Anda di halaman 1dari 6

 

1. bagaimana penerapan konsep sehat sakit dalam upaya pelayanan kesehatan? Upaya
pelayanan holistic dan komprehensif

a. kebijkana pelayanan kesehatan primer harus bersifat holistic (aspek Bio,


psikososial, dan spiritual) dan komprehensif (upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif),
- http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/163/0 -
PENATALAKSANAAN PENYAKIT KRONIS LANSIA
Reni Zulfitri 2006
b. definisi pelayanan kesehatan menurut DEPKES RI tahun 2009 yang ada dalam
UU kesehatan, ialah “setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan,
pereorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.” yaitu pada pasal 52 ayat 1
UU pelayanannya terdiir dari dua bentuk yaitu perserorangan (medical service)
dan masyarakat (public health service).

kegiatan pelayanan ini diatur dalam UU pasal 52 ayat 2:


 pelayanan kesehatan promotif, yang merupaakan suatu rangkaian
kegiatan yang bersifat mempromosikan kesehatan tersebut (lebih
diutamakan kegiatan promosi) agar status keseatan masyarakat
meningkat, contohnya IMD, ASI, layanan lansia, dll
 pelayanan kesehatan preventif, suatu rangkaian kegiatan untuk
mencegah terhadap suatu masalah atau penyakit (perlindungan
khusus). contohnya mencuci tangan sebelum makan (untuk
mencegah diare), vaksin (perlindungan khusus)
 pelayanan kesehatan kuratif, suatu rangkaian kegiatan pengobatan
untuk menyembukan penyakit, mengendalikan adanya kecacatan
agar kualitas penderita tetap terjaga seoptimal mungkin. (mencegah
kematian)
 pelayanan kesehatan rehabilitative, suatu rangkaian kegiatan
rehabilitasi (agar dapat berfungsi lagi sebagai masyarakat yang
berguna untuk dirinya dan orang lain). (setelah didiagnosis
sembuh)
pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh hokum yaitu dalam hal pelayanan
rumah sakit kepada para pasien, yaitu pelayanan preventif dan kuratif yang
diatur dalam UU pasal 29 ayat I huruf b, tentang rumah sakit yang mempunyai
kewajiban memberikan pelayanan yang aman, bermutu dan antidiskriminasi
dan juga efektif dengan keslamatan pasien sbagai kepentingan utama.
- http://digilib.unila.ac.id/10047/11/BAB%20II.pdf
2. Apa prinsip dasar dari pelayanan kesehatan yang holistic?

a. kebijkana pelayanan kesehatan primer harus bersifat holistic (aspek Bio,


psikososial, dan spiritual) dan komprehensif (upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif),
o http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/163/0 -
PENATALAKSANAAN PENYAKIT KRONIS LANSIA
Reni Zulfitri 2006
b. Holistik berasal dari bahasa Yunani Holos yang berari “seluruh”.
kesehatan secara holistic memandang dari berbagai aspek yaitu fisik,
intelektual, sosial budaya, psikologis dan spiritual dari kehidupan manusia.
semua aspek ini sangat mempengaruhi aspek disekitarnya.

kesehatan holistic diterapkan dalam praktek medis untuk menegakkan


diagnosis dan harus dilihat dari seluruh aspeknya yaitu baik dari genetic,
fungsi fisik, psikologi sosial, budaya dsb.
penerapan konsep holistic yang benar akan memberikan rasa aman dan
Nyman untuk perawatan bagi pasien. pendekatan holistic terdiri dari 3
dimensi:
i. dimensi psikologis (strategi koping)
mekanisme koping adalah mekanisme yang dipakai individu dalam
menghadapi perubahan, atau bisa beradaptasi terhadap perubahan.
koping yang efektif ialah dimana tubuh mempunyai daya imun
yang baik untuk menolak berbagai gangguan suatu penyakit baik
itu bersifat fisik, psikis, sosial.
ii. dimensi sosial
adanya dukungan secara emosional, penghargaan, instrumental
(pinjaman, beri pekerjaan, dll), informatif
iii. dimensi spiritual
(meguatkan harapan, hikmah, ketabahan hati)
o buku Pendekatan Pelayanan Kesehatan dokter keluarga (pendekatan
holistic dan komprehensif),
penulis: dr. febri endra budi setyawan, M.kes
penerbit: Zifatama Jawara 2019
3. bagaimana penerapan konsep PHC dalam menuju sehat? (bleum prfrse)
menurut deklarasi alma ata tahun 1978,PHC adalah kontak pertama orang, keluarga,
ataupun masyarakat mengenai system pelayanan dalam bidag kesehatan.
definisi SKN 2009, menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah suatu upaya
kesehatan dasar kontak pertama perorangan atau sekelompok orang dengan pelayanan
kesehatan sebagai proses awal maupun penunjang (dengan mekanisme rujukan
timbal-balik).
pelaku dri PHC adalah pemerintah (puskesmas) maupun swasta (oleh dokter praktik
ataupun pengobatan tradisional).

PHC sudah direformasi dengan mangadopsi pendekatan WHO dalam the WHO
Annual Report 2008 dengan judul :” Primary Health Care, Now More Than Ever”,
yang ada 4 pilar yaitu:
- reformasi pembiayaan kesehatan (lebih diarahkan pada upaya kesehatan
masyarakat (public goods) dan pelayanan kesehatan untuk orang miskin).
- reformasi kebijakan kesehatan, ( harus berbasis fakta) (evidence based public
health policy)
- Reformasi kepemimpinan kesehatan ( bersifat inklusif, partisipatif, dan mampu
menggerakkan lintas sektor melalui kompetensi advokasi)
- Reformasi pelayanan kesehatan (pelayanan dasar harus mengembangkan sistem
yang kokoh dalam konteks puskesmas dengan jejaringnya serta dengan
suprasistemnya (Dinkes Kab/kota, dan RS Kab/Kota).
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20110124/35801/reformasi-
primary-health-care/
Jakarta, 21 Januari 2011 Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik,
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
4. Bagaimana penerapan prinsip surveillance penyakit yang benar?
peraturan tentang surveillance yang dahulunya adalah :Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Kesehatan diganti dangan permenkes tahun 2014
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
Surveilance kesehatan dikluarkan peraturannya agar dapat melakukan
penanggulanagn sera efektif dan efisien  melalui proses pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, dan diseminasi kepada pihak-pihak terkait yang
membutuhkan.
Kegiatan Surveilans Kesehatan::
1. Pengumpulan data (jenis datanya dapat berupa data kesakitan, kematian dan factor
resiko)
dilakukan dengan 2 cara yaitu aktif dan pasif. datanya dapat kita peroleh dari berbagai
sumber antara lain tiap indivdu, fasilitas, demografi dll.
secara aktif: mendapatkan data secara langsung dari fasilitas pelayanan atau lainna melalui
survey khusus, surveilans ke puskes, dll
secara pasif: mendapatkan data tetapi dalam bentuk rekam medis, buku register pasien dll.
Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain individu, Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan sebagainya dan dibutuhkan instrument
sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data yang dibuat sesuai dengan tujuan surveillance.
Metode : wawancara, pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan terhadap sasaran.
2. Pengolahan data
sebelum data diolah dilakukan pengecekkan kembali atau berupa koreksi, barulah diolah
dengan cara perekaman data, validasi, pengkodean, pengelompokkan dll
hasilnya dapat berupa table, grafik, variebl golongan umur, jenis kelamin, berdasrkan factor
risiko, dll. setiap variable disajikan dalam bentuk epidemiologi yang tepat
data yang diolah dengan baik dapat memberikan info yg spesifik mengenai penyakit atau
masalah kesehatan lainnya. data diolah dengan bentu informative dan menarik

3. Analisis data
analisis dilakukan dengan metode epidemiologi dan atau analitik untuk menghasilkan data yg
sesuai dengan tujuan surveillance.
analisis epide deskriptif dilakukan untuk dapat info mengai distribusi enyakut atau masalah
kesehatan dan factor yang mempengruhi waktu, tempat dan orang.
A.E. analitik untuk mengetahui hubungan antar variable yang mempengaruhi peningkatan
kejadian sakit atau maslaah tsb, dapat menggunakan alat bantu statistik.
Hasil : akan memberikan arah dalam menentukan besaran masalah, kecenderungan suatu
keadaan, sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan hasil
analisis harus didukung dengan teori dan kajian ilmiah yang sudah ada.
4. Diseminasi informasi.
dapat disampaikan dalam bentku: buletin, surat edaran, laporan berkala, forum pertemuan,
termasuk publikasi ilmiah.
Diseminasi informasi dilakukan dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi dan juga
dapat dilakukan jika petugas surveilans aktif terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring evaluasi program kesehatan, dengan menyampaikan hasil analisis.
- https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/artikel/jurnal/1159-peraturan-menteri-
kesehatan-ri-no-45-tahun-2014-tentang-penyelenggaraan-surveilans-kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

 Kategori: Artikel Jurnal 
 Ditayangkan: 03 Februari 2015 
5. bagaimana contoh penerapan yang baik dalam manajemen system informasi
kesehatan, prosedur pengambilan data keseatan dan survey kesehatan?

salah satu pelayanan keshatan yang berperan penting dalam kesehatan masyarakat
adalah PUSKEMAS. hal ini dijelaskan dalam Permenkes 75 tahun 2014 tentang
PUSKESMAS pasal 1 ayat 2 yang menyatakan bahwa “ PUSKESMAS adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutmaakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat”

SIK adalah suatu tatanan yang ada data, informasi, indicator, prosedur, perangkat,
teknologi dan SDM yang saling berkaitan dan dikelola untuk menunjukan suatu
tindakan atau keputusan dalam pembangunan kesehatan.

Jaringan SIK Nasional (SIKNAS) adalah jaringan computer WAN yang


mnghubungkan kantor dinkes kab/kota, provinsi, dan lainnya serta kantor
KEMENKES untuk berkomunikasi.
ada 3 model SIK:
a. pengelolaan SIK manual
dilakukan secara manual atau paper based melalui proses pencatatan di buku
register, kartu dll dari proses pendftrn smpai pembuatan laporan.hal ini bisa
terjadi karena adanya keterbatasan infrastruktur, dana, lokasi. pengelolaan ini
tidak efisien dan dapat menghambat proses pengambilan info.
b. pengelolaan komputerisasi offline
dilakukan dengan menggunkan perangkt computer baik menggunakan app
Sistem Informasi Manajemen (SIM) atau dengan app biasa yang ada, namun
bisa ada jaringan internet onlen ke dinas kesehatan kab/kota dan prov.
c. pengelolaan SIK onlen komp
menggunakan kom onlen,

simplus yang merupakan alat atau instrument pencatatan dan pelaporan di puskes.
SImanajemen puskes (simpus) adalah suatu kumpulan manusia atau perlatan yang dapat
menyediakn info untuk membantu proses manajemen puskes mencapai sasaranyya,
SIMPUS ini tujuannya untuk mengelola semua data pasien serta data lainnya sebagaimana yg
diperlukan daalam manajemen puskes.
tujuan: 1. umum: penyusunan perencanaan tingkat puskes (PTP) dan pelaksanaan kegiatan
pokok puskes melalui mini lokakarya.
2. khusus: a. sbgai pedoman perencanaan tingkat puskes dan pelaksanaan kegiatan pokok
melalui minlok
b. dasar pemantauan dan eval pelaksanaan pelayanan puskes
c. mengisi berbgai hambatan pelaskaan program pokok puskes
https://www.academia.edu/34300502/PENGGUNAAN_SISTEM_INFORMASI_PUSKESM
AS_SIMPUS_DI_PUSKESMAS_SUNGAI_BESAR_KOTA_BANJARBARU
ANALISIS MASALAH
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)DI PUSKESMAS SUNGAI
BESAR KOTA BANJARBARU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai