Anda di halaman 1dari 1

Farmakoterapi pada Obesitas

Ghina Khairunnisa

2.

Farmakoterapi merupakan salah satu terapi tambahan yang dapat


dipertimbangkan dalam menangani obesitas. Hingga saat ini, penelitian
mengenai obesitas terus berkembang pesat. Seiring diketahuinya beberapa
mekanisme terjadinya obesitas, obat-obatan untuk menangani obesitas pun
terus dikembangkan. Beberapa obat yang saat ini masih dikembangkan
untuk tatalaksana obesitas adalah Locaserin dan Analog GLP-1.
1.

Locaserin
Locaserin merupakan agonis reseptor serotonin 2C yang memiliki
karakteristik mirip dengan fenfluramin, agonis reseptor serotonin 2B, salah
satu antiobesitas yang sudah tidak digunakan karena efek samping berupa
penyakit jantung valvular.1 Reseptor serotonin 2C berperan dalam regulasi
asupan makanan.2 Penelitian RCT dengan menggunakan locaserin telah
menunjukkan efek penurunan berat badan yang bermakna dibandingkan
dengan placebo. Pada studi, 6380 pasien menjalani program modifikasi diet
dan perilaku diberikan locaserin dan placebo secara acak. Ditemukan
bahwa dalam jangka waktu 52 minggu, locaserin menurunkan berat badan
sebesar 5,8% sedangkan placebo hanya menurunkan berat badan sebesar
2,5%.1 Efek samping yang sering dikeluhkan pada penggunaan locaserin
adalah rasa pusing, nyeri kepala dan mual namun tidak ditemukan
perbedaan bermakna antara grup locaserin dan placebo. 1,2 Locaserin juga
tidak meningkatkan insidens penyakit jantung valvular selama jangka 2 1.
tahun pemakaian. Namun, obat ini belum disetujui FDA karena
kemungkinan bahaya yang ditimbulkan terkait dengan meningkatnya resiko
tumor, serta interaksi dengan obat golongan selective serotonin reuptake 2.
inhibitor (SSRI) yang berpotensi menimbulkan sindrom neuroleptik
maligna.1,2
3.

2. Analog GLP-1
GLP-1 analog telah dikembangkan sebagai salah satu alternatif
pengobatan diabetes mellitus tipe 2.1 Namun, analog GLP-1 juga
memiliki efek menurunkan berat badan pada pasien obesitas. Resistensi
insulin seringkali ditemukan pada pasien obesitas. 3 GLP-1 yang
dikeluarkan oleh sel neuroendokrin di usus halus merupakan salah satu
inkretin yang berfungsi memicu sekresi insulin. GLP-1 juga memiliki efek
pada pusat nafsu makan berupa penekanan nafsu makan.3 Penelitian
RCT yang dilakukan untuk membandingkan efektifitas analog GLP-1
dibandingkan orlistat dan placebo menunjukkan hasil yang signifikan.
Penelitian pada pasien obesitas dengan dan tanpa diabetes
menunjukkan bahwa penambahan liraglutide, salah satu analog GLP-1,
pada subjek yang menjalani diet dan aktivitas fisik dapat menurunkan
berat badan rata-rata sejumlah 7,2 kg selama 12 minggu dibandingkan
2,8 kg pada placebo dan 4,2 kg pada pemakaian orlistat.1 Efek samping
yang sering ditemui adalah mual dan muntah namun hal tersebut tidak
signifikan. Saat ini, analog GLP-1 sedang memasuki trial fase-III
sehingga belum diindikasikan pada pasien obesitas.1,3
Dapat disimpulkan bahwa walaupun saat ini alternatif antiobesitas
telah banyak bermunculan, tenaga kesehatan harus berhati-hati untuk
memberikan farmakoterapi sebagai bagian dari tatalaksana obesitas.
Modifikasi diet, perilaku dan aktivitas fisik tetap merupakan tatalaksana
utama bagi pasien obesitas dalam menurunkan berat badan.
Daftar Pustaka
Manning S, Pucci A, Finer N. Pharmacotherapy for obesity: novel
agents and paradigms. Therapeutic Advances in Chronic Disease
2014;5(3):135-148.
Thomsen WJ, et al. Lorcaserin, a Novel Selective Human 5Hydroxytryptamine2C Agonist: in Vitro and in Vivo Pharmacological
Characterization. JPET 2008:325:577587
Larsen PJ. Mechanisms behind GLP-1 induced weight loss. Br J
Diabetes Vasc Dis 2008; 8 (Suppl 2): S34S41

Anda mungkin juga menyukai