Anda di halaman 1dari 2

Belajar adalah setiap perubahan perilaku akibat pengalaman yang diperoleh, atau sebagai hasil

interaksi individu dengan lingkungannya. Para ahli mengatakan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersumber dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) individu. Faktor internal
meliputi keadaan fisik secara umum. Sedangkan psikologi meliputi variable kognitif termasuk di dalamnya
adalah kemampuan khusus (bakat) dan kemampuan umum (intelegensi). Variabel non kognitif adalah minat,
motivasi, dan variabel-variabel kepribadian. Faktor eskternal meliputi aspek fisik dan sosial. Kondisi tempat
belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar merupakan aspek
fisik. Sedangkan dukungan sosial dan pengaruh budaya termasuk aspek sosial. Selain konsep tersebut di atas
Daniel Goleman (1999) mengemukakan konsep kecerdasan yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi
seseorang yaitu kecerdasan emosi (Emotional Intelligence). Menurut Goleman, kecerdasan emosi merujuk
pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang
lain. Kecerdasan emosi mencakup kemampuan–kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan
kecerdasan akademik (academic intelligence), yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ.
Inteligensia sebagi unsur kognitif dianggap memegang peranan yang cukup penting. Bahkan kadang-kadang
timbul anggapan yang menempatkan inteligensia pada peranan yang melebihi proporsi yang sebenarnya.
Sebagian orang bahkan menganggap bahwa hasil tes IQ yang tinggi merupakan kunci kesuksesan dalam
belajar. Banyak orang berpendapat untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki
intelegensi yang juga tinggi. Hal ini karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan
dalam belajar (Bachtiar, 2009). Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ
(Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut
penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap
sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu disamping faktor
gizi makanan yang cukup.
Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah :

Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah mempunyai kecerdasan anak-anak yang rata-rata baru bisa
berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x
100 = 133. Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :

Hal ini menunjukkan ada korelasi yang cukup tinggi antara intelegensi dengan keberhasilan belajar, semakin
tinggi intelegensi anak semakin tinggi pula prestasi yang diperoleh.
3. Keberhasilan Belajar antara Genetik dan Intelegensi
Perbedaan-perbedaan intelegensi anak,adalah fungsi dan perbedaan-perbedaan dalam faktor hereditas dan
lingkungan (genetik). Studi terhadap orang tua angkat memberikan
banyak informasi tentang pengaruh relatif hereditas
dan lingkungan terhadap inteligensi anak.
Bagaimana status intelegensi anak-anak angkat yang diadopsi sejak bayi, apakah dipengaruhi oleh orang tua
angkat (lingkungan), atau oleh orang tua asli (hereditas) ? Bila lingkungan yang menyebabkan perbedaan-
perbedaan yang besar, maka seharusnya terdapat korelasi antara IQ anak dan IQ orang tua angkat.
Sebaliknya, bila faktor hereditas yang menyebabkan perbedaan-perbedaan, seharusnya terdapat korelasi yang
cukup tinggi antara IQ anak dan IQ orang tua asli. Kesimpulan yang ditemukan antara lain korelasi anak
dengan pendidikan ibu angkat dan pendidikan ayah angkat, kedua-duanya menunjukkan angka nol. Artinya,
tidak terdapat hubungan sama sekali, pendidikan orang tua angkat tidak mempengaruhi inteligensi anak
angkat mereka. Tetapi korelasi antara IQ anak dengan IQ dan pendidikan orang tua masih cukup tinggi,
terletak antara 0,32 dan 0,44. Sekalipun ada penelitian terdahulu, terhadap 312 anak angkat, menyimpulkan,
nilai korelasi hanya 0.13 antara IQ anak angkat dengan IQ ibu masih mereka. Dari berbagai data dan
penelitian dapat ditarik satu kesimpulan umum bahwa perbedaan perbedaan hereditas dan lingkungan
menyebabkan terjadi perbedaan-perbedaan dalam inteligensi atau IQ anak.

Anda mungkin juga menyukai