Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DEWI ROSALIA

NIM : 19410019

PERILAKU INGESTIVE

A. Mekanisme Pengaturan Fisiologi


Mekanisme pengaturan mengandung empat segi yang penting yaitu,

✘ Variable sistem (system vatiable) berupa karekteristik yang di atur

✘ Titik setelan (set point) nilai optimal dari variabel sistem

✘ Detektor (detector) yang memonitor nilai dari variabel sistem

✘ Mekanisme korekse (correctional mechanism) yang mengembalikan variabel sistem ke titik


setelan

Kenyang diperlukan untuk mengantisipasi mekanisme efek koresksi ketika mengatur cairan dan nutrisi
tubuh .

B. Minum

3 cairan ekstraselular (extracelluler fluid).

Kira-kira 2/3 air dalam tubuh terkandung dalam cairan intraselular, yaitu bagian cairan sitoplasma sel.

Selebihnya adalah cairan ekstraselular yang meliputi

✘ cairan intravaskular (intravascular fluid)

✘ cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid)

✘ cairan interstitial (interstitial fluid).

Tipe rasa haus

Rasa Haus Osmometrik (osmometric thirst), Di sebabkan oleh penguapan air dari dalam tubuh di deteksi
oleh osmoreseptor di dalam OVLT, sebuah orgsn ventrikel yang terletak di lamina terminalis. Aktivitas
osmoreseptor ini mestimulasi perilaku minum.

Rasa Haus Volumetrik (volumetric thirst), Rasa haus yang di hasilkan oleh hipovolemia (rendahnya
volume darah), hal di sebabkan oleh kehilangan darah, muntah, dan diare. Stimulasi utama terjadinya
rasa haus volumetrik adalah penurunan aliran darah ke ginjal.

Mekanisme saat haus

Nukleus di dalam lamina terminalis, menerima dan mengintegrasikan informasi omometrik dan
volumetrik. Informasi mengenai hipovolumia yang disampaikan oleng angniotensin mencapai nukleus
praoptik median melalui SFO. Informasi yang bersifat osmosis mencapai nukleus praoptik median
melalui osmoreseptor baik di dalam OVLT maupun SFO. Syaraf di nukleus praoptik median menstimulus
minum melalui sambungan-sambungan dengan bagian lain dari otak. Korteks singulata anterior juga
menerima informasi dari OVLT melalui nukleus garis tengah dorsal ditalamus dan daerah ini
kemungkinan berpengaruh terhadap sensasi rasa haus

C. Makan

untuk bertahan hidup, sel-sel kita harus disuplai dengan bahan bakar dan oksigen. Secara jelas
terlihat bahwa bahan bakar berasal dari sistem pencernaan dan keberadaannya merupakan hasil dari
makan. kadang-kadang sistem pencernaan kita kosong. Bahkan kebanyakan dari kita bangun pagi dalam
keadaan seperti itu. Dengan demikian harus ada tempat penyimpanan cadangan nutrisi untuk menjaga
sel-sel tubuh mendapat gizi pada saat usus kosong. memang terdapat dua tempat penyimpanan, yaitu
penyimpanan jangka pendek dan penyimpanan jangka panjang. tempat penyimpanan jangka pendek
untuk menyimpan karbohidrat sedangkan jangka panjang untuk menyimpan lemak.

Tempat penyimpanan jangka pendek berada di sel-sel hati dan otot yang diisi oleh karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air yang disebut glikogen. sel-sel dalam hati mengubah karbohidrat

sederhana yang dapat larut dalam air yang disebut glukosa, menjadi glikogen dan menyimpannya.
apabila semua makanan sudah terserap melalui sistem pencernaan, kadar glukosa didalam darah mulai

menurun. Penurunan glukosa terdeteksi oleh sel-sel di pankreas dan otak. Pankreas bereaksi dengan
menghentikan sekresi insulin dan mulai mengeluarkan hormon peptida lain, yang disebut glukagon.
Fungsi glukagon merangsang pengubahan glikogen menjadi glukosa.

Tempat penyimpanan jangka pendek berada di sel-sel hati dan otot yang diisi oleh karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air yang disebut glikogen. sel-sel dalam hati mengubah karbohidrat
sederhana yang dapat larut dalam air yang disebut glukosa, menjadi glikogen dan menyimpannya.
Pengubahan tersebut dirangsang oleh insulin, suatu hormon peptida yang diproduksi oleh pankreas.
Dengan demikian, ketika glukosa dan insulin berada di dalam darah, sejumlah glukosa digunakan sebagai
bahan bakar dan yang lain disimpan sebagai glikogen. Selanjutnya apabila semua makanan sudah
terserap melalui sistem pencernaan, kadar glukosa didalam darah mulai menurun.

Ada dua fase metabolisme yaitu fase puasa (fasting phase) dan fase penyerapan. makanan seimbang
terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.

Saat kita mulai menyerap nutrisi, level glukosa darah meningkat. Peningkatan ini dideteksi oleh sel-
sel di dalam otak, yang menyebabkan aktivitas sistem saraf simpatis menurun dan aktivitas sistem
saraf parasimpatis meningkat. perubahan ini membuat pankreas berhenti mengeluarkan glukagon
dan mulai mengeluarkan insulin. Insulin membolehkan semua sel tubuh untuk menggunakan
glukosa sebagai bahan bakar. tambahan glukosa diubah menjadi glikogen dan mengisi penyimpanan
karbohidrat jangka pendek. Apabila sejumlah glukosa tertinggal, akan diubah menjadi lemak dan
diserap oleh lemak.

sebagian kecil asam amino yang diterima dari sistem pencernaan digunakan sebagai bahan
bangunan untuk membentuk protein dan peptida, lainnya diubah menjadi lemak dan disimpan di
jaringan lemak.
Lemak tidak digunakan sebagai bahan bakar saat ini, tetapi secara sederhana disimpan di jaringan
adiposa.

D. Apa Yang Memicu Makan

 Sinyal dari lingkungan

faktor yang mendorong kita untuk melakukan salat makanan sudah tersedia sangat berbeda
dengan yang mendorong kita saat makanan langka. Saat ada banyak makanan, kita cenderung
makan saat lambung dan usus bagian atas kita kosong. Kekosongan ini yang menghadirkan
sinyal lapar, yaitu pesan kepada otak yang mengindikasikan bahwa sudah saatnya kita makan.
waktu yang dibutuhkan bagi makanan untuk meninggalkan lambung tampaknya mendorong
pembentukan pola makan 3 kali sehari.

 Sinyal dari lambung

kosongnya lambung dan usus bagian atas menyampaikan sinyal penting ke otak yang
memberitahu saatnya mulai berpikir menemukan sesuatu untuk dimakan. akhir-akhir ini para
peneliti menemukan salah satu cara sinyal ini sampai ke otak. Sistem pencernaan (khususnya
perut) mengeluarkan hormon peptida yang disebut Ghrelin.

Ghrelin merupakan simulator ampuh terhadap masuknya asupan makanan bahkan menstimulasi
pikiran tentang makanan. Sehmid dkk. (2005) menemukan bahwa injeksi intravena tunggal
ghrelin, tidak hanya meningkatkan selera makan pada subjek normal tetapi juga menimbulkan
gambaran jelas makanan yang mereka sukai.

Sekresi Ghrelin akan ditekan saat hewan makan atau saat peneliti memasukkan makanan ke
dalam lambung hewan. Injeksi nutrisi ke dalam darah tidak menekan sekresi Ghrelin.
Pengeluaran hormon dikontrol oleh isi dari sistem pencernaan dan bukan karena ketersediaan
nutrisi di dalam darah.

Ghrelin merupakan sinyal lapar jangka pendek yang penting, namun jelas terlihat bukan satu-
satunya. Contohnya, seseorang yang sudah pernah mengalami operasi bypass lambung memiliki
kadar ghrelin dalam darah yang hampir dapat diabaikan. Meskipun makan sedikit dan
kehilangan berat badan mereka dipastikan tidak berhenti makan

 Sinyal metabolisme

Rasa lapar akibat Lipoprivasi nampaknya distimulasi oleh reseptor di hati. Ritter dan Taylor
(1990) memunculkan rasa lapar lipoprivasi dengan injeksi merkaptoasetat dan menemukan
bahwa dengan memotong saraf vagus, rasa lapar ini akan hilang. Dengan demikian, Hadi
nampaknya memiliki reseptor yang mendeteksi rendahnya ketersediaan glukosa atau asam
lemak (glukoprivasi atau Lipoprivasi) dan mengirim informasi ini ke otak melalui saraf vagus

E. APA YANG MENGHENTIKAN MAKAN ?


Ada dua sumber utama sinyal

jauh sebelum makanan dicerna


1. Sinyal kenyang jangka pendek: muncul segera setelah makan dimulai a. Untuk mencari sinyal
ini kita akan mengikuti lintasan perjalanan makanan yang masuk ke tubuh: mata, hidung, dan
mulut; perut; usus halus; dan hati. Masing-masing lokasi tersebut kemungkinan besar dapat
menyediakan sinyal ke otak yang mengindikasikan bahwa makanan sudah ditelan dan sedang
akan diserap.

2. Sinyal kenyang jangka panjang: berkembang di jaringan adiposa, yang menyimpan cadangan
nutrisi jangka panjang. Sinyal-sinyal ini tidak mengontrol secara khusus makan di permulaan
maupun akhir, melainkan melakukannya dalam perjalanan panjang yaitu mengontrol asupan
kalori dengan mengatur mekanisme sensitive otak terhadap rasa lapar dan sinyal kenyang yang
diterima.

Faktor penghambat kontrol makan yang relative lemah terlihat dari fakta banyaknya faktor
lingkungan yang dapat memengaruhi peningkatan makan. Diantaranya ialah:

 Faktor kepala,Peran paling penting dari factor kepala yang memengaruhi rasa kenyang
adalah fakta bahwa rasa dan bau makanan dapat menjadi stimuli yang memungkinkan
untuk mempelajari kandungan kalori makanan yang berbeda-beda.
 Faktor lambung, Lambung memiliki reseptor yang dapat mendeteksi keberadaan nutrisi.
 Factor usus, Usus memiliki detector nutrisi. Studi terhadap tikus telah menunjukkan bahwa
akson-akson aferen yang muncul dari duodenum sensitive terhadap keberadaan glukosa,
asam amino, dan asam lemak (Ritter, Brenner, dan Yox, 1992). Perut dan factor kenyang
usus dapat berinteraksi. Pada saat kita selesai makan secara normal, perut kita penuh dan
sejumlah kecil nutrisi sudah diterima oleh duodenum.
 Faktor hati, Tahap terakhir rasa kenyang nampaknya terjadi di hati, organ yang pertama
mempelajari bahwa makanan akhirnya diterima dari usus.
 Insulin, Insulin mengizinkan organ lain selain otak untuk memetabolisme glukosa dan
mendeteksi masuknya nutrisi ke dalam sel-sel lemak yang diubah menjadi trigliserida. Sel-sel
otak tidak membutuhkan insulin untuk memetabolisme glukosa. Namun demikian otak
memiliki reseptor insulin (Unger dkk., 1989). Reseptor di otak berfungsi untuk mendeteksi
adanya insulin dalam darah, yang kemudian mengabarkan pada otak bahwa tubuh
kemungkinan sedang ada pada fase penyerapan metabolism. Dengan demikian, insulin
dapat bertindak sebagai rasa kenyang (Woods dkk., 2006).

Rasa Kenyang Jangka Panjang : Sinyal dari jaringan adiposa

Rasa kenyang jangka pendek muncul saat satu kali makan. Pada sebagian besar orang, berat
badan diatur secara jangka panjang. Jika hewan dipaksa makan sehingga menjadi gemuk dibandingkan
dengan yang normal, hewan tersebut akan mengurangi asupan makannya apabila suatu saat diizinkan
untuk memilih jumlah yang akan dimakannya (Wilson dkk., 1990). hewan akan menyesuaikan asupan
makannya secara tepat jika diberi diet tinggi kalori maupun rendah kalori. Dengan demikian, sinyal yang
muncul dari penyimpanan cadangan nutrisi jangka panjang mungkin akan mengubah sensitivitas otak
terhadap sinyal rasa lapar atau sinyal kenyang jangka pendek.
Variable system yang menyebabkan berat badan sebagian organisme relative stabil
diatur oleh berat badan itu sendiri. Jumlah variable yang berhubungan dengan lemak tubuh sudah
diatur. Perbedaan mendasar antara orang yang kegemukan dan tidak adalah jumlah lemak yang
tersimpan di jaringan adiposa (jaringan lemak).

Penemuan sinyal kenyang dari jaringan lemak terjadi beberapa tahun setelah studi
terhadap mencit galur (strain) yang secara genetis mengalami kegemukan. Mencit ob (mencit ini biasa
disebut) ini memiliki metabolism lambat, kelebihan makanan, dan kelebihan lemak. Gen utama yang
disebut OB secara normal memproduksi hormone peptide yang diberi nama leptin yang normalnya
diekskresikan oleh jaringan adiposa. Leptin memiliki efek yang sangat besar terhadap metabolisme dan
makan, bertindak terutama sebagai hormone antiobesitas. Jika mencit ob diberi injeksi leptin setiap hari,
tingkat metabolism mereka meningkat, suhu tubuh naik, dan mereka menjadi lebih aktif, serta makan
lebih sedikit. Hasilnya, berat badan mereka kembali normal

F. MEKANISME OTAK

1. Batang Otak

Batang otak mengadung sirkuit saraf yang mampu mengontrol penerimaan atau penolakan
terhadap rasa manis atau pahit pada makanan dan bahkan dapat diatur oleh sinyal lapat fisiologis atau
rasa kenyang, seperti penurunan metabolisme glukosa atau keberadaan makanan dalam sistem
pencernaan. Area prostema dan nucleus of solitary tract (AP/NST) menerima sinyal dari lidah, perut,
usus halus, dan hati, serta mengirim informasi pada daerah di otak depan. Sinyal-sinyal ini berinteraksi
dan membantu mengontrol asupan makanan.

2. Hipotalamus

Penemuan pada tahun 1940-an dan 1950-an berfokus ketertarikan para peneliti terhadap dua
area pada hipotalamus yang memengaruhi perilaku makan dan minum. Kedua area tersebut adalah
lateral dan ventromedial. Peneliti percaya bahwa dua area ini mengontrol rasa lapar dan kenyang

G. OBESITAS

Obesitas adalah suatu gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan yang meningkatkan
risiko masalah kesehatan. Faktor dari obesitas yaitu genesis dan lingkungan.dapat di lakukan
pengobatan metode bedah, farmakologi, dan perilaku.

F. ANOREKSIA NERVOSA ATAU BULIMIA NERVOSA

Secara harfiah, anoreksia adalah hilangnya nafsu makan, tetapi orang dengan gangguan ini
biasanya tertarik bahkan disibukkan dengan makanan . Meskipun penderita anoreksia mungkin tidak
menyadari efek makanan, mereka sangat takut menjadi gemuk yang terus berlanjut hingga mereka
terlalu kurus dan membahayakan jiwa. Berbagai olahraga mereka lakukan, seperti bersepeda, lari, atau
berjalan dan mondar-mandir.

Anoreksia merupakan gangguan yang serius. Ketika turunnya berat badan menjadi cukup parah,
wanita penderita anoreksia berhenti menstruasi. Adanya pembesaran ventrikel dan pelebaran sulci pada
otak yang menunjukan adanya penyusutan jaringan otak merupakan laporan lain yang
mengkhawatirkan.
anoreksia nervorsa dan bumilia nervosa merupakan gejala yang didasari adanya gangguan
mental. Meskipun demikian, bukti menunjukan hal yang berlawanan yaitu gejala gangguan makan
sebenarnya adalah gejala kelaparan.

PENGOBATAN

✘ Anoreksia sangat sulit diobati sampai berhasil. Terapi perilaku kognitif, yang dinilai oleh banyak
dokter merupakan pendekatan yang paling efektif.

✘ Banyak literature dalam pengobatan gangguan makan dan hasilnya, menunjukan tidak adanya
penyegaran metodologis serta penolakan terhadap prinsip dasar epidemologis yang
membuatnya semakin sulit untuk menjaga sumber pengobatan yang intensif terhadap anoreksia
dan bulimia nervosa. Teori penyebab gangguan yang telah ada terlalu non-spesifik untuk
menghasilkan program pencegahan yang efektif dan ibutuhkan model baru secepatnya.

✘ Anoreksia nervosa dan bumilia nervosa merupakan kondisi serius; memahami penyebabnya
lebih penting dari sekedar masalah akademis. Kita dapat berharap bahwa riset pada control
biologis dan sosial terhadap makan dan metabolism serta penyebab perilakukompulsif akan
membantu kita memahami gangguan yang berbahaya ini.

M. Mekanisme Saraf Saat


Hausekanisme Saraf Saat
HausMekanisme Saraf Saat
Haus

Anda mungkin juga menyukai