Anda di halaman 1dari 2

Resume Diskusi Kasus 4 : NeuroAIDS

Oleh : Mega Septiana


NPM : 1006658354
Seorang pria 46 tahun datang dengan keluhan utama tidak sadar
sejak 1 hari SMRS. Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh sakit kepala hebat dan disertai demam. Pada awalnya pasien
masih dapat kekantor namun sejak 10 hari terakhir pasien hanya
berbaring saja di tempat tidur. Tujuh hari terakhir pasien mengeluh lengan
dan kaki kanan lemah dan sulit digerakkan. Empat hari smrs pasien tidak
dapat berkomunikasi dengan baik, menunjukkan kesulitan memahami
pembicaraan dan banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat
dipahami. 1 hari smrs tidur dan tidak dapat dibangunkan sama sekali.

Data klinik apa yang anda ingin cari lebih jauh?


1. Pemeriksaan Fisik
GCS : E1M4V3
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 37,8C
RR : 26 x/menit
Pupil bulat isokor 3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Refleks biceps : ++/++
Refleks triceps : ++/++
Refleks Achilles : ++/++
Refleks Patella : ++/++
Refleks Babinsky : +/2. Laboratorium
Hb : 10
Leukosit : 4 ribu ; shift to the left
Trombosit : 300.000

Apa diagnosa klinik yang anda pikirkan ?

Dugaan sementara : terdapat proses infeksi di otak sebelah kiri.


Dugaan sementara jikalau terdapat proses infeksi di otak sebelah kiri
didasarkan pada alasan pasien mengeluh sakit kepala hebat yang disertai
demam sejak 2 minggu SMRS. Kalau keluhan tidak mendadak, bisa dipikirkan
penyebabnya adalah tumor ataun infeksi sedangkan gangguan vaskular atau
trauma cenderung menimbulkan gejala yang mendadak. Lalu, gejala demam
menguatkan bahwa proses yang terjadi adalah infeksi. Proses infeksi diduga
terjadi di otak sebelah kiri karena gejala lainnya adalah kelemahan di sisi
kanan tubuh (kontralateral lesi karena jaras kortikospinal akan menyilang).

Penurunan kesadaran mungkin terjadi karena kerusakan korteks yang terlalu


luas. Pada kasus ini, mungkin saja terdapat lesi desak ruang berupa abses.
Proses infeksi di otak dapat disebabkan karena :
jamur seperti criptococcus, bakteri-bakteri piogenik, kuman TB dan virus.
Untuk memastikannya dibutuhkan pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap
2. CT Scan dengan kontras untuk memperjelas lokasi infeksi
3. Pungsi lumbal untuk melihat apakah ada kelainan pada LCS berupa
peningkatan leukosit, dll
Pungsi lumbal dilakukan di ruang subarachnoid setinggi L2 ke bawah, area ini
disebut juga sakus atau teka lumbalis. Pungsi lumbal dapat dilakukan karena
tekanan dalam teka lebih tinggi dibanding tekanan atmosfer. Tekanan likuor
normal pada orang yang berbaring adalah 6-14 cmH 2O. Pada meningitis atau
lesi desak ruang intracranial, tekanan likuor akan meningkat. Ciri LCS normal
adalah berwarna seperti air jernih. LCS yang kuning dan kaya akan protein
yang cepat membeku dikenal sebagai sindrom Froin dan mencakup 3
kelompok penyakit, yaitu obstruksi aliran LCS, infeksi kronik terutama sifilis
dan meningitis serta manifestasi imunologik susunan saraf seperti sindrom
guillain barre. Jumlah sel pada LCS juga dapat menjadi petunjuk kelainan.
Adanya pleiositosis polinuklear mengarah ke keadaan infeksi akut bakterial
sedangkan pleiositosis mononuclear mengarahkan ke keadaan infeksi kronik
bakterial, infeksi virus dan iritasi meningeal. 1
4. Tes HIV
Tes HIV ini perlu karena infeksi di otak jarang terjadi pada kondisi tubuh biasa
karena otak sangat dilindungi oleh sawar. Oleh karena itu, kemungkinan ada
kondisi immunocompromised yang menyebabkan otak dapat mengalami
infeksi. Permintaan tes ini kepada pasien harus dikomunikasikan dengan
benar agar pasien tidak tersinggung dan sukarela melakukannya.
Referensi
1. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2009.
p.416-422.

Anda mungkin juga menyukai