AGEs Pathway
Definisi
AGEs merupakan singkatan dari Advanced Glycation
End Products. AGEs Pathway merupakan salah satu
jalur dari Collagen cross-link. Collagen cross-link secara
garis besar dibedakan kedalam dua tipe jalur reaksi,
yaitu:
Enzimatik (Lisil Oksidase)
Diperlukan dalam memperkuat kolagen fibril dan
tulang.
Formasinya memiliki kontribusi yang besar dalam
mempertahankan stabilitas tulang dari berbagai
efek mekanik hingga level tertentu.
Non-enzimatik
Diperankan oleh Advanced Glycation End
Products (AGEs), yang merupakan produk akhir
dari reaksi antara gula pereduksi dan gugus amin
pada protein
Mekanisme
Mekanisme pembentukan AGEs sangat rumit,
tetapi hasil reaksi glikolisasi tersebut terjadi karena
adanya peningkatan kadar glukosa sehingga
hooking antara gugus karbonil aldehid atau keton
(glukosa, fruktosa, dan ribosa) dengan gugus amin
pada protein menjadi irreversibel.
Jalur ini akan meningkat bila didalam proses
mineralisasi, kadar glukosa relatif tinggi didalam
sirkulasi dan jaringan.
Akibat
Menimbulkan efek negatif dari keseluruhan proses mineralisasi
primer, karena pembentukan senyawa AGEs akan menginduksi
fungsi osteoblastik dengan cara berinteraksi dengan reseptor AGEs.
Banyak sel di badan ( sebagai contoh, endothelial sel,
memperlancar sel atau otot dari sistem yang kebal) dari jaringan
seperti paru-paru, hati, ginjal atau darah sekeliling membawa
Receptor untuk produk Advanced Glycation End bahwa ketika
mengikat AGEs, berperan untuk AGE- dan penyakit terkait dengan
kencing manis kronis yang Menyebabkan radang seperti
atherosclerosis, sakit asma, radang sendi, myocardial infarction,
nephropathy, retinopathy, atau penyakit saraf.
Mungkin ada beberapa bahan-kimia, seperti aminoguanidine, yang
membatasi pembentukan AGEs.
3
Adenopektin dan
hubungannya dengan
metabolisme karbohidrat
Adenopektin
Adiponektin merupakan salah satu protein yang memiliki efek yang penting
dalam menjaga keseimbangan gula dan lemak.
Adiponektin adalah protein yang terbentuk dari 247 asam amino, terdiri dari
4 domein, sequence signal aminoterminal, regio variabel, domein
collagenous (cAd), dan domein globular karboksi-terminal (gAd).8 Atas
dasar dari urutan asam amino primer dan struktur subunitnya, adiponektin
mirip sekali dengan C1q, yaitu bagian protein yang berkaitan dengan sistem
komplemen.
Hubungan Adenopektin dengan
Metabolisme karbohidrat
Adiponektin mempengaruhi :
Fluktuasi Glukosa :
1. gluconeogenesis
2. glucose uptake
Katabolisme lemak :
1. b-oksidasi
2. Bersihan trigliserida
Disfungsi endotel
(Penting pada pembentukan atherosclerosis)
Sensitivitas insulin
Penurunan Berat Badan
Fluktuasi Glukosa
Peranan adiponektin meningkatkan
sensivitas glukosa dengan meningkatkan
penggunaan glukosa di hati yang diikuti
dengan penurunan kadar asam lemak
bebas. Jadi adiponektin berperan pada
proses homeostasis glukosa.
Katabolisme lemak
Beberapa penelitian melaporkan adanya
korelasi negative antara adiponektin
dengan trigliserida dan rasio kolesterol
total terhadap HDL serta berkorelasi positif
dengan kolesterol HDL. Adiponektin
berperan meningkatkan oksidasi asam
lemak dalam sirkulasi dan di otot skeletal
melalui aktivasi AMP kinase.
Disfungsi Endotel
Pada keadaan hipoadiponektinemia, risiko PKV
akan meningkat. Hasil beberapa penelitian
menduga bahwa adiponektin secara langsung
berperan dalam terjadinya disfungsi endotel &
hipertensi. Adiponektin disini bersifat anti
aterogenik melalui penekanan reseptor inflamasi
pada endotel, menghambat proliferasi otot polos
pada pembuluh darah, menghambat perubahan
ekspresi molekul adhesi monosit mungkin
melalui TNF. Dimana semuanya ini
menyebabkan keadaan disfungsi endotel.
Sensitivitas Insulin
Adiponektin kadarnya rendah pada keadaan
insuline resistance. pada suatu penelitian
dikatakan kadar adiponektin plasma menurun
pada obesitas dan insuline resistance. Pada otot
skeletal, adiponektin meningkatkan fosforilasi
reseptor insulin sehingga sensitivitas insulin
meningkat. Oleh karena itu adiponektin berperan
penting dalam regulasi homeostasis energi dan
sensitivitas insulin.
Penurunan Berat Badan
Kadar adiponektin dalam plasma
berbanding terbalik dengan BMI. Pada
hipoadiponektin memiliki risiko lebih tinggi
terhadap sindrom metabolik. Dengan
demikian penentuan konsentrasi
adiponektin dapat mendeteksi ada
tidaknya faktor risiko terjadinya sindrom
metabolik.
Pada saat ini telah dikenal suatu
pemeriksaan yang dapat mendeteksi ada
tidaknya faktor risiko sindrom metabolik,
yaitu Adiponektin.
Adiponektin merupakan indikator yang
baik untuk memperkirakan terjadinya
komplikasi dengan Sindrom Metabolik.
4
Resistin
Reistin
Resistin adalah sistein kaya protein yang
disekresi oleh jaringan adiposa dari tikus-
tikus.Pada mamalia lain sedikitnya
primata, babi dan anjing, resistin disekresi
oleh immune dan sel-sel epitel.
Resistin dengan Metabolisme
Karbohidrat
Hormon resistin dikenal mendukung
resistensi insulin dalam darah, juga terkait
dengan inflamasi.
5
Diabetes Mellitus
Definisi
Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein,
"tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis")
yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang
ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus
adalah keadaanhiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata,ginjal, dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron.
Mekanisme Terjadinya
Terjadi kenaikan kadar glukosa darah dan juga
filtrat glomerulus dalam ginjal mengandung
glukosa lebih banyak daripada jumlah yang
dapat di reabsorpsi,diabetes melitus terjadi
ketika konsentrasi glukosa di dalam darah vena
melampaui 9,5 – 10 mmol/L.Hal ini disertai
dengan perubahan pada metabolisme lemak.
Mekanisme Timbulnya Gejala-gejala
Kesimpulan
Terima kasih