Anda di halaman 1dari 3

RedboX medicalplus

Just another RedboX site

Ghrelin dan Obestatin


14 Desember 2011 by yosephvera in Endokrin Metabolik, Kesehatan. Ghrelin dan Obestatin 2008 Diringkas oleh Yoseph L. Samodra @ 170711. PEPO. FK Unsrat 2003. Banyak Baca Society. Pendahuluan Obesitas kini diyakini sebagai pencetus kelainan-kelainan metabolik yang tergabung dalam sindrom metabolik. Obesitas dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan energi dalam jangka lama, dimana asupan energi lebih besar dari penggunaan energi. Saluran cerna dan otak berperan dalam regulasi nafsu makan.

(http://redboxmedicalplus.files.wordpress.com/2011/12/timbangan-obesitas.jpg) Ghrelin dan obestatin merupakan 2 hormon pencernaan yang memberi signal ke hipotalamus untuk mengatur nafsu makan. Ghrelin meningkatkan nafsu makan, obestatin menekan nafsu makan. Obesitas dan Patogenesis Sindrom Metabolik Beberapa kriteria tentang sindrom metabolik adalah berkaitan dengan resistensi insulin, dislipidemia aterogenik, DM, dan hipertensi. Baru-baru ini sindrom metabolik diketahui adalah kondisi proinflamasi, yang diketahui dari peningkatan hsCRP. Jaringan adiposa yang membesar akan mengalami proses angiogenesis untuk memperbaiki diri,

dan melepaskan TNF-alfa untuk memulai proses ini. Karena jumlahnya tak mencukupi, maka TNF-alfa akan memicu infiltrasi makrofag sebagai sumber TNF-alfa, yang bila semakin banyak akan merusak jaringan adiposa. Oleh karena itu kondisi obesitas disebut sebagai kondisi inflamasi kronik tingkat rendah, karena jaringan adiposa yang banyak menumpuk menjadi sumber adipositokin. Adanya adipositokin mengakibatkan terjadinya tumpang tindih peran makrofag dan jaringan adiposa. Pelepasan sitokin proinflamasi pada obesitas menimbulkan proses dislipidemia aterogenik yang lazim terjadi pada pasien obesitas dan sindrom metabolik, dengan gambaran umum hipertrigliseremia, penurunan konsentrasi kolesterol HDL, dan adanya kolesterol LDL kecil padat. Ghrelin Ghrelin merupakan peptida hormon terasilasi yang dihasilkan oleh lambung, tersusun dari 28 asam amino dan merupakan ligan dari GHSR (growth hormone secretagogue receptor). Aktivitas biologis ghrelin yang terpenting antara lain adalah stimulasi pelepasan growth hormon, menstimulasi nafsu makan, dan metabolisme karbohidrat. Ghrelin mengaktivasi produksi NPY dan AgRP dari arcuate nucleus neuron di hipotalamus yang memberikan efek meningkatnya nafsu makan. Ghrelin meningkat kadarnya pada kondisi perut kosong. Ekspresi ghrelin berlebih akan melemahkan diferensiasi presdiposit menjadi adiposit. Ghrelin menginduksi ekspresi gen yang berpengaruh pada proses lipogenik dan glukogenik di hati serta peningkatan trigliserida, tetapi di otot justru kadar trigliserida menurun. Choi menduga bahwa kolesterol HDL menjadi transporter bagi ghrelin di sirkulasi sehingga pada pasien dengan kolesterol HDL rendah, ghrelin juga menurun. Pemberian ghrelin pada pasien sindrom metabolik ternyata dapat memperbaiki fungsi endotel melalui penurunan vasodilatasi dari lapisan endotel. Menurunnya kadar ghrelin pada pasien sindrom metabolik diduga ikut berperan dalam kejadian inflamasi pada pasien tersebut. Penelitian lain menyatakan bahwa olahraga dapat meningkatkan konsentrasi ghrelin dalam tubuh. Ghrelin dapat meningkatkan sensitivitas insulin, meskipun mekanismenya belum jelas. Penelitian Prado pada pankreas tikus menunjukkan adanya keseimbangan antara peran ghrelin dan insulin dalam pengaturan metabolisme glukosa. Obestatin Obestatin merupakan hormon pencernaan yang diproduksi juga oleh lambung, dan berasal dari gen yang sama dengan ghrelin. Pada ghrelin terdapat octanoylated serine, sedangkan pada obestatin tidak ada. Obestatin berikatan dengan GPR39 dan menimbulkan efek yang berlawanan dengan ghrelin yaitu menekan nafsu makan. Ghrelin dan obestatin berada dalam kondisi seimbang untuk mengendalikan atau mencegah terjadinya obesitas melalui keseimbangan pengaturan nafsu makan di otak. Sumber: Kurniawati W, Wijaya A. Peran Ghrelin dan Obestatin terhadap Patogenesis Sindrom Metabolik

pada Pasien Obesitas. Forum Diagnosticum, 2008; 3:1-7 health.com Tags: 2008, hormon, obesitas Blog pada WordPress.com. | Tema: Oxygen oleh AlienWP.

Anda mungkin juga menyukai