Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF
Evaluasi Dan Revitalisasi Program Puskesmas Dalam Pemberatasan DHF
Masalah
Pada akhir tahun berdasarkan evaluasi program pemberantasan DHF masih didapatkan prevalensi DHF berkisar 18% dengan tingkat CFR 4%. Rata-rata penderita datang terlambat sehingga terlambat juga dirujuk ke Rumah Sakit. Berdasarkan pemantauan jentik, didapatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah 60%. Berdasarakan pemantauan jentik didapatkan angka bebas jentik 60 %. Dilihat dari situasi endemisitas desa, maka beberapa desa termasuk desa endemis dan sisanya termasuk desa sporadik. Kepala Puskesmas akan melakukan revitalisasi program pemberantasan DHF dan ingin didapatkan insidens yang serendah-rendahnya dan CFR serendah-rendahnya.
Rumusan Masalah
Hasil evaluasi program pemberatasan DHF pada akhir tahun di dapatkan prevalensi DHF beriksar 18 % dengan tingkat CRF 4 % Pasien datang terlambat sehingga terlambat di rujuk Angka bebas jentik 60%
Tujuan Program
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui revitalisasi program memberatasan DHF dan menekan insiden dan CRF serendahrendahnya.
Epidemiologi
Agent
Virus dengue: DEN-1 - 4 Vector: Aedes aegypti
Pejamu Lingkungan
Fisik Biologis Sosial ekonomi
Puskesmas
Upaya kesehatan wajib
Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Ibu & Anak Serta Kb Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan
Puskesmas
Upaya kesehatan pengembangan
UpayaKesehatanSekolah UpayaKesehatanOlahraga UpayaKesehatanKesehatanMasyarakat UpayaKesehatanKerja UpayaKesehatanGigidanMulut UpayaKesehatanJiwa UpayaKesehatanMata UpayaKesehatanusialanjut
Dignosis DBD
Kriteria klinis (WHO)
Demam mendadak tinggi tanpa sebab yang jelas selama 2-7 hari Manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji tourniquet positif Pembesaran hati Syok
Kriteria labolatorium
Trombositopenia (jumlah tombosit kurang dari atau sama dengan 100.000/uL Hemokonsentrasi, dapat di lihat peningkatan
Promotif (1)
Penyuluhan dan penggerakan masyarakat untuk PSN (pemberantasan sarang nyamuk), penyuluhan informasi tentang demam berdarah dan pencegahannya dilakukan melalui jalur informasi yang ada : Penyuluhan kelompok : PKK, organisasi social masyarakat lain, kelompok agama, guru, murid di sekolah, pengelola tempat umum/instansi. Penyuluhan perorangan : kepada ibu-ibu pengunjung posyandu, kepada penderita/keluarganya di puskesmas Kunjungan rumah oleh kader/petugas puskesmas. Penyuluhan melalu media massa : TV, radio, poster dan lain-lain
Promotif (2)
Advokasi kesehatan pendekatan kepada para pemimpin atau pengambil keputusanmemberikan dukungan, kemudahan, dan semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan Bina suasana suasana kondusif masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat Gerakan masyarakat memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat Media yang digunakan dalam promosi kesehatan mesin-mesin LCD dan OHP, poster
Preventif
cara penyemprotan (pengasapan/ pengabutan = fogging) dengan insektisida Untuk membatasi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M
Larvasida menggunakan bubuk abate (temephos). Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10gram ( 1 sendok makan rata) untuk setiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan.
Tindakan kuratif
Tirah baring Antipiretik (parasetamol)- untuk menurunkan demam cairan kristaloid : larutan ringer laktat ( RL), larutan ringer asetat (RA), larutan garam faali (GF) Pemberian air putih dan cairan elektrolit Monitor laboratorium periksa Hb, HT, trombosit
Protektif
memakai obat nyamuk bakar/elektrik/spray/repellen memakai kelambu saat tidur siang serta melipat baju yang bergantungan.
Kejadian Luar Biasa: Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.