tim Atase Perdagangan KBRI Manila menyimpulkan bahwa produk jasa kuliner

yang sedang berkembang adalah usaha kuliner yang memiliki fasilitas online delivery. Hal ini

dikarenakan masyarakat lokal mulai tertarik untuk melakukan online delivery yang dianggap

dapat mempermudah aktivitas sehari-hari para masyarakat lokal. Trend ini didukung

dengan peningkatan jumlah usaha kuliner yang memiliki fasilitas online delivery semakin

meningkat setiap tahunnya.

Selain itu, trend produk kuliner sangat dipengaruhi dengan gaya hidup wisata kuliner

yang biasa dilakukan oleh masyarakat lokal. Wisata kuliner sebagai salah satu kebiasaan

masyarakat lokal semakin tumbuh pesat di Filipina seiring dengan bertumbuhnya ekonomi.

Para pecinta kuliner selalui ingin mencari seusatu yang berbeda, terlebih lagi dengan

makanan yang memiliki cita rasa khas daerah yang tidak dapat dikonsumsi di Filipina

dengan mudah.

Hasil wawancara bersama Warung Indo

Regulasi. Berbicara mengenai regulasi, perizinin membuka usaha kuliner di Filipina

tidaklah begitu rumit asalkan mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ada. Hambatan

yang paling sulit untuk dilalui dalam hal regulasi adalah permasalahan hak milik. Warga

Negara Asing (WNA) yang ingin membuka usaha kuliner di Filipina harus memiliki

kerjasama dengan warga lokal (Filipino).

Pemerintah Filipina melarang WNA untuk memiliki 100% saham usaha kuliner yang

didirikan di Filipina. Namun, untuk mengatasi kesulitan tersebut narasumber memberikan


saran untuk calon pelaku usaha yang memiliki minat untuk membuka usaha kuliner di

Filipina untuk mencari rekan kerjasama yang merupakan warga negara Filipina. Kalaupun

ingin menjadi pemodal tunggal, usaha tersebut harus atas nama masyarakat setempat,

sehingga perjanjian tertulis sangatlah penting untuk diadakan sebelumnya.

Struktur pasar. Sehubungan dengan keadaan pasar yang ada di Filipina, narasumber

memberikan beberapa tanggapan yang dapat dijadikan sebagai acuan/pedoman bagi pelaku

usaha Indonesia yang ingin membuka usaha kuliner di Filipina.

Masyarakat Filipina menilai bahwa masakan Indonesia sangat kaya akan bumbu yang

bervariasi. Namun untuk mendapatkan bumbu masakan Indonesia, narasumber

mengatakan bahwa bumbu Indonesia sangat sulit ditemukan di Filipina seperti kecap manis

dan kemiri serta bumbu lainnya. Untuk mendapatkan bumbu tersebut, maka jalan terbaik

yang dapat dilakukan adalah membeli perlengkapan bumbu tersebut langsung di Indonesia

atau dengan metode jasa titip yang tentu akan menambah sedikit pengeluaran yang cukup

tinggi. Sehingga dengan adanya hambatan ini, mitra bisnis yang paling berpotensi adalah

usaha yang bergerak di bidang penyediaan bumbu masakan Indonesia seperti Indofood,

Unilever dan lain-lain

Mengenai negara yang mendominasi usaha kuliner, Korea Selatan, Amerika Serikat,

China dan Jepang adalah negara yang mendominasi usaha kuliner asing di pasar Filipina.

Tetapi, adapun usaha kuliner lokal yang sangat digemari oleh Filipino seperti Jolibee dan

Mang Inasal (makanan yang memiliki cita rasa manis, asin, dan asam).

Mengingat Filipino sangat menyukai masakan yang memiliki cita ras manis, asin dan

asam, maka Warung Indo memiliki masakan yang tidak terlalu pedas seperti masakan
Indonesia pada umumnya. Hal ini tentunya meningkatkan minat masyarakat lokal untuk

mengkonsumsi makanan Indonesia yang disediakan oleh Warung Indo.

Persyaratan jasa kuliner. Berdasarkan hasil interview yang dilakukan bersama

dengan narasumber, sejauh yang telah dilalui oleh narasumber, ekspor jasa kuliner belum

dilakukan ke Filipina. Ekspor kuliner dari Indonesia ke Filipina belum berkembang dengan

baik.

Sehubungan dengan kepemilikan modal, diwajibkan oleh Pemerintah Filipina bagi

pelaku usaha untuk memiliki modal dengan presentasi 40:60 seperti yang telah disampaikan

sebelumnya. Namun untuk tenaga kerja, seluruh karyawan yang bekerja di Warung Indo

harus memiliki asuransi SSS, Philhealth, dan Pag-Ibig. Terkhusus tenaga kerja asing, wajib

memiliki working visa (9G) yang diurus oleh perusahaan dengan biaya sebesar PHP.

65.000/tahun.

Selain hal di atas, Bahasa juga merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi

dalam membuka usaha kuliner. Bahasa tagalog adalah Bahasa yang wajib digunakan untuk

semua jenis usaha kuliner. Terlebih lagi, Pemerintah Filipina juga mengatur bahwa dalam

pelabelan / penamaan sebuah usaha kuliner, pelaku usaha tidak boleh memakai nama lain

selain Bahasa tagalog dan inggris kecuali diterjemakan ke dalam Bahasa Tagalog atau

Inggris.

Dalam meningkatkan jumlah konsumen, narasumber menyatakan bahwa Warung Indo

sangat berperan aktif dalam mengikuti culinary exhibition yang dilakukan di Filipina dengan

dukungan dari KBRI. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan melakukan promosi ke wilayah

perkantoran seputar Makati-Manila dan bekerjasama dengan e-commerce yang berafiliasi

dengan online delivery.


Pengeluaran Rutin. Pengeluaran merupakan tantangan lain yang harus dihadapi oleh

pelaku usaha kuliner. Menurut hasil wawancara dari narasumber, biaya yang sangat tinggi

untuk dikeluarkan adalah biaya istrik yang dapat dikeluarkan dengan jumlah PHP.

65.000/bulan. Namun bukan hanya biaya listrik yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha,

tetapi juga biaya kebersihan, biaya sosial, upah kerja, dan sewa Gedung yang apabila ditotal

dapat mencapai angka PHP. 350.000/bulan.

Kompetitor. Pesaing utama usaha kuliner Indonesia di Filipina adalah usaha kuliner

Korea, China, Amerika, dan Thailand. Namun terkhusus usaha kuliner yang menjual

makanan dengan cita rasa Indonesia sangatlah minim. Sehingga hal ini dapat menjadi

peluang bagi pelaku usaha Indonesia yang akan membuka usaha kuliner di Manila.

F. HASIL WAWANCARA BERSAMA PEMERINTAH / REGULATOR

Dalam melaksanakan wawancara bersama pemerintah/regulator, tim Atase

Perdagangan KBRI Manila telah melakukan wawancara bersama dengan:

1) Kantor Walikota Silang – Cavite

Tanggal/Tempat Wawancara : 16 September 2019, Kantor Walikota Silang -

Cavite

Waktu : 10.00 A.M – 11.00 A.M (Zona Waktu Filipina)

Nara Sumber : Wilma Amoranto, Kepala Staff Business Permit and

License Kota Silang – Cavite

Pewawancara : Tim Atase Perdagangan KBRI Manila

Adapun kesimpulan dari hasil wawancara yang telah dilakukan bersama dengan kedua

pelaku usaha kuliner di atas, yaitu:


Regulasi. Dalam mengurus perizinan pembukaan usaha kuliner Indonesia di Filipina,

terdapat beberapa tahap yang harus dipenuhi antara lain:

I. SCC (Jika berbentuk korporasi). Intansi ini akan sertifikat registrasi tapi jika dalam

bentuk korporasi , namun kalau perseorangan maka tidak diperlukan.

II. DTI (Jika perseorangan). Registrasi usaha kuliner. Ini adalah sertifikat pendaftaran

nama restaurant. Registrasi ini memberi jaminan bahwa usaha restaurat terdaftar

dipemerintahan dan memudahkan mendapat keuntungann lainnya. Ini juga

melindungi nama reaturant agar tidak digunakan dan didaftarkan oleh pengusaha

lainnya.

III. Kantor Walikota. Business Permit sangat diperlukan sebagai indentifikasi lokasi

restaurant yang didirikan.

IV. BIR (Bureau of Internal Revenue). Bisnis apa pun harus didaftarkan pada Biro

Pendapatan Internal untuk mematuhi persyaratan pajak Filipina. Registrasi BIR akan

memberikan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) kepada perusahaan atau pemilik

bisnis, akan memberikan otoritas bisnis untuk mencetak kwitansi dan faktur resmi,

dan mendaftarkan pembukuan rekeningnya.

V. Baranggay (Kelurahan). Izin barangay adalah sertifikat yang sesuai dengan bisnis

anda dengan persyaratan barangay tempat restaurant berada. Untuk mendapatkan

izin barangay, dapat mengunjungi kantor barangay di mananapun usaha restaurant

yang akan didirikan.

VI. Fire Dept. Berfungsi untuk mengeluarkan Fire Safety Inspection Certificate.

VII. Rural Health Unit – Sanitary / Working Permit

VIII. M.E.N.R.O (Departemen Lingkungan Hidup). Mengeluarkan sertifikasi lingkungan.


IX. Certificate of Registration of PAG-IBIG. Mendaftar dengan Home Development

Mutual Fund (HDMF) untuk mendapatkan nomor ID Pengusaha Pag-IBIG mereka dan

untuk memberikan manfaat yang diperlukan bagi karyawan mereka. Fund ini

diperuntukkan untuk mempersiapkan rumah bagi karyawan dimasa mendatang.

X. Certificate of Registration of PHILHEALTH. Semua bisnis dan pengusaha juga

diharuskan mendaftar ke PhilHealth (seperti BPJS) untuk memungkinkan mereka

menyediakan perlindungan asuransi kesehatan sosial kepada karyawan mereka.

XI. S.S.S Office. Setiap usaha kuliner wajib mengurus Social Security Service (S.S.S) setiap

karyawan.

XII. M.P.D.D (Minicipal Planning and Development Coordinator). Zoning/Location

Clearance.

XIII. DOLE (Department of Labour and Employment). Jikalau karyawan 5 orang keatas,

maka wajib di daftarkan ke Departemen Tenaga Kerja Filipina. Lama pengurusan izin

tersbut adalah paling 1 bulan tergantung dengan situasi.

Persyaratan Commercial Presence. Adapun peraturan-peraturan yang berkaitan

dengan perizinan yang harus dipenuhi antara lain:

I. Orang asing atau pendatang tidak bisa memiliki usaha kuliner serratus persen di

Filipina. Sesuai peraturan yang berlaku kepemilikan sebuah reaturant harsus

berpartner dengan pengusaha lokal dengan proposri,40-60 artinya 40 % untuk

penguasa dari luar Filipina dan 60 % untuk lokal.

II. Langkah yang kedua adalah menikah dengan dengan orang Filipina dengan

demikian usaha dijalankan besama. Usaha tersebut menjadi milik pribadi

bilamana salah satu meninggal.


III. Kemudahan berikutnya adalah memakai nama dari teman yang

berkewarganegaraan Filipina. Akan tetapi perlu dipertimbangkan resikonnya.

Maka diperlukan surat perjanjian perihal penggunaan namanya untuk

memudahkan perizinan membuka restaurant Indonesia di Fillipina.

IV. Banyak tenaga kerja tersedia dan terampil di Filipina yang mampu melayani

dengan baik. Satu hal yang diuntungkan adalah umumnya karyawan di Filipina

mampu berkomunikasi dengan baik dengan kostumer baik lokal maupun

internasional.

V. Perusahaan atau employee harus mengusurus SSS, Philhealt dan Pag-Ibig dari

setiap karyawan untuk jaminan kerja mereka.

VI. Tenaga ahli (cheft) yang didatangkan dari Indonesia harus memiliki working visa

(9 G) di Bureau of Imigartion. Pengusaha adalah yang bertanggung jawab penuh

untuk mengurus working visa tersebut. Mengurus working visa tentunya dengan

usaha restaurant yang sudah memiliki izin usaha. Dokument Pengurusan 9G visa

sbb:

a. a A Notarized Certification of Number of Foreign and Filipino Employees of the

employer;

b. Application form;

c. Photocopy of employment contract, Securities and Exchange Commission

(SEC) certification, and Articles of Incorporation (AOI);

d. A certified true copy of AEP from DOLE;

e. Original newspaper clipping showing publication of AEP application by DOLE;

f. BI clearance certificate;
g. Alien certificate of registration.

Jasa prioritas. Menurut narasumber, sektor jasa yang paling berkembang di Filipina

adalah Information and Technology serta wholesale and retail trade pada saat ini. Sehingga

merupakan suatu peluang yang baik bagi Indonesia apabila Indonesia dapat mengirimkan

pelaku usaha di bidang jasa tersebut.

Karakteristik Konsumen. Konsumen diklasifikasikan kedalam beberapa golongan

yang dapat dilihat melalui pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi dan kontribusi

terhadap GDP, pola konsumsi kuliner masyarakat Filipina, serta pertumbuhan kelas

menengah keatas.

Menurut Philippines Statistic Authority (PSA), pendapat perkapita untuk kwartal ke-2

di tahun 2019 adalah sebesar PHP. 31.845 Miliar atau 6,8% dari periode yang sama di tahun

2018. Kontribusi usaha kuliner terhadap GDP adalah sebesar 2-3%. Lalu mengenai

pertumbuhan kelas menengah keatas, setengah dari total penduduk Filipina adalah kelas

menengah keatas.

Kajian. Adapun kajian yang telah dilakukan oleh Pemerintah Filipina terhadap usaha

kuliner yaitu (1) Annual Survey of Phillippines Business Industry (ASPBI) di tahun 2015 dan

2016 dan diserahkan ke PSA. Menurut survey yang dilakukan bahwa total jumalah food

services yang diataranya restaurant dan fastfood pada tahun 2015 sekitar 27,028 dan tahun

2016 sudah bertamba menjadi 30,889 menampung tenaga kerja 495,973 . Pendapatan yang

dari sector kuliner sebesar PHP.551, 1 Milliar. Usaha restaurant berkontribusi menampung

tenafa kerja sekitar 130,000 orang dan pedapatan total dari restaurants sebesar 129 milliar

pesos dan menjadi penyumbang terbesar dari food services di Filipina. Pertumbuhan kulier

di Filipina bertumbuh sekitar 10-12 % setiap tahun dan menumbang kontribusi besar bagi
pertumbuhan ekonomi Filipina. (worldonline.com/a-taste-of-the-countrys-food-service-

industry); (2) Kajian yang dibuat oleh akademisi dibuat oleh Dr. Divina M. Edralin tahun

2001 tentang perkembangan restaurant di Filipina. Dalam kesimpiulannya, restaurant

mengalami pertumbuhan yang signifikan di Filipina khususnya di kota-kota besar.


BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan Analisa ekonomidan wawancara yang telah dilakukan kepada pelaku

usaha kuliner dan juga regulator maka kajian Business dan Market Usaha Kuliner Indonesia

di Filipina dapat disimpulkan dengan sistem SWOT.

Strength:

1. Ekonomi Filipina yang sedang bertumbuh dengan baik dalam kurun waktu lima tahun

belakagan ini menjadi factor pendukung yang sangat dalam pertumbuhan usaha

kuliner khususnya restaurant di Filipina.

2. Regulasi yang dikeluarkan oleh negara Filipina untuk membuka usaha restaurant

tidaklah menyulitkan bagi orang asing sejauh aturan yang berlaku di ikuti

3. Tahapan untuk mengurus perizinan untuk membuka usaha restaurant tidak memakan

waktu yang lama asalkan tempat usaha sudah ditemukan.

4. Masyarakat Filipina sangat terbuka dengan datangnya restaurant dari mancanegara

itu dapat dilihat dari bertumbunya restaurant asing di Filipina kusunys di kota kota

besar, sentra business dan tempat wisata.

5. Masyarakat Filipina adalah bangsa yang suka dengan kuliner. Makan adalah hal yang

tidak terpisahkan dari kehidupan sehari hari masyarakat Fililipina tiga kali dalam

sehari (pagi, siang, malam)

6. Kelas menengah keatas semakin bertumbuh sehingga memiliki kemampuan untuk

membeli makanan yang harganya lebih mahal dari umumnya.

7. Makanan Filipina hampir sama dengan Indonesia; nasi bersama ikan, daging dan

sayuran tidak terpisahkan disetiap sajian makan Filipina.


8. Membuka restaurant Indonesia adalah usaha yang sangat menjanjikan di Filipina.

Weaknesess:

1. Ekonomi Filipina bertumbuh dengan baik, akan tetapi inflasi cukup tinggi sehingga

menyembabkan harga bahan pokok semakin tinggi dipasaran yang menjadi tantangan

tersendiri bagi usaha kuliner.

2. Tingginya angka kemiskinan menjadi factor tantangan tersediri bagi pelaku kuliner

khususnya restaurant asing oleh karena harganya yang lumayan mahal bila

dibandingkan dengan pada umumnya. Hanya kelas menengah keatas yang menjadi

konsumen restaurant asing di Filipina.

3. Regulasi yang dikeluarkan oleh Filipina yang ketat dalam hal ini kepemilikan

menyembabkan orang asing tidak dapat memiliki usaha apapun termasuk restaurant

100 %. Maka pelaku usaha harus mencart partner yang bisa dipercaya dan hal itu

tidaklah mudah.

4. Bumbu makanan khas Indonesia tidak banyak tersedia di pasar pasar Filipina

sehingga sulit untuk mendapatkannya.

Threats:

1.Tingginya harga listrik di Filipina menjadi tantangan berat bagi pelaku usaha kuliner

listrik di Filipina di kelolah oleh Swasta (Group Salim) sehingga kontrol pemerintah

tidak besar.

2. Biaya kebersihan dan kemanan juga cakup tinggi.


3. Harga sewa bangunan juga cukup tinnggi di Filipina khususnya di pusat pusat

business. Contohnya adalah di seputaran Makati (pusat business di Manila) harga per

squre meter adalah 2000 pesos.

4. Pengusaha kuliner juga harus membiayai SSS, asuransi kesehatan, dan fund untuk

pengadaan rumag masa mendatang untuk karyawan(PAG-IBIG) lokal menjadi

tantangan tersendiri bagi pengusaha. Tentunya chef yang didtangkan dari Indonesia

harus memiliki Working Visa (9G).

5. Kompetitor restaurant dari negara asing semakin meningkat.

6. Kurangnya ekspor Indonesia dalam bumbu makanan untuk usaha kuliner, contohnya

adalah kecap manis yang menjadi kebutuhan pokok nasi gorang tidak tersedia di

Filipina.

Opportunities:

1.Sekalipun ada beberapa hal kelemahan dan tantangan membuka usaha resturantdi

Filipina, akan tetapi melihat pertumbuhan ekonomi Filipina yang semakin baik,

maka menjadi kesempatan yang baik untuk membuka usaha di Filipina.

2. Melihat masyarakat Filipina yang suka dengan kuliner adalah sebuah kesempatan

yang perlu dimanfaatkan bagi pelaku usaha kuliner Indonesia

3. Tenaga kerja yang terampil juga mudah didapatkan di Filipina

4.Regulasi yang tidak terlalu rumit juga factor pendukung bagi pembukaan restaurant

Indonesia di Filipina.
Oleh sebab itu, berdasarkan kajian yang telah dibuat oleh Atase perdagangan KBRI

menyimpulkan bahwa peluang pembukaan dan pengembangan usaha kuliner khususnya

restaurant Indonesia di Filipina sangat menjanjikan dan menguntungkan bagi para pelaku

usaha Indonesia yang ingin membuka usaha kuliner di Filipina.


BAB IV

INFORMASI PENTING

1. Atase Pedagangan RI

Indonesian Embassy 185, Salcedo Street, Legaspi Village, Makati City Metro Manila –
The Philppines Telp. (63-2) 8925061-68 | Fax. (63-2) 8925878, 8674192 Email: atdag-
phl@depdag.go.id

2. D.T.I (Department of Trade and Industries)

5F Industry & Investments Building 385 Sen. Gil J. Puyat Ave.Makati City, Philippines
1200.Telephone: (+632) 791.3400Fax: (+632) 896.1166
E-mail: Secretary@dti.gov.ph

3. B.I.R ( Bureau of Internal of Revenue)

BIR Regional Office Building, 313 Sen. Gil Puyat Avenue, Makati City
email: rr_8csu@bir.gov.ph
4. MUNIPALICITY HALL

J.P. Rizal Street, Barangay Olympia, Makati City 1200 Metro Manila
Telp: +63(2)8999051
5. SSS ( Social Security Service)

2/F MAKATI CENTRAL SQUARE, 2130 CHINO ROCES AVE., PIO DEL PILAR, MAKATI
CITY 1230 METRO MANILA. Tel No. 63 (02) 8137801 Fax No. 840-3738
6. Phil-health

337 ITC Building, Sen. Gil Puyat Avenue, Makati City, Metro Manila
7. Pag-Ibig

345 Sen. Gil J. Puyat Ave, Makati, 1200 Metro Manila


8. Bureau of Immigration

Magallanes Dr, Intramuros, Manila, 1002 Metro Manila


9. Surat Edaran Pemerintah Tentang Pemberian Nama Sebuah Restaurant
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
CONTOH REGULASI DAN SERTIFIKASI PEMERINTAH FILIPINA

UNTUK MEMBUKA USAHA KULINER

1. BIR
2. DTI
3. BARANGGAY CLEARANCE

4. SANITRY CLEARANCE
5. ENVIRONMENTAL CLEARANCE

6. SSS, PHILHEALTH DAN PAG-IBIG


LANGKAH-LANGKAH MEMBUKA USAHA KULINER DI FILIPINA

Langkah Pertama : Lakukan penelitian jenis makanan Indonesia yang akan

dijual di restaurant ada yang dapat diterima masyarakat

Filipina

Langkah Kedua : Pilih lokasi yang paling tepat untuk memperkenalkan usaha

kuliner

Langkah Ketiga : Pilihlah teman partner anda yang bias dipercaya untuk

memulai usaha kuliner. Bilamana hanya anda yang

memodali dan usaha atas nama partner, maka perlu dibuat

perjanjian untuk itu.

Langkah Keempat : Pilihlah nama yang cocok untuk restraurant anda dan

daftarkanlah nama itu agar tidak dipakai orang lain. Penuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. DTI registration

2. Mayor’s business permit

3. BIR registration

4. Baranggay Busines Clearence

5.Zoning/Locational Clearence
6.Fire Safety Inspection Certificate

7.Building/Occupancy Permit

8.Sanitary Permit

9.Environmental Clearence

10.Contract Lease

4. SSS, PhilHealth, and Pag-Ibig Fund registration

5. DOLE Registration (Pekerja 5 orang lebih)

Langkah Kelima : Carilah alamat lengkap dimana usaha akan dibuka

Langkah Keenam : Pilihlah jenis usaha (korporasi/perseorangan)

Langkah Ketujuh : Bukalah Bank Account Usaha minimum PHP. 5000

Langkah Delapan : Kalau bentuk korporasi, daftarkan ke Securities and

Exchange Commission.

Langkah Kesimbilan: Uruslah NPWP usaha

Langkah Kesepuluh: Pembayaran pajak tahunan

Langkah Kesebelas: Promosikanlah grand opening usaha anda di berbagai

media; sosial, surat khabar, majalah, radio, Dan lain-lain.

Langkah Keduabelas: Mulailah membuka pintu restaurant anda. (Umumnya

restaurant di Filipina akan memberikan discount 50% di

satu minggu pertama grand opening).


MAP TAHAPAN PENGURUS PERIZINAN PEMBUKAAN

RESTAURANT DI FILIPINA

Barangay Clearance

DTI Business Name (BN) Registration Certificate

Mayor’s Business Permit

BIR Certificate of Registration.

Anda mungkin juga menyukai