Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR TUGAS MANDIRI GINJAL DAN CAIRAN TUBUH PEMICU 1- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI URIN

Ghina Khairunnisa 1006684491

Produksi urin merupakan salah satu cara ekskresi utama tubuh. Secara umum,urin terbentuk akibat adanya proses filtrasi, reabsorpsi dan sekresi ginjal. Proses-proses ini sangat mempengaruhi produksi urin. Ekskresi urin banyak dipengaruhi banyak faktor, antara lain: 1. Osmolaritas darah Osmolaritas dapat diartikan sebagai konsentrasi zat terlarut. Konsentrasi zat terlarut dalam darah dapat mempengaruhi proses reabsorpsi ginjal. Peningkatan osmolaritas darah dapat dipengaruhi banyak hal antara lain konsumsi air dan makanan dan pengaturan zat dalam darah oleh hormon. Konsentrasi zat terlarut yang tinggi pada tubulus ginjal akan menyebabkan berpindahnya zat terlarut dari tubulus ke kapiler peritubulus. Air juga mengalami reabsorpsi besar-besar di tubulus yang disesuaikan pula dengan 1 osmolaritas darah. 2. Suplai dan tekanan darah Fungsi ekskresi ginjal akan maksimal apabila ginjal mendapat suplai darah yang adekuat. Menurunnya suplai darah akan menurunkan laju filtrasi glomerular dan menurunnya urin yang dihasilkan. Penurunan suplai darah dapat diakibatnya menurunnya tekanan darah, menurunnya suplai darah ke ginjal seperti pada orang yang beraktivitas berat atau disebabkan adanya 1 obstruksi. Pada orang dengan tekanan darah tinggi, ginjal dapat menyesuaikan diri dengan meningkatkan jumlah ekskresi urin namun pada orang dengan tekanan darah yang terlampau tinggi, ginjal tidak mamu mengkompensasi kenaikan tekanan darah dan apabila dibiarkan dapat terjadi kerusakan 2 ginjal. 3. Pengaturan sistem endokrin Pengaturan jumlah urin yang diekskresikan sangat berkaitan dengan pengaturan sistem endokrin. Selain, pengaturan ekskresi urin yang dikontrol oleh sistem renin-angiotensin-aldosteron, ADH serta otoregulasi, terdapat

4.

5.

6.

hormon-hormon lain yang ikut berperan dalam ekskresi urin. Hormonhormon yang mengatur keseimbangan zat-zat yang terdapat pada plasma akan mempengaruhi konsentrasi zat dalam urin walaupun jarang mempengaruhi jumlah urin secara keseluruhan kecuali zat tersebut bersifat diuresis. Kelainan pengaturan hormone akan berdampak pada perubahan ekskresi urin. Pada pasien diabetes mellitus misalnya, terdapat kelebihan glukosa dalam darah sehingga terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam filtrate darah yang ada di tubulus. Reabsorpsi yang terjadi tidak mampu menyerap glukosa seluruhnya sehingga terdapat glukosa yang akan meningkatkan osmolalitas urin dalam tubulus dan menarik air kembali ke 3 tubulus. Akibatnya, urin yang dihasilkan bertambah banyak. Suhu lingkungan Pada suhu panas, tubuh cenderung mengeluarkan air dalam bentuk keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Hal ini menyebabkan volume air dalam darah berkurang. Tubuh akan mereservasi air, reabsorpsi air meningkat 1 sehingga jumlah urin yang dikeluarkan sedikit. Kondisi Psikologis Selain dipengaruhi hormone, pembentukan urin juga dipengaruhi control sistem saraf simpatis. Pada keadaan volume plasma yang menurun, tubuh akan mendeteksi penurunanan tekanan darah melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus. Akibat baroreseptor menerima rangsangan turunnya tekanan darah, tubuh akan berusaha mengurangi pengeluaran air melalui penurunan GFR (Glomerular Filtration Rate) yang berakibat menurunnya produksi urin. Penurunan GFR disebabkan adanya vasokontriksi 3 arteriol aferen. Konsumsi zat diuretic Zat diuretic merupakan zat yang dapat meningkatkan produksi urin. Zat yang termasuk diuretic antara lain adalah furosemide, alcohol dan kafein. Masingmasing zat memiliki mekanisme sendiri dalam mengakibatkan peningkatan produksi urin. Kafein misalnya, bekerja dengan meningkatkan GFR serta menghambat penyerapan ion natrium di tubulus sehingga terdapat retensi cairan di tubulus. Sedangkan alcohol bekerja dengan menghambat pengeluaran ADH di hipotalamus. Penurunan ADH akan menurunkan 4,5 reabsorpsi air dan meningkatkan jumlah urin yang dikeluarkan.

7.

Kondisi patologis ginjal Pada keadaan ginjal yang patologis, proses filtrasi, reabsorpsi dan sekresi cairan menjadi tidak maksimal. Kondisi ini dapat menurunkan produksi urin apabila mengganggu proses filtrasi seperti pada obstruksi, atau meningkatkan jumlah urin yang diproduksi apabila mengganggu proses 1,4 reabsorpsi. Daftar Pustaka

1. Sherwood LL. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC;2001 2. Kotsis V, Staboulli S, Papakatsikal S, Rizo Z, Parati G. Mechanisms of obesity-induced hypertension. Hypertension Research (2010): 33; 386393 3. Pasher H (ed). Stevens Handbook of Experimental Psychology, 3rd edition. New York: Wiley;2002 4. Chiras DD. Human Biology. USA: Jones & Bartlett Learning; 2012 5. Haji A. The role of diuretics in the intensive care unit: a review. Internet Journal Of Emergency & Intensive Care Medicine [serial on the Internet]. (2005, July), [cited March 28, 2012]; 8(2)

Anda mungkin juga menyukai