Disusun oleh:
Kelompok 9 Kelas A
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
Peroksisom adalah suatu organella dalam sitoplasma sel yang diduga berperan
dalam metabolisme hidrogen peroksida, proses katabolik dan anabolik lipid. Peroxisome
Proliferator-Activator Receptor (PPAR) adalah suatu reseptor yang terletak dalam
nukleus sel, dan merupakan suatu molekul kompak yang terdiri dari 441 sampai 479 asam
amino yang tersusun dalam 6 struktur, yaitu domain A/B, C, D, dan E/F. Domain C
mengandung DNA-binding domain (DBD) untuk berinteraksi dengan Peroxisome
Proliferator Respons Element (PPRE) pada DNA sel target, dan domain E/F mengandung
ligand-binding domain (LBD) untuk berinteraksi dengan ligan.
Kerja insulin dimulai saat insulin berikatan dengan reseptor insulin pada
permukaan membran sel target. Ikatan insulin dengan domain ekstraseluler reseptor
insulin yang terdapat pada permukaan membran sel mengaktifasi domain intrasitoplasmik
reseptor. Residu tirosin reseptor yang teraktivasi (tyrosine phosphorylated) selanjutnya
berikatan dengan molekul protein substrat reseptor insulin (insulin receptor substrates,
IRS) atau protein Shc. Interaksi molekul protein substrat reseptor insulin dengan molekul
p85subunit phosphatidylinositol 3-kinase (PI 3-kinase) memacu translokasi glucose
transporter 4 (GLUT-4) ke membran plasma dan ambilan glukosa meningkat (Gambar 1).
Belum jelas mekanisme pasti asam lemak bebas menghambat insulin signaling
dan transpor glukosa, diduga long-chain acetyl-coenzyme A (LCAC), bentuk asam
lemak bebas yang teraktifasi, menghambat aktivitas protein kinase C yang
menyebabkan sintesis glikogen terhambat. Selain itu, LCAC juga meregulasi
translokasi GLUT-4. Akumulasi trigliserid dan asam lemak dalam sel otot rangka
menghambat insulin signaling melalui beberapa mekanisme termasuk aktivasi protein
kinase C, pembentukan ceramide dan inhibisi translokasi GLUT-4 secara langsung.
Selain asam lemak bebas, sebagai organ endokrin jaringan adiposa juga mensekresi
beberapa molekul protein signaling atau yang dikenal sebagai adipositokine
(adipokine), termasuk TNF-α. Tumor necrosis factor-alpha meningkatkan fosforilasi
serine IRS, menghambat fosforilasi tyrosine dan insulin signalling.
Oleh sebab itu Thiazolidinedione (TZD) akan meningkatkan ambilan glukosa dan
asam lemak oleh jaringan lemak, meningkatkan lipogenesis dan adipogenesis,
pemanfaatan glukosa dan glikogenesis di otot, dan mungkin menekan produksi glukosa
oleh hati. Thiazolidinedione (TZD) juga meningkatkan ekspresi PAI-1, menghambat
proses inflamasi , menghambat migrasi dan proliferasi sel otot polos pembuluh darah.
(Staels, 2000)
1. Troglitazone
Troglitazon meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin. Obat
ini sebagaimana denganMetformin tidak menyebabkan reaksi hipoglikemia. Telah
terbuktipada manusia menghilangkan adanya resistensi insulin, menurunkanhepatic
glucose out put, menormalkan gangguan toleransi glukose, danmencegah serta
memperlambat progresifitas gangguan toleransiglukose menjadi diabetes. Terbukti
pula obat ini dapat memperbaikikendali glukose darah, dan hiperinsulinemia
(Iwamoto, 1996).Dosis Troglitazon umumnya berkisar 400 mg perhari
sudahmenurunkan kadar glukose darah puasa dan HbA1C. Efek yang tidak diinginkan
adalah pusing dan edema, namun ini dapat ditolerirpenderita.Ditarik dari pasar karena
menyebabkan toksisitas pada hati yang parah(Reaven, 1989).
2. Rosiglitazone
Secara klinikrosiglitazonedengan dosis 4 dan 8 mg/hari (dosis tunggal atau
dosis terbagi duakali sehari)memperbaiki konsentrasi glukosa puasa sampai 55
mg/dl.Rosiglitazon pada tahun 2010 dibekukan izin edarnya oleh Badan POM. Tidak
hanya rosiglitazon dalam bentuk tunggal, juga dalam bentuk kombinasinya yaitu
dengan glimepirid dan metformin. Pembekuan izin edar ini terkait dari Eropa dan
Amerika yang memperketat penggunaan obat ini karena bisa menyebabkan efek
samping kardiovaskular berupa gagal jantung (heart failure) (Hermawan,2012).
3. Pioglitazone
Sedang pioglitazone juga mempunyaikemampuanmenurunkan glukosa darah
bila digunakan sebagai monoterapi atausebagai terapikombinasi dengan dosis sampai
45mg/dl dosis tunggal.Pioglitazone terbukti mening-katkan sensitivitas insulin,
meningkatkan kontrol glikemik, tidak menyebabkan efek sam-pin-g hipoglikemia,
dan mening-katkan profil lipid. Respons sel beta pankreas juga meningkat pada
penggunaan pioglitazone(Hermawan, 2012).
V. DAFTAR PUSTAKA