Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN ETIKA

DOSEN : Ir. TJETJENG SOFJAN S, MM, IAI UNIVERSITAS BANDARLAMPUNG | FAKULTAS TEKNIK | PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

MATERI
PENGANTAR PROFESIONALISME PERKEMBANGAN MORAL IQ, EQ, SQ, AQ

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

CIRI PROFESIONALISME
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. 2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. 3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai. 4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh keadaan terpaksa atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup. 5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi

PROFESIONALISME TIDAK AKAN MUNCUL JIKA HANYA MELALUI ANJURAN.

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI
Menurut ILO/ASPDEP pada seminar penyusunan Regional Model Competency Standards, Bangkok, 1999, kompetensi meliputi : Keterampilan melaksanakan tugas individu dengan efesien (Task skill). Keterampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaannya (Task management skill). Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal yang bukan merupakan pekerjaan rutin dan kerusakan (Contigency management skill). Keterampilan menghadapi tanggung jawab dan tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan orang lain dan bekerja dalam kelompok (Job/role environmet skill).

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI
Lima karakteristik kompetensi : Motivasi, Sikap, Konsep diri (attitude, nilai-nilai atau imaginasi diri), Pengetahuan Keterampilan.

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI PROFESIONAL

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI DAN IQ,

EQ, SQ, AQ

Seorang profesional perlu mengembangkan IQ (Intelligent Quotient) menyangkut pengetahuan dan keterampilan , namun juga harus dapat menampilkan EQ yang sebaik-baiknya karena EQ harus dilatih. Daniel Goleman (Emotional Intelligence 1996) : Orang yang mempunyai IQ tinggi tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ-nya rata-rata tetapi EQ-nya tinggi. Artinya - penggunaan EQ (Emotional Quotient) atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat penting, dimana (menurut Goleman) dalam dunia kerja, yang berperan dalam kesuksesan karir seseorang adalah 85% EQ dan 15% IQ.
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI DAN IQ,

EQ, SQ, AQ

Peran EQ sangat signifikan dalam berkarier, disamping IQ. Untuk meningkatkan kemampuan IQ dan EQ agar supaya dapat memanfaatkan hati nurani kita yang terdalam maka kita juga harus membina SQ (Spiritual Quotient) yang merupakan cerminan hubungan kita dengan Sang Pencipta / Allah SWT, melalui SQ kita dilatih menggunakan ketulusan hati kita sehingga mempertajam apa yang dapat kita tampilkan

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI DAN IQ,

EQ, SQ, AQ

Perpaduan antara IQ, EQ dan SQ inilah yang akan membina jiwa kita secara utuh, sehingga kita dapat meniti karir dengan baik, dimana akan lebih baik lagi jika ditambahkan AQ (Adversity Quotient) yang mengajarkan kepada kita bagaimana dapat menjadikan tantangan bahkan ancaman menjadi peluang. Idealnya seorang profesional harus mampu memadukan IQ, EQ, SQ dan AQ dengan seimbang dalam berkarier.
Isu: MEMBANGUN SDM BERKEPRIBADIAN BERMUTU INTELEKTUAL ADALAH PEMBANTU YANG BAIK, NAMUN BISA JUGA MENJADI PENGUASA YANG BURUK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI dan ETIKA


MOTIVASI, contoh: Prinsip Dasar / Standar Penjaminan Jasa/Produk Penjaminan atas Jasa/Produk Kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat Antisipasi terhadap Global Warming Perencanaan yang Ramah Lingkungan Dll

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI dan ETIKA


SIKAP; contoh: Tidak menyembunyikan kesalahan konstruksi, Tidak mencuri karya/ desain/ gambar orang lain/ HaKI Tidak melebih-lebihkan pengalaman dan prestasi akademik Janji pelibatan kolega untuk bekerja sama dilakukan, Tidak memberi janji-janji palsu yang menyesatkan klien Tidak melebihkan biaya, atau tidak membayarkan biaya yang seharusnya dikeluarkan. Menyusun laporan pekerjaan sesuai kenyataan Tidak terlibat dalam sesuatu yang menyebabkan konflik kepentingan Dll

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI dan ETIKA


KONSEP DIRI; contoh: Tidak melanggar hukum Tidak masuk kedalam lingkungan tidak etis Menjunjung HAM, tidak membedakan etnis/ golongan/agama. Menghormati/menjalankan etika umum, etika khusus, etika lingkungan dan sosial budaya masyarakat. Bekerja berdasarkan data/ faktual Sikap pro-bono (membantu masyarakat yang tidak mampu/ miskin, atau demi kemaslahatan manusia)

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI dan ETIKA


PENILAIAN ETIKA DALAM MASYARAKAT Etika deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap / prilaku manusia. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil. Etika normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR ETIKA PROFESI M-08. 1

KOMPETENSI dan ETIKA


PERILAKU TIDAK ETIS Faktor-faktor yang mempengaruhi: Kebutuhan individu Tidak ada pedoman Perilaku dan kebiasaan individu Lingkungan tidak etis Perilaku dari komunitas

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

TAHAP PERKEMBANGAN MORAL


Faktor-fakto yang mempengaruhi perilaku dan ketaatan manusia: Orientasi pada hukuman, kekuatan fisik, dan material. Orientasi hubungan antar manusia. Orientasi konformitas. Orientasi pada otoritas. Orientasi kontrak sosial Orientasi moralitas.

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

LEVEL KETAATAN NORMA


TATARAN KODE HUKUM (Penal Code) KODE PERILAKU (Code of Conducts) KODE ETIK (Code of Ethics) NILAI2 ETIK (Ethic Values) LINGKUP Negara Organisasi Korporasi Organisasi Profesi PELANGGARAN Sanksi Hukum Sanksi Manajemen Sanksi Organisasi

Humanitas/ Universal

Sanksi Moral Personal

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

Level ketaatan
1. Level kesatu > Ketaatan terhadap hukum, memerlukan adanya kekuasaan negara untuk mengendalikannya, dengan sanksi yang mulai dari kematian, isolasi sosial, dan pembayaran materi. 2. Level kedua > Ketaatan terhadap perilaku, norma ditaati manakala ada sanksi yang secara langsung bersifat pragmatis, misal gaji ditunda, tidak naik jabatan, atau pemecatan. 3. Level ketiga > Ketaatan terhadap kode etik, norma ditaati karena ada rasa keterhormatan (shameful feeling), dengan sanksi mulai dari penghentian ijin praktek sementara, daftar hitam atau pencabutan ijin praktek/ lisensi. 4. Level keempat > Ketaatan yang bersifat personal dan otonom berkaitan dengan kesadaran kemanusiaan untuk memiliki rasa bersalah (guilty feeling) > Diharapkan para profesional/ arsitek berada pada level ini.

imperatif

personal & otonom

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

ETIKA PROFESI M-08. 1

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai