Modul :3
Ester
Sumber : Guyton and Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 13, Kamus Saku Dorland
ed 29)
Leptin : Hormon yang diproduksi sel lemak dan akan meningkat jumlahnya jika
produksi sel lemak bertambah besar. Berfungsi menghambat asupan makanan.
Glikogen : Polisakarida yang sangat bercabang yang tersusun atas rantai glukosa dan
merupakan bentuk utama penyimpanan karbohidrat pada manusia juga hewan.
Disimpan di hati dan otot. Glikogen disintesis dan didegradasi menjadi energi sesuai
kebutuhan manusia dan hewan.
Fanny
Sumber : Buku Medical Biochemistry
Hormon insulin adalah hormon yang berfungsi membantu penyerapan glukosa ke dalam
sel-sel tubuh untuk mengendalikan gula darah. Glukosa biasanya berasal dari makanan
mengandung karbohidrat dan diubah tubuh menjadi sumber energi utama. Setiap sel pada
tubuh memerlukan energi untuk bekerja maka dari itu untuk mengubah glukosa menjadi
energi diperlukan bantuan dari hormon ini. Hormon insulin siproduksi di dalam pankreas
yang fungsinya untuk mengatur kadar gula darah agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
rendah(dalam kondisi normal). Hormon insulin juga berperan dalam proses pemindahan
glukosa dari darah ke hati, sel lemak, dan sel otot untuk disimpan sebagai cadangan
energi dalam bentuk glikogen. Selain membantu mengatur gula dalam darah, hormon
insulin juga dapat berpengaruh pada kerja organ hati dalam mengubah glukosa dan
glikogen menjadi lemak.
Sofie
Sumber : Sherwood ed 9
Incretin: Hormon yang dilepaskan dari saluran pencernaan yang memberitahu Sel B
pankreas terkait peningkatan nutrisi terutama glukosa.
Adiponektin: contoh hormon baik yg dihasilkan jaringan lemak. Hormon ini dapat
meningkatkan sensitivitas insulin
Mayang
Sumber : Sherwood ed 6, Guyton ed 12
Hormon Kolestokinin (CCK) terutama dilepaskan dari mukosa duodenum sebagai
respons masuknya lemak dan protein ke dalam duodenum yang mengaktifkan reseptor
pada saraf sensoris lokal di duodenum, mengirim pesan kepada otak melalui nervus
vagus yang berkontribusi terhadap rasa kenyang dan berhenti makan.
4. Apa saja pusat neural yang ada pada hypothalamus yang mengontrol asupan makanan?
Vian
Sumber : Anatomi dan Fisiologi Manusia ed 9
Beberapa pusat sarafnya ikut bekerja yaitu nucleus ventromedial, nucleus paraventrikular (lesinya
mempengaruhi nafsu makan dalam jumlah berlebih), nucleus dorsomedial (jika berlebih
menimbulkan rasa tidak ingin makan), nucleus arkuata (pengaturan pengambilan makanan),
batang otak (lebih pada mekanisme makan).
Nukleus Paraventrikuler, jika terjadi lesi maka akan menyebabkan makan berlebih.
Nukleus Dorsomedial, jika terjadi lesi akan menyebabkan tidak ada rasa untuk makan / hilangnya
nafsu makan
Nukleus Arkuata, berpusatnya hormon - hormon dan mengkoordinasi pengambilan makanan
Tambahan, pada bagian batang otak, tapi lebih kearah mekanisme makan seperti sekresi air liur,
mengunyah, menjilat, menelan, dan lain lainnya
Rani
Sumber :
Hipotalamus memiliki pusat makan dan pusat kenyang. Beberapa pusat saraf di
hipotalamus ikut serta dalam pengaturan asupan makanan. Nukleus lateral hipotalamus
berfungsi sebagai pusat makan, dan perangsangan area ini menyebabkan seekor hewan
makan dengan rakus (hiperfagia). Sebaliknya, kerusakan hipotalamus lateral
menyebabkan hilangnya nafsu makan. Nukleus ventromedial hipotalamus berperan
sebagai pusat kenyang. Pusat ini dipercaya memberikan suatu sensasi kepuasan makanan
yang menghambat pusat makan.
Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata di hipotalamus juga berperan penting
dalam pengaturan asupan makanan. Contohnya, lesi nukleus paraventrikular sering kali
menimbulkan proses makan yang berlebihan, sedangkan lesi nukleus dorsomedial
biasanya menekan perilaku makan.
Hipotalamus menerima sinyal saraf dari saluran pencernaan yang memberikan informasi
sensorik mengenai isi lambung, sinyal kimia dan zat nutrisi dalam darah (glukosa, asam
amino, dan asam lemak) yang menandakan rasa kenyang, sinyal dari hormon
gastrointestinal
Miguel
Sumber : Guyton and Hall 2006
Nukleus arkuata: lokasi berkumpulnya hormone dari saluran gastrointestinal. Mengatur
jumlah penggunaan energy (Guyton&Hall 2006)
5. Bagaimana interaksi hormone apabila seseorang punya simpanan lemak yang banyak
kaitannya dengan nafsu makan pada orang tersebut dan juga obesitas. Apakah ada
kelainan pada hormonnya?
Mayang
Sumber : Guyton ed 12
Sebagian ahli fisiologi meyakini bahwa obesitas mungkin disebabkan oleh resistansi
leptin; yaitu, reseptor leptin atau jaras sinyal pascareseptor yang normalnya diaktivasi
oleh leptin, mengalami gangguan pada orang dengan obesitas, yang terus-menerus makan
meski kadar leptin sangat tinggi.
Rani
Sumber :
Orang yang mengalami obesitas memiliki banyak lemak tubuh di sel-sel lemaknya.
Karena hormon leptin diproduksi oleh sel-sel lemak, maka jumlah leptin yang ada pada
tubuh seseorang sebanding dengan jumlah lemak dalam tubuh. Sebab itu, orang yang
gemuk juga memiliki tingkat leptin yang sangat tinggi.
Seharusnya kadar leptin ini bisa menahan orang untuk tidak makan, karena otak Anda
mestinya tahu bahwa Anda sudah memiliki banyak kalori yang tersimpan dalam tubuh.
Namun, yang menjadi masalah adalah sinyal leptin ini tidak berfungsi. Ada banyak leptin
tapi otak Anda tidak bisa mendeteksinya. Kondisi inilah yang disebut dengan resistensi
leptin. Leptin menjadi resistan dan tidak berfungsi lagi dengan baik karena terlalu banyak
lemak yang masuk. Akibatnya, terlalu tinggi kadar leptin di dalam tubuh.
Ketika otak tidak menerima sinyal leptin, otak Anda akan berpikir bahwa tubuh Anda
sedang kelaparan dan membutuhkan makanan, meskipun Anda sebetulnya
memiliki simpanan kalori yang sudah lebih dari cukup.
Hal ini membuat otak Anda mengubah fisiologi dan perilaku Anda untuk mendapatkan
kembali lemak yang otak Anda kira tidak ada. Otak Anda keliru berpikir bahwa Anda
harus makan agar tidak mati kelaparan, sehingga Anda cenderung makan lebih banyak.
Selain itu, otak Anda juga berpikir bahwa Anda perlu menghemat energi, sehingga
membuat Anda merasa lebih malas dan membuat Anda membakar lebih sedikit kalori
saat istirahat.
Fanny
Sumber : Buku Fisiologi Sherwood ed 9
Yang terjadi pada obesitas bisa dikarenakan oleh mutasi yang menyebabkan sel lemak
atau sel adiposa tidak mampu untuk memproduksi leptin atau mutasi yang membuat
reseptor leptin di hipotalamus mengalami kerusakan. Sehingga hormon leptin yang
fungsinya untuk memblok rasa lapar tidak bisa bekerja. Akibatnya seseorang akan
menjadi merasa lapar terus menerus dan nafsu makan tinggi membuat makan terus
menerus sehingga terjadilah obesitas.