Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Pancasila sebagai dasar Negara RI sebelum di sahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh
PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa
Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai
religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari- hari
sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang berupa nilai- nilai tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis
pancasil. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri
negar untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Proses perumusan pancasila
secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama,”9” sidang BPUPKI
kedua, serta akhirnya di sahkan secara YURIDIS sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia.
Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya
berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara dan bertahap. dengan itu sejarah
perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya dengan sejarah lahirnya pancasila.
Karena sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak berabad-abad yang lalu itu panjang sekali,
maka perlulah ditetapkan tonggak-tonggak sejarah tersebut, yakni peristiwa- peristiwa yang
menonjol, terutama dalam hubungannya dengan pancasila.
Proses Perjuangan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan, dan kemudian
sekitar seabad seterusnya didirikan pula kerajaan- Majapahit di Jawa Timur. baik Sriwijaya,
maupun Majapahit pada zamannya itu telah merupakan negara-negara yang berdaulat,bersatu
serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh nusantara ini. MASA KERAJAAN
SRIWIJAYA.
Dalam sejarah Indonesia terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan megah yaitu Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit. Para ahli masih berbeda pendapat letak yang pasti kerajaan Sriwijaya.
Tetapi peristiwa Sidhayarta yang dilakukan oleh Dapuntah yang menguatkan kesimpulan bahwa
pusat kerajaan Sriwijaya terletak di Jambi. Pendapat ini diperkuat pula dengan ditemukannya
prasasti Muara Takus. Namun dari keterangan prasasti Kota Kapu di Talang To, yang menyebut-
nyebut kata “Sriwijaya”, dapat ditarik kesimpulan lain, yaitu pusat ibu kota sriwijaya adalah di
Palembang. Prasasti lain yang menunjukkan adanya kekuasaan Sriwijaya adalah Bukit Siguntang
dan Karang Brahi. Dalam pertumbuhannya, Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar.
Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor:
1. Letak Sriwijaya yang strategis iaitu berda dijalur lalu lintas hubungan dagang India dengan
Cina serta pelabuhannya yang tenang karena terlindung oleh Pulau Bangka dari terjangan
ombak besar .
2. Runtuhnya kerajan Fuhan sebagai kerajaan maritime menguntungkan kerajaan Sriwijaya
karena ia bisa berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
3. Majunya pelayaran dan perdagangan India dan Cina memberi Sriwijaya kesempatan untuk
berkembang dalam perdangan di Asia Tenggara.
4. Memiliki armada laut yang kuat untuk mengamankan lalulintas pelayaran, perdagangan serta
daerah kekuasaaan
Disisi lain perkembangan agama Budha, Sriwijaya berperan penting sebagai pusat
perkembangan agama ini di Asia Tenggara dan sebagai pusat perkembangan bahasa Sansekerta,
sehingga para biksu dari negeri Cina harus belajar Sansekerta di Sriwijaya terlebih dahulu
sebelum belajar agama Budha di India. Diantara Dharmapala,ada seorang murid bernama
Sakiyakirti yang kemudian menjadi guru besar di Sriwijaya.Berdasarkan prasasti Nalanda,
Balaputra Dewa adalah keturunan Raja Jawa yang mengadakan hubungan baik dengan kerajaan
Benggala yang diperintah oleh Dewapala Dewa yang pernah menghadiahkan sebidang tanah
untuk mendirikan asrama bagi pelajar dari Sriwijaya. Prasasti itu juga menjelaskan bahwa
Balaputra Dewa keturunan dari Raja Samaratungga dan Putri Tara dari Sriwijaya kemudian
menjadi raja besar. Namun hubungan Sriwijaya dengan India retak (1023-1024m) karena adanya
pertikaian mengenai penguasaan jalur lalulintas perdangan di Selat Malaka. Setelah BalaPutra
Dewa meninggal, Sriwijaya mengalami kemunduran.
Faktor faktor penyebabnya adalah:
1. Pengganti Balaputra Dewa tidak sekuat Balaputra Dewa dalam hal pemerintahan dan kurang
bijaksana dalam menghadapi para pembantunya.
2. Adanya serangan Pamalayu dari Singosari dibawah pemerintahan KartaNegara.
3. Daerah-daerah yang berada dibawah pengaruh Sriwijaya berusaha melepaskan diri seperti
Thai, Ligor serta daerah lain di semenanjung Malaka.
4. Adanya serangan Majapahit dalam usaha persatuan Nusantara dibawah panji Majapahit.
Masa kerjaan majapahit Sriwijaya dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang memiliki
karisma tersendiri menduduki tempat yang cukup mengesankan serta disegani oleh banyak
Negara asing. Dalam pertumbuhannya, Majapahit banyak menerima unsur politik, kebudayaan,
social, ekonomi dari Singosari sebagai kerajaan yang mendahuluinya. Pendirinya adalah Raden
Wijaya yang berhasil menduduki tahta berkat bantuan dari Atya Wiraraja, bupati Madura yang
menghadiahkan daerah Tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaan. Pada 1293 Raden
Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajarasa Jaya Wardhana. Yang memrintah dari tahun 1293
sampai wafatnya pada tahun 1309 dan dimakamkan sebagai JenaBudha Wisnu dan Siwadi
Chandi camping dan candi Budha di Antaphura, kota Majapahit. Sepeninggalannya kertajasa,
putranya Kalagemit yang bergelar Srijaya Negara mengisi tahta kerajaan. Namun
pemerintahannya lemah dan selalu dironrong oleh pemberontakan, misalnya pemberontakan
Ranggalawe, LembuSora, Juru Demong, Gajah Biru, Nambi, Lasem, dan Semi. Aying paling
berbahaya adalah pemberontakan Kuti dengan peristiwa Badandernya yang hampir meruntuhkan
Majapahit sehingga JayaNegara mengungsi dengan diikuti oleh pasukan Bhayangkara yang
dipimpin oleh GajahMada
Selanjutnya JayaNegara meninggal tahun 1250 Saka (1328m), karena dibunuh oleh Tanca,
seorang tabib kerajaan yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada. Karena Jaya Negara tidak
mempunyai keturunan, maka tahta kerajaan digantikan oleh adik perempuannya, Tribuana
Tunggadewi. Sementara itu Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih. Pada tahun 1350m
Tribuana meninggal dan Hayam Wuruk memimpin pemerintahan sehingga dia berjaya mencapai
kemuncak kejayaan. Menurut Kakawin Nagara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanka,
daerah yang dikuasai Hayam Wuruk pada masa pemerintahannya sangat luas, yaitu hampir
meliputi seluruh wilayah Indonesia sekarang.
Majapahit melakukan Mitreka Setata (persahabatan yang kekal sederajat) dengan Negara-
negara di Asia tenggara, sementara itu Gajah Mada melakukan peluasan kekuasaaan ke luar
Jawa. Untuk mencapai cita-citanya, ia menyatakan Sumpah Palapa dan dengan dibantu oleh Mpu
Nala dan Adityawarman, ia menaklukkan satu persatu daerah di luar Jawa, pada masa ini
kemakmuran rakyat Majapahit Nampak terangkat dan kegiatan ekonomi mahupun budaya sangat
diperhatikan.
Peristiwa Bubat yang terjadi pada tahun 1279 Saka (1357m) ditandai Hayam Wuruk
bermaksud menjadikan Putri Sunda sebgai permaisurinya. Saat Putri Sunda dan ayahnya Sri
Baduga Maharadja beserta para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu
muslihat. Dia tidak mahu pernikahan berlaku begitu saja, dia menghendaki Putri Sunda
dipersembahkan kepada Majapahit. Al hasil, terjadi perselisihan paham dan akhirnya terjadi
perang Bubat. Banyak korban di kdua belah pihak gugur sedangkan putrinya bunuh diri.Setelah
Gajah Mada meninggal pada tahun 1364m, Raja Hayam Wuruk megundang Dewan Sapta Prabu
untuk merundingkan masalah pengganti Gajah Mada. Keputusannya adalah Mahapatih
Hamengkubumi Gajah Mada tidak bisa diganti, dan untuk mengisi kekosongan pemerintahan
Mpu Tandi diangkat sebagai Widharmantri, Mpu Nala diangkat sebagai Patih Amenca Negara,
dan Patih Dhani diangkat menjadi Yuwamantri. Menurut cerita Pararaton, setelah tiga tahun
tanpa Patih Hamengkubumi, Gajah Engon diangkat untuk mengisi posisi tersebut.Setelah raja
Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389m, terjadilah perebutan kekuasaan antara
Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk) dengan Bri WiraBhumi (Putri Hayam Wuruk dari
salah seorang selirnya) yang di sebut perang Paregreg.
Wikrawhardhana meninggal tahun 1429m, dan berturut turut digantikan oleh Kertawijaya,
Raja Wardhana, Purwawisesa , Brawvijaya V yang tidak pernah luput dari perebutan kekuasaan.
Majapahit runtuh karena perang saudara dan proses kehancuran ini juga dipercepat oleh
perkembangan agama Islam di Demak.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk
satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang
lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu
sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling
berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain
untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh

Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari
Bahasa Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta) atau Philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of
wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dalam artian
lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia untuk mencari kebenaran
hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai kebenaran terbaik,
yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari
berbagai bangsa menemukan dan merumuskan sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka;
yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena itulah berkembang berbagai aliran filsafat:
materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan berbagai aliran modern: rasionalisme,
humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme; marxisme-komunisme; sosialisme dll.
Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia:
Merupakan kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila
memberi petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan
suku atau ras.
Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara:
Yang dimaksud adalah bahwa semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum bangsa dan negara republik indonesia.
Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap orang yang lebih
rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan selalu berfikiran positif,
kritis, dan berdifat arif bijaksana, universal dan selalu optimis.

Manusia pada hakikatnya kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk tuhan yang
maha esa, maka sesuai dengan sila pertama pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang
bersifat mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang tertinggi.

Selain itu dalam sila ke 3, ke 2, ke 4, dan ke 5, maka epistimologis ( hakikat dan sistem
pengetahuan ) pancasila juga mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan
hakikat sifat kodrat manusia makhluk individu dan sosial.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat memiliki beberapa nilai yaitu Nilai Obyektif dan
Subyektif.

Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :

1. Rumusan dari sila-sila pancasila menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum, universal
dan abstrak. Karena pada hakikatnya pancasila adalah nilai.
2. Inti nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang. Artinya keberlakuannya sejak
jaman dahulu, masa kini dan juga untuk masa yang akan dating, untuk bangsa Indonesia
boleh jadi untuk Negara lain yang secara eksplisit tampak dalm adat istiadat, kebudayaan,
tata hidup kenegaraaan dan tata hidup beragama.
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental, sehingga merupakan suatu sumber hokum positif
di Indonesia. Oleh karena itu hierarki suatu tertib hokum di Indonesia berkedudukan
sebagai tertib hukum tertinggi. Maka secara objektif tidak dapat diubah secara hokum,
sehingga melekat pada kelangsungan hidup Negara. Sebagai konsekwensinya jikalau
nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaa UUD 45 itu diubah maka sama halnya
dengan membubarkan Negara proklamasi 17 Agustus 1945.

Sedangkan Nilai-nilai Sistem Filsafat Pancasila adalah senagai berikut :

1. Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai yang terdapat dalam
pancasila merupakan hasil dari pemikiran, panilaian, dan refleksi filosofis dari bangsa
Indonesia sendiri. Deologi pancasila berbeda denagn ideology-ideologi lain karena isi
pancasila diambil dari nilai budaya bangsa dan religi yang telah melekat erat, sehingga
jiwa pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia sendiri, sedangkan ideology lain seperti
liberalis, sosialis, komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari pemikiran filsafat
orang.
2. Nilai Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber
nilai atas kebenaran, keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia,
karena bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya akan selaras
dengan nilai-nilai pancasila.

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Pancasila dalam Etika Politik. Etika adalah kelompok filsafat praktis yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Pengertian
politik berasal dari kata “Politics”, yang memiliki makna bermacam – macam kegiatan dalam
suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan – tujuan.

Etika politik adalah cabang dari filsafat politik yang membicarakan perilaku atau perbuatan-
perbuatan politik untuk dinilai dari segi baik atau buruknya. Filsafat politik adalah seperangkat
keyakinan masyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dibela dan diperjuangkan oleh para
penganutnya, seperti komunisme dan demokrasi.

Secara substantif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subjeksebagai pelaku
etika yaitu manusia. Oleh karena itu, etika politik berkaitan eratdengan bidang pembahasan
moral.hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertianmoral senantiasa menunjuk kepada
manusia sebagai subjek etika. Maka kewajibanmoral dibedakan dengan pengertian kewajiban-
kewajiban lainnya, karena yangdimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia, walaupun
dalam hubungannyadengan masyarakat, bangsa maupun negara etika politik tetap meletakkan
dasarfundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politikbahwa
kebaikan senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk yangberadab dan
berbudaya berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsamaupun negara bisa
berkembang ke arah keadaan yang tidak baik dalam arti moral.

Tujuan etika politik adalah mengarahkan kehidupan politik yang lebih baik, baik bersama dan
untuk orang lain, dalam rangka membangun institusi-institusi politik yang adil. Etika politik
membantu untuk menganalisa korelasi antara tindakan individual, tindakan kolektif, dan
struktur-struktur politik yang ada. Penekanan adanya korelasi ini menghindarkan pemahaman
etika politik yang diredusir menjadi hanya sekadar etika individual perilaku individu dalam
bernegara. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik. Dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara, etika politik menuntut agar kekuasaan dalam Negara dijalankan sesuai
dengan:

1. Legitimasi hukum
2. Legitimasi demokratis
3. Legitimasi moral
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang
menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Disamping ituh, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis, dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat
adalah suatu nilai-nilai yang bersifat mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan
nyata dalam masyarakat,bangsa, dan negara maka diwujudkan dalam norma-noorma yang
kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi:

1. Norma Moral
yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut pandang baik
maupun buruk, sopan maupun tidak sopan, susila atau tidak susila.
2. Norma Hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu
tertentu dalam pengertian ini peratran hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila
berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Dengan demikian, pacasila pada hakikatnya bukan meruakan suatu pedoman yang langsung
bersifat normatif ataupun praktsis melainkan suatu sistem nilai-nilai etika merupakan sumber
norma.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Pancasila sebagai Ideologi Nasional seperti kita ketahui, selain sebagai Dasar Negara, ia juga
menjadi ideologi bangsa. Sebagai ideologi nasional, Pancasila berfungsi menggerakkan
masyarakat untuk membangun bangsa dengan usaha-usaha yang meliputi dalam semua bidang
kehidupan. Pancasila tidak menentukan secara apriori sistem ekonomi dan politik, tetapi sistem
apa pun yang dipilih harus mampu menyalurkan aspirasi utama tersebut.

Pancasila sebagai Ideologi Nasional yang pada dasarnya menampilkan nilai-nilai universal
menunjukan wawasan yang integral integratif dan sebagai ideologi modern mampu memberikan
gairah dan semangat yang tinggi. Berbeda dengan ideologi-ideologi Barat, Pancasila yang
dilahirkan dalam budaya dan sejarah peradapan timur sangat menjunjung tinggi peran religiusitas
yang justru sangat didambakan dalam alam kehidupan dan peradapan teknokratis sekarang ini.

Sebagaimana kita ketahui, kondisi masyarakat sejak permulaan hidup kenegaraan adalah serba
majemuk. Masyarakat Indonesia bersifat multietnis, multireligius, dan multiideologis.
Kemajemukan tersebut menunjukkan adanya berbagai unsur yang saling berinteraksi. Berbagai
unsur dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat merupakan benih-benih yang dapat
memperkaya khazanah budaya untuk membangun bangsa yang kuat, tetapi sebaliknya dapat
memperlemah kekuatan bangsa dengan berbagai percekcokan dan perselisihan.

Melihat situasi demikian, masalah yang perlu diatasi pertama kali adalah bagaimana menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa yang sangat dibutuhkan untuk mengawali penyelenggaraan
negara. Dengan kata lain, nation and character buildings merupakan prasyarat dan tugas utama
yang harus dilaksanakan. Dalam konteks ini Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi persatuan.
Pancasila diharapkan mampu memberikan jaminan persatuan untuk memecahkan perbedaan
serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik.

Karena urgensi untuk memecahkan masalah-masalah politik selama dua dasawarsa dalam
penyelenggaraan negara, Pancasila sebagai Ideologi Nasional dipersepsikan sebagai sintesa atau
perpaduan yang mempersatukan berbagai sikap hidup yang berada di tanah air. Berbagai aliran
dan pendirian yang berbeda dipertemukan dalam Pancasila. Pancasila menyediakan arena yang
di satu pihak memberikan keleluasaan bergerak, tetapi di pihak lain memberikan patokan moral
yang tidak boleh dilanggar.

Penampilan Pancasila sebagai ideologi persatuan atau pemersatu telah menunjukkan relevansi
dan kekuatannya dalam dua dasawarsa sejak permulaan kehidupan dan penyelenggaraan negara
RI. Rakyat Indonesia telah dibangun dengan kasadaran kuat sebagai bangsa yang memiliki
identitas dan hidup bersatu dalam jiwa nasionalisme dan patriotisme.

Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Nasional untuk memberikan orientasi ke depan mengharuskan
bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya. Kemajuan ilmu
pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan pesatnya perkembangan sarana komunikasi membuat
dunia makin kecil dan independensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia semakin menguat.

Pembangunan nasional tidak hanya ditentukan faktor-faktor dalam negeri, tetapi juga dikaitkan
dengan faktor yang berkaitan dengan permodalan. Bangsa Indonesia kini sedang sibuk
membangun dengan usaha memecahkan masalah-masalah dalam negeri, seperti kemiskinan dan
kesenjangan sosial, mau tidak mau terseret ke dalam jaringan politik dunia yang dipengaruhi
oleh kekuatan ekonomi raksasa dunia. Tantangan itu hanya bisa diatasi apabila bangsa Indonesia
tetap mempertahankan identitasnya dalam ikatan persatuan nasional dan mampu
mengembangkan dinamikanya agar mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia.

Anda mungkin juga menyukai