Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Ghrelin

Ghrelin berasal dari kata ghre yang berarti tumbuh. Ghrelin (bahasa
Inggris: ghrelin, growth hormone secretagogue, GHS) adalah hormon stimulator
GH. GHS diproduksi paling banyak oleh kelenjar oksintik yang berada di dalam
lambung, selain itu juga oleh sel epsilon dalam pankreas, nukleus arkuata dalam
hipotalamus.
Ghrelin adalah hormon yang diproduksi dan dirilis terutama oleh perut
dengan jumlah kecil juga dirilis oleh usus halus, pankreas dan otak
Ghrelin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel di dalam perut dan
'bekerja sama' dengan otak untuk memberi sinyal lapar. Tingkat ghrelin meningkat
sebelum makan dan menurun setelah makan. Kadar hormon ghrelin akan menurun
secara berkala setelah tubuh mulai menyerap nutrisi dari makanan. Selain itu,
ghrelin juga dapat mengaktifkan pusat kesenangan di otak dan membuat
seseorang mengonsumsi makanan lebih banyak. Ghrelin bekerja pada hipotalamus
otak dengan cara meningkatkan napsu makan ketimbang menurunkannya.
Hipotalamus adalah struktur kecil di dasar otak yang mengatur banyak fungsi
tubuh, termasuk nafsu makan dan suhu tubuh. Para peneliti di Rumah Sakit
Universitas Navarra menemukan bahwa, selain merangsang hipotalamus untuk
menghasilkan nafsu makan, ghrelin juga mengakumulasi lipid dalam jaringan
lemak visceral. Lipid adalah golongan senyawa yang tidak larut dalam air, dan
lemak adalah salah satu bagian dari lipid.
Struktur Ghrelin dan Reseptornya
Ghrelin

disintesis

sebagai

praprohormon,

dengan

proteolysis

menghasilkan peptide 28 asam amino. Sintesis ghrelin terjadi predominan di sel


epitel fundus gaster. Reseptor ghrelin ada di hipofifis anterior, hipotalamus,
jantung, dan jaringan lemak.

Fungsi Hormon Ghrelin


Ghrelin memiliki banyak fungsi. Hal ini disebut kelaparan hormon
karena merangsang

nafsu makan,

meningkatkan asupan makanan

dan

mempromosikan penyimpanan lemak. Ketika diberikan kepada manusia, ghrelin


meningkat asupan makanan hingga 30% dengan beredar dalam aliran darah pada
hipotalamus, daerah otak yang penting dalam pengendalian nafsu makan. Barubaru ini, ghrelin juga telah ditunjukkan untuk bertindak atas daerah otak yang
terlibat dalam pemrosesan reward seperti amigdala.
Ghrelin juga merangsang pelepasan hormon pertumbuhan dari kelenjar
hipofisis, yang, tidak seperti ghrelin sendiri, memecah jaringan lemak dan
menyebabkan penumpukan otot. Ghrelin juga memiliki efek protektif pada sistem
kardiovaskular dan memainkan peran dalam mengontrol pelepasan insulin.
Tingkat ghrelin diatur terutama oleh asupan makanan. Tingkat ghrelin
dalam darah meningkat sebelum makan dan saat puasa, dengan waktu kenaikan
tersebut dipengaruhi oleh rutinitas makan normal kita. Oleh karena itu, ghrelin
diduga berperan dalam waktu makan kelaparan kepedihan dan kebutuhan untuk
memulai makanan. Tingkat kenaikan ghrelin saat puasa (sejalan dengan
peningkatan rasa lapar) dan lebih rendah pada individu dengan berat badan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan individu ramping, yang menunjukkan ghrelin
dapat terlibat dalam pengaturan jangka panjang berat badan.
Makan

mengurangi

konsentrasi

ghrelin.

Nutrisi

yang

berbeda

memperlambat pelepasan ghrelin untuk berbagai tingkat; karbohidrat dan protein


membatasi produksi dan pelepasan ghrelin ke tingkat yang lebih besar daripada
lemak. Somatostatin juga membatasi ghrelin rilis, serta banyak hormon lainnya
yang dikeluarkan dari saluran pencernaan.

Apa yang terjadi jika memiliki terlalu banyak ghrelin?


Tingkat ghrelin meningkat setelah diet, yang mungkin menjelaskan
mengapa penurunan berat badan diet yang diinduksi bisa sulit untuk
mempertahankan. Salah satu harapkan tingkat yang lebih tinggi pada orang
dengan obesitas. Namun, tingkat ghrelin biasanya lebih rendah pada orang dengan
berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang kurus, yang
menunjukkan ghrelin bukanlah penyebab obesitas; meskipun ada saran bahwa
orang obesitas sebenarnya lebih sensitif terhadap hormon. Namun, penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.
Sindrom Prader-Willi adalah penyakit genetik di mana pasien mengalami
obesitas berat, kelaparan dan pembelajaran yang ekstrim kesulitan. Tidak seperti
bentuk yang lebih umum dari obesitas, beredar tingkat ghrelin yang tinggi pada
pasien sindrom Prader-Willi dan mulai sebelum perkembangan obesitas. Hal ini
menunjukkan bahwa ghrelin dapat berkontribusi terhadap peningkatan nafsu
makan dan berat badan mereka. Tingkat ghrelin juga tinggi cachexia dan
gangguan makan, anoreksia nervosa. Ini mungkin cara tubuh membuat untuk
penurunan berat badan dengan merangsang asupan makanan dan penyimpanan
lemak.
Apa yang terjadi jika memiliki terlalu sedikit ghrelin?
Operasi bypass lambung, yang melibatkan mengurangi ukuran perut,
dianggap pengobatan yang paling efektif untuk parah, mengancam jiwa obesitas.
Pasien yang menurunkan berat badan setelah operasi bypass telah ditemukan
memiliki tingkat ghrelin lebih rendah daripada mereka yang menurunkan berat
badan dengan cara lain seperti diet dan olahraga, yang sebagian dapat
menjelaskan keberhasilan jangka panjang dari pengobatan ini.
Mekanisme Ghrelin Dalam Meningkatkan Nafsu Makan
Ghrelin pertama kali dipublikasikan oleh Kojima dkk dalam jurnal Nature
pada Desember 1999, sebagai ligan endogen untuk growth hormone secretagogue
receptor (GHS-R). Mereka memilih nama ghrelin karena ghre adalah istilah

proto-indo-eropa bagi kata tumbuh dan dimaksudkan sebagai juga sebagai


gabungan kata GH dan relin yang berarti zat pelepas growth hormone (GH).
Ghrelin adalah peptida dengan 28 asam amino merupakan peptide alami
yang memiliki satu ester n-octanoyl pada residu serin-3. Adanya kelompok noctanoyl pada gugus Ser3 ini bersifat esensial bagi aktivasi reseptor ghrelin
(gambar 4). Kadar ghrelin plasma pada seseorang yang puasa adalah 140 14
fmol/ml.

Gambar: Struktur ghrelin manusia dan tikus. Keduanya merupakan peptida


dengan 28 asam amino dimana Ser3 dimodifikasi oleh asam lemak, n-octanoic
acid.
Hormon ini terutama diproduksi dan disekresikan oleh X/A-like cells di
dalam kelenjarkelenjar oxyntic mukosa yang tersebar di lambung. Selain
lambung, didapati adanya rangkaian neuron diantara nukleus-nukleus di sekitar
ventrikel III yang menghasilkan ghrelin. Ghrelin juga dihasilkan dalam jumlah
sedikit di testis, plasenta, ginjal, hipofise, usus halus, pancreas, limfosit dan
bagian otak lainnya. Rata-rata, dua pertiga jumlah ghrelin dalam plasma berasal
dari lambung dan sekurangnya sepertiga berasal dari usus halus.
Kadar ghrelin memperlihatkan variasi diurnal, yang meningkat karena
puasa, sebelum makan dan saat malam hari, serta menurun dengan cepat (kurang
dari 1 jam) oleh adanya asupan makanan terutama yang berkalori tinggi (gambar
5). Mekanisme supresi sekresi ghrelin sistemik oleh makanan belum diketahui
dengan jelas. Namun, kadar ghrelin dalam darah berkorelasi negatif dengan
adiposa tubuh. Hal tersebut mendukung adanya peran ghrelin dalam regulasi
homeostasis energi.

Ghrelin merupakan peptida neuroenterik pertama yang diketahui bertindak


sebagai molekul pembawa sinyal lapar dari perifer. Ghrelin meningkatkan sekresi
GH, masukan makanan dan penambahan berat badan ketika diberikan di perifer
maupun sentral. Ghrelin menghasilkan efek stimulasi makan yang lebih kuat dari
peptide oreksigenik lainnya kecuali NPY.

Gambar: Fluktuasi kadar ghrelin dalam darah harian yang meningkat sebelum
makan dan menurun setelah makan
Dari hasil penelitian Hewson dan Dickinson pada tahun 2000 diketahui
bahwa pengaruh ghrelin dalam meningkatkan nafsu makan berkaitan dengan NPY
dan AgRP, yang telah diketahui sebagai peptida oreksigenik yang bekerja di
hipotalamus. Ghrelin akan menyebabkan peningkatan ekspresi mRNA untuk NPY
dan AgRP. Dalam kerjanya, ghrelin mengimbangi pengaruh leptin terhadap
NPY/AgRP. Pada tahun 2002, Date dkk memperlihatkan bahwa untuk
menyampaikan sinyal ke otak, ghrelin memerlukan peran dari serat aferen n.vagus
yang berasal dari lambung. Pengikatan ghrelin pada reseptornya yang terdapat di
terminal akson n.vagus menyebabkan lepasnya muatan n. vagus. Sinyal ini
kemudian dibawa ke nukleus traktus solitarius dan selanjutnya diteruskan ke
hipotalamus
Di dalam regulasi keseimbangan energi, ghrelin mempunyai 2 peran, yaitu
1) sebagai hormon perifer dari lambung, yang bersama sinyal lain seperti insulin
dan leptin akan memberikan informasi kepada kontrol pusat keseimbangan energi
ketika cadangan nergi berkurang, sehingga meningkatkan nafsu makan
(orexigenic drive) dan menurunkan pemakaian energi; dan 2) sebagai
neuropeptida hipotalamus yang dieksresikan oleh neuron di ventrikel ke III
diantara hipotalamus ventromedial, hipotalamus dorsal, nukleus paraventrilar dan
nukleus arkuata. Serabut eferen dari neuron yang mengeksresikan ghrelin akan

diproyeksikan menuju sirkuit pusat regulasi keseimbangan energi dan akan


menyeimbangkan aktivitas oreksigenik NPY/AGRP dengan neuron anorektik
POMC.
Beberapa penelitian telah membuktikan adanya peran ghrelin dalam
regulasi nafsu makan. Kadar ghrelin akan meningkat sebelum makan dan
menurun segera (kurang dalam 1 jam) setelah makan. Pada binatang percobaan,
pemberian ghrelin secara sentral maupun sistemik, terbukti meningkatkan nafsu
makan. Pada manusia, pemberian ghrelin intravena sampai kadar ghrelin
preprandial merangsang rasa lapar dan perilaku makan spontan. Pemberian
ghrelin secara subkutan juga merangsang nafsu makan dan asupan makanan baik
pada penderita obesitas ataupun normal.
Peran ghrelin dalam homeostasis energi jangka panjang juga telah
dibuktikan oleh beberapa penelitian. Kadar ghrelin berkorelasi negatif dengan
adiposa tubuh dan meningkat dengan adanya penurunan berat badan yang
diinduksi oleh diet rendah kalori, latihan, anoreksia nervosa atau kakeksia. Berat
badan yang diinduksi oleh diet dengan kadar lemak tinggi, terapi untuk anoreksia
nervosa atau pemberian glukokortikoid menyebabkan penurunan kadar ghrelin
sistemik.

Pemberian

ghrelin

jangka

panjang

pada

binatang

percobaan

menyebabkan peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan, menurunkan


pemakaian energi dan meningkatkan adipogenesis.

Buat daftar pustaka


https://id.wikipedia.org/wiki/Ghrelin
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1998/1/fisiologi-nuraiza2.pdf

http://www.abclab.co.id/?p=830

Anda mungkin juga menyukai